Dara keluar dari kamarnya setelah hari sudah gelap. Seharian ia mengurung diri di kamar demi menghindari Reynand. Namun kali ini perutnya tak bisa diajak kompromi, sejak tadi meronta minta diisi.
Wajar saja, perutnya terisi makanan hanya tadi pagi dan setelahnya tak ada sedikitpun makanan atau minuman yang masuk. Setelah menelfon Dion dan melepas rindu pada anak tiga tahun itu akhirnya Dara tak bisa lagi menahan rasa lapar diperutnya.
Dara membayangkan keceriaan Dion untuk membentengi hatinya dari godaan Reynand. Dio adalah belahan jiwanya, bagian dari dirinya. Ia bertahan selama ini demi bayi tiga tahun itu.
"Lapar?" Sapaan itu mengagetkan Dara. Wanita itu melihat Rey yang sudah duduk di meja makan sambil menatapnya dengan senyum yang menggetarkan hati Dara, wanita itu tak dapat menampik bahwa senyum Reynand sangat menawan. Wajah pria itu terlihat begitu tampan dan segar malam ini. Ah lagi-lagi hati Dara tak bisa berbohong akan pesona pria itu.
"Kenapa hanya diam? ayo sini sayang. Aku sudah memesan makan malam ini untuk kita berdua" Meski ragu akhirnya Dara perlahan mendekat. Aroma harum makanan yang tertata di atas meja memanjakan penciuman nya.
Perut laparnya semakin meronta hingga menimbulkan suara. Wajahnya memerah seketika terlebih saat mendengar Reynand terkekeh, dapat dipastikan bahwa pria itu mendengar jerit lapar di perutnya. Rey menghentikan tawanya namun bibir itu masih mengulum senyum saat melihat Dara memanyunkan bibirnya.
"Ayo Cell, aku uda pesenin makanan kesukaan kamu" Rey beranjak dari duduknya dan menarik kursi untuk Dara duduki. Dara menelan ludah saat melihat baked salmon dengan saus lada hitam dilengkapi mashed potato.
Ternyata Reynand masih mengingat dengan baik makanan kesukaan nya. Betapa pria itu begitu memahami dirinya dan selalu bisa membuatnya merasa berharga.
"Nggak perlu bengong gitu, nggak ada sedikitpun tentang kamu yang aku lupain sayang. Semuanya masih tersimpan utuh di sini dan di sini." Reynand menunjuk kepala dan dadanya sementara Dara meresponnya dengan tersenyum masam. Ia terus mendikte hatinya agar tak terhanyut pada rayuan Reynand.
Dara memilih tak mempedulikan pria itu, Ia mulai menikmati makanan miliknya.
Rey memperhatikan Dara tanpa berkedip. Namun semua harus terjeda saat ponselnya berdering. Nama Alexa tertera di layar.
"Angkat Rey, suaranya berisik", Ucap Dara ketus saat melihat Reynand hanya menatap ponselnya dan tak kunjung mengangkat panggilan itu.
Entah apa yang pria itu rencanakan namun tiba-tiba Reynand menyeringai. Ia mengangkat panggilan itu dan menyalakan loudspeaker panggilan nya
"Ada apa Lex" Tanya pria itu, namun wajahnya tak lepas menatap Dara yang pura-pura sibuk dengan makanan nya.
"Sayang seharian kok nggak ngabarin. Aku kangen, kamu nggak kangen aku?" Dara mengangkat sudut bibirnya sinis, Jujur ia tidak suka mendengar suara manja Alexa.
"Setiba di sini aku langsung mengawasi proyek. Aku baru saja tiba di Villa lagi" Dara mencebik lagi, bisa-bisanya Rey berbohong, padahal seharian ini mereka berdiam diri di Villa.
"Kamu capek banget ya pasti. Kalo gitu kamu istirahat aja sayang. Aku mau main sama anak-anak. Jangan lupa makan dan jaga kesehatan selama di sana ya" Nada bicara yang tadinya manja kini berubah dewasa dan penuh pengertian. Dara cukup mengagumi Alexa yang bisa menempatkan diri sesuai kondisi suaminya.
"Iya Lex" Balas Reynand singkat.
