Delapan Belas

Dara memutuskan untuk kembali bekerja setelah 2 minggu lebih mengambil cuti. Dara berharap dengan bekerja dukanya akibat kehilangan Dion akan teralihkan. Terus berada di rumah hanya membuat nya semakin tenggelam dalam kesedihan. Meski ada Fabian Dara tetap merasa terluka sendirian, ia dan Fabian tak bisa saling menyembuhkan. Keduanya seolah sibuk dengan perasaan nya masing-masing.

"Selamat bekerja kembali Dara, kamu sudah benar-benar lebih baik? jangan dipaksakan kalau kamu masih belum siap, kamu bisa kembali kapanpun. Kantor ini selalu terbuka untuk kamu" ucap pak Hartono saat mendapati Dara sudah duduk di meja kerjanya saat pria itu baru tiba di kantor.

"Saya sudah lebih baik pak, terima kasih masih memberi kesempatan pada saya untuk tetap bekerja di sini" Ucap Dara, ia merasa beruntung memiliki atasan seperti pak Hartono yang sangat memahami kondisinya. Pak Hartono sama sekali tak mempermasalahkan dirinya yang mengambil libur cukup lama.

"Kamu sudah banyak berkontribusi pada perusahaan Dara, kamu adalah bagian dari perusahaan ini sampai kapanpun. Hemm baiklah kalau begitu, untuk agenda saya 3 hari ke depan kamu bisa tanya sama pak Reynand. Saya masuk dulu" Ucap pak Hartono. Dara mengangguk, ia membungkukkan badannya saat pak Hartono berjalan melewatinya.

Reynand mendekat ke meja Dara

"Kamu beneran uda nggak apa-apa Cell?" tanya Reynand saat pak Hartono telah masuk ke dalam ruangannya.

"Aku sudah lebih baik Rey" jawab Dara. Namun Reynand dapat melihat kesedihan Dara masih begitu besar.

"Aku tau kamu masih sedih Cell, apa nggak sebaiknya kamu istirahat saja dulu di rumah?" Reynand sangat mengkhawatirkan kondisi Dara. Sebenarnya ia senang Dara kembali bekerja karena ia sudah sangat merindukan wanita itu. Ia terakhir kali melihat Dara saat di rumah sakit, Rey sangat ingin datang menemui Dara di rumahnya. Namun ia takut Fabian akan salah paham dengan nya, Rey tidak mau menambah beban fikiran Dara. Dara sudah terlalu banyak memikul beban kesedihan.

"Aku bisa gila kalau lama-lama berdiam diri tanpa aktivitas apapun Rey. Aku harus memiliki kesibukan agar otakku tak selalu memikirkan Dion" keluh Dara. Reynand menatap iba pada Dara. Pria itu mengangguk sambil tersenyum pahit.

"Baiklah Cell, kalau butuh apa-apa bilang sama aku ya. Aku selalu siap buat kamu" Ucap Reynand.

"Makasih Rey" Dara mengangguk, ia sama sekali tak pernah meragukan ucapan Reynand. Nyatanya pria itu memang selalu ada untuknya. Reynand tersenyum dan beranjak masuk ke dalam ruangannya.

"Oh ya Cell, ikut ke ruangan aku sebentar ya. Aku mau kasih agenda kegiatan pak Hartono sama kamu" ucap Reynand sebelum menutup pintu ruangannya.

Tanpa menjawab Dara berjalan menuju ruangan Reynand. Namun ia begitu terkejut saat tiba-tiba Reynand mengunci pintu lalu memeluknya dengan erat.

"Lepasin Rey" Ucap Dara lemah namun tanpa pergerakan apapun. Ia malah merebahkan kepalanya di dada Reynand. Begitu hangat, kokoh dan nyaman.

Usapan di rambutnya membuat Dara merasa begitu tenang. Untuk sesaat ia memejamkan matanya, menikmati kenyamanan yang Reynand hadirkan lewat sentuhan tangannya, kehangatan dekapannya juga wangi tubuh pria itu.

"Aku kangen banget sama kamu sayang, aku resah. Aku sangat mengkhawatirkan kondisi kamu. Aku benci ngga bisa menemani masa-masa sulit kamu Cell. Padahal aku tau kamu sangat membutuhkan keberadaan ku di sisi kamu" Bisik Reynand. Dara sama sekali tak menyangkal karena semua ucapan Reynand benar adanya. Ia butuh keberadaan pria itu di dekatnya. Namun kondisi mereka mau tidak mau membuat keduanya harus menahan diri dan menerima kenyataan bahwa mereka tak bisa selalu ada saat masing-masing membutuhkan.

