Pagi hari setelah Beauty melepas kepergian suaminya Cleo untuk bekerja, wanita berlesung pipi itu bergegas menuju perempatan jalan tempat dimana biasa tukang sayur langganannya mangkal.
Dari jarak tak begitu jauh ia sudah melihat tukang sayur langganannya sudah mulai menjajakan dagangannya. Terlihat ada beberapa ibu-ibu muda seusianya atau bahkan lebih tua darinya sudah berkerumun untuk belanja sayuran.
Namun langkah pastinya terhenti saat samar-samar ia mampu mendengar celotehan ibu-ibu muda itu yang terdengar seperti menyebut namanya.
"Hei jeng mukamu kok kusut sih? kurang perawatan ya ?" sindir ibu muda yang berwajah kinclong seperti proselen.
"Ishh...kau jeng nggak tau aja, aku kan riweh ngurus anak krucil 2 coba. Kalau masih single belum punya buntut kayak itu siapa sih istrinya mas Cleo ?" balas ibu muda berambut cepol keatas.
"Beauty !" jawab ibu-ibu muda yang lain kompak.
"Nah itu dia Beauty, untung orangnya beneran cantik habis namanya aneh gitu coba kalau dia jelek, item jerawatan mana masuk di panggil Beauty. Bener nggak sih ?"
"Betul jeng, eh...tau nggak jeng dia itu nggak janda tapi meresahkan sekali tau nggak ?"
"Mana kita tahu," jawab para mahmud serentak.
"Ish...kalian ini, aku serius ya. Kemarin aku denger si Tantri lagi bertengkar hebat sama suaminya gegara si Kadir itu diam-diam merekam si Beauty pas lagi nyapu coba, edan !" seru ibu-ibu muda yang berambut rebondingan.
"Yang bener ah jeng ? jeng Rena nggak ngadi-ngadi kan ?"
"Serius ya, ini dua rius malah. Aku dengar sendiri pas malam-malam lewat depan rumahnya kedengaran benda di banting-banting, sumpah ngeri jeng !" seru ibu muda berambut rebondingan lagi.
"Kamu serius jeng ? wah...bahaya sekali ya si Beauty ini. Bagaimana kalau suami kita kena juga ? itu wanita pakai pelet apa sih ?"
"Tapi sayangnya cantik-cantik mand*l ya, biasanya kalau wanita subur kan baru nikah sebulan langsung ngisi kayak aku dulu," ucap ibu muda berwajah porselen.
"Ssstt ! diem pada ya tuh dia kesini mau belanja," lerai ibu muda berambut sebahu yang sedari tadi hanya menyimak gibahan teman-temannya.
Semua ibu-ibu muda yang sedang asyik menggosip itu pun jadi terdiam seketika dan pura-pura memilih-milih sayuran. Mang Toyib sang pedagang sayur pun hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan ibu-ibu tukang gosip langganannya itu.
'Ya Allah beri hamba kesabaran yang luas dan hati yang lapang, kamu harus kuat Bee pura-pura saja tidak mendengarnya,' semangatnya dalam hati.
"Eh... neng Beauty, makin hari makin cantik aja neng. Mau beli apa ? mangga di pilih neng," sapa mang Toyib dengan ramah.
Ibu-ibu muda yang masih stay digerobak sayur pun mencebikan bibir mereka mendengar pujian dari mang Toyib kepada Beauty. Sedangkan Beauty ia sudah biasa mendengar pujian seperti itu. Wanita berlesung pipi itu hanya tersenyum.
"Beli udang setengah mang, sama daging sapi sekilo sekalian ayam sekilo buat stok, sayurnya cap cay, tauge, daun selada, sayur sop, sama sayur lodehnya," ucap Beauty dengan cepat.
Rasanya ia ingin segera beranjak dari tempat itu.
"Wah...mbak Beautynya ngeborong ya belanja banyak gitu ?" tanya ibu muda berwajah porselen.
