🥰🥰Happy Reading🥰🥰
Abi masih bergeming ditempatnya, menatap lurus gadis itu berjalan menjauh. Pikiran Abi sibuk dengan perihal negatif, tentang gadis itu. Namun Abi tersenyum, saat menatap air mineral kemasan botol yang sedang dipegangnya.
Abi membuka tutup botol air mineral itu dengan hati-hati, lalu meneguknya perlahan, hingga menyisakan setengahnya air di botol itu. Gadis yang bernama Dinda itu berbalik arah hanya sekedar ingin melihat saja, lalu diapun tersenyum.
"Akhirnya, gue bisa bayar hutang gue." Ucap Dinda bergumam, lalu kembali melanjutkan langkahnya, dengan berbalik kearah sebelumnya.
*******
Abi baru saja sampai dirumahnya, dia berjalan gontai dengan tubuh penuh peluh. Saat Abi akan masuk kedalam rumahnya, ternyata istri baru Papanya yang membukakan pintu rumahnya.
"Hallo sayang, kamu sampai banjir peluh seperti itu. Kamu habis olah raga lari yah, sayang?" Ujar Mama Lusia, dengan bersikap manis yang dibuat-buat.
"Eemmm.. Tante menggantikan tugas ART, Mbo Tami yah? Sampai membukakan pintu untukku segala, terima kasih yah unruk pelayanannya." Ledek Abi yang membuat Lusia naik pitam dibuatnya, namun dia mencoba bersabar.
Apa jadinya bila Misi dia memasuki keluarga suami barunya itu harus hilang sekejap, hanya karena bocah tengil saja. Cara untuk mendapatkan suaminya itu tidaklah mudah, banyak terjal dan batu krikil yang wanita itu hadapi, untuk mendapatkan Robby menjadi miliknya.
"Sayang terserah kamu mau anggap Mama apa? Yang pasti Mama tulus membukakan pintu ini untukmu." Ujar Lusia, dengan wajah sedih yang dibuat-buat.
"Jangan pernah menyebut Tante sebagai Mama saya, sampai kapanpun Tante tidak akan pernah bisa menjadi Mama saya. Hanya Mariam Mama saya dari dulu sampai sekarang, takan pernah tergantikan untuk selamanya." Jelas Abi menekan kata-kata pedas untuk Lusia, yang membuat Lusia harus ekstra sabar.
"Abi, tapi saya 'kan sudah menjadi istri Papamu, mau tidak mau kamu sudah menjadi anak saya juga. Jadi kamu jangan panggil saya Tante, kamu harus membiasakan diri untuk memanggil saya Mama mulai saat ini. Saya memang takan pernah bisa menggantikan Mariam Mama kamu, tapi setidaknya saya bisa menjadi Mama sambung yang baik untuk kamu." Ucap Lusia penuh dusta, panjang lebar dengan wajah sok memelas.
"Cukup Tante, saya malas mendengar drama yang tante buat. Tolong minggir, Tante sudah menghalangi jalan saya." Ucap Abi ketus, sontak membuat Lusia menggeser tubuhnya kesamping beberapa langkah.
Dengan wajah menahan amarah, Lusia harus mengeluarkan stok sabarnya banyak-banyak. Telapak tangan Lusia sudah mengepal, ingin rasanya menghajar anak songong, yang menurutnya sungguh menjengkelkan. Tapi saat ini mana bisa dia melakukannya, permainannya harus dengan cara cantik untuk mengambil hati Abi.
Abi langsung berjalan masuk kedalam rumah, dan mencari Mbo Tami.
"Mbo Tami.. Mbo Tami..." Panggil Abi dengan suara lumayan kencang.
"Iya Aden Abi, Mbo Tami datang, siap 86 membantu keinginan Aden." Sahut Mbo Tami dengan tingkah lucunya, hingga membuat Abi tertawa setiap saat.
"Ha.. ha.. ha... Mbo.. Mbo.. setiap hari Mbo selalu lucu dimata Abi, bagaimana jadinya Abi tanpa Mbo Tami, kalau Mbo Tami juga pergi meninggalkan Abi." Tawa Abi pecah melihat tingkah ARTnya, seraya menggelengkan kepalanya pelan.
"Aden Abi jangan ngomong kayak gitu, sampai kapanpun Mbo Tami takan pernah meninggalkan Aden Abi. Mbo Tami dan suami Mbo, sudah menganggap Aden Abi seperti anak kami sendiri." Ujar Mbo Tami tulus, seraya tersenyum hangat untuk anak majikannya itu.
"Iya.. iya.. Mbo, maaf yah Mbo tadi Abi ngomong aneh-aneh." Ucap Abi menyesal, lalu memeluk Mbo Tami dengan penuh kenyamanan yang Abi dapatkan.
