“Kakak, siapa tadi nama pengusaha itu?” tanya Sam kepada Dean. Ia sangat malas jika harus bertanya pada batu yang sedang duduk di kursi kebesarannya.
“Gunawan Hendarso,” jawab Dean.
“Kak, bisa tidak. Kau jangan dingin seperti orang yang duduk di ujung sana,” kata Sam sambil memonyongkan bibirnya ke arah Jack yang menatap layar komputer di hadapannya.
Mata Dean melotot pada Sam, ia tidak ingin membuat mood Jack berubah buruk.
Lima menit kemudian, “Sudah beres,” ucap Sam sambil meletakan laptop yang ia pegang ke atas sofa.
“Kak, Data perusahan Gunawan ini mau di apakan?” tanya Sam kemudian.
“Hah? Data, coba lihat?” Dean terkejut, ia langsung bangkit dari kursinya dan menuju ke arah Sam. Jack tak kalah terkejuntnya dengan Dean, tapi ia tetap berusaha untuk tidak peduli.
“Benar, ini data-data perusahan mereka. Kalau begitu klik ikon ini! Hahaha,” Dean membocorkan data-data perusahan F, sambil tertawa jahat.
Diam-diam Jack mencari tahu, dan benar saja. Beberapa menit kemudian, saham perusahan F menurun drastis. Karena banyak pemegang saham menarik kontrak kerja sama mereka.
Selang beberapa waktu, Perusahaan F menjadi trending topik nomer satu di Negera itu. Bagaimana mungkin, purasaahan besar itu menjadi bangkrut dalam waktu sekejap.
“Kakak, coba kakak lihat beritanya. Aku hebat bukan!” Sam mendekati Jack yang sedang bekerja.
Jack mendongakkan sedikit wajahnya kepada Sam, “Jadi, jika kau hebat. Kau mau apa?”
“Tolong, beri aku kesempatan untuk bekerja di perusahaan, ya,” kata Sam dengan wajah yang penuh harap.
“Nanti akan ku pikirkan, tapi sebelumnya, aku ingin bertanya. Bagaimana kau bisa melakukan hal itu?”
“Benar, Sam. Bagaimana kau bisa dengan mudah meretas akun milik perusahan F, bahkan hanya dengan hitungan menit saja,” Dean ikut menimpali perkataan Jack.
“Oh, itu.” Sam menceritakan semua tentang kehidupan pribadinya.
“Sejak kecil, aku memang jenius dalam bidang komputer. Bisa di bilang, sejak SD. Aku sudah menguasai bidang IT,” Sam menjeda kalimat dengan hebusan napas berat. Lalu, ia kembali melanjutkan ceritanya.
“Aku ingin sekali bersekolah tinggi seperti teman-temanku. Agar aku bisa bekerja di perusahaan besar seperti ini, tapi apalah dayaku, ibuku hanya seorang janda miskin. Jangankan untuk bersekolah, untuk makan pun, ibu bekerja sebagai buruh cuci pakaian tetangga,” jelas Sam, wajah yang semula ceria kini menunjukan gurat kesedihan. “Tapi, aku tetap bersyukur. Aku memiliki ibu yang sangat menyayangi aku. Bahkan ibu rela bersusah payah agar aku bisa menyelesaikan pendidikan SMP-ku.” tiba-tiba Jack dan Dean di buat terperangah dengan sikap Sam yang begitu cepat berubah.
“Ckk, kau seperti bunglon!” Jack mundur dari hadapan Sam.
“Lalu, apalagi ceritamu?” tanya Dean lebih dalam.
“Dua tahun lalu, karena tidak mungkin untuk bisa masuk ke perusahaan. Aku memutuskan untuk mengikuti Klan Tiger, berharap bisa mendapatkan uang banyak yang bisa ku berikan pada ibu. Tapi ternyata, jangankan uang, perlakuan baik saja jarang kami terima. Bahkan, Klan Tiger begitu jahat, ketua sering kali memerintah untuk menghabisi nyawa orang. Jika salah satu dari kami gagal menjalankan tugas, maka nyawa kami sebagai ganti,”
“Lalu, kenapa kau berani mengikuti kami? Apakah kau tidak takut kami habisi?” Jack menatap Sam yang terus menceritakan kisahnya itu.
“Hey, kak. Aku bisa membedakan manusia yang baik dan buruk, aku adalah manusia yang cukup peka untuk mengamati dan merasakan aura di sekitarku!” sahut Sam dengan tegas.