"Iya mbak, stok dirumah habis. Jadi ya sekalian aja belanjanya," balas Beauty ramah.
"Btewe kok tiap hari beli tauge terus mbak ? nggak bosen apa ya ?" tanya ibu muda berambut cepol disertai cekikikan dari teman disampingnya.
"Oh..ini kebetulan saya suka tauge makanya saya suka beli," jawab Beauty kikuk.
Menyadari ketidaknyamanan pelanggan sultannya,mang Toyib pun segera menghitung semua belanjaan Beauty dengan cepat.
"Ini neng semuanya jadi 230 ribu rupiah," sela mang Toyip cepat.
Beauty pun terlihat mengambil 2 lembar uang berwarna merah dan 1 berwarna biru . Lalu menyerahkannya kepada mang Toyip.
"Sisanya ambil saja mang, terima kasih. Saya duluan ya mbak-mbak semua," pamitnya kepada para ibu muda yang tersisa.
"Terima kasih ya neng geulis," balas mang Toyib dengan senyum yang sumringah karena baru saja mendapat rezeki nomplok dari pelanggan sultannya.
"Huh ! cantik sih tapi sayangnya mand*l !" cemooh ibu muda berwajah porselen disertai gelak tawa teman-temannya.
Memang semua ibu-ibu muda yang sedang berbelanja disitu rata-rata sudah memiliki anak semua.
"Udah ibu-ibu, mending sekarang belanjaannya mana saja biar saya hitung. Soalnya saya mau pindah di komplek sebelah," lerai mang Toyib.
Dari jauh Beauty masih mendengar suara-suara itu masih menyebut namanya. Hatinya berdenyut. Entah salah apa yang sudah ia perbuat, sampai orang-orang itu menatap sinis kearahnya dan mencemooh dirinya sesuka hati mereka.
Sejauh ini ia merasa tak pernah mencari masalah dengan para ibu-ibu muda itu. Tapi mengapa mereka sangat gencar sekali menghina dirinya ?
'Sabar Beauty ini ujian, percayalah pasti akan ada hari esok lebih indah daripada hari ini,' batinnya.
"Sudah lah Beauty lebih baik kamu cepat pulang untuk masak, sebelum Sisie pulang terus ngomel-ngomel lagi," gumam Beauty.
Siangnya Sisie pulang kerumah dengan membawa kekasihnya Reiner.
"Ma aku pulang !" pekik Sisie saat baru sampai di rumah.
"Selamat datang Sisie, kebetulan kakak sudah selesai masaknya. Ayo kita makan siang bersama sekalian ajak temenmu," sambut Beauty.
"Huh ! mama gue kemana ? kenapa malah loe nyambut kedatangan gue, bikin sepet mata aja," balas Sisie judes.
'Sabar-sabar Beauty,'
"Mama ada dibelakang, biar kakak panggilkan."
Beauty pun berlalu dari hadapan kedua sejoli itu.
"Sumpah kakak iparmu cantik banget sih ay! " decak kagum kekasih Sisie.
"Rey ! dia istri kakakku kamu jangan macem-macem ya !" ancam Sisie.
"Nggak lah ay, aku kan cuma kagum aja sama kakak iparmu."
"Bener ya kamu jangan macam-macam, ayo kita ke ruang makan. Aku udah laper nih, semoga si Beauty itu nggak salah masak lagi," gerutu Sisie.
'Kakak ipar Sisie emang cantik banget ! kalau jadi berondongnya pun gue juga mau,' ucap Reiner dalam hati disertai smrik yang misterius.
⚡⚡⚡
Setelah selesai memasak dan menyiapkan makan siang dirumah, Beauty berencana ingin mengantarkan bekal makan siang untuk suaminya Cleo dikantor. Ia sengaja tidak memberi tahu suaminya itu semata-mata karena ingin memberi kejutan.
"Mas Cleo pasti seneng banget aku masak rendang kesukaannya, dengan sayur cap cay dan udang tepung goreng," ucap Beauty dengan riangnya sambil memasukan tupperware berisi nasi dan lauk pauk itu ke dalam tas khusus makanan.