"Mbo.. Abi ingin dibuatkan nasi goreng sekarang, karena perut Abi terasa lapar. Sekarang Abi mau mandi dulu, tubuh Abi sudah banjir keringat begini." Pinta Abi seraya mengurai pelukkannya dari Mbo Tami.
"He.. he.. iya Aden, akan Mbo buatkan sekarang juga, spesial pakai telor yah Aden." Sahut Mbo Tami terkekeh, dengan sigap langsung menuju dapur, untuk mengesekusi bahan nasi goreng cepat.
Abi langsung membersihkan tubuhnya yang sudah penuh keringat, akibat dia berlari kecil saat jalan pulang kerumahnya tadi. Abi menyelesaikan mandinya cepat, karena memang hanya untuk menghilangkan keringat ditubuhnya saja yang terasa lengket baginya.
Setelah mengganti pakaiannya, Abi langsung keruang meja makan mencari Mbo Tami.
"Eeehh Aden Abi sudah ganti baju, wangi dan tambah ganteng." Puji Mbo Tami, yang memang benar adanya.
"He.. he.. he.. bisa saja ini Mbo Tami, bisa terbang engga mau turun lagi Abi, kalau dipuji terus sama Mbo Tami." Kekeh Abi mendapat pujian dari Mbo Tami.
"Aden Abi, ini nasi gorengnya spesial pakai telor, sudah jadi dan masih hangat, ayo dimakan sampai habis yah." Ujar Mbo Tami senang, jika Abi mau menghabiskan nasi gorengnya.
"Iya Mbo Tami, terima kasih nasi goreng spesialnya pake telor." Jawab Abi senang, seraya menarik kursi makannya, dan mengambil nasi goreng yang sudah disiapkan Mbo Tami.
Abi memakan nasi gorengnya dengan lahap, dan menghabiskannya tanpa sisa.
"Waah.. wangi banget masakannya, Mbo Tami bisa buatkan Riana kayak yang dimakan Kak Abi, tidak? Riana mau nasi gorengnya, sama kayak Kak Abi yah Mbo, special pakai telor." Pinta Riana, seraya menarik kursi makan di depan Abi.
"Ngapain loe panggil gue Kakak? Gue bukan Kakak loe, jadi jangan sok-sokan loe panggil gue Kakak. Lalu satu lagi, kalau loe mau nasi goreng, minta saja buatkan sama nyokap loe, jangan nyuruh Mbo Tami semau loe. Sampai disini loe paham 'kan maksud gue? Awas saja loe nyuruh Mbo Tami lqgi." Ujar Abi dengan nada ancaman.
Riana langsung berkaca-kaca menahan kesal, dengan kata-kata Abi yang menyakitkan. Kemudian Rianapun pergi, meninggalkan mereka berdua. Ancaman Abi sukses membuat Riana menangis, dan mengadu kepada Mama dan Kakaknya.
"Mengadu sana loe, kita lihat drama apa yang akan kita saksikan Mbo, he.. he.. he.." Gumam Abi terkekeh, Mbo Tami sedikit mengernyitkan dahinya heran.
"Aden Abi, kalau Mbo perhatikan, kayaknya Aden tidak suka dengan keluarga baru Aden yah?" Tanya Mbo Tami dengan wajah sedikit heran.
"Iya Mbo, Abi engga bisa terima Papa secepat ini melupakan Mama, dan sudah menikah dengan Tante itu yang sudah memiliki dua orang anak." Sahut Abi jujur dengan isi hatinya.
"T.. tapi 'kan Aden, Papa Aden juga butuh pendamping untuk mengurusi kebutuhan biologisnya. Dari pada Papa Aden nanti berbuat yang melanggar agama, bukankah lebih baik menikah?" Bantah Mbo Tami dengan hati-hati, takutnya Anak majikannya itu marah tiba-tiba.
"Eeemmm.. tapi Mbo kenapa harus dengan wanita itu? Wanita yang sudah menghancurkan hubungan Papa dan Mama hingga mereka bercerai." Ucap Abi yang sukses membuat Mbo Tami melongo dibuatnya.
"Apa yang Aden Abi katakan?"
--BERSAMBUNG--
...Jangan lupa kasih like, favorite, vote dan tips komentar yah. Terima kasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Febi Febrianto
oh,, ternyata Tante lusyia yg menghancurkan hubungan mama Mariam & papa Robby
sehingga mereka bercerai
akibat perceraian mereka, Abi jd broken home
2022-08-26
1
Rendy Chrisnanto
pantes aja abi gak terima keluarga itu sebabnya karena tante lusia lah yang menghancurkan hubungan rumah tangga ortunya abi....wajar sch kalau abi sampai benci banget...karena ulah tante lusia juga yang menyebabkan abi jadi anak broken home...kejam banget tante lusia ini
2022-08-17
1
Author yang kece dong
Aku hadit
2022-05-16
1