***
“Mbok, mengenal Kak Rahmat juga?” tanya Mayang kepada Mbok Jum.
“Iya, tuan muda Rahmat adalah pemuda yang sangat baik. Tapi kebaikannya selalu tak di anggap oleh orang lain.” Mbok Jum menceritakan semua kisah Rahmat yang terjadi dua tahun yang lalu.
Mayang begitu terkejut setelah mengetahui segalanya. “Jadi, Kak Rahmat memiliki kembaran?”
“Benar, namanya Marco. Meski kembar, karakter mereka berdua sangat berbeda,” kata Mbok Jum. “Mbok, tidak pernah lagi dengar kabar tuan muda setelah dia di penjara. Tapi siapa sangka, dia sudah tidak di penjara dan sekarang malah bisa berubah seperti ini,”
Mayang juga menceritakan semua kisah mereka, sejak awal bertemu hingga berpisah dengan cara yang begitu buruk.
“Jadi begitu, lalu, yang menjadi pertanyaan Mbok. Untuk apa dia menculik kita?” Mbok Jum mencoba memahami segalanya.
“Entah lah, Mbok. Mungkin ingin melampiaskan rasa sakit hati yang ia terima selama ini,” kata Mayang.
Kedua wanita berbeda generasi itu saling menguatkan.
“Mayang akan bertahan, Mbok. Mayang yakin, Mayang pasti kuat. Demi Kak Rahmat, apapun akan Mayang lakukan,” ucap Mayang. “Mayang ingin, Kak Rahmat merasakan bahagia mulai saat ini. Mayang rela, jika dengan membuat Mayang menderita dan menyiksa Mayang setiap hari, bisa menukar rasa sakit yang Kak Rahmat rasakan selama ini,” Mayang menitikan air matanya, cerita yang ia dengar tentang Rahmat, membuat hatinya semakin sakit. Ia baru tahu, bahwa setelah Rahmat di usir oleh ayahnya. Rahmat mendapat perlakuan yang lebih buruk, terlebih lagi, perlakuan buruk itu Rahmat dapat dari ayah dan saudara kandungnya sendiri.
//
Sedangkan di perusahaan lain, yaitu perusahaan F. Mereka yang mengalami kebangkrutan dalam waktu sekejap itu, segera mendatangi perusahaan B untuk meminta bantuan.
“Tuan, di luar ada Tuan Gunawan, katanya ingin bertemu dengan Tuan,” kata Sekertaris Jack.
Jack tersenyum samar, “Suruh dia masuk!” perintah Jack.
“Tidak, Ku sangka, Lalat nya datang secepat ini,” guman Jack.
Jack pun merapikan jas yang ia pakai, dan membenarkan posisi duduknya.
“Selamat siang, Tuan Jackson,” sapa Gunawan Hendarso dengan ramah.
“Selamat siang, silahkan duduk,” Jack membalas sapaan Gunawan, dan mempersilahkan Gunawan untuk duduk.
Gunawan Hendarso pun duduk di kursi yang ada di hadapan Jack. Ia segera mengutarakan keinginannya. Jack hanya menyimak ucapan Gunawan tanpa menyela sedikitpun kata-kata yang terucap dari bibir Gunawan.
“Aku, akan membantu. Dengan syarat, 65% saham perusahaan di atas namakan diriku,” kata Jack dengan santai.
Wajah Gunawan Hendarso berubah merah padam, tapi ia tidak punya pilihan lain. Karena hanya perusahaan B yang bisa menyelamatkan perusahaannya. Ia pun tak banyak berpikir, dengan cepat ia menyetujui syarat yang di berikan oleh Jackson.
“Baiklah, saya setuju!” Gunawan Hendarso segera mengulurkan tangan kanannya pada Jack, Jack pun dengan senang hati menjabat tangan Gunawan.
Setelah itu, Gunawan Hendarso pamit undur diri dari perusahaan Jack.
Sam, hendak memasuki ruangan Jack, ia berpapasan dengan Gunawan dan juga asistennya.
“Secepat itukah dia datang?”
“Iya,” jawab Jack.
“Hati-hati, Kak. Dia adalah orang yang sangat licik,” ucap Sam sambil mendudukan bokongnya di atas sofa.
“Aku sudah tahu,” jawab Jack dengan singkat. Sam hanya bisa menatap jengah pada Jack, yang persis seperti batu itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟMisty_
wah bakat yg terpendam iya sam👏👏
2022-06-17
0
.
lanjut
2022-04-30
0
lid
hay syam hadir
2022-04-30
0