Beauty pun terkejut dengan suara yang memanggilnya itu. Sepertinya ia mengenal suara itu. Suara yang seringkali mengganggunya saat tinggal di rumah mertuanya.
Lalu ia mencoba menengok kearah suara itu, mencoba memastikan siapa yang telah memanggil namanya. Apakah seperti dugaannya? atau orang lain.
Namun sedetik kemudian, mata wanita berlesung pipi itu melotot sempurna. Meski ia merasa lega orang itu bukanlah suaminya Cleo atau pun orang suruhannya.
"A...Anjar! Ka...kamu ada disini ?" tanya Beauty terbata.Keringat dingin sedikit membanjiri telapak tangannya.
Wanita itu heran, kenapa sepupu suaminya itu bisa ada di tempat yang sama seperti dirinya.
Pemuda yang Beauty panggil dengan nama Anjar itu pun mendelik melihat istri sepupunya tengah duduk bersama pria asing. Pria yang tak pernah ia temui sebelumnya.
"Siapa dia Beauty?" tanya Juna penasaran karena melihat ekpresi Beauty yang seperti orang yang tengah kepergok selingkuh.
"Dia sepupuku Juna! Iya sepupuku," potong Beauty ketika melihat Anjar akan membuka mulutnya untuk menjawab tanya Juna.
"Oh...aku fikir, dia kekasihmu. Karena ekpresimu seperti orang yang sedang ketahuan selingkuh," canda Juna yang langsung menghunus ke hati Beauty.
Hah? apakah mimik wajahku sebegitu ketaranya? sampai Juna saja mampu melihatnya. Aku harus bersikap biasa saja, tapi aku takut Anjar berbicara yang tidak-tidak hal yang tak seharusnya Juna ketahui, lalu aku harus bagaimana?? batin Beauty.
Kini gantian Anjar. Pria berambut cepak yang kini di tambah potongan mohawk di sisi kanan kirinya kini sudah berdiri di samping meja mereka. Bahkan tanpa permisi duduk di samping Beauty.
"Dia siapa Bee?"
Anjar memakai aksen bicara seperti suami Beauty Cleo. Karena ia tak menyukai pria lain mendekati wanita yang masih ada dihatinya itu.
"Oh..ini kenalin dia temanku Njar, dia tadi yang sudah menolong_"
"Menolong? menolong dari apa?" potong Anjar. Matanya mendelik menatap kearah Juna.
"Santai bro ! Tadi sepupu loe ini hampir saja mendapat musibah dan kebetulan gue lewat ya gitu deh. Tapi loe tenang saja, udah gue bikin bonyok itu orang," ucap Juna dengan bangga sambil menyalakan nikotin dengan pematiknya.
Padahal sebenarnya ia mengikuti mobil yang membawa gadis itu. Karena ia curiga saat melihat Beauty menangis. Nalurinya sebagai manusia ingin menolong wanita yang sudah membuatnya penasaran.
Tanpa canggung Juna menghisap nikotin miliknya dan menghembuskannya ke udara.
"Loe mau?" tawar Juna sambil menyodorkan sebungkus nikotin ke sepupu Beauty tersebut.
"Gue juga punya," balas Anjar ketus.
Menyadari atmosfer yang tak begitu bersahabat dari sepupu Beauty, Juna lebih memilih undur diri. Setidaknya wanita itu kini sudah bertemu salah satu anggota keluarganya.
Setidaknya Beauty sudah aman bersama salah satu anggota keluarganya. Jadi lebih baik aku pergi saja. Melihat tatapan sepupunya membuat perutku mulas saja. gumam Juna dalan hati.
"Oke, yasudah gue mau pergi dulu ya. Gue masih ada pertemuan lain setelah ini. Beauty salam kenal ya, aku harap kita bisa bertemu kembali," pamit Juna dengan acuh di depan Anjar.
Karena ia fikir Anjar bukanlah kekasih dari wanita yang baru ia kenal jadi untuk apa ia merasa sungkan atau tak enak hati pada Anjar. Dia kan hanya sepupu Beauty.
