"Berapa kali harus kubilang, bertanggung jawablah hingga akhir kalau memang niat kamu ingin bertanggung jawab pada Alexa. Jangan menyesali keputusan mu. Itu memang yang terbaik dan harus dilakukan oleh laki-laki sejati. Jangan menjadi pecundang" Ada kilatan kesal di mata Dara pada Reynand. Ia segera melangkah dengan cepat menuju kamarnya. Ia merasa teramat jengah pada sosok Reynand yang semakin nekat.
"Cell izinin aku meluk kamu malam ini, aku sungguh ingin bersama kamu" Ucap Reynand putus asa. Dara tersenyum sinis atas permintaan bodoh pria itu. Ia mengunci pintu dan menyandarkan tubuhnya di pintu kamar.
Dara teringat pada suaminya dan merasa harus segera menghubungi Fabian, ia tengah berada godaan yang akan menjerumuskan Dara berharap sang suami dapat menjadi penawar dan penopang agar hatinya tetap kokoh mempertahankan kesetiaan nya.
"Mas lagi apa?" Tanya Dara dengan senyum manis saat melihat wajah suaminya di layar ponsel. Ia merebahkan tubuhnya di ranjang
"Tidak ada, sedang bersiap untuk tidur" Jawab Fabian, ia memang terlihat sudah mengantuk.
"Mas nggak kangen ku? kenapa nggak ada satupun chat atau telfon dari kamu" Dara sengaja dengan nada yang dibuat manja.
"Ah kamu tu berlebihan. Aku geli tau nggak dengernya" Ucap Fabian sambil terkekeh. Dara ikut tertawa namun dalam hati ia merasa kecewa pada respon suaminya.
"Mas nggak cinta ya sama aku, senang ya istrinya nggak ada?" Cecar Dara lagi.
"Sudahlah, jangan mikir macam-macam. kamu Istirahat aja besok kamu banyak kerjaan kan?"
"Nanti dulu dong mas, aku masih kangen. Mas nggak mau tau kegiatan aku hari ini?" Dara menghela nafas lelah saat telfon langsung dimatikan begitu saja oleh suaminya.
Sebulir air mata turun tanpa diduga. Dara kecewa pada sikap suaminya yang tak pernah mau mendengar keluh kesah istrinya
"Pada siapa aku harus berkeluh kesah atas segala tekanan pekerjaan yang aku hadapi, belum lagi Rey dengan tawaran dan pesonanya kalau bukan dengan kamu mas" Dara jadi berfikir buruk pada Fabian. Sesaat ia merasa Fabian menjadikan istri hanya sebagai penuntas hasrat dan mesin pencari uang.
***
Dara keluar kamar dengan memakai celana bahan berwarna hitam yang dipadukan dengan blouse tangan panjang berwarna krem. Rambutnya ia kuncir tinggi menampakkan leher jenjang dan mulusnya.
"Morning sayang, kamu selalu terlihat begitu cantik" Sapa Rey dengan senyum nya yang tampak mempesona. Dara tak pernah mengingkari ketampanan pria itu.
"Kita langsung berangkat?" Hari ini mereka akan melakukan pertemuan pada perusahaan yang menjadi relasi mereka untuk melakukan meeting tentang kelangsungan proyek.
"Sarapan dulu, kita masih punya waktu satu jam" Rey menggenggam tangan Dara dan mengajaknya menuju meja makan. Ia menarik kursi dan mempersilahkan Dara untuk duduk. Perlakuan yang begitu manis, dan tentu saja tak pernah dilakukan oleh suaminya.
"Kamu selalu memperlakukan Alexa begini Rey?" Pria itu malah terkekeh
"Apa Fabian nggak pernah memperlakukan kmu kayak gini?" Reynand malah balik bertanya sembari menyeringai jahil.
"Aku nanya sama kamu kenapa malah bahas aku?" Gerutu Dara sewot.
"Jangan marah sayang, aku hanya melakukan ini sama kamu. Perlakuan ini khusus aku berikan pada wanita yang teramat aku cintai" Bohong jika Dara tidak merasa tersanjung, namun wanita itu berusaha menutupinya agar Reynand tidak semakin jauh bersikap padanya.
"Harusnya kamu lakukan ini pada wanita yang sudah berjuang melahirkan anak-anak kamu" Ucap Dara sinis.
"Aku sudah melakukan hal lain untuk bertanggung jawab atas hal itu sayang. Ayo makan sarapan mu jangan banyak bicara lagi" Kali ini Reynand bersikap tegas dengan tatapan tajam nya. Dan bodohnya Dara begitu patuh menuruti perintah Reynand.
***
Dara dan Reynand tiba di perusahaan tempat mereka akan melaksanakan meeting. Sepanjang rapat mata Reynand tak lepas memperhatikan Dara, entah kenapa ada rasa kasihan yang hinggap saat melihat kelelahan di wajah wanita itu.
