Setelah memutuskan pindah kosan dari tempat Betty, kini Beauty menempati kosan yang temannya Betty rekomendasikan. Namun kosan itu random atau laki-laki dan perempuan menjadi satu tidak seperti kosan Betty yang di peruntukan khusus perempuan saja.
"Bagaimana Bee? mungkin disini kalau malem agak ramai karena banyak cowoknya. Kamu yakin mau tinggal disini?" tanya Betty merasa khawatir bagaimana pun temannya itu masih sangat baru di tempat rantaunya.
"Aku yakin Bet, sudah kamu tidak perlu khawatir sama aku. Mulai sekarang aku akan berusaha jaga diri kok Bet."
"Tapi tetap saja, aku tidak rela sama temanku yang cantik ini sendirian. Tapi nanti akan aku usahakan untuk mampir kesini Bee, kebetulan tempat ini dekat dengan kantorku kerja."
"Oh..begitu, sering-sering mampir saja ya."
"Terus bagaimana lamaran yang aku minta apa sudah kamu buat Bee? biar besok akan aku titipkan ke pihak HRD," tanya Betty.
"Sudah ini Bet," balas Beauty sambil menyerahkan sepucuk amplop coklat yang berisi surat lamaran beserta data pribadinya.
"Mudah-mudahan saja rezeki ya Bee, aku nggak tahu entar kamu bakal ke terima di bagian mana."
"Masih syukur bisa ke terima Bett, untuk saat ini apapun pekerjaannya akan aku terima."
"Kamu memang wanita baik, pasti itu nyesel suamimu dah nyelingkuhin kamu. Eh...maaf Bee bukan maksudku menyindir," maaf Bety yang berbicara keceplosan.
"Nggak Bet, kamu bener kok. Sebenarnya kemarin mas Cleo sudah ngirim surat gugatan ke aku. Tapi aku tak mengerti, di waktu bersamaan ia nyuruh orang buat jemput aku. Aku semakin tak mengerti jalan fikirannya mas Cleo Bet," ucap Beauty dengan sedih.
Bety pun mengerti perasaan teman sekaligus sahabatnya itu.
"Ya sudah, kamu nggak usah sedih masih ada aku disini. Lupain aja suamimu dan wanita murahan itu Bee. Tapi sejujurnya bagaimana perasaanmu kepada mantan suamimu itu Bee?"
"Sebenarnya, aku masih mencintainya Bet. Sulit bagiku mencintai seseorang itu. Tapi karena kelakuannya yang ku kira sudah taubat itu membuatku harus pergi. Apalah aku hanya wanita mandul, ibu dan adiknya sangat membenci diriku yang tak bisa memberi keturunan ini. Aku tak bisa kembali kerumah itu lagi Bet," ungkap Beauty jujur.
"Kamu yang sabar yah, insyaallah akan ada hari indah setelah badai. Yang penting semangat! jangan sedih lagi," support Bety penuh semangat.
"Terima kasih Bety, maaf kalau aku repotin ya."
Kedua teman itu akhirnya berpelukan untuk saling menguatkan. Sesudah itu Bety pamit untuk pulang ke kosannya sendiri.
Selepas kepergian temannya mendadak Beauty merasakan gejolak aneh dalam dirinya kembali, dengan terburu-buru ia berlari menuju toilet yang kebetulan dekat dengan kamarnya.
"Ya Allah, aku kenapa sih perasaan masuk angin terus-terusan?" tanya Beauty pada diri sendiri.
💕
"Bod*h kamu Ben! Kenapa bawa satu wanita saja tidak bisa!" umpat Cleo dengan marah-marah.
Sebenarnya Cleo ingin menghampiri Beauty langsung, namun keberadaan Tere sangat menghalanginya. Bahkan kemarin sempat mengancam akan menggugurkan janinnya jika ia berencana menemui wanita yang kini masih menjadi istri sahnya.
Bagaimana pun ia merasa masih sah menjadi suami dari wanita itu, karena kata talak belum terucap dari mulut Cleo sendiri. Kini laki-laki berjambang tipis merasa sangat frutasi. Ia hanya ingin membicarakan segalanya secara baik-baik dengan Beauty. Namun wanita itu sudah membuat jarak diantara mereka bahkan terkesan membentengi hatinya.
"Tapi kata nyonya, nyonya sudah memiliki kekasih lagi tuan, dan meminta tuan untuk tidak usah mencari nyonya kembali," ucap Ben dengan tenang meski dalam hatinya sedikit bergetar mendengar kemarahan Cleo.
"Apa?! itu tidak mungkin Ben! Tidak mungkin semudah itu ia melupakan aku!" pekik Cleo tak terima.
"Hanya itu yang nyonya sampaikan tuan."
Beny sendiri merasa sedikit bingung dan pusing dengan rumah tangga atasannya itu. Pemuda itu tak habis fikir kalau tuannya Cleo masih mencintai istrinya nyonya Beauty, lalu kenapa laki-laki itu bermain api dibelakang istrinya yang cantik itu?
💕
Keesoknya harinya Beauty mendapat kabar bahagia dari Betty.
"Bee!! kamu beruntung besok kamu sudah bisa masuk untuk interview lalu lanjut kerja!" seru Bety senang.
"Benarkah Bet?" tanya Beauty menyakinkan.
"Iya bener Bee sayang, udah sekarang kamu istirahat aja buat persiapan besok. Jangan lupa bawa dokumen-dokumen penting kamu," ucap Bety mengingatkan.
"Terima kasih Bet, aku nggak tahu harus balas kamu bagaimana."
