🥰🥰Happy Reading"🥰🥰
Suasana mendadak tegang, saat Mama Anita dan Papa Bondan dikejutkan dengan situasi yang mereka lihat saat ini. Semua sibuk dengan pemikirannya masing-masing.
"Maaf Tante, Om, ini bukan salah Ibu guru, semua ini salah saya." Ucap Abi, seraya menghampiri mereka, dan mengulurkan tangan untuk bersalaman. Namun tangan Abi, ditepis oleh mereka. Sontak wajah Ibu Ningrum mendadak sedih, saat melihat Abi diperlakukan kurang baik oleh kedua orang tuanya.
Abi hanya tersenyum kecut, saat mendapatkan penolakan kedua orang tua Ibu Ningrum, yang sangat disayanginya.
"Saya tidak ingin basa-basi, maksud kamu apa, genggam tangan anak saya sampai dibawa tidur seperti itu?" Tanya Mama Anita langsung tembak saja.
"I.. itu Tante, saya menyukai anak Tante." Ucap Abi jujur tanpa ditutup-tutupi.
"Ee.. enngga Mam.. engga seperti itu, Abi tolong kamu jangan berkata seperti itu!" Seru Ibu Ningrum mencegah Abi untuk berkata jujur kepada kedua orang tuanya.
"Haaah.. kamu sadar Nak, dengan ucapanmu? Bukankah kamu anak murid Cantika yang membawa ke Rumah Sakit ini?" Tanya Mama Anita, tidak habis pikir dengan remaja yang berada dihadapannya.
"Iya Tante, saya anak murid Ibu Ningrum Cantika Maharani, dan benar saya yang membawa beliau ke Rumah Sakit ini." Jawabnya jujur.
"Berani sekalih kamu menyukai Ibu gurumu sendiri? Apakah kamu tidak berpikir, kamu itu hanya seorang murid, yang usianya terpaut jauh dengan anak saya." Hardik Mama Anita, membuat nyali Abi tertantang.
"Mam, sudah cukup hentikan, Cantika ingin istirahat, Cantika tidak mau mendengar kalian menghina Abi. Hik.. hikk.. hikkk..." Pinta Ibu Ningrum seraya menangis pilu.
Bagai petir menyambar disiang bolong, dan bagai Cambuk yang menyambar ditubuh Ibu Ningrum, ingin sekali dia lari menjauh pergi dari situasi yang sedang mencekam, untuk menghadapi kenyataan pahit ini.
"Diam kamu Cantika, Mama tidak menyangka kamu menyukai anak bau kencur seperti Dia." Sarkas Mama Anita menatap tajam kearah Ibu Ningrum.
"T.. tapi Mam...." Protes Ibu Ningrum, yang langsung di potong oleh Mama Anita.
"Tidak ada tapi-tapian, minggu depan kamu akan menikah dengan Ustad Rizal Ahmad. Setelah pulang dari Rumah Sakit, kamu akan Mama bawa pulang ke Bogor, biar Papamu yang mengurusi izin Resign kamu dari tempatmu mengajar." Sarkas Mama Anita dengan jelas.
"Deg.."
Jantung Abi dan Ibu Ningrum berdetak lebih cepat, perasaan terkejut lebih di tujukan kepada Abi, yang benar-benar shock saat tahu Ibu Ningrum akan dinikahkan secepatnya, dengan laki-laki pilihan kedua orang tuanya.
"Tidak bisa begitu Mam, jangan seenaknya saja Mama mengambil keputusan sepihak, aku ini anak Mama, bukan boneka Mama yang bisa dipermainkan sesuka Mama. Pap, tolong bantu Cantika bicara dengan Mama, hikk.. hikk.. hikk..." Sergah Ibu Ningrum, seraya meminta tolong Papa Bondan.
"Papa tidak bisa membantu Cantika sayang, apa yang Mama kamu katakan benar adanya. Usia kamu itu sudah cukup untuk menikah, emangnya kamu tidak ingin menikah? Mau sampai kapan kamu akan melajang terus?" Ujar Papa membenarkan ucapan Mama Anita.
Pupus sudah harapan Abi saat mendengar penuturan kedua orang tua Ibu Ningrum, sudah dipastikan mulai detik ini juga, dirinya tidak akan pernah bisa berjumpa dengan guru kesayangannya itu.
"Hai.. kamu, lebih baik sekolah yang benar, jangan berpikir suka-sukaan dan cinta-cintaan, apalagi dengan orang yang lebih dewasa darimu. Pikirkan baik-baik ucapan saya." Sarkas Mama Anita tajam setajam belati, tidak terluka namun terasa menusuk di hati.
Abi bergeming menatap sendu Ibu Ningrum, dan kedua orang tuanya bergantian. Abi ingin mencoba melawan takdir dan melakukan hal nekad, tapi pikirannya masih berpikir jernih.
"Untuk apa memaksakan yang memang bukan menjadi miliknya, dan untuk apa mempertahankan hubungan yang mungkin sulit untuk digapai. Kalau memang Takdir harus berpisah, pasti akan berpisah. Namun jika Takdir harus bersatu, pasti akan bersatu." Ungkapan hati Abi saat ini, hingga membuat Abi meneteskan air mata.
