🥰🥰Happy Reading🥰🥰
Abi sudah bersiap untuk ikut touring bersama teman-temannya ke Bogor. Abi membawa tas yang berisi dua pakaian untuk ganti, jaga-jaga jika disana mendadak kemalaman di jalan.
"Den Abi mau kemana? Sudah rapih dan membawa tas, Den Abi 'kan belum makan?" Tanya Mbo Tami, yang melihat Abi keluar dari kamarnya sudah rapih.
"Mbo, nanti tolong bilangin Papa saja yah Mbo, takutnya Abi kemalaman di jalan baru besok pulangnya." Jelas Abi, seraya menghampiri Mbo Tami untuk menyalaminya.
"Tapi Aden makan dulu barang sedikit mah, sudah dua hari ini Aden engga makan nasi. Mbo takut nanti Aden pingsan di jalan, bagaimana?"
"Mbo di jalan banyak yang jual makanan kali, kalau lapar juga nanti Abi berhenti cari makan." Sahutnya santai, seraya mengenakan sepatu sneakersnya, akhirnya Mbo Tami hanya mengangguk saja, tanpa memaksanya lagi untuk makan.
"Bagaimana Abi napsu makan Mbo, hari ini adalah hari patah hati Abi. Wanita yang Abi sayangi, akan menikah dengan orang lain. Meski Abi sadar, Ibu guru Ningrum tidak mungkin menerima Abi dan menunggu Abi cukup umur untuk menikahinya." Ucap Abi dalam hatinya, tanpa sadar air matanya menggenang dipelupuk matanya yang hampir tumpah.
"Assalamu'alaikum... Mbo, Abi pamit jangan lupa pesan Abi untuk Papa yah Mbo."
"Wa'alaikumsalam Aden, hati-hati di jalan, nanti Mbo pasti sampaikan pesannya."
Abi menjalankan motornya dengan perasaan hampa, tidak ada raut kebahagiaan sama sekali yang nampak darinya. Namun Abi tetaplah Abi, meski begitu tidak mengurangi ketampanan wajah seorang Abi.
Sesampainya Abi di parkiran sekolah, teman-temannya sudah hampir berkumpul semua, hanya dirinya yang baru sampai.
"Abi.. loe lama banget sih Bro? Kita sudah hampir jalan sebentar lagi kalau loe engga sampai juga." Ucap Firman yang menghampirinya.
"Sorry Fir, loe 'kan dadakan tadi WAnya, gue 'kan perlu siap-siap juga kali." Sahut Abi emosi.
"He.. he.. he.. iya.. iya.. Maaf, jangan nyolot gitu dong ngomongnya, sensi amat. Tumben hari ini loe emosian? Patah hati loe yah, ditinggal kawin sama Ibu guru yang cantiknya pake banget itu?"
"Aiish.. loe sok tahu."
"Canda Bi.. peace dong." Ucap Firman seraya jarinya membentuk huruf V ke udara.
"Ha.. ha.. ha.." Merekapun tertawa bersama.
Dari kejauhan datang seorang gadis cantik, dengan styles modis dan elegant. Gadis itu memakai bandana khas anak ABG seusianya, dia teman Abi dan Firman satu kelas.
"Abi.. gue boleh nebeng sama loe engga?" Tanya Mitha dengan hati-hati, takutnya di tolak bisa malu sama teman-temannya.
"Eeeh.. Mitha cantik, bukannya loe bawa mobil yah?" Sela Firman, seraya bertanya.
"E..engga jadi bawa Fir, ribet nanti di jalan." Dusta Mitha gugup, pasalnya sebelum dia tahu Abi ikut, dia akan mengenakan mobil dengan diantar supirnya. Namun saat Mitha melihat Abi, dia langsung meminta supirnya pulang saja.
"Aach.. masa? Orang tadi gue liat loe bawa mobil di parkiran!" Seru Firman tidak percaya.
"Itu cuma nganter gue, Pak Supirnya langsung balik lagi." Alasan Mitha.
"Ooh gitu! Ya sudah bareng gue saja Mit..." Tawar Firman tulus.
"Engga ah, orang gue maunya sama Abi, kenapa loe yang ngebet." Tolak Mitha jengkel.
"Ya sudah kalau engga mau, gue cuma nawarin tumpangan doang." Sahut Firman kesal.
"Abi.. mau engga boncengin gue?" Tanya Mitha sekali lagi.
"Heeem.." Gumam Abi seraya mengangguk pelan.
"Aasik.. terima kasih yah Abi." Ucap Mitha sangat senang, sampai-sampai dia loncat kegirangan.
Pak Sabar memberikan intruksi untuk para guru, dan para murid, untuk segera berkumpul sebelum berangkat touring.
"Asalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh..." Salam Pak Sabar menggema terdengar.
"Wa'akaikumsalam Warohmatullohi Wabarokatuh.." Jawab salam semua guru dan murid.
"Mohon perhatiannya untuk rekan guru, dan anak murid sekalian, Bapak harapkan untuk perjalanan kali ini harus teratur. Jangan sampai ada yang tertinggal ataupun tersasar. Alamat rumah Ibu Ningrum sudah saya shareloc di WA yah, kalau ada yang belum dikirim, tolong minta sama yang sudah punya alamatnya. Sebelum berangkat, sebaiknya kita berdoa untuk keselamatan kita bersama, berdoa dimulai"
"Hening" Sedang berdoa.
"Berdoa selesai... baiklah sekarang kita sudah siap berangkat yah semuanya." Ujar Pak Sabar, seraya bersiap-siap untuk berangkat.