Beauty pun hanya membalas sapaan Juna dengan anggukan. Bagaimana pun ia masih berhutang budi kepada pemuda itu.
Namun saat hampir menjauh Beauty memanggil kembali pemuda berambut silver itu.
"Juna!"
"Ya ?" balas pemuda itu.
"Terima kasih ya," ucap Beauty sambil tersenyum.
"Ya sama-sama."
Anjar pun memandang tak suka kearah pemuda itu. Apalagi melihat Beauty tersenyum manis kearah pemuda berandal tadi.
"Katakan, apa yang kamu lakukan disini Bee?" tanya Anjar sambil menatap intens iris mata Beauty.
"Aku....aku kabur dari rumah Njar."
Terpaksa ia jujur kepada sepupu suaminya itu, lagi pula laki-laki itu juga sudah mengetahui semua masalah rumah tangganya.
"Kenapa?" tanya Anjar menatap peduli kearahnya.
"Kamu tahu bagaimana keadaanku, jadi untuk apa kamu bertanya kembali!" ketus Beauty.
"Maaf."
Beauty pun tercenung menatap Anjar. Laki-laki yang biasanya bersikap kurang ajar terhadapnya kini berubah sikap. Mendengar kata 'maaf' yang meluncur mulus dari mulut laki-laki yang kelakuannya tak berbeda jauh dari suaminya itu adalah hal yang pertama untuknya.
"Lalu apa yang kamu lakukan juga disini Anjar?"
"Aku sedang mengikuti seminar untuk mewakili perusahaan ayahku."
Beauty pun mengangguk mengerti. Keadaan pun menjadi hening karena Beauty lebih memilih diam tak bertanya kembali.
"Jadi apa rencanamu selanjutnya?" tanya Anjar memecah keheningan antara mereka.
"Aku akan mencari pekerjaan di kota ini."
Anjar pun memandang kasihan kearah wanita berlesung pipi itu. Wanita sebaik ini kenapa harus mendapatkan pengkhianatan yang seperti sepupu brengs*knya itu lakukan. Seolah ia melupakan sikap kurang ajarnya yang pernah ia lakukan kepada wanita itu dan wanita pelampiasan lainnya.
"Apa Cleo sudah tahu, kamu ada disini?"
"Tadi aku hampir bertemu anak buah mas Cleo Beny, kami terlibat kejar-kejaran sampai aku terjebak di mobil pria botak yang mesum. Dan seperti yang pria tadi katakan, ia yang menolongku," tutur Beauty jujur.
"Pria berandal tadi? hati-hati Bee, jangan sembarang mengenal pria bisa jadi dia berkomplot sama pria mesum itu. Cowok kan selalu manis di depannya saja," ucap Anjar tanpa sadar menyindir dirinya sendiri.
"Dia namanya Juna, bukan berandal."
"Tetap saja penampilannya berandal Bee, kau bisa lihat penampilannya tadi bukan? Kita nggak bisa jamin dia itu baik apa nggak?"
"Jangan menilai orang dari segi penampilannya saja Njar, lihat saja ada orang yang penampilannya berjas dan berdasi tapi kelakuannya tak lebih dari binatang. Mereka menjadi wanita hanya sebagai budak nafsu mereka saja," ungkap Beauty berapi-api.
Ucapan Beauty sukses mencubit hati Anjar. Karena ia termasuk pria berdasi dengan kelakuan binatang meski itu hanya masalalunya. Sekarang pria berambut mohawk itu ingin berubah lebih baik. Meski itu baru keinginan. Belum benar-benar ia lakukan sepenuhnya.
Beauty mengambil contoh dengan suaminya sendiri. Nyatanya pria yang terlihat berpendidikan dan terhormat justru tak memiliki moral. Berselingkuh dengan sekretarisnya sendiri sampai hamil.
Matanya mengembun jika mengingat semuanya itu. Mengingat saat pertama kali ia memergoki suaminya yang tengah bercumbu penuh gairah dengan asistennya diatas sofa ruangan suaminya sendiri.
