🥰🥰Happy Reading🥰🥰
Ibu guru Ningrum sudah tidak bisa berkata-kata lagi dengan pertanyaan Abi yang seperti ingin menjebak, jika dia jawab pasti Abi makin salah mengartikan. Sungguh tantangan berat, menghadapi seorang murid seperti Abi yang genius.
Ibu guru langsung menyelesaikan makan malamnya dalam diam, hingga piring itupun bersih dan tandas tidak bersisa. Lalu dia minum teh manis hangatnya dan langsung menghabiskannya.
Setelah selesai makan, Ibu Ningrum kemudian menaruh piring itu di atas nakas kembali. Ibu Ningrum masih terdiam tanpa berucap sepatah katapun, pandangannya kesegala arah asal jangan melihat Abi, hingga sikapnya itu membuat Abi geram dan ingin mengatakan sejujurnya.
"Eemmm... Ibu guruku kenapa ditanya diam saja? Maaf yah Ibu guruku, Abi hanya gurau saja tadi. Abi engga ada maksud ingin menjebak Ibu dalam pertanyaan yang Abi berikan, tetapi Abi hanya ingin tahu dari mata Ibu guruku, apa ada secuil saja rasa suka sama Abi? Hanya itu Ibu guruku." Selorohnya Abi tanpa dosa, yang membuat jantung Ibu Ningrum seperti sedang berlari maraton.
"A.. abi.. I... bu.." Ucapannya Ibu Ningrum terhenti, di saat bunyi ponsel Abi memekik telinga.
Abi langsung mengechek layar ponselnya, ada perasaan kesal di hati Abi, saat ponselnya berbunyi di waktu yang tidak tepat. Siapa yang meneleponnya, disaat Abi sedang menunggu jawaban Ibu guru. Diliriknya nama yang tertera di ponsel Abi, ternyata nomor Ibu Ningrum.
"Ibu guruku, ini telepon dari nomor Ibu." Ucap Abi, seraya menyodorkan ponselnya ke tangan Ibu Ningrum.
Ibu Ningrum langsung menerima ponsel Abi tanpa ragu, ada perasaan yang entah apa itu, saat tangan mereka bersentuhan, padahal hanya tersentuh sedikit saja, tapi rasanya seperti tersengat aliran listrik ribuan Voltase.
"Hallo.."
"Hallo.. ini Ibu guru Ningrum bukan?"
"Iya, saya Ibu guru Ningrum."
"Maaf Ibu Ningrum, ini saya Ibu Sari, saya baru buka tas Ibu, karena saya baru ingat dengan keadaan Ibu, eeh ternyata ponsel Ibu ada di tas Ibu."
"Iya Ibu Sari, tidak apa-apa, saya malah sangat berterima kasih kepada Ibu Sari, yang sudah membawakan tas saya."
"Pesan Ibu Ningrum, saya sudah baca, sebelum saya menelepon Ibu. Sekarang bagaimana, apa Ibu mau kabari orang tua Ibu sendiri atau saya yang mengabari?"
"Biar saya saja yang mengabari orang tua saya, tolong kirimkan nomor orang tua saya ke nomor ponsel ini."
"Baiklah kalau begitu.
"Okay, terima kasih banyak yah Ibu Sari."
"Sama-sama Ibu Ningrum, besok siang saya akan menjenguk Ibu Ningrum, sekalian membawakan tas dan ponsel Ibu."
"Iya Ibu Sari, terima kasih sekali lagi."
"Heemm.. By.."
"By.."
"Tuut.." Keduanya langsung mematikan ponselnya bersamaan.
Ibu Ningrum menunggu nomor orang tuanya, yang akan dikirim keponsel Abi. Beberapa menit kemudian.
"Ting" Bunyi WA Abi.
Ibu Ningrum langsung mengechek isi pesan WA dari nomornya sendiri, yang berisi nomor ponsel Mamanya. Setelah membaca WA tersebut, Ibu Ningrum langsung tersenyum.
"Senyum Ibu Ningrum sungguh manis." Bathin Abi berucap, saat tatapan matanya tidak henti melihat gerak-gerik Ibu Ningrum yang ada dihadapannya. Tanpa sadar, bibir Abi ikut tersenyum sendiri. Saat itupun, Ibu Ningrum menangkap tingkah aneh anak muridnya itu.
"Abi kenapa? Abi kenapa senyum-senyum begitu? Emangnya ada yang lucu?"
"Eehh.. engga Ibu, itu tadi Abi.. melihat Ibu senyumnya manis sekali, jadi Abi engga sadar ikut senyum juga." Selorohnya dengan polosnya berkata sangat jujur.
Sontak saja jawaban Abi, membuat Ibu Ningrum tertawa geli sekali.
"Ha.. ha.. ha.." Tawa Ibu Ningrum renyah sekali, hingga dia lupa jika saat ini dirinya sedang sakit.