Seperti biasa, Beauty akan bersolek cantik memakai riasan tipis. Rambut panjangnya ia ikat agak keatas menampilkan leher jenjangnya yang putih bersih. Wanita berlesung pipi itu mengenakan blouse berwarna biru muda berserta rok span selutut berwarna hitam. Penampilannya rapi persis seperti orang kantoran, karena itu lah yang suaminya Cleo inginkan. Ia tidak boleh memalukan suaminya selaku pemimpin perusahaan.
Taksi yang ia pesan pun sudah terparkir di depan gerbang rumahnya.
"Ma, Beauty pamit mau ke kantor mas Cleo ya ?" pamit Beauty.
"Ya," balas mama Dewi dingin.
Beauty hanya bisa menghela nafas pasrah. Mama mertuanya itu masih betah bersikap dingin terhadapnya. Padahal ia sudah berusaha membuat mamanya itu senang dan bangga.
Bahkan wanita berlesung pipi itu rela mengikuti kursus masak hanya demi menyenangkan ibu mertuanya. Setidaknya wanita itu harus memiliki kelebihan yang bisa dibanggakan untuk menutupi kekurangan yang ada pada dirinya. Itu lah pesan almarhum mamanya dulu sebelum meninggal.
Taksi yang Beauty tumpangi pun sudah sampai di perusahaan suaminya. Perusahaan yang bergerak di bidang industri otomotif itu terlihat beberapa leader sedang memberi arahan kepada anak buahnya.
"Siang bu Beauty, pasti ibu ingin berkunjung ke bapak Cleo kan? mari saya antar," sapa salah seorang supervisor yang memang sudah hafal dengan kebiasaan istri bos besarnya itu.
"Terima kasih pak Hendrik, maaf selalu merepotkan," balas Beauty ramah.
"Tidak apa-apa bu, saya malah senang."
'Siapa yang nggak seneng bisa bersanding disamping istri bos yang cantiknya bagai bidadari ini ? Ya ampun Bu Beauty kenapa cantik seperti namanya sih?'
"Pak...pak Hendrik, maaf sampai disini saja tidak apa-apa. Bapak silahkan kembali bekerja terima kasih sudah mengantar saya," tegur Beauty ke bawahan suaminya itu.
Supervisor yang bernama Hendrik itu pun tersadar dari lamunannya.
"Eh...iya bu maaf yasudah saya kembali bekerja ya bu, permisi."
Dengan perasaan membuncah, wanita berlesung pipi itu mulai melangkahkan tumitnya menuju ruangan sang suami.
Melihat sang sekretaris sang suami tidak ada di mejanya, ia berfikir lebih baik langsung masuk keruangan kerja suaminya saja. Pasti suaminya itu sedang bersiap-siap untuk pergi makan siang karena bertepatan jam makan siang yang sudah berlangsung.
Namun saat sampai diambang pintu, sayup-sayup ia mendengar suara lenguhan dari seorang wanita dari dalam ruangan suaminya. Fikirannya tiba-tiba membeku.
Dengan perasaan takut dan cemas ia mulai membuka pintu ruangan itu yang ternyata tidak terkunci. Dengan hati yang berdebar-debar ia memelankan suara langkah kakinya. Jantungnya terus memacu kuat hingga ia merasakan sedikit nyeri di dadanya.
Dan pandangannya pun pias. Hal yang terbayang dalam fikirannya pun benar-benar terjadi.
"Mas Cleo."
Hai kak..
Mohon dukungannya untuk karya kedua author receh ini ya, mohon maklum bila masih ada salah kata
Terima kasih. 🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Lalem Sitepu
menurutku cerita nya kurang nyambung dgn judulnya
2023-03-12
0
Radiah Ayarin
wkwkwk...ada mang toyib
2023-01-06
1
Aerik_chan
Ini mulutnya nggak pake filter kali ya...
2022-12-04
0