Anjar memahami keadaan Beauty, dalam hatinya terbesit rasa ingin merebut wanita itu dari genggaman sepupunya.
"Oke, jadi sekarang kamu tinggal dimana biar aku antar?"
"Tidak perlu Njar, aku bisa pulang sendiri," tolak Beauty dengan halus.
"Nggak, aku takut kamu kenapa-kenapa lagi. Lebih baik pulang sama aku," paksa Anjar.
Entah kenapa Beauty merasa aneh, akhir-akhir ini Anjar bersikap baik kepadanya. Menawarkan pertemanan bahkan merubah aksen bicara pria berambut mohawk itu kepadanya.
"Baiklah."
Anjar pun merasa senang akhirnya Beauty mau ikut pulang bersamanya.
"Tapi Njar, aku mohon jangan katakan pada siapapun tentang aku yang ada disini. Kepada mama Dewi ataupun aunty Amanda karena jujur aku tak ingin kembali ke rumah itu Njar," ucap Beauty dengan memohon.
"Akan ku usahakan, tapi ada syaratnya."
"Apa syaratnya?" Beauty mulai khawatir jika Anjar meminta hal yang aneh-aneh kepadanya mengingat betapa kurang ajarnya sepupu suaminya itu.
"Ada deh, kita lihat saja nanti," jawab Anjar dengan senyum misteriusnya.
Pria berambut mohawk itu terdengar bersiul-siul riang sambil menjalankan kemudinya membelah keramaian ibu kota. Karena siang itu bertepatan jam makan siang para pekerja kantoran.
💕
Siang hari, saat semua isi rumah pergi. Mama Dewi pergi untuk arisan. Sisie tengah pergi kuliah, sedangkan suaminya Cleo sedang pergi bekerja. Tere terlihat bergegas ke ruangan kerja suaminya.
"Huh! kemana sih mas Cleo naruhnya kenapa susah sekali di cari!" gerutu Tere yang mulai lelah mencari sesuatu yang ia inginkan.
Untuk saat ini pekerjaan Tere di gantikan oleh orang lain. Ia meminta suaminya untuk memperkerjakan sekretaris atau asisten laki-laki saja. Karena ia juga tak ingin kejadian perselingkuhannya dengan Cleo terulang kembali.
Ia cukup memahami laki-laki seperti Cleo yang haus akan hasratnya ingin menyentuh wanita cantik lain selain istrinya.
Kini langkahnya berpindah ke kamar mertuannya. Langkahnya ia percepat, ia tak ingin orang rumah sampai tahu tindakannya.
"Gue harus segera nemuinnya sebelum ada orang rumah yang pulang, bisa rusak rencana gue nanti kalau sampai mereka tahu,"gumam Tere seraya mempercepat pencariannya.
Tak berlangsung lama matanya berbinar senang menatap sebuah map berwarna merah yang tersimpan di laci nakas paling bawah.
Matanya bergulir ke kanan dan ke kiri seiring isi map yang ia baca.
"Gue harus cepat bertindak, setelah wanita mand*l itu berhasil gue singkirkan. Sekarang giliran gue yang akan membuat keluarga ini bertekuk lutut dihadapan gue."
"God job Tere!" pujinya pada diri sendiri.
Lalu dengan cepat ia membereskan kamar mertuanya sepertinya semula. Dan bergegas kembali ke kamarnya untuk menghubungi seseorang.
Kira-kira apa ya yang sedang Tere cari ?
Mohon dukungannya untuk karya kedua author amatir ini.
Terima kasih.💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Endanx Cantix
kesanmu udh gak bagus sama Anjar, knp beauty JD lembekkkkk
2022-12-23
0
𝓐𝔂⃝❥Ŝŵȅȩtŷ⍲᱅Đĕℝëe
Aku pengen timpuk Tere pakai sepatu 🙄
2022-12-13
0
Syhr Syhr
Haha.. kontraksi Pak? 🤭
2022-09-30
2