Akhirnya semua kembali ketempat kendaraan masing-masing, dan mulai menyalakan mesinnya. Begitu juga dengan Abi, yang sudah siap untuk berangkat.
"Abi.. helm guenya mana?" Tanya Mitha ketika hendak naik keatas jok, lalu sadar dengan helmnya.
"Engga ada." Sahut Abi singkat seraya menggeleng pelan.
"Terus.. bagaimana? Gue engga mungkin dong, naik motor engga pake helm!" Seru Mitha bertanya bingung.
"Terserah loe, gue sih engga maksa." Sahut Abi tersenyum devil.
"Woy.. Mitha, cepetan dong naik motor, kita sudah mau jalan, loe engga jadi pergi, bukan?" Teriak Firman memanggil Mitha, yang masih berdiri.
"Gue engga ada helm Fir, loe punya engga?" Sahut Mitha seraya bertanya.
"Ada, helm gue, tapi loe boncengan sama gue yah?" Sahut Firman, seraya bertanya kembali.
Mitha berjalan ketempat Firman, lalu mengambil helm di motor Firman.
"Makasih yah Fir, gue pinjem dulu. Pleas.. kasih kesempatan gue biar bareng sama Abi." Ucap Mitha memohon, seraya berjalan ke tempat Abi, sedangkan Firman hanya mendengus kesal.
"Abi, gue jadi dibonceng yah?" Tanya Mitha seraya memakai helmnya.
"Heeemm" Gumam Abi, lalu Mitha tanpa ragu langsung duduk di jok belakang, seraya melingkarkan lengannya diperut Abi.
Abi yang merasa engga biasa membonceng cewek model Mitha, langsung merasa risih dengan tangan yang menempel diperut sixpacknya.
"Mit.. tolong yah tangan loe dikondisikan, kalau cara loe kayak gini, mending loe engga usah ikut gue." Ucap Abi ketus.
"Eeh.. iya Bi, maaf gue engga sengaja." Ucap Mitha gugup, seraya melepaskan rangkulan tangannya.
Akhirnya, semua rombongan guru dan murid yang membawa mobil, berjalan lebih dulu. Sedangkan guru dan murid yang membawa motor, berjalan belakangan.
Mereka berjalan beriringan dengan di komando oleh Bapak Sabar, yang berada di depan. Sedangkan di belakang, di komando oleh Bapak Zaenudin untuk berjaga.
Perjalanan cukup macet mengingat hari Weekend, banyak kendaraan yang berasal dari Ibu kota Jakarta, akan berlibur ke daerah puncak. Perjalanan menghabiskan waktu hampir dua jam lebih, namun mereka tetap terkawal dengan baik dan tertib.
Rombongan sudah sampai di parkiran, samping tenda Pengantin. Semua memarkirkan kendaraan mereka masing-masing, dengan diatur oleh Pak Hansip yang menjaga tempat Pernikahan tersebut.
Janur kuning menunjukkan nama yang menikah, Dra. Ibu Ningrum Cantika Maharani S.Pd dengan Drs. Ustad Rizal Ahmad S.Pd.I.
"Apa benar ini tempatnya, Pak Sabar?" Tanya Ibu Sari, saat baru turun dari mobil.
"Sepertinya benar Bu Sari, itu lihat janur kuningnya, tertulis nama Ibu Ningrum." Sahut Pak Sabar, seraya menunjuk ke arah janur kuning.
"Ooh iya, benar." Ucap Ibu Sari.
"Yang sabar yah Pak, nanti saya doakan Bapak dapat wanita yang lebih baik dari Ibu Ningrum." Ujar Ibu Sari menghibur Pak Sabar.
"Iya Bu Sari, terima kasih." Sahut Pak Sabar, tersenyum kecut.
Para rombongan memasuki halaman tenda Pengantin yang dihias dengan indahnya. Begitu banyak bunga-bunga yang menghiasi tenda tersebut, menambah cantik mata memandang.
Para rombongan disambut oleh keluarga besar Ibu Ningrum, kemudian mereka bersalaman dengan mengantri untuk sampai dengan kedua mempelai. Hingga sampailah giliran Abi, yang berdiri tepat di depan Ibu Ningrum.
"Eeeemm.. selamat yah Ibu guru, selamat atas Pernikahan Ibu, selamat berbahagia, semoga Sakinah, Mawahdah dan Warohmah." Ucap Abi dengan bibir bergetar, seraya berjabat tangan dengan senyum yang dipaksakan, namun mata sudah berkaca-kaca menahan tangis.
Ibu Ningrum yang mendengar ucapan Abi, dan melihat mata Abi sudah berkaca-kaca, tidak kuasa untuk menahan tangisnya. Akhirnya Ibu Ningrum jatuh pingsan terkulai lemas ke dasar lantai.
--BERSAMBUNG--
...Jangan lupa kasih like, favorite, vote dan tips komentar yah. Terima kasih......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Febi Febrianto
siapapun org ny, bila dtng & salaman dgn org yg kita cintai, di hr pernikahan, pasti sedih
kasihan Bu Ningrum pingsan ,saat bersalaman dgn Abi
2022-08-26
1
Rendy Chrisnanto
aish mentel banget sih mita....rapuh banget pasti abi...dan ternyata bu ningrum juga belum lama menyadari jika ia juga jatuh cinta....tapi apa dikata nasi sudah jadi bubur...
bu ningrum sudah menikah
2022-08-17
1
Author yang kece dong
Semangat kak Abi
2022-05-16
1