🥰🥰Happy Reading🥰🥰
Abi memarkirkan motornya digarasi rumahnya, dengan rapih. Mbo Tami membukakan pintu untuk Abi, lalu membawakan tas Abi kedalam kamarnya.
"Aden Abi sudah sampai, Alhamdullilah yah Den, Aden mau mandi sekarang?" Tanya Mbo Tami, dengan perasaan lega.
Abi tersenyum kepada Mbo Tami, lalu mengangguk pelan. "Iya Mbo." Sahut Abi seraya masuk kekamar mandi.
Abi merendamkan tubuhnya di bathtub, melepas semua rasa yang berkecamuk. Rasa sedih yang baru saja dia lewati, seakan mengganjal dalam hatinya. Mungkin saat ini, Ibu Ningrum sudah menjadi milik suaminya seutuhnya.
"Ibu Ningrum.. Abi ikhlaskan, Ibu menjadi istri Ustad Rizal seutuhnya. Semoga Ibu Ningrum senantiasa dilimpahkan kebahagiaan." Ucapnya dalam hati dengan mata terpejam, merasakan hangatnya air yang menyentuh tubuh putih Abi, bak pangeran nyaris tanpa noda sedikitpun. Wajahnya yang teduh seringkali nampak dingin, jika dia tidak menyukainya, namun akan sangat hangat, jika dia menyukainya.
Abi menyelesaikan sesi mandinya setelah berendam cukup lama, hampir 40 menit dia baru keluar dari kamar mandi.
Mbo Tami yang melihat Abi sudah berganti pakaian tidur, lantas menghampirinya. "Aden Abi sudah makan atau belum? Kalau belum, nanti Mbo hangatkan lauk dan sayurnya, Aden jangan tidur dulu yah." Tanya Mbo Tami dengan wajah riang yang biasa Mbo Tami tunjukkan, untuk anak yang selama ini dia asuh sedari kecil. Mbo Tami sangat menyayangi Abi, hingga sekarang, meski sudah remaja.
Abi tersenyum mendengar perhatian dari Mbo Tami, lalu dia berkata."Iya Mbo, Abi sangat lapar, Abi mau makan."
"Siap Aden Abi, Mbo akan siapkan secepatnya." Ucap Mbo Tami, dengan ciri khasnya memberi hormat ala prajurit, yang seperti biasa dia lakukan jika sedang senang.
"Iya Mbo, he.. he.. he.." Ucap Abi terkekeh, dengan gaya ARTnya itu.
Mbo Tami langsung melesat ke dapur, untuk memanaskan lauk dan sayur yang akan dimakan Abi.
"Silahkan Aden Abi, makanannya sudah siap, makan yang banyak biar Aden Abi bisa gemuk. He.. he... he..." Ucap Mbo Tami bercanda, dengan wajah lucunya.
"Aach... Mbo Tami bisa saja, emangnya badan Abi kurus banget apa, sampai harus makan banyak?" Tanya Abi dengan menepuk-nepuk perutnya, yang terhalang baju tidurnya di depan Mbo Tami.
"He.. he.. he.. Engga Aden, badan Aden Abi sudah ideal dan sixpack." Kekeh Mbo Tami berucap jujur, seraya mengusap punggung Abi lembut. Abipun tersenyum dan merasa nyaman dengan usapan Mbo Tami dipunggungnya.
"Mbo Tami temenin Abi makan, kalau engga mau, Abi engga jadi makan." Ucap Abi dengan mengancam, mau tidak mau Mbo Tami pasrah mengikuti maunya Abi.
"Iya Aden, Mbo Tami ikut makan biar makin subur, he.. he.. he..." Sahut Mbo Tami terkekeh.
Akhirnya mereka makan malam bersama, seperti layaknya Ibu dan Anak. Sesekali Mbo Tami menyuapi Abi dari piring nasinya.
"Aden, kalau begini Mbo jadi inget sama Mama Aden, Nyonya Mariam. Bagaimana kabar Mama Aden yah sekarang? Sudah lama juga yah Aden, hampir 6 bulanan Nyonya Mariam engga ngabarin kita. Memang Aden, engga kangen sama Mama Mariam?" Ujar Mbo Tami, teringat Nyonya Mariam dan menanti kabarnya.
"Kangen dong Mbo Tami, tapi semenjak kepergiannya, Mama hanya satu kali saja menghubungi kita. Selebihnya sampai sekarang tidak ada kabar, dan menghilang begitu saja. Abi juga bingung mau cari dimana!" Seru Abi pasrah dengan nasibnya sekarang.
"Iya sudah Aden, semoga suatu saat nanti Aden akan bertemu dengan Mama Mariam lagi." Ucap Mbo Tami, mendoakan kebaikan untuk Abi dan Mamanya.
"Aamiin Mbo." Sahut Abi mengamini.
Suara deru mesin mobil terdengar dari luar rumah, Mbo Tami dan Abi seketika saling menatap.
"Papa..? Tuan Robby..?" Ucap mereka bersamaan.