"Harusnya kamu nggak perlu kerja sekeras ini Cell, ini tugas suami kamu" batin Reynand. Tiba-tiba ia begitu ingin mengusap rambut Dara dan memeluknya, ingin mendengarkan keluh kesah dari bibir wanita itu.
Reynand yakin Dara butuh mencurahkan perasaan mengingat tekanan pekerjaan yang menguras otak dan tenaga.
Selepas meeting mereka langsung menuju tempat pembangunan resort. Sejauh ini berjalan sesuai target, pembangunan sudah mencapai 90 persen. Dara cukup lega artinya dia dan Reynand tidak akan terlalu lama berada di sini.
Sore menjelang mereka sudah kembali ke Villa tempat mereka menginap. Tubuh letih nya membuat Dara segera duduk di sofa dan memejamkan matanya.
"Sayang, kamu capek banget ya?" Bisikan Reynand serta usapan lembut di kepala nya membuat Dara membuka matanya dengan cepat. Ada kehangatan yang memenuhi hatinya diperlakukan begini oleh Reynand. Ia ingin menangis saat mengingat Fabian tak sekalipun melakukan hal ini meski terkadang Dara pulang dengan tenaga yang terkuras.
"Hei kenapa menangis hem?" Reynand menangkup wajah Dara, nyatanya air mata itu semakin turun tak tertahankan. Kenapa pria ini bisa memperlakukan nya dengan semanis ini sementara suaminya selalu tak peduli.
Haruskah ia terlena pada perlakuan Reynand? Namun pria ini adalah suami dari seorang wanita yang menunggunya pulang dengan doa-doa baik bagi kelancaran pekerjaan nya.
"Aku capek Rey, aku lelah. Tenaga ku terforsir, waktu ku habis di tempat kerja, jauh dari anakku, aku nggak bisa jadi ibu yang baik gara-gara pekerjaan sialan ini tapi aku nggak punya pilihan untuk berhenti" Dara tersedu, Reynand dengan sigap menarik tubuh Dara ke dalam dekapan nya, dada bidang yang hangat milik Reynand mengalirkan kedamaian yang luar biasa.
"Ssst, jangan menangis Cell. Kamu wanita kuat, wanita yang tangguh. Ada aku yang akan selalu menemani kamu. Jangan bersedih sayang" Rey menciumi puncak kepala Dara dengan penuh cinta.
Dara menikmati perlakuan Reynand, biarlah kali ini ia ingin bersikap egois. Dara membalas pelukan Reynand dengan begitu erat, pria itu tersenyum senang saat merasakan tangan Dara yang melingkar di tubuhnya.
"Kita istirahat di kamar aja ya, aku janji nggak akan macam-macam. Kita hanya akan berpelukan seperti ini aja ya." Dara mengangguk dan membiarkan pria itu membopong nya ke dalam kamar kemudian membaringkan nya di ranjang. Reynand ikut merebahkan tubuhnya, Ia menarik Dara agar mendekat padanya.
Dara memilih merebahkan kepala nya di dada bidang Reynand sambil melingkarkan tangan nya sementara tangan Rey mengusap lembut kepal Dara.
"Andai kita menikah, aku nggak akan membiarkan kamu kerja Cell. Kamu akan menunggu aku di rumah, menyambut ku dengan senyum manis kamu saat aku pulang. Aku yang akan menjalankan peranku untuk menafkahi kamu dan anak-anak kita" Yah begitu indah namun nyatanya itu hanya sebatas khayalan belaka.
"Tapi sayangnya kita nggak menikah Rey. ada Fabian dan Alexa diantara kita. Dan jangan lupakan ada anak-anakmu dan anakku. Jadikan mereka alarm agar kita nggak terbuai terlalu dalam pada khayalan." Ucap Dara membuat Reynand tersenyum getir
"Heii wanita, bisa nggak sih nggak usah bahas siapapun dulu. Ayo kita merangkai angan-angan agar otak kita bisa sedikit fresh" Protes Reynand yang membuat Dara terkekeh geli.
"Ah maafin aku Rey. Aku nggak terbiasa hidup dalam angan" Ucapan Dara membuat Reynand semakin mengeratkan pelukan nya dan menciumi puncak kepala Dara hingga membuat wanita itu berteriak dan tertawa menahan geli. Keduanya larut dalam candaan berusaha menyegarkan kembali otak mereka meski hanya sesaat.
🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
fanthaliyya
dara untuk Fabian hanya sebagai ATM berjalan ...fabian itu.tdk ada perjuangannya
2022-12-25
0
Indrawati
jujur ...benci bngt sama penghianatan...tp sekarang kok aq dukung dara sama rey...🤔🤔🤔
2022-12-21
0
Ning Vian
hubungan yg rumit
2022-12-08
0