"Ke-kecelakaan di mana Dad? Bunda sekarang bagaimana? apa Bunda baik-baik saja?" Dara bertanya dengan nada penuh ke khawatiran dan hampir saja ia ingin menangis kalau saja tidak ada Devan di sampingnya. Yang menenang kannya.
"Tenanglah semua pasti akan pasti akan baik-baik saja." hibur Devan begitu melihat Dara yang berkaca-kaca, Dara memang sangat sensitif jika mengenai Bundanya.
"Halo, sayang ini Bunda, Bunda baik-baik saja kok sayang, kamu jangan kahawatir, Bunda tidak apa-apa kok," jawab Anggun dari seberang telpon, menenang kan hati Putrinya "Bunda syukurlah kalau Bunda baik-baik saja" ujar Dara begitu merasa lega, setelah mendengar suara sang Bunda yang ia rindukan walau berpisah baru sehari,yah sejak kecil Dara tak pernah terpisah dari Anggun, oleh karena itu ia memilih untuk tinggal dengan Bundanya ke timbang ikut sang Daddy.
Namun kasih sayang Daddynya pun sangat besar sama seperti ai menya yangi Jelita, Anggun pun menceritakan kronologis kejadian yang menimpanya.
"untunglah ada nak Exel yang menolong Bunda" ungkap Anggun mengakhiri ceritanya,
"Exel?" Dara berucap sambil mengernyitkan alisnya.
"iya sayang dia baik sekali" lanjut Anggun menimpali "ya sudah Bunda mau menemui nak Exel lagi kasihan dia menunggu lama,dan jangan ceritakan ini pada adik mu nanti dia hkwatir" lanjut Anggun lagi dan di iya kan oleh Dara lalu ia pun mengakhiri telponnya.
"Bagaimana apa masih khawatir? kalau kamu mau aku bisa mengantarmu pulang me nengok Bunda," tawar Devan, "tidak Kak apa kakak tidak dengar apa pesan Bunda, jangan sampai Jelita tau, kalau kita balik Jelita pasti akan bertanya kita mau kemana dan Kakak tau sendiri kalau Jelita tau dia pasti akan pulang dan tak akan kuliah lagi, apa Kakak ingat waktu kejadian di kolam renang dia rela berhenti sekolah selama setahun hanya untuk menjaga Dara, agar tidak berenang lagi"
terang Dara mengingat flash back masa lalu nya. "Dan sejak saat itu kamu sudah tidak bisa berenag lagi" sela Devan, yang di angangguki Dara saat mengingat kejadian itu.
*
30 menit mereka pun sampai karena jalanan Tidak begitu macet, Dara pun segera masuk sedang Devan pamit lansung pulang karena ada sesuatu yang ingin ia kerjakan.
"Kok sepi apa Jelita belum pulang, gumamnya bertanya pada diri sendiri saat melangkah masuk. Dandan benar saja tak ada siapa pun. Dara pun segera melepaskan pakain kerjanya lalu masuk ke bhatroom untuk menyegarkan badannya.
Setelah merasa segar ia pun masuk di walk in closed untuk segera berpakaian, ting! satu notifikasi masuk di gawainya.
["Kak malam ini aku pulang telat ya ada kegiatan mendadak di kampus"]
satu pesan singkat dari Jelita.
["Oke jangan pulang larut malam"] send Dara membalas pesan Jelita.
["Oke baik Kakak ku sayang!"] balasan chat Jelita.
"Kayaknya di sini harus ada maid, aku akan menghubungi Bik Mery dulu" gumam Dara lalu ia pun segera menelpon Bik Mery lalu menjelaskan apa yang di inginkannya, dan Bik Mery pun berjanji akan mengirim keponakan nya untuk ke mansionnya.
Sementara itu Jelita pun segera beranjak meninggalkan tempatnya setelah waktu menunjuk kan pukul 10:30 menit
"Hay Je!" kamu Jelitakan?"
"Iya kamu siapa?" tanya Jelita pada seseorang yang sok akrab sama dia.
"Je, kamu lupa ya sama aku, itu yang berdiri di depan kelas, waktu kita ketahuan manjat pagar" jelas wanita di depannya dan Jelita pun terlihat mengingat sesuatu karena seketika matanya membulat.
"kamu Tasya!' ya ampun Sya, aku minta Maaf ya karena pangling atas kecantikanmu" cicit Jelita. Lalu mereka berdua pun berpelukan melepas rindu.
"Kamu dari mana Je?"
"Aku ada kegiatan di kampus jadi baru pulang, kamu sendiri ngapain di sini? ini kan wilayah kampus,?" tanya Jelita heran. "Aku kesini ingin membuat kejutan buat pacarku karena udah seminggu ini aku di luar kota,ntapi_" "tapi apa?" tanya Jelita penasaran saat Tasya menjeda ucapannya.
"Dia selingkuh padahal kita sudah bertunangan" terang dengan mata yang mulai berkaca-kaca, dan Jelita pun mencoba memeluk temannya itu untuk memberi ke kuatan, "Hei aku disini katakan padaku aku akan membalasnya" jelas Jelita.
"Itu dia...!" tunjuk Tasya begitu melihat tunangannya keluar dengan menggandeng tangan seorang wanita, Jelita begitu geram melihatnya,
"itu kan Jhony yang selalu ngejar-ngejar aku" tutur Jelita keceplosan. "Maaf ucapnya begitu menyadari ke salahannya. "Tidak apa-apa Je,itu semua bukan salahmu tapi salah ku ter lalu mudah percaya sama laki-laki brengsek itu" kesal Tasya,
"Apa kamu ingin membalasnya"
"Membalas?"
"Ehemm, kita balas dia." lalu Jelita pun membisikkan sesuatu di telinga Tasya, lalu Tasya pun mengangguk tanda menyetujui apa yang akan direncanakan Jelita.
Dengan hanya memakai tangtop dan celana sepaha Jelita berjalan mendekati Jhony yang baru saja hendak masuk di mobilnya bersamaan dengan sebuah mobil yang tiba-tiba berhenti di dekatnya. "Bukan kah itu gadis yang tadi siang?" "iya Tuan Anda benar." jawab Rony membenarkan pertanyaan Tuannya itu.
"Dasar murahan kamu cek kegiatan Amara dia dekat dengan siapa saja di kampus ini, aku tidak mau Amara lepas kontrol, "baik Tuan Damar" jawab sang Asisten di barengi anggukan.
Sedang kan Jelita kini memulai aksinya, "Hai Jhony sayang kau mau ke mana? apa kau tidak akan mengajak ku aku malam ini menginginkanmu sayang, ucap Jelita mengalungkan tangannya di leher Jhony tak perduli kalau gadis yang di depannya menatap kesal.
Sedang Jhony sendiri tak tau harus bagaimana karena merasa begitu bahagia dengan ajakan Jelita yang tiba-tiba ia pun melupakan gadis selingkuhannya.
"Je_Jelita apakah yang kau katakan ini benar?" gugup Jhony seolah tak percaya benar sayang, ayo kita kesana ajak Jelita menunjuk suatu tempat yang tentunya saja gelap gulita, sedangkan Damar terus memperhatikan gerak-gerik Jelita bahkan dia pun mendengar semua percakapan Jelita, hingga gadis itu pun menjauh.
"Dasar gadis murahan bisa-bisa dia mengatakan menginginkan kekasih orang lain" gerutunya, "Eh, tunggu dulu kenapa aku yang jadi_hah sudahlah itu bukan urusanku"
gumamnya, ayo jalan perintahnya pada sang asistennya ia pun meraih gawainya lalu menghubungi seseorang.
"Amara kamu di mana sayang? okey baik tunggu aku di situ dan jangan kemana-mana" titahnya lalu menutup panggilan telpon.
''Ayo cepat naiklah aku tak ingin berlama-lama di tempat seperti ini!'' Ujarnya membuat Amara pun segera naik tanpa membantah dan tanpa suara.
''Lain kali jangan pernah menyuruhku menjemputmu kesini. tempat apaan ini? tempat menuntut ilmu atau pacaran dalam gelap-gelapan.'' Kesalnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments
Lisa Z
ya iyalah bestie semua orang juga begitu
2022-06-07
0