Exel terus menarik rambut Dara dan menyeret tubuhnya, hingga masuk ke dalam toilet, yang lumayan jauh dari ruangan itu, dan tidak sampai di situ saja, ia membuka kran yang sudah di aliri air panas, lalu menyiramkannya di tubuh Dara, hingga membuat Dara terhenyak merasakan sakit di sekujur tubuhnya karena siraman air panas. Bahkan bagian tubuhnya kini sudah memerah. Dengan sekuat tenaga ia menahan rasa sakit dan perih, dengan mengigit kuat-kuat ujung bibirnya agar dia tidak mengeluarkan suara tangis atau teriakan sekalipun ia merasa sakit yang amat luar biasa.
Namun sikap Dara yang kekeh seperti inilah yang membuat Exel naik pitam, ia ingin melihat Dara menangis, dan memohon padanya, namun di luar dugaannya, Dara tetap kekeh dengan pendiriannya, namun ia tak ke habisan akal ia pun beralih mencengkram dagu Dara.
Hingga Dara pun kembali merasakan sakit yang luar biasa, ia pun merasakan pusing yang luar biasa, akibat ia tak istirahat dan dari semalam ia bekerja membereskan Apartement milik Exel dari lantai satu ke lantai tiga.
Kini rasa sakit bertambah dengan rasa perih di seluruh tubuhnya itu. Dan kini ia merasa tubuhnya lemah dan tak berdaya perlahan Dara, pun menutup matanya rapat-rapat.
"Menangislah wanita bodoh! aku ingin melihatmu menangis dan memohon padaku karena merasa tersiksa, kau merusak foto orang tuaku satu-satunya, dan kau sengaja menyiramkan air kopi pada foto itu!"
teriaknya begitu kencang di telinga Dara.
"Ayo katakan sesuatu padaku!" bentaknya lagi dan itu tepat di gendang telinga Dara, namun Dara, tak merespon setiap kata yang terucap dari Exel, itu yang membuatnya tambah kesal, Ia berfikir Dara sudah mulai menentangnya sedangkan dia sendiri tidak suka dibantah.
"Hei...! apa kau sudah berani melawanku buka matamu, namun tetap saja Dara tak membuka matanya, hingga Exel pun berniat membanting tubuh Dara ke lantai dengan melepaskan cengkramannya. Namun sungguh di luar dugaannya tubuh Dara terkulai lemas tak berdaya, dan Exel pun yang melihat dengan sigap menahan tubuh Dara agar tak membentur lantai keramic,
"Dara kau!_"
suara Exel tercekat saat tersadar melihat Dara benar-benar tak bergerak.
"Apa dia sudah mati..?"
tanyanya pada diri sendiri.
"Tidak ini tidak mungkin...!"
ucapnya lagi dengan perasaan was-was gelisan dan takut. "Dara bangunlah kau jangan pura-pura seperti ini kalau tidak aku akan menghukummu lagi dengan hukuman yang jauh lebih berat lagi!" ancamnya, namun Dara masih saja bergeming, Ia pun lalu memeriksa urat nadi dan nafas Dara.
"Ternyata dia pingsan syukurlah" ucapnya dengan persaan yang sedikit lega.
Ia pun segera mengangkat tubuh Dara ala Bridal stile, lalu membaring kannya di kamar, yang terdekat dan setelah itu ia pun segera menghubungi seseorang.
"Halo...! cepatlah kemari dan bawa alat medis mu. 5 menit dari sekarang kau harus sampai disini kalau tidak kau akan ku buat mati atau lisensi kedokteran akan aku cabut!" Ancam nya pada seseorang dari seberang sana ia pun lalu mematikan sambungannya secara sepihak.
Exel lalu kembali menghubungi seseorang, "Halo Bik Nany Bibik sekarang ke Apartemen segera ya Bik!" perintahnya.
"Baiklah Den Exel Bibik akan segera kesana" sahut yang di panggil Bik Nany dari seberang.
*
*
*
"Apa kau akan selalu mengancamku seprti ini hah!" ucap seseorang yang baru saja tiba dengan langkah yang tergesa-gesa. Sedang nafasnya sudah tak beraturan saling berkejaran seperti ia habis lari maraton.
"Kalau kau tidak di ancam maka kau tak memperdulikan kata-kataku, dan kau terlambat 2 menit 13 detik, dan kau tau kan aku orangnya seperti apa?" Balas Exel
Menatap tajam lawan bicaranya.
"I--iya a--aku tau Anda orangnya tak bisa menunggu. Oh ayolah Anda jangan seperti ini Tuan ku aku cuma terlambat 2 menit 13 detik" ucapnya kaku, dengan susah payah menelan salivanya.
"David! sekarang aku tak butuh penjelasan atau pun pembelaan apa lagi komentarmu sekarang yang aku butuh kau harus memeriksanya!" seru Exel dengan nada perintah.
"Bab-baiklah, ayo aku akan memeriksamu."
ucap David dengan menarik tangan Exel hendak menuju kamar, namun tangannya di hempaskan oleh Exel.
"Apa kau tidak mendengarku!"
"justru karena aku mendengarkanmu Tuan!" jawab David kesal tak faham apa yang di maksudkan.
"Bukan aku yang di periksa tapi dia!" tunjuk Exel membuka pintu dan terlihat seluit tubuh wanita yang terbaring di atas tempat tidur.
"Ss--siapa dia? apa dia simpananmu? sejak kapan kau menyimpan seorang wanita. Cantik lagi." cicit David begitu terpesona dengan kecantikan Dara, namun seketika langkahnya terhenti ia pun tercekat melihat begitu banyak memar di wajah Dara bahkan ada yang sudah membiru.
"Kau--kau apa kan dia? apa kau ini spichopath?" ucap David lalu ia mengambil semua alat medis yang di butuhkannya, ia pun segera mengambil selang impus untuk di pasang di tangan Dara.
''Aku hanya memberikannya sedikit pelajaran agar dia tak berani melawanku lagi.'' Ucap Excel datar sembari menatap tubuh Dara.
"Tunggu!' aku tak ingin kau menyentuhnya pakai sesuatu untuk melapisi tanganmu dia itu istriku aku tak mau laki-laki lain menyentuhnya!" seru Exel membuat Dokter David membulatkan matanya.
"Istri sejak kapan kau menikah? dan kalau dia istrimu kau tidak akan mungkin menyiksanya seperti ini, ingat kau itu terlahir dari seorang Ibu, Ibumu juga perempuan"
"Aku tau!" ucapnya Exel kembali datar.
"Justru karena itu aku melakukannya semua karena Ibu ku, aku hanya menikah kontrak selama setahun, setelah dia sudah tak berguna lagi maka aku akan membuangnya.''
Jelasnya lagi dengan seringai di wajahnya.
"Dan aku orang pertama yang akan menantikan hari itu tiba karena aku akan membahagiakannya" ucap David tanpa sadar dengan ucapannya karena ia terus memandangi wajah Dara yang pucat pasi,namun masih sangat begitu mempesona.
Sedang Exel yang mendengar kata-kata David merasa sangat kesal.
"kau jangan coba-coba merampasnya dariku kalau tidak aku akan_"
"Maaf Tuan" ucap seorang perawat di balik pintu membuat kalimat Exel terjeda.
"masuklah Susan!" seru David yang memang kebetulan membawa susan sang perawat karena ia fikir ini adalah private, yang akan di periksa adalah Exel jadi ia meninggalkan Susan di mobil beruntung ia segera mengirimkan pesan singkat agar Susan segera masuk.
"Tolong pasangkan ini' dan ini, biarkan aku mendengar detak jantungnya!" perintah David dan di angguki suster Susan. Dan selama pemeriksaan Dokter David dan suster susan miris melihat tubuh Dara yang di penuhi bekas penyiksaan Exel. Apa lagi ada bagian tubuhnya yang melepuh dengan air panas. ''Kau itu suami yang kejam!'' celetuk Dokter David.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments