"Mikirin apa Cel?" bisik Reynand, hingga membuat Dara yang sedang mengingat masa lalu kembali tertarik pada masa di mana ia dan Rey sedang melangkah bersama sehabis meeting bersama bos mereka.
Takdir seolah ingin selalu mempertemukan meski jarak dan waktu telah memisahkan mereka berkali-kali dan dalam waktu yang lama
"Mikirin anak aku" Jawab Dara berusaha mengalihkan kegugupannya. Ia tak ingin Rey tahu bahwa masa lalu mereka masih melekat kuat dalam otaknya.
"Mata kamu masih seperti dulu Cel, tak bisa menyimpan kebohongan sekecil apapun dariku" Reynand terkekeh dan itu menyebalkan bagi Dara. Yah Rey terlalu memahami dirinya, tak menyangka hingga kini. Bahkan panggilan pria itu tak pernah berubah, memanggil ujung namanya dengan huruf 'C' meski berkali-kali Dara protes. " Aku Adhara Selia bukan Celia Rey" Ucap Dara dengan kesal. "Tapi tulisannya Celia bukan Selia" Jawab Rey Cuek. "Oh ayolah Rey. Itu menyebalkan" dan Reynand masih setia dengan pendiriannya hingga pada akhirnya panggilan itu menjadi ramah di telinga Dara.
Ah sungguh menyebalkan, Dara kembali mengingat kilasan masa lalu.
'Ada Dion dan Fabian Dara, jangan goyah' Titah Dara pada hatinya. Ia tau Rey selalu membuat hatinya rapuh karena nya ia tak ingin bertemu pria itu lagi. Ia takut goyah pada perasaan nya, meski ada Fabian. Ia mencintai suaminya, namun perasaan nya pada Reynand begitu menakutkan karena itu jika bisa Dara lebih baik menghindar untuk bertemu pria itu.
Tapi kenapa Mereka harus dipertemukan kembali setelah 5 tahun?
Dulu Dara begitu lega saat ia dipindahkan ke kantor ini dan jauh dari Reynand 5 tahun yang lalu. Tapi seolah takdir tak merelakan kisah mereka usai begitu saja kini keduanya kembali dipertemukan di kantor yang sama.
Dara menghela nafasnya, tak ada yang perlu dikhawatirkan, Mereka kini telah memilik pasangan masing-masing. Seharusnya sudah tak ada ruang untuk lanjutan kisah usang di hati mereka.
****
Rey berhasil memaksa Dara untuk pulang bersama, pria itu bahkan sengaja tidak membawa mobilnya agar ia bisa pulang bersama wanita yang mengisi hatinya sejak SMA itu.
"Kamu benar- benar uda ngelupain aku Cel?" Rey mengawali obrolan mereka. Namun matanya tetap fokus pada jalanan.
"Emang apa yang menjadi alasan aku untuk tetap mengingat kamu?" Ketus seperti biasanya dan Rey selalu suka dengan respon Dara yang tak berubah. Ia tau Dara hanya sedang melindungi hatinya yang lemah di balik sikap judesnya. Dan itu sungguh menggemaskan di mata Rey.
"Kisah kita yang belum usai Cel, itu cukup untuk menjadi alasan untuk kamu mengingat aku sepanjang hidup kamu seperti halnya aku yang tak sedetik pun melupakan kamu Cel, Aku merindukan kamu setiap saat" Dara tersenyum sinis, Waktu lima tahun belum juga mengubah sosok Reynand.
"Alexa apa kabar nya Rey? Anak kamu uda berapa sekarang?" Rey terkekeh menyadari Dara tengah membelokkan topik mereka.
"Alexa baik, aku uda punya 2 jagoan" Dara kembali tersenyum sinis. Bagaimana bisa sudah punya 2 jagoan tapi melancarkan rayuan pada wanita lain.
"Hidup kamu udah lengkap Rey. Tinggal tambah satu anak cewek lagi sempurna sudah. Jangan merusak kesempurnaan itu dengan mengingat kisah usang yang bahkan tidak pernah kita mulai" Kalimat itu Dara harap bisa menyadarkan pria itu, agar tidak lagi mengingat masa lalu yang sudah sangat lama berlalu.
"Sayangnya aku sempurna hanya saat bersama kamu Cel, tanpa kamu aku hampa" Terdengar dalam dan tulus namun menyakitkan untuk diresapi. Ada banyak ketololan yang mereka lakukan, tanpa mereka sadari terus memupuk rasa cinta di hati padahal sejak awal pertemuan mereka menyadari tak akan pernah ada kata bersatu diantara keduanya. Apalagi untuk saat ini, semua harapan itu telah tenggelam di lautan terdalam.
"Terdengar lucu Rey, lawakan kamu berhasil" Dara terkekeh. Entah apa sebenarnya yang ia tertawakan. Mungkin dirinya sendiri, yang pasti dadanya terasa sesak.
"Padahal kamu sangat tau aku tidak sedang melawak Cel" Ucap pria itu sambil menatap penuh arti dengan senyum menyungging di bibirnya.
"Tapi bagiku itu lawakan yang sangat menghibur Rey"
"Itu sudah cukup membuktikan betapa berartinya aku buat kamu Cel Saat aku tidak sedang melawak pun kamu sudah merasa terhibur. Hanya saja kamu tidak pernah berubah, selalu mencoba mengingkari apa yang ada di hati kamu" Dara terdiam, mencoba meresapi kata-kata pria itu. Benarkah?
"Alexa ikut ke sini atau tetap di sana?" Paling aman kembali lari dari pembahasan seputar perasaan. Rey menghela nafas dan menghembuskan nya perlahan.
"Untuk saat ini belum, bulan depan baru pindah. Banyak yang harus diselesaikan di sana"
25 menit kemudian mereka tiba di rumah minimalis milik Rey. Tadinya pria itu berniat mengantarkan Dara dan ia pulang dengan menggunakan taxi. Namun Dara menolak ide itu dan memaksa untuk mengantar Rey lebih dulu.
"Mampir yuk?" Rey menghadap pada Dara dan menatap dalam pada wanita itu. Pandangan yang membuat denyut tak menentu di dada wanita itu.
"Nggak deh, kalo ada Alexa aku mau" Dara tersenyum untuk menutupi kegugupan nya akibat tatapan mata Reynand.
Bukannya segera keluar Rey malah mencondongkan tubuhnya ke arah Dara membuat wanita itu memundurkan tubuhnya hingga bersandar di kaca mobil.
Tatapan Rey tetap sama, Dara berharap ia salah melihat namun entah mengapa kerinduan tampak jelas pada sorot mata pria itu.
"Aku benar-benar merindukan kamu Cel." hembusan nafas Rey dapat Dara rasakan di wajahnya. Menandakan betapa dekat wajah mereka kini.
"Mundur Rey" Ucap Dara lirih. Namun pergerakan bibir Dara membuat Reynand mati kutu, ia tak lagi mampu menahan perasaan nya. Tak peduli akan respon Dara setelah nya ia hanya ingin menumpahkan segala kerinduan yang menyesakkan selama 5 tahun ini.
Rey melahap bibir Dara yang membuat mata wanita itu membeliak. Ia memukuli dada Reynand namun pria itu semakin rakus menyesap bibirnya. Dara terus meronta, ia merasa frustasi atas desiran halus yang menggelitik perutnya, Ia panik saat hatinya menghangat mendapat sentuhan Rey.
Dara benci pada respon perasaan nya atas perlakuan pria itu.
Air mata Dara perlahan turun, menangisi ketidak berdayaan nya melawan perasaan.
"Maaf Cel, tapi aku benar-benar tidak bisa menahan nya. Andai kamu jadi aku kamu pasti akan memaklumi apa yang aku lakukan padamu," Nafas keduanya terengah-engah saat Reynand melepaskan bibirnya. Mata pria itu tajam menyelami mata Dara yang terus berair. Posisi Rey masih sama, nafas memburunya masih dapat Dara rasakan di wajahnya.
"Jangan menangis, maafkan aku sayang" Air mata Dara malah keluar semakin banyak, Dara kecewa pada tubuhnya yang meremang saat Rey memanggilnya dengan panggilan sayang dan penuh kelembutan. Ia bukan nya marah namun malah ingin menghambur memeluk pria itu.
Namun Dara berhasil mengendalikan dirinya. Ia tidak ingin terperosok semakin dalam pada kesalahan ini.
"Menjauh lah Rey. Sudahi semua ini, mari berteman seperti biasanya, menjadi partner hebat dalam pekerjaan. Jangan libatkan perasaan masa lalu, kita sudah tidak hidup di masa itu" Ucap Dara dengan suara bergetar.
Reynand malah semakin mendekatkan wajahnya, mau tidak mau Dara menutup matanya, tak sanggup untuk melihat apa yang akan pria itu lakukan, sampai ia bisa merasakan sentuhan lembut dikeningnya, turun ke kedua mata, dan berakhir di bibir.
Rey menempelkan bibirnya pada bibir Dara cukup lama. Hanya menempel tanpa pergerakan apapun, tangan nya perlahan mengusap lembut wajah Dara hingga membuat wanita itu sedikit lebih tenang.
"Aku pulang sayang, hati-hati" Dara membuka matanya, menatap pada Rey yang tersenyum dengan tatapan lembutnya.
Dara terus menatap pada tubuh Reynand yang mulai melangkah menuju rumahnya, meninggalkan Dara yang masih bergelut pada fikiran dan detak jantung yang begitu kacau.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Al_nindra
knp berasa ak yg baper 😔😔😔😔😔😔😔😔😔😔😔😔😔😔😔😔
2023-03-04
1
Yen Margaret Purba
mau nyalahin siapa kl udh begini, trus terang jd dara ga enak bgget..
2023-01-14
0
bunga cinta
bagus
2023-01-12
0