"Ibu guru, Tante, Om, maafkan Abi yang sudah membuat kekacauan pagi ini. Abi doakan Ibu guru lekas sembuh, dan selalu bahagia untuk selamanya. Sampai jumpa Ibu guruku." Pamit Abi dengan lirih, seraya meninggalkan ruangan itu dengan berjalan gontai. Sedangkan Ibu Ningrum hanya menggeleng pelan, dan masih terisak tangis kesedihan.
"Abi maafkan Ibu Ningrum, Ibu tidak bisa berbuat banyak, sungguh Abi adalah orang yang pertama kali, membuat hati Ibu bergetar, dan berdebar. Perasaan yang selama ini belum pernah Ibu rasakan sebelumnya." Bathin Ibu Ningrum pilu.
Setelah kepergian Abi, suasana menjadi hening. Tidak ada yang mengeluarkan suara untuk beberapa saat. Ibu Ningrum sudah pasrah, mengikuti kemauan kedua orang tuanya.
*******
Satu minggu kemudian setelah kejadian tidak mengenakkan itu, tiba saatnya tepat hari ini hari dimana Ibu Ningrum Cantika Maharani dipersunting oleh seorang Ustad yang bernama Rizal Ahmad.
"Den Abi, sudah satu minggu ini, Mbo Tami perhatikan, Aden nampak murung. Ada apa sebenarnya Aden? Apa yang sedang terjadi?" Tanya Mbo Tami heran, dengan keadaan anak majikannya itu yang dia rawat sedari kecil.
"Ibu Ningrum akan menikah hari ini Mbo, Abi sedih Mbo, Abi benci semua ini Mbo." Sahut Abi meluncur begitu saja dari bibirnya.
"Yang sabar Den Abi, emangnya kenapa Den Abi sedih dan benci sama Ibu Ningrum? Bukankah Den Abi harusnya senang, jika Ibu guru Den Abi menikah?" Tanya Mbo Tami bingung dengan ucapan Abi, seraya mengusap pundak Abi lembut, dan merengkuh Abi seperti anaknya sendiri.
"Abi tidak membenci Ibu Ningrum Mbo, tapi Abi membenci pernikahannya." Ucap Abi lirih masih dalam buaian Mbo Tami.
"Mbo mengerti sekarang, Den Abi menyukai Ibu Ningrum? Makanya Den Abi sedih dan benci dengan pernikahamnya." Tanya Mbo Tami yakin, lalu Abi hanya mengangguk-angguk kecil.
"Yang sabar yah Den Abi, Aden harus ikhlas. Aden Abi masih muda, masih panjang perjalanannya. Sekarang Den Abi belajar dengan rajin, jangan membolos dan kabur terus. Kasihan Papa Aden, yang sudah membiayai Aden sekolah mahal-mahal, tapi Adennya engga mau belajar, dan sekolah dengan baik." Nasehat bijak Mbo Tami, seraya mengusap pundak Abi lembut.
"Iya Mbo." Sahut Abi lirih.
"Aden, Mbo masak makanan kesukaan Aden, cumi goreng tepung sama telor puyuh balado. Kita makan yah Aden." Mbo Tami merayu agar anak majikannya itu mau berselera makan lagi.
"Engga Mbo, Abi engga pingin makan, Abi mau tidur saja." Ucap Abi, seraya mengurai pelukan Mbo Tami lalu meninggalkannya sendiri. Mbo Tami hanya menggelengkan kepalanya pelan.
"Ting.." Bunyi pesan WA dari Firman.
("Abi, loe mau ikut engga? Kita mau touring ke Bogor bersama para guru, untuk menghadiri pernikahan Ibu Ningrum.")
("Anak-anak siapa saja yang mau ikut Fir?")
("Banyakan, pokoknya pasti seru Bi, kita banyak yang bawa motor, walaupun ada juga yang bawa mobil.")
("Baiklah, tungguin gue bersiap dulu yah.")
("Oke kita tungguin di sekolah yah Bi.")
("Sip.")
Akhirnya Abi ikut Touring bersama para guru, dan teman-teman Abi ke Bogor untuk menghadiri Pernikahan Ibu Ningrum. Meski sedih dan sakit, Abi mencoba untuk ikhlas dan menerima dengan lapang dada.
--BERSAMBUNG--
...Jangan lupa kasih like, favorite, vote dan tips komentar yah. Terima kasih......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Febi Febrianto
mungkin Bu ningrum bkn jodohmu Abi
ikhlaskan & lupakanlah, jalanmu msh panjang
suatu saat nanti akan ada wanita yg mencintaimu
biarkan Bu Ningrum bahagia
2022-08-26
1
Rendy Chrisnanto
jika ustad rizal jodohnya maka lancarkan lah dan jika abi adalah jodoh ibu ningrum maka berilah petunjukmu ya allah....
2022-08-17
1
Author yang kece dong
Semangat Abi
2022-05-16
1