"Kamu kuat kan Cell?" Bisik Reynand lagi, Dara mengangguk lemah.

Hampir 15 menit berlalu, dengan berat hati Dara melepaskan diri dari dekapan Reynand. Bagaimanapun saat ini mereka sedang berada di kantor dan mereka harus bekerja.

"Mana agenda kegiatan pak Hartono Rey" Tanya Dara, matanya menatap tak rela pada pria itu. Jiwanya masih menginginkan dekap hangat Reynand namun otaknya memerintahkan untuk segera berhenti.

Reynand pun sama beratnya dengan Dara, namun keadaan mereka saat ini mau tidak mau membuat mereka untuk saling melepaskan kehangatan.

Reynand mengambil buku agendanya dan menyerahkan pada Dara.

"Jangan bekerja terlalu keras Cell, pada dasarnya catatan agenda pak Hartono sudah aku siapkan semuanya. Kamu hanya perlu mempelajarinya" ucap Reynand.

🍁🍁🍁

"Kamu yakin bisa menjalani hidup kamu lagi bersama Fabian? aku meragukannya Cell. Kamu seperti sedang mengatur ulang bom waktu tau nggak" ucap Reynand ketika Dara mengatakan sedang belajar untuk memperbaiki hubungannya dengan Fabian selepas kepergian Dion.

"Aku hanya ingin memberikan kesempatan pada pernikahan kami Rey" Ucap Dara sambil mengaduk-aduk makanan di piringnya. Sejak tadi baru beberapa suapan ia menikmatinya namun selera makannya masih belum kembali.

"Tak ingin mempertimbangkan untuk memulai kisah yang baru bersamaku? maksudku melanjutkan hubungan kita yang sempat terjeda di masa lalu" ucap Reynand.

"Jangan mulai lagi Rey" Ucap Dara jengah.

"Aku hanya becanda Cell, yah walaupun diam-diam ngarep juga" Reynand terkekeh.

"Aku nggak mau kamu terluka lebih dalam lagi Cell, hanya dengan melihat sikap Fabian ke kamu beberapa waktu yang lalu aku bisa menyimpulkan bahwa dia bukan suami yang baik Cell" Lanjut Reynand.

"Terus kamu gimana? jangan lupa kamu juga seorang suami Rey. Tapi selalu berusaha menggoda istri orang. Apa itu sikap seorang suami yang baik?" Tanya Dara dengan tersenyum meremehkan.

"Jangan pandang dari sisi itu lah Cell" jawab Reynand sembari tertawa.

"Terus dari sisi mana?" Cebik Dara.

"Pandang aku sebagai seorang pria yang sedang memperjuangkan cintanya tanpa lelah" jawab Reynand santai.

"Mana bisa begitu, tetap saja kamu seorang pria yang sudah memiliki istri dan dua orang anak. Kamu sama sekali nggak bisa memungkiri fakta itu. Fokuslah pada keluargamu Rey, terutama kedua anakmu. Kamu beruntung masih diberi kesempatan memiliki mereka. Kamu masih bisa menatap wajah teduh kedua anakmu, memeluk tubuh dan menciumi mereka. Jangan sampai kamu menyesal sepertiku" Dara akui ia merasa begitu nyaman di dekat Reynand, Ia merasa memiliki pegangan saat bersama pria itu. Reynand memberinya semangat dan kekuatan, namun ia tak pernah berniat merebut pria itu dari sisi Alexa dan ke dua putranya.

"Sampaikan rasa terima kasih dan maaf ku pada mereka Rey." Lirih Dara.

"Untuk?" Tanya Reynand heran.

"Terima kasih karena aku bisa meminjam mu yang selalu menguatkan aku. Dan maaf karena aku meminjam tanpa sepengetahuan mereka" Ucap Dara tulus.

"Hei memang nya aku ini barang" Reynand mengacak-acak rambut Dara dengan gemas.

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

Dende Kesie

Dende Kesie

ntar othor nya bingung dong...apa Alexa mati saja ya kayak Dion...😁😁

2022-11-13

0

(Ɔ ˘⌣˘)♥(˘⌣˘ C)

(Ɔ ˘⌣˘)♥(˘⌣˘ C)

alwys emosi bila baca part² di cerita ini....aku curiga sama suami nya dara🤔aku bisa ngerasain yg dia itu ada slingkuhan🙂sumpah nagis aku mah tiba di part nya dara😶kapan dara bisa bhgia thor?????

2022-05-12

3

Yuyun Yuning`sih •°•`~

Yuyun Yuning`sih •°•`~

nunggu notip up

2022-05-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!