⚠PLEASE ! JANGAN BOOMLIKE PADA KARYA INI UNTUK SESAMA AUTHOR SALING MENGHARGAI. TERIMA KASIH.
"Bee....please Bee dengerin penjelasan mas dulu Bee ! mas mohon !" pinta Cleo dengan memohon sambil terus berjalan mengikuti kemana pun Beauty berjalan.
Beauty yang sempat tersulut emosi mencoba merendam amarahnya yang sudah diambang batas dirinya.
Kali ini ia ingin mendengar alasan langsung dari mulut suaminya, kenapa ia harus membawa wanita yang bakal jadi calon madunya itu ke rumah. Sedangkan status mereka belum sah sebagai pasangan suami istri.
Lalu tiba-tiba ia menghentikan langkahnya dan berbalik untuk menatap langsung wajah suaminya yang saat ini tengah menampilkan rasa bersalahnya.
"Sekarang jelaskan pada Bee, apa maksudnya semua ini mas?"
Wanita berlesung pipi itu lantas bersidekap sambil menanti jawaban yang keluar dari bibir tipis suaminya.
Dengan segera Cleo meraih salah satu telapak tangan wanita itu dan menggenggamnya.
"Bee...maafkan mas, ini semua mas lakuin karena mas merasa kasihan kepada Tere Bee. Ia masih muda dan harus melewati masa kehamilan seorang diri. Bahkan tadi ia sempat pingsan di kantor karena kelelahan. Mas nggak tega meninggalkannya sendirian diapartemennya Bee jadi mas bawa pulang kesini," ungkap Cleo dengan raut wajah memelas.
"Apakah jika aku bisa mengandung anakmu kelak rasa kekhawatiranmu itu akan sama seperti yang kamu lakukan kepada sekretaris kecilmu itu mas?"
Tanpa sadar Beauty meneteskan cairan bening yang langsung membasahi kedua sisi wajahnya. Hatinya memanas.
Kenapa suaminya menjadi lebih perhatian dan protektif terhadap wanita lain sedangkan terhadap dirinya pun tidak.
Apakah ini karena wanita muda itu sudah mengandung benih darinya hingga suaminya benar-benar lebih mementingkan perasaan calon madunya daripada perasaan dirinya sebagai istri sah.
"Lalu kenapa mas lagi-lagi tidak membicarakannya kepadaku terlebih dahulu mas ?" tanya Beauty parau.
"Untuk apa Cleo meminta ijin darimu Beauty? Rumah ini punya mama jadi hanya mama yang berhak memutuskan siapa yang boleh tinggal disini !"
Tiba-tiba sebuah suara menginterupsi dengan tegas bahwa hanya dirinya yang berkuasa dan boleh memutuskan apapun yang harus terjadi dirumah besar itu.
"Mama !" pekik Beauty terkejut akan kehadiran mama Dewi yang tiba-tiba.
"Cleo sudah menceritakan segalanya kepada mama, jadi buanglah rasa terkejutmu itu. Mama sudah memberi ijin untuk wanita itu tinggal dirumah ini, jadi kamu harus menerimanya. Karena wanita itu sedang mengandung calon cucuku," ucap mama Dewi dengan menegaskan kata diakhir kalimatnya.
Setelah melontarkan perkataan tajam yang sukses menghunus relung hati Beauty yang terdalam, dengan acuh wanita paruh baya tersebut berlalu dari hadapan Beauty.
Tanpa memperdulikan perasaan menantunya yang kini terdiam membisu akibat kalimat-kalimat tajam yang barusan ia lontarkan.
Wanita berlesung pipi itu semakin membeku ditempat manakala mendengar ucapan tak terduga dari suaminya Cleo.
"Aku mohon padamu Bee, bersikaplah dengan baik. Terimalah kehadiran Tere dirumah ini. Bagaimana pun keadaannya kini tengah mengandung, mas tak ingin ia merasa tertekan dan stress nantinya karena sejujurnya ia merasa bersalah kepadamu," bujuk Cleo lagi.
"Mas Cleo...mas !"
Terdengar sebuah suara yang lembut nan merdu bagi siapapun mendengarnya. Pantas saja suaminya terlena dengan wanita itu hingga tanpa hati mengkhianati ikatan suci mereka yang sudah terjalin selama 3 tahun ini.
"Mas harus ke Tere Bee, sepertinya ia membutuhkan sesuatu karena ia mengalami morning sickness berat. Jika kau butuh sesuatu juga bicarakan ke mas ya, dan ingat pesan mas tadi."
Beauty semakin termangu dengan ucapan suaminya. Rasanya ia ingin menangis dan tertawa bersamaan saat itu juga.
" Apa kamu sadar mas ? disini aku yang kau khianati, aku yang kau sakiti tapi aku harus menjaga hati maduku? Apa aku tidak salah dengar ? Padahal aku ingin bercerai darimu mas jika ini maumu, tapi kamu tak ingin melakukannya. Kamu benar-benar egois mas! egois !"