Papa Robby Dirgantara, Papa Abi yang sudah tiga hari ini keluar kota, baru saja pulang ke rumah. Abi yang selalu merasa kesepian, karena jarang bertemu dengan Papanya, dia langsung menghentikan makan malamnya.
"Mbo, Abi sudah selesai makannya." Ujar Abi, kemudian berdiri dari kursi duduknya.
"Iya Aden." Sahut Mbo Tami, yang langsung berdiri untuk membukakan pintu Tuan Robby.
"Mbo, biar Abi saja yang membukakan pintu untuk Papa." Pinta Abi yang langsung melewati jalannya Mbo Tami.
"Iya Aden." Sahut Mbo Tami senang, seraya berjalan mengekori Abi.
"Click.." Bunyi pintu rumah terbuka.
Abi terkejut saat Papa Robby datang bersama seorang wanita, dan satu anak laki-laki yang tidak jauh berbeda dengan usianya, dan satu anak perempuan yang mungkin lebih muda darinya.
"Abi sayang, tumben sekalih kamu yang membukakan pintu untuk Papa!" Seru Papa Robby, merasa heran.
"Engga Pap, sebenarnya Abi memang mau cari udara diluar sebentar saja." Dusta Abi, dengan tatapan tidak suka dengan ketiga orang asing disamping Papa Robby.
"Ooh.. begitu sayang, kirain kangen sama Papa sudah tiga hari tidak bertemu." Ujar Papa Robby perhatian.
Abi hanya tersenyum kecut, dan mengangkat bahunya keatas.
"Abi sayang, kenalkan ini istri Papa sekarang, namanya Mama Lusia, yang akan menjadi Mama tirimu, dan ini Rio Kakakmu, usia kalian hanya terpaut satu tahun saja. Lalu ini Adikmu Riana, hanya terpaut beberapa bulan denganmu." Jelas Papa Robby mengenalkan keluarga barunya.
"Hallo Abi sayang." Ucap Mama Lusia.
"Hallo Adik Abi." Ucap Kakak Rio.
"Hallo Kakak Abi." Ucap Adik Riana.
Seketika tubuh Abi terasa berat, dia terkejut dengan apa yang didengarnya. Begitupun Mbo Tami, lebih terkejut dengan kedatangan tamu barunya.
"Haaah.. Mama tiri? Kakak tiri? Dan Adik tiri?" Ucap Abi masih dalam keterkejutannya.
"Iya.. Abi sayang, kenapa kamu? Sepertinya kamu tidak menyukainya?" Tanya Papa Robby penuh selidik.
Abi menggelengkan kepalanya pelan, dan mengangkat bahunya keatas.
"Pap..? Apa yang Papa lakukan selama 3 hari keluar kota? Ternyata ini yang Papa kerjakan selama 3 hari ini? Tanpa menanyakan pendapatku dahulu dan langsung menikahinya?" Tanya Abi dengan menyindirnya, lalu menatap mereka dengan wajah benci.
Lusia dan kedua anaknya merasa tersinggung, dengan sikap dan ucapan Abi. Namun mereka masih bisa menahan diri.
"Bukan seperti itu Abi, Papa sudah lama mengenal Mama Lusia, dan sekarang Papa sudah resmi menikahinya. Mulai malam ini mereka akan tinggal disini, menjadi keluarga lengkap dan bahagia." Sahut Papa Robby dengan gamblang.
"Terserah Papa, aku sudah tidak perduli." Sahut Abi kesal, seraya pergi meninggalkan mereka dengan perasaan gusar.
"Anak itu.. semakin lama semakin mirip saja dengan Mamanya, tidak pernah mau mendengarkan perintah Papanya, dan membangkak saja kerjaannya." Ucap Robby tanpa sadar, mengingat mantan istrinya.
"Sudah sayang, biarkan saja Abi sendiri dulu. Mungkin dia masih terkejut dengan kedatangan kami, orang baru baginya." Cegah Lusia, agar suami barunya itu berhenti marah.
--BERSAMBUNG--
...Jangan lupa kasih like, favorite, vote dan tips komentar yah. Terima kasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Tutik Julianti
siapa yg gak kaget... ayahnya keluar kota 3 hari pulang2 dah bawa istri dan saudara tiri...kasian Abi...
2022-09-18
1
Febi Febrianto
3 hari di luar kota,pulang 2 Bawak istri baru & 2 anak
pasti Abi terkejut
seharusnya papa Abi minta pendapat dulu dgn anak ny
jgn langsung Bawak org baru ke rmh
2022-08-26
2
Rendy Chrisnanto
iya lah terkejut...harusnya anda sebagai ayah kandung abi kalau mau nikah lagi itu minta pendapat anakmu dulu ....jangan langsung bawa orang baru dikehidupannya ....siapa yang bakal terima jika keadaannya dadakan seperti itu....pamit keluar kota pulang bawa istri dan saudara tiri...apa gak kesel abi....
2022-08-17
1