🥰🥰Happy Reading🥰🥰
Abi melihat Bu guru Ningrum, yang sedang membeli sesuatu yang tidak di lihatnya. Kemudian Abi menghampirinya, untuk menyapa Ibu guru Ningrum sekaligus wali kelasnya itu.
"Permisi Bu guru! Kenapa Ibu ada di kantin? Bukannya Ibu masih ada tugas soal di kelas yah Bu?" Tanya Abi dengan ramah, seraya menarik bangku di samping Bu Ningrum.
"Eeh.. Abi, Iya.. ini Ibu lagi beli obat Paracetamol, tadi tidak tahu kenapa, tiba-tiba kepala rasanya pusing dan pening." Jawab Ibu Ningrum, seraya meminum obat lalu meneguk air mineral dengan cepat.
"Eeeh." Ucap Ibu Ningrum tersentak, ketika keningnya di sentuh Abi.
"Maaf yah Bu guru, saya engga sopan." Ucap Abi yang tiba-tiba, dengan lancangnya menyentuh kening Bu Ningrum. Sontak saja Ibu Ningrum jadi salah tingkah, dengan sikap anak muridnya itu.
"E.. engga apa-apa." Ucap Ibu Ningrum gugup, merasa aneh dengan sikap Abi yang tiba-tiba baik, dan perhatian kepadanya.
"Ibu guru keningnya sedikit panas, kenapa engga berobat saja? Apa perlu Abi antar Bu guru untuk berobat?" Tanya Abi perhatian.
"E.. engga usah Abi, ini sudah lebih baik setelah minum obat. Terima kasih atas tawarannya, Ibu akan kembali ke kelas." Tolak Ibu Ningrum gugup, dengan tawaran Abi yang menatapnya begitu intens. Kemudian Ibu Ningrum langsung pergi, meninggalkan Abi yang masih duduk sendiri.
Ibu Ningrum adalah sosok seorang Guru yang sangat tegas, dan pintar. Dia cantik dan baik namun sedikit galak, usianya hampir menginjak 25 tahun. Di usia seumuran Ibu Ningrum seharusnya sudah menikah, namun tidak untuk dirinya. Ibu Ningrum selalu memikirkan Pendidikan yang paling utama, setelah itu karier, baru menikah.
"Iya, Ibu guru Ningrum yang cantik, dan baik" Gumamnya dalam hati Abi, dia mengagumi sosok Ibu Ningrum, layaknya seperti Ibu kedua baginya. Setelah Mamanya terpaksa pergi, meninggalkan dirinya. Hingga detik ini Abi masih membenci Mamanya itu, namun dia sangat merindukannya.
"Mama... aku membencimu, tapi aku merindukanmu Mama..." Ucapnya dalam hati Abi, ingin rasanya menjerit namun dia masih dalam watak kesadaran.
"Hai Abi! Kamu sendirian saja? Boleh gabung engga?" Tanya Lisa, anak kelas 10 juga, namun tidak satu kelas dengan Abi.
Abi tidak menjawab pertanyaan Lisa sama sekali, jangankan menjawab, melirikpun tidak. Abi langsung berdiri, dan meninggalkan Lisa begitu saja.
Jangan ditanya perasaan Lisa saat ini, pastinya dia sangat kesal, dan jengkel dengan Abi. Ingin rasanya Lisa marah, dan memaki Abi dengan kejam. Namun Lisa tidak bisa melakukan itu, yang dia lakukan hanya menatap punggung Abi yang semakin menjauh dari balik pintu kantin.
"Abi..." Panggil Firman, dan Noval bersamaan, seraya setengah berlari menghampirinya.
"Iya, kenapa kalian lari-lari?" Tanya Abi heran, melihat mereka yang mengejarnya seperti sangat penting.
"Kita sudah di Her tadi sama Ibu Ningrum, tapi nilai kita masih dibawah angka 7, kita minta tolong sama loe yah, buat ajarin kita Matematika." Mohon Firman dan Noval bersamaan.
"Eeemm.. boleh." Sahut Abi tersenyum.
"Yeah.. asik... terima kasih Abi." Ucap mereka girang dan langsung merangkul Abi bersamaan menuju kelas.
"Kalian engga istirahat ke kantin?" Tanya Abi yang merasa temannya itu baru beristirahat.
"Ooh iya.. gue sampai lupa saking senangnya." Ucap Firman, yang langsung di angguki Noval.
"He... he... dasar kalian ini aneh, masa perut lapar sampai lupa." Kekeh Abi merasa lucu, dengan sahabatnya itu.
"Ha.. ha.. habis nilai gue lebih penting, dari rasa lapar perut ini." Tawa Firman mendrama yang dianggukkan juga oleh Noval.
"Lebay." Ucap Abi merasa geli.
"Ha.. ha.. ha.." Tawa Firman dan Noval senang, lalu mereka pergi ke kantin untuk mengisi perutnya yang sudah lapar.
Abi sudah merasa kenyang karena perutnya sudah terisi, dia langsung masuk kelas saja meski dia tahu teman-temannya pasti ada di luar kelas. Di saat dia membuka pintu kelasnya ternyata, ada Ibu Ningrum yang sedang tertidur pulas di bangku mejanya.
Dengan kedua lengan yang dilipat di atas meja, untuk menyangga sebagai bantalan kepalanya. Ibu Ningrum terlihat sangat cantik, dengan wajahnya yang putih mulus dengan riasan tipis, entah kenapa Abi menatap kagum ke arah Ibu Ningrum, yang berada di hadapannya.
Abi masih bergeming menatapnya, hingga dia tersadar saat seseorang mengagetkannya.
"Abi.. " Panggil Rita seraya menepuk bahu Abi pelan.
"Heeem." Guman Abi pelan.
"Loe, ngapai liatin Ibu guru sampai segitunya? Jangan-jangan loe naksir yah? Ingat Abi, usia kita sama Ibu guru itu jauh banget. Banyak gadis yang suka sama loe Abi, termasuk gue." Selorohnya langsung tembak, tanpa basa-basi yang akhirnya basi beneran.
"Ngomong apa sih loe? Ngomong sana sama tembok." Ucap Abi sadis, sampai Rita merasa malu dibuatnya.
Abi kembali duduk ditempatnya, mengeluarkan buku paket IPS untuk mata pelajaran selanjutnya. Dia langsung membaca, satu persatu lembaran buku tersebut dan menyimpan dalam otaknya.
Jam istirahat sudah berakhir, para murid langsung masuk memenuhi ruangan kelas, hingga banyak murid yang merasa heran dengan Ibu Ningrum yang tidak biasanya sampai tertidur di ruang kelas muridnya.
"Kenapa Ibu guru tidur disini?"
"Tumben banget Ibu guru tidur disini?"
"Apa mungkin Ibu guru ketiduran?"
Begitulah pertanyaa demi pertanyaan yang di gumamkan oleh anak muridnya.
Tidak berselang lama, Ibu Sari guru pelajaran IPS datang, dan langsung terkejut melihat Ibu Ningrum yang sedang tidur di mejanya.
"Assalamu'alaikum.. anak-anak." Salam Ibu Sari menggema di ruang kelas.
"Wa'alaikumsalam.. Bu guru." Jawab salam murid-murid.
"Hari ini kalian yang sudah mengerjakan tugas kelompok, tolong di kumpulkan oleh ketua kelompoknya masing-masing." Perintah Ibu Sari, seraya menghampiri Ibu Ningrum, mencoba untuk membangunkannya.
"Ibu Ningrum.. Bu.. bangun Bu.." Panggil Ibu Sari, seraya mengguncangkan bahu Ibu Ningrum pelan. Namun tidak ada jawaban sama sekali, bahkan gerakkanpun tidak ada.
Ibu Sari curiga dengan keadaan Ibu Ningrum, lalu dia mencoba mengechek kening Ibu Ningrum dengan hati-hati.
"Astagfirullohalazim.. panas sekali." Ucap Ibu Sari berdecak kaget. Sontak saja para murid langsung histeris, mendengar teriakan Ibu Sari yang beristigfar.
Abi yang sadar saat mengingat tadi bertemu Ibu Ningrum di kantin, langsung saja dia berjalan menghampiri Ibu Ningrum.
"Ibu guru, biarkan saja saya yang akan bawa Ibu Ningrum ke ruang UKS agar bisa di periksa secepatnya." Abi meminta izin terlebih dahulu dengan sopan.
"Iya Abi, silahkan." Sahut Ibu Sari yang sudah panik dengan kondisi Ibu Ningrum.
Abi langsung mengangkat Ibu Ningrum dengan ala bridal style, menuju ruang UKS dengan di temani oleh Ibu Sari.
Seketika ruangan kelas menjadi gaduh, dengan tindakan Abi yang tiba-tiba seperti heroik.
"Ooooh.. My Hero."
"Ooooh... Pangeran gue."
Teriak anak siswi histeris memuji Abi.
"Iiyuu.. coba gue yang pingsan, dan sakit, Abi pasti gendong gue kayak gitu juga." Seloroh Mita dengan khayalannya.
"Huuh.. ngarep! Padahal di lirik juga engga." Ledek Sinta sebal.
"Diam loe.. sirik saja jadi orang." Omel Mita kesal.
--BERSAMBUNG--
...Kasih Like dan Vote juga Komentarnya yah! Terima Kasih........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Setia
abi jatuh cinta dengan guru nya sendiri
2022-09-04
1
Rendy Chrisnanto
oh jadi perhatian abi ke bu ningrum itu karena ada rasa t...tapi kan bu ningrum lebih tua daripada abi kog bisa ya abi jatuh cinta...emang benar kata orang2 "cinta tak memandang usia" kalau udah jatuh cinta mau berondong mau kakek2 sekalipun janda ya dipepet terus🤣😂😂 so sweet banget abi gendong ibu ningrum yang sedang pingsan....kaum hawa pasti iri dan cemburu...secara abinya kan idola para ciwi2 dikelas
2022-08-14
1
Febi Febrianto
perasaan cinta itu tak memandang usia , tua maupun muda
apakah Bu Ningrum & Adi nanti jd pacaran atau......???
2022-08-14
2