🥰🥰Happy Reading🥰🥰
Ibu Ningrum bergeming menatap Abi, dia tidak menyangka Abi bisa mengatakan hal seperti itu kepadanya, Abi itu begitu polos dan lugu kalau mengenai urusan hati dan cinta. Ibu Ningrum menggelengkan kepalanya heran, bisa-bisanya dia disukai anak muridnya sendiri, apalagi anak SMA.
"Ibu guru kenapa diam saja? Kenapa hanya menggelengkan kepala saja? Apa salah dengan perasaan Abi yang sedikit aneh ini? Abi sudah coba menepis perasaan ini Ibu dari kemarin-kemarin, Abi pikir Abi hanya mengagumi Ibu guru seperti sosok Mama Abi dulu, tapi entah mengapa dari rasa kagum itu berubah jadi rasa suka Bu." Tanya Abi jujur dengan perasaannya.
Ibu Ningrum berpikir sejenak dengan pertanyaan Abi, dia langsung menyusun kata agar bisa meyakinkan Abi, agar dirinya bisa mengerti.
"A.. abi Maaf, bukannya Ibu menolak Abi. T.. tapi A.. abi itu masih anak SMA kelas satu, belum pantas untuk suka-sukaan. Lebih baik Abi giat belajar, jangan melakukan sesuatu yang melanggar peraturan sekolah, kalau Abi sudah kuliah, Abi boleh suka-sukaan bahkan cinta-cintaan." Ujar Ibu Ningrum gugup, seraya menolak dengan alasan yang logis.
"T.. tapi Ibu, jika Abi sudah lulus SMA, lalu Abi kuliah, apa Ibu Ningrum mau menunggu Abi dan menerima Abi untuk suka sama Ibu guru?" Tanya Abi dengan polosnya.
"Insya Allah, kalau berjodoh tidak akan pergi kemana-mana. Pasti akan bersatu pada akhirnya, tapi kalau tidak berjodoh jangan pernah membenci Ibu yah Abi." Ujar Ibu Ningrum bijak.
"Baik Bu guru, insya Allah berjodoh yah Bu guru. Abi engga pernah punya rasa suka seperti ini sebelumnya dengan seorang wanita, bahkan dengan gadis sepantaran Abipun belum pernah Bu guru." Sahut Abi serius.
"Ha.. ha.. ha... kalau lihat muka polos Abi, Ibu lupa sama sakit Ibu sekarang." Ibu Ningrum tertawa, dengan melihat wajah polos Abi. Seketika Abipun ikut tertawa juga.
"Ha.. ha.. ha.." Mereka tertawa bersama.
"Abi.. sekarang Ibu sudah sangat lapar, gara-gara di tembak anak SMA, Ibu sampai kelewat jam makan sore, he.. he.. he..." Canda Ibu Ningrum terkekeh.
"Aach.. Ibu bisa saja meledek Abi, nanti Abi benar-benar bikin Ibu suka sama Abi, lalu jatuh cinta sama Abi, bagaimana?" Tanya Abi bercanda, namun Ibu Ningrum sedikit gugup kemudian menepis ucapan anak muridnya itu.
"A.. abi sudah Azan Magrib, sana kamu ambil wudhu untuk sholat. Ibu mau minta Suster untuk bawakan makan sore Ibu." Ujar Ibu Ningrum, seraya menekan bell tanda agar Suster jaga datang.
"Baik, Ibu sendiri dulu yah, Abi mau sholat magrib dulu. Awas jangan rindu, nanti berat, biar Abi saja yang rindu berat. He.. he.. he.." Ucap Abi terkekeh teringat petikan kata Diilan.
"Ha.. ha.. ha.. Abi bisa saja ngelucunya." Ibu Ningrum tertawa.
Abipun beranjak pergi ke Musholah yang ada di Rumah Sakit tersebut, lalu melaksanakan kewajibanya 3 rakaat. Setelah selesai sholat magrib, Abi mampir ke kantin Rumah Sakit membeli Jus jambu untuk meningkatkan trombosit. Sakit DBD cenderung bisa menurunkan trombosit darah.
Abi datang dengan membawa dua bungkus jus jambu, dan roti tawar beserta selai dan coklatnya.
"Assalamu'alaikum Ibu guru cantik." Salam Abi menggema, di ruangan rawat Ibu Ningrum.
"Wa'alaikumsalam, Abi anak murid Ibu yang baik." Sahut Ibu Ningrum, yang membuat Abi merengut.
Ibu Ningrum tergelak saat melihat Abi yang sedang merengut, seraya mengerucutkan bibirnya sebal.
"Iiichh.. jelek banget anak murid Ibu kalau ngambek, ha.. ha... ha..." Ledek Ibu Ningrum seraya tertawa.