"I Love you sayang" Bisik Alexa lagi. Dara mengangkat wajahnya memandang pada Reynand, ia penasaran apakah Rey akan menjawab ucapan cinta istrinya atau tidak
"I love you" Dara tersenyum sinis ketika Rey menjawab nya, hal itu membuktikan bahwa ucapan Rey yang mengatakan masih mencintainya adalah omong kosong belaka, dasar buaya darat! Tapi Dara tiba-tiba menyadari sesuatu, pria itu menjawab ucapan cinta Alexa sambil menatap dalam dirinya sambil tersenyum tipis. Apa itu artinya? Dara segera menepis pemikirannya tersebut.
"Jangan cemburu Cell" Seringai Reynand yang membuat Dara mendelik kan matanya.
"Aku? Cemburu? huh mimpi!" Jawab Dara ketus.
Reynand terkekeh, merasa senang berhasil menggoda wanita cantik di hadapannya. Terlebih ia berhasil mendapatkan fakta yang ia inginkan. Sepanjang menelfon ia bisa melihat Dara yang tampak tidak nyaman, dari sana Rey bisa menyimpulkan bahwa Dara masih mencintainya.
Dara telah selesai menyantap makanan nya. Ia sengaja makan dengan cepat agar bisa segera pergi dari tempat itu. Dara membereskan piring dan meletakkan nya di tempat pencucian piring.
"Aku duluan" Dara melangkah cepat, berlalu dari dapur menuju kamarnya. Awalnya Rey tak menahan Dara, ia hanya memandangi kepergian wanita yang telah menguasai hatinya itu. Namun sesaat kemudian ia berlari mengejar Dara, meraih tubuh itu dan membawanya ke dalam pelukannya.
"Aku mohon kali ini saja, beri aku kesempatan untuk memiliki kamu Cell. Lupakan Alexa dan lupakan Fabian." Dara menegang atas ucapan Reynand. Ia mendorong dengan sekuat tenaga tubuh pria itu hingga ia bisa keluar dari kungkungan tangan kokoh Rey.
"Kamu bisa melupakan Alexa begitupun aku sangat bisa dengan mudah melupakan Fabian Rey. Tapi tidak untuk kedua anakmu dan Dion anakku, kita nggak bisa melupakan fakta bahwa mereka ada. Jangan egois Rey, kita ini orang tua. Jangan mengorbankan jiwa-jiwa tak berdosa untuk mengikuti perasaan yang salah" Ucap Dara marah.
"Kita bisa merawat mereka bersama Cell. Aku hanya ingin mengikuti keinginan hatiku kali ini saja. Aku sudah banyak menahan diri selama ini untuk orang lain. Bisakah kali ini kita melakukan sesuatu untuk diri kita sendiri? sampai kapan kamu mau mengingkari hati kamu Cell? aku tau kamu masih sangat mencintai aku dan kamu tau aku juga sangat mencintai kamu sejak dulu sampai saat ini"
Tegas Reynand dengan wajah sedihnya.
"Semua sudah terlambat Rey. Dulu kesempatan itu ada, tapi kamu memilih menyia-nyiakan nya. Harusnya dari dulu kamu berjuang Rey bukan sekarang. Dulu saat kita belum terikat pernikahan dengan siapapun kamu nggak berani mengambil resiko untuk bersama aku, sekarang setelah kita sudah terikat pada orang lain kamu baru mau berjuang? terlambat Rey" Dara menatap sinis pada Rey. Ia menyesali masa lalu.
"Setiap saat aku menangisi kebodohan di masa lalu Cell. Aku pengecut hingga tak bisa memutuskan keinginan hatiku. Hanya karena rasa tanggung jawab pada Alexa aku mengorbankan hatiku. Namun setiap hari aku semakin tersiksa Cell. Aku hanya mencintai kamu dan ingin bersama kamu, andai aku bisa mengulang waktu Cellia" Keluh pria itu sedikit putus asa.
"Bertanggung jawab atas apa Rey? tanggung jawab apa yang memberatkan seorang anak sekolah menengah atas hingga harus mengorbankan hatinya?" Bisik Dara yang membuat Reynand terdiam
🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Tri Sulistyowati
jangan.. janganmmm
2022-05-10
1
oyen
bingung sama si rey
2022-05-03
0
anggit
tanggungjawab apa yaa
2022-04-24
1