"Udah, itu mah belakangan."
Pagi pun datang. Suara burung terdengar bersahut-sahutan. Pagi yang cerah menyambut hari pertama Beauty bekerja.
Tak biasanya Beauty sudah rapi sepagi ini. Matanya tampak berbinar-binar penuh bahagia. Ia bahagia karena ini hari pertamanya bekerja. Kira-kira pekerjaan apa yang akan Beauty terima dengan ijasah SMA nya? batinnya dalam hati.
Berulang kali ia mematut dirinya didepan cermin yang menempel di lemari yang ada di kamarnya. Melakukan gerakan memutar untuk menelisik penampilannya yang sekiranya kurang.
"Astaga! aku akan pergi bekerja kenapa aku merasa penampilanku seperti orang yang akan pergi kencan?" gumamnya pelan.
Lalu ia hapus riasan pada bibirnya, dan menggantinya dengan lipbalm yang warnanya lebih soft.
"Nah gini dong! ayo Beauty kamu harus semangat!" pekiknya menyemangati diri sendiri.
Tak berlangsung lama Bety pun datang dengan motor maticnya.
"Gimana sudah siap?" tanya Bety yang masih nangkring di motornya.
"Sudah, ayo berangkat. Aku tak ingin memberikan kesan pemalas untuk hari pertamaku kerja."
"Baiklah, waktunya berpegangan karena kita akan ngebut!" seru Bety.
Tanpa menunggu jawaban dari Beauty, Bety benar-benar mengemudikan roda duanya dengan cepat membuat Beauty reflek memeluk temannya dari belakang.
Tak membutuhkan waktu lama hanya 10 menit perjalanan, kini motor yang dikendarai kedua wanita itu sampai diperusahaan tempat dimana Bety bekerja.
"Wah! perusahaan tempatmu kerja besar sekali Bet. Ini lebih besar dari perusahaan mas Cleo," decak Beauty penuh kagum.
"Iya pemiliknya saja orang kaya nomer 2 setanah air Bee, ini cuma salah satu cabang perusahaannya aja. Bukan kantor induknya," terang Bety membanggakan perusahaannya yang memang besar itu.
"Baiklah ayo masuk! kamu tunggu di loby saja ya. Nantu bakal ada HRD yang nyamperin kamu terus nunjukin ke ruangan interview user."
"Apa interview user?"
"Iya mereka para petinggi perusahaan Bee, kamu tenang saja. Asal jangan gugup aja waktu jawabnya," pesan Bety.
Beauty pun mengangguk mengerti.
"Ya sudah, aku akan keruanganku dulu ya semoga berhasil!"
"Kamu juga selamat bekerja Bet!"
Mereka pun akhirnya berpisah. Beauty menanti seorang diri di lobby perusahaan yang bersimbolkan NA dalam hurup besar. Rasa gugup tiba-tiba saja mendera hatinya, karena ia sama sekali tak mengetahui apapun tentang perusahaan yang akan ia masuki.
Bahkan Beauty pun juga lupa untuk menanyakannya kepada temannya akibat ia terlalu senang karena memperoleh pekerjaan tanpa harus melobby dari kantor satu ke kantor lain.
Keadaan sunyi, pintu lobby pun terbuka menampilkan seorang pria berumur 30an berjalan menghampiri Beauty.
"Dengan mbak Beauty Edelweis ya? saya Rinto selaku HRD personalia. Saya kira hanya namanya yang cantik, ternyata aslinya jauh lebih cantik daripada di foto," sapa pria yang bernama Rinto dengan sedikit pujian.
Beauty pun hanya tersenyum biasa saja karena sematan kata 'cantik' itu sudah melekat lama pada dirinya. Ia sudah sering mendengarnya.
"Jadi bagaimana ini pak? apakah interviewnya akan dilaksanakan sekarang?"
"Oh..iya mbak Beauty, mari ikut saya anda sudah ditunggu oleh Bapak Direktur di ruangannya."
"Baik pak."
Beauty pun ikut melangkah mengikuti HRD Rinto menuju ke ruangan Direktur yang ada di lantai 10.
"Sudah sampai ya mbak, saya hanya mengantar sampai sini karena saya masih banyak pekerjaan lain. Semoga berhasil!" support Rinto kepada Beauty.
"Terima kasih banyak ya pak."
Rinto pun mengangguk lalu beranjak pergi dari tempat Beauty. Kini Beauty sudah berdiri di depan pintu ruangan Direktur. Rasa yang awalnya hanya gugup biasa saja kini berubah menjadi gugup yang luar biasa.
Sampai kedua tangannya bergetar dan berkeringat. Entah mengapa ini pertama kalinya ia melakukan tes interview untuk bekerja. Sebagai freshgraduate tentu ini pengalaman pertama baginya.
Beauty pun mulai memberanikan diri untuk mengetuk pintu yang berdiri kokoh tersebut.
Tok! Tok !
Terdengar suara sahutan dari dalam.
"Masuk!"
Beauty pun mulai melangkahkan kaki jenjangnya menuju ruangan yang tampak mewah itu. Ia masih bertanya-tanya dalam hati, seperti apa gerangan kepala Direktur yang katanya di elu-elu oleh para karyawan wanita di perusahaan ini?
Pasalnya orang itu kini duduk membelakangi dirinya dengan memutur roda pada kursinya menghadap ke jendela luar
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Arin
semoga calon bos'nya itu si Juna....😍
2022-12-07
2
auliasiamatir
pasti...m dia lagi.
2022-09-19
0
MAY.s
Mungkinkah si rambut silver?
2022-08-21
0