"Ibu kenapa harus bilang Abi anak murid Ibu terus? Ibu Bisa engga, kalau di luar sekolah Ibu guru anggap Abi pria dewasa, kalau di sekolah baru murid Ibu?" Tanya Abi kesal.
"Ha.. ha.. ha.. mana bisa begitu? Yang namanya murid yah tetap murid Abi, dimanapun berada tetap saja Abi itu anak murid Ibu." Ibu Ningrum tertawa dengan permintaan Abi.
"Iya, bu guru." Ucap Abi pasrah.
"Abi, kamu bawa apa?" Tanya Ibu Ningrum, yang melihat Abi menenteng plastik berwarna hitam.
"Ini Ibu, Abi beli Jus jambu dan roti tawar bersama temannya selai dan coklat, ini buat Ibu guruku biar lekas sehat kembali, dan bisa mengajar lagi." Jelas Abi, seraya meletakkan bungkusan itu di nakas samping Ibu Ningrum.
"Waah.. terima kasih Abi." Sahut Ibu Ningrum singkat.
"Sama-sama, Ibu guruku." Balas Abi.
Tidak berselang lama, ada seorang Pelayan gizi Wanita Rumah Sakit, membawakan makanan untuk pasien.
"Permisi, saya membawakan menu makanan sehat untuk pasien atas nama Ibu Ningrum Cantika Maharani." Sapa pelayan gizi itu sopan.
"Iya benar Mba, tolong simpan di sini saja." Sahut Ibu Ningrum seraya menunjuk nakas disamping kanan kasurnya.
Pelayan gizi itupun menyimpan menu makanan tersebut, di nakas samping Ibu Ningrum.
"Silahkan dinikmati, lekas sehat yah Ibu, saya permisi dulu." Ucap Pelayan gizi itu sopan.
"Terima kasih Mba." Ucap Ibu Ningrum sopan.
"Sama-sama Ibu." Sahut Pelayan gizi tersebut seraya meninggalkan ruangan Pasien.
Ibu Ningrum memgambil menu makanan yang tersaji di piring nampan tersebut, dan menaruhnya di atas pahanya.
"Kamu sudah makan Abi?" Tanya Ibu guru yang sedang membuka menu makanan, yang tertutup rapat oleh plastik raping, tetapi seperti sangat kesulitan.
"Belum Ibu guruku, sini saya bantu membukanya Ibu guruku." Sahut Abi seraya menawarkan bantuan.
"Engga usah Abi, Ibu sudah bisa sendiri. Akhirnya terlepas juga." Tolak Ibu Ningrum halus, dan Abipun hanya mengangguk kecil.
Menu makanan gizi itu terdiri dari, bubur nasi, telur rebus, tempe dan sayur sop, juga dilengkapi buah pisang dan satu gelas teh manis hangat.
"Kamu engga makan dulu Abi?" Tanya Ibu Ningrum, disela suapan makannya.
"Nanti gampang Ibu guruku, tinggal ke kantin. Biar sekarang Abi temani Ibu guruku makan dulu." Ujar Abi santai.
"B.. baiklah kalau begitu." Sahut Ibu Ningrum gugup, saat mata Abi memandangnya begitu dalam. Tanpa sadar Ibu Ningrum tidak fokus, sampai makanannya menempel di pipinya. Sontak saja Abi yang melihat Ibu Ningrum sedikit gugup, langsung tersenyum dan meraih tisu makan, untuk mengelap bubur nasi yang menempel di pipi Ibu Ningrum.
"Eeeh.." Ucap Ibu Ningrum tersentak kaget, saat Abi menyentuh pipinya.
"Maaf Ibu guruku, saya hanya mengambil nasi yang menempel di pipi mulus Ibu saja." Jelas Abi jujur, seraya menunjukkan bekas bubur nasi tersebut yang ada di tisu.
"Ooh.. iya, terima kasih Abi." Sahut Ibu Ningrum malu, yang sudah salah paham dengan sikap Abi.
"Sama-sama Ibu guruku, kenapa Ibu jadi engga fokus makannya? Apa karena ada Abi di sini? Atau ada alasan lain gitu Ibu guruku?" Pertanyaan Abi yang menjebak.
Seketika Ibu Ningrum bergeming, tidak bisa mengucapkan sepatah katapun.
--BERSAMBUNG--
...Jangan lupa kasih like, favorite, vote dan komentar yah. Terima kasih......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Setia
gemes deh
2022-09-04
1
Febi Febrianto
setiap kali Abi menatap ,Bu Ningrum salting
lht Abi yg lugu & polos, jd gemes
2022-08-26
1
Rendy Chrisnanto
ciee ibu ningrum ditembak anak SMA...terang terangan lagi nembaaknya ...abi kalau dilihat2 gemes banget dengan tingkah polosnya itu...bisa bikin ibu ningrum salah tingkah karena perhatiannya. ..
2022-08-17
1