"Kenapa Ibu tertawa sampai bahagia seperti itu? Abi jujur dengan apa yang Abi katakan Ibu guruku." Tanya Abi heran.
"I.. iya Abi, emang engga ada yang lucu dengan Abi, tapi Ibu ingin tertawa saja." Sahut Ibu Ningrum berdusta, seraya tertawa kembali.
"Ha.. ha.. ha.."
"Ibu guruku jangan tertawa seperti itu, tawa Ibu itu meresahkan hati Abi, takut terbawa mimpi nanti." Selorohnya Abi tanpa sadar, dengan senyuman terbaiknya. Membuat pipi Ibu Ningrum merona merah, dan bibirnya seketika berhenti tertawa.
Hening untuk beberapa saat.
"A.. abi, Ibu boleh pinjam ponsel Abi untuk menghubungi orang tua Ibu di Bogor?" Tanya Ibu Ningrum tidak enak hati.
"Boleh Ibu, jangankan untuk pinjam, untuk Ibu miliki ponsel Abi juga boleh." Sahut Abi serius
"Aiish.. anak murid Ibu pintar sekalih menggombal. Belajar dari mana anak murid Ibu yang pintar ini?"
"Engga gombal Ibu guruku, Abi emang serius. Jika Ibu belum bisa menerima Abi dalam hati Ibu, setidaknya ponsel Abi bisa diterima oleh Ibu." Ucapnya sungguh-sungguh, tidak nampak ada kebohongan di wajahnya.
"Eeemmm.. iya sudah Abi, Ibu telpon orang tua Ibu dulu yah." Pinta Ibu Ningrum, mengalihkan pembicaraan mereka.
"Iya Ibu guruku." Sahut Abi lembut.
"Tuut.. tuut.. tuuu.." Tidak ada jawaban.
"Tuut.. tuuut.. tuut..." Percobaan kedua masih tidak ada jawaban. Hingga Ibu Ningrum menggeleng pelan menatap layar ponselnya.
"Ibu kenapa? Engga diangkat-angkat telponnya yah, Ibu guruku?" Tanya Abi heran yang melihat Ibu guru menggelengkan kepalanya.
"Iya Abi, engga ada jawaban sudah dua kali Ibu hubungin." Sahut Ibu guru.
"Coba kirim pesan lewat WA saja Ibu guruku, terus sertakan nama Ibu Ningrum di pesannya, biar bisa di baca sama orang tua Ibu." Saran Abi cerdas.
"Ooh iya Abi, kenapa Ibu selalu melupakannya?" Ucapnya tanpa sadar membuat Abi tersenyum.
"Padahal Ibu masih muda, masa selalu lupa hal sepenting itu. Tapi Ibu jangan mudah lupakan Abi yah, anak murid yang songong sudah berani menyatakan suka sama gurunya sendiri. He.. he.. he.." Selorohnya terkekeh sendiri.
Ucapan Abi membuat jantung Ibu Ningrum semakin tidak karuan, bisa-bisa aku mati jantungan kalau terus di gombalin anak SMA ini, pikirnya.
Akhirnya Ibu Ningrum mengirim pesan kepada Mamanya lewat WA, dan berharap Mamanya bisa membacanya dan langsung menghubunginya.
Hampir pukul 9 malam, pesan WA dan teleponnya belum ada balasan dari Mamanya Ibu Ningrum.
"Ibu guruku, apa sudah ada balasan WA dari orang tua Ibu guru?" Tanya Abi penasaran.
"Belum Abi, mungkin mereka jauh dari ponselnya, hingga tidak tahu ada telpon dan pesan dari Ibu." Sahut Ibu Ningrum.
"Ooh.." Cuma kata itu yang keluar dari bibir Abi.
"Eeemm.. Abi engga pulang? Engga dicariin orang tua Abi? Sudah malam loh." Tanya Ibu Ningrum hati-hati.
"Eengga Ibu guruku, tadi Abi sudah pamit sama Mbo Tami sebelum kesini. Abi mau menginap di Rumah Sakit saja menemani Ibu guru." Ucap Abi jujur seraya tersenyum mengembang.
"Haaah.. menginap?" Tanya Ibu Ningrum terkejut.
--BERSAMBUNG--
...Jangan lupa kasih like, favorite, vote dan tips komentar yah. Terima kasih......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Febi Febrianto
jd geli, lht Abi godain Bu Ningrum
yg di godain salah tingkah
saking suka SM Bu ningrum, Abi belain mau nungui Bu Ningrum
2022-08-26
1
Rendy Chrisnanto
senangnya bu ningrum lihat tingkah lucu abi yang selalu menggombalinya...semoga kalian berjodoh....
2022-08-17
1
Author yang kece dong
Semangat kak ceritanya mood booster
2022-05-16
1