"Bagaimana apa dia baik-baik saja?" begitu Dokter David selesai Exel langsung bertanya karena dalam hati kecilnya ia sebenarnya takut jika terjadi sesuatu yang tak di ingin kan terhadap istrinya itu.
Dan raut wajah yang begitu khawatir itu nampak jelas di mata Dokter David,Dokter David pun hanya tersenyum tipis melihat ke hkawatiran sahabatnya itu.
"Aku sedang bertanya kenapa kau malah ter senyum!" kesal Exel dengan wajah datarnya.
"Tuan Exel yang terhormat, saya hanya merasa senang karena wanita ini_" "Dara namanya Dara ingat itu!" tegas Exel menjeda kalimat Dokter David. Dokter David pun hanya bisa mengguk dan menarik nafas panjang.
"Kau beruntung karena dia begitu kuat walau kau menyiksanya dengan menyakiti seluruh tubuhnya namun ke inginannya untuk hidup itu sangat lah kuat." Ungkap Dokter David menjelaskan.
"Jika kau ingin membuatnya hancur maka tak perlu kau menyiksa fisiknya cukup kau genggam hatinya setelah itu wuuus" sambil memperagakan dengan tangannya, "kau bisa melemparnya sesuka hati,dan lihat lah dia akan hancur sehancur hancurnya, tak perlu memakai kekerasan seperti ini. Karena ini akan merugikan dirimu sendiri, apa lagi kalau Dara melapor ke pihak yang berwajib kau bisa terkena pasal 351 K.U.H.P.' Karena penganiyaan merusak kesehatan orang lain dengan sengaja, ini bisa di hukum dengan hukuman penjara 2 tahun 8 bulan."
Terang Dokter David panjang lebar,
"Apa kau sudah selesai!?" sela Exel dengan wajah datarnya. "Bukankah aku bertanya bagai mana ke adaannya tapi kenapa kau malah mengoceh terus seperti Ibu-Ibu komplex!'🙏kau ini Dokter atau pengacara?"
Exel yang kesal memilih keluar karena dia akan menuju kantor pagi ini. Dia ingin segera memperkenalkan diri dengan seluruh karyawan yang ada di perusahaan yang akan dia pimpin, apa lagi dia ingin sekali bertemu dengan Devan.
"Devan bagaimana laki-laki itu telah membuat Dara jatuh cinta akan kutunjukkan kehebatan ku aku akan lihat siapa yang berani menentangku." gumam menyeringai sambil merapikan kemejanya.
Tok, tok, tok!
"Siapa!"
"Saya Bi Nany Den!" jawab Bi Nany dari luar.
"Tunggu Bi!" teriak Exel.
Ceklek.
"Bik Nany aku merindukan Bibik peluk Exel begitu hangat dan humble, sungguh sangat berbeda jauh dengan sifatnya pada Dara.
Bik Nany pun memeluknya dengan penuh kasih.
"Bibik juga kangen sama Den Exel, kenapa Den Exel tak memberi tau Bibik kalau Den Exel sudah kembali" cicitnya Exel hanya tersenyum tipis tak menjawab pertanyaan Bik Nany.
"Bagaimana dengan kaki Bibik apa sudah tidak sakit lagi?" tanya balik Exel, "Alhamdulillah Den ini semua gara-gara gadis berhati malaikat itu. Untung ada dia yang menyelamatkan Bibi kalau tidak Bibi mungkin sudah tak di sini lagi." Ucap Bik Nany sambil berkaca-kaca saat mengingat kejadian yang hampir merenggut nyawanya ia hampir saja jadi korban tabrakan, kalau tidak ada seseorang yang mendorongnya ketepi ntah apa jadinya, walau itu membuat kakinya sedikit terkilir dan membengkak, itu takmasalah yang terpenting nyawanya terselamatkan.
"Ya sudah nanti kapan-kapan aku akan mencarinya dan mengucapkan terimakasih padanya" jelas Exel.
"Bibik boleh ikut Exel sebentar, ada seseorang yang ingin aku kenal kan ke Bibik.