Dengan perasaan marah, kecewa, sedih dan kesal bercampur jadi satu. Ia langkahkan kaki menuju kamar tamu untuk mengistirahatkan sejenak rasa pening di kepalanya.
Jika wanita normal mungkin akan melakukan hal nekat seperti menjambak rambut si wanita atau menendang keduanya jika melihat suami dan selingkuhannya tengah bermesraan bahkan bercumbu tanpa malu.
Tapi lain halnya dengan Beauty, hatinya terlalu lembut untuk melakukan hal-hal bar-bar seperti itu. Ia juga merutuki kelemahannya yang tertanam dalam dirinya tersebut.
Ia hanya bisa menangis. Cobaan apalagi ini setelah sekian lama ia mendapat julukan mand*l dari adik sepupunya, kini hadirnya orang ketiga dalam pernikahannya membuat hatinya teriris sembilu. Sakit yang tidak bisa ia jelaskan.
🍁🍁
Malam pun datang, lampu-lampu tampak sudah dinyalakan disetiap sudutnya. Bahkan kamar tamu yang Beauty tiduri pun, lampunya sudah menyala terang.
Beauty tampak mengerjap-ngerjapkan bulu mata lentiknya. Kepalanya masih terasa pening karena memikirkan banyak hal.
Ternyata ia tertidur cukup lama di kamar tamu tersebut. Saat ia terbangun langit sudah menggelap tergantikan lampu-lampu rumahan.
Dengan tertatih ia terbangun dan berusaha mendudukan diri sambil memegangi kepalanya yang masih berdenyut.
"Astaga ! ternyata sudah malam aku ketiduran !"
Dengan tergesa-gesa ia menuju kamar mandi untuk mencuci muka lalu segera berlari kearah dapur.
Betapa terkejutnya diri Beauty, ia mendapati seluruh penghuni rumah sudah berkumpul di meja makan yang sudah tersaji begitu banyak menu restauran yang menggiurkan. Kecuali suaminya.
Ia tampak ragu untuk mendatangi meja makan keluarga tersebut, apalagi disana sudah terduduk manis calon madunya yang tampak menampilkan senyum menawannya.
"Dari mana saja kamu ipar mand*l ? Lagi-lagi kamu melupakan tugasmu !" seru Sisie.
"Sisie jagalah ucapanmu, kamu tak lihat disini ada tamu !" tegur mama Dewi dengan berbisik.
"Hehe...maaf ma."
Beauty tak mampu menjawab, sudah pasti jawabannya akan menimbulkan ejekan demi ejekan untuk dirinya yang keluar dari bibir tipis adik iparnya itu.
Apalagi sepertinya mereka sudah terlihat akrab dengan calon madunya.
"Apa kamu lihat-lihat ? pasti kamu terkejutkan kenapa gue bisa akrab sama calon ipar kedua gue ini? Karena Tere itu teman sekampus gue. Bahkan kita satu jurusan. Gue lebih menghendaki ia jadi ipar gue daripada dirimu yang mand*l itu !" ucap Sisie tanpa hati.
"Sudah...sudah, Beauty lebih baik kamu duduk dan makan bersama disini. Semuanya sudah Tere pesan untuk kita jadi hargailah usaha Tere," tegas mama Dewi.
"Baik ma."
"Kakak...sini duduk di sampingku," ajak Tere dengan logat lembutnya.
Wanita muda itu berusaha mengakrabi istri bosnya atau istri pertama calon suaminya. Yang berarti calon madunya juga.
Beauty pun tak mengindahkan ajakan calon madunya. Ia lebih memilih duduk jauh bersebrangan dengan wanita perebut suaminya itu.
Dalam hati semakin nelangsa. Setelah ini ia harus dihadapkan dengan poligami. Satu kata yang jarang sekali wanita inginkan terhadap pernikahannya.
Namun apa boleh buat? Ia tak mampu memberi apa yang suami dan mertuanya inginkan selama ini yaitu seorang keturunan.
Mau tak mau untuk saat ini hatinya terpaksa menerima hingga batas ia nanti mampu bertahan.
Apalagi melihat suaminya baru datang dengan membawa segelas jus mangga ditangannya. Dengan penuh perhatian menyuapi calon madunya didepan matanya.
Hatinya semakin remuk rendam. Ia tak yakin akan bertahan cukup lama. Dalam hatinya ia hanya ingin mempertahankan rumah tangga kecilnya.
Akan tetapi kehadiran orang ketiga ini semakin memperburuk nasibnya di keluarga Sinatrya ini.
Mohon dukungannya ya kaka readers untuk karya kedua author amatir ini
Dengan tinggalkan like, koment, gift maupun vote
Biar authornya makin semangat up nya..
Terimakasih.. 🙏
Selamat membaca_ 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Asri Lisah Asri Lisah
baru baca segini aj sudah bikin emosi..
2024-07-03
0
Tania Franny
Beauty sekalipun kamu tidak bisa hamil setidaknya sayangi dirimu sendiri
2024-06-28
0
Herlina Putu
tak ada wanita selemah itu thor
2024-06-28
0