Exel pun segera menuju kamar dimana Dara di rawat, Dokter David yang melihat kedatangan Exel pun segera memberikan resep obat, dan menjelaskan kalau Dara belum bisa terkena air karena badannya yang melepuh.
"Nanti suster susan akan menjaganya untuk mengotrol ke adaannya" ucap Dokter David. Setelah itu ia pun segera pamit undur diri karena ada operasi darurat, di ruhmah sakit.
Deg.
Begitu terkejutnya Bik Nany ketika melihat siapa yang terbaring dengan selang infus di depannya, ia pun melebarkan matanya dan mendekat ke tempat tidur, mungkin saja dia salah liat namun semakin ia mendekat nampak jelas di dapannya siapa yang sedang terbaring dengan jarum Infus di tangannya.
"Dd--Den Non Dara kenapa--kenapa Non Dara ada di sini?" tanya Bik Nany membuat Exel berbalik menatapnya dengan tatapan terkejut,
"Apa Bibik mengenalnya?" tanya Exel balik tanpa menjawab pertanyaan Bik Nany karena ia penasaran kenapa Bik Nany bisa mengetahui nama istrinya itu.
"Dia yang pernah menolong Bibik Den"
Deg.
"Jadi dia yang pernah menyelamatkan Bibik?'' "Iya Den" jawab Bik Nany mengangguk.
"Haaah....." Exel mendesah panjang ia berfikir kenapa harus Dara, kenapa dunia ini begitu sempit, hingga yang menolong Bik Nany itu Dara. "Apa aku harus mengucapkan terimakasih kepada putri musuhku ini.?"
"Sial...!" umpatnya, kenapa Exel begitu menyayangi Bik Nany karena Bik Nany yang membesarkannya dengan penuh kasih sayang namun yang paling ingin ia rasakan adalah kasih sayang kedua orang tuanya.
Sejak kecil dia tumbuh tanpa ke dua orang tua hanya Mommy Sonya dan Bik Nany yang tulus padanya.
Sedangkan Om Bram hanya menmendidiknya tentang dendam, tentang bagaimana caranya agar ia bisa balas dendam ke keluarga besar Rafa Raindra Irawan atas kematian Ibu dan Ayahnya.
"Bik, Dara adalah istriku!" jawab Exel datar
membuat Bik Nany membulatkan matanya seakan tak percaya, namun tak lama kemudian ia pun tersenyum bahagia karena harapannya Exel menikah dengan Dara jadi nyata.
"Tapi Non Dara sakit apa Den?" tanya kemudian.
"Aku mau kekantor Bik, Bibik bisakan menjaganya untukku!" ucapnya tanpa ingin menjawab pertanyaan Bi Nany karena ia malas membahas masalahnya.
"Ii-iya Den, mmm tapi tunggu dulu! dasinya mana? Den, Exel tunggu biar Bibi ambilkan dasinya." ucap Bi Nany lalu melanggkah keluar meninggalkan Exel dan Dara berdua.
Exel pun menatap wajah Dara yang masih terlelap dalam sepinya wajahnya cantik alami tanpa make up sama sekali.
"Cantik kenapa kau begitu cantik sekali" tanpa sadar ia mengucapkan kata-kata itu.
Deg.
"Ada apa denganku? kenapa jantungku seperti ini.?" lirihnya sambil memegelus dada nya yang tiba-tiba saja berdegup kencang.
Ia pun berusaha menetralisir perasaan dengan manarik nafas dalam-dalam lalu menghempaskannya keluar.
''Aku tidak boleh seperti ini aku harus fokus pada tujuanku untuk membalas apa yang telah mereka lakukan padaku. Mereka harus merasakan apa yang orang tuaku rasakan dan.
Aku tidak boleh lemah, ini baru Awal belum di mulai, aku akan menghancurkan kalian satu persatu dan akan ku buat kalian semua menyesal.'' Seringainya dengan rahang yang mengetat. Ia pun memilih beranjak pergi tak ingin berlama-lama di samping Dara.
"Jangan pergi..!' jangan tinggalkan aku! aku mohon Exel jangan pergi aku takut.!"
Deg.!!!
Hai para Readers ikuti terus ya kisah nya😉tetap stay di sini ya!!! jangan lupa like komen dan vootnya say😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments