Sekilas Tindakan Dan Kata Bermakna
Namaku RIO LANDY ARYA SAPUTRA, lahir di kota metro biasa di sebut kota mati. Panggilanku Ceo berawal dari seorang penulis yang tinggal di yunani liburan ke indonesia dan mengunjungi tempatku tinggal. Dia memanggilku Ceo, seorang penulis berasal dari yunani mempunyai peliharaan kupu kupu yang di beri nama Ceo. Dalam bahasa yunani kuno kupu kupu adalah (PSYCHEE) yang artinya adalah kesembuhan.
Di tengah malam aku berada di teras rumah yang sangat sunyi dan tenang. Entah kenapa seketika aku terpikirkan dari curhatan temanku, sahabatku, orang yang baru Kenal denganku. Merasa takut dengan keadaan yang akan datang? Kenapa mereka selalu menanti-nantikan kebahagian yang akan datang? Masalah yang akan mereka jumpai? Ishhhh! Akupun mulai menghawatirkannya. Pikiran seperti ini muncul membuat perasaan diriku menjadi resah dan gelisah saja. ahhh! Malam semakin larut. Suasana semakin hening membuat mataku menjadi mengantuk dan waktunya aku memejamkan mata untuk melanjutkan hari esok.
Pagi hari pukul 06:24 aku terbangun dari tidurku. Suara kicauan burung berbunyi begitu merdu dan suara rintik hujan terdengar dengan lembut. Aku beranjak dari kasurku menuju kamar mandi, air yang turun dari shower membuat diriku segar sekali. Aku berjalan perlahan membuat kopi dan menuju ke arah ruang tamu, membuka jendela sambil menikmati kopi. Hampir 12 menit aku duduk di ruang tamu, sambil menikmati suara rintik hujan dan kicauan burung. Tidak lama kemudian ada seseorang perempuan berlari dan berhenti di depan halaman rumahku. Sambil mengucap dengan nada yang tiinggi meminta izin kepadaku untuk berteduh sebentar.
"Pagii Kakkk! Bolehkah aku berteduh sebentar, di teras kakak? (Tanya seseorang perempuan itu kepadaku dengan nada yang tinggi dan wajah pucat kedinginan)"
Isshh siapa sih pagi-pagi sudah menjerit, mengganggu kenyamanan ku saja. Aku keluar dengan wajah yang penuh dengan tanda tanya. Melihat sosok wanita yang sedang kedinginan di depan halaman rumahku. air hujan yang membasahi seluruh tubuhnya. Terlihat pucat sekali wajahnya, sampai bibirnya menjadi berwarna ungu. Aku mempersilhkannya masuk. Tidak tega melihat sosok wanita yang kehujanan dan kedinginan, membuat raut wajahnya menjadi pucat sekali.
"Iyaaa..., gak papa sini masuk, berteduh disini aja." (Ucap saya kepadanya)
"Makasih ya kak." (Ucap perempuan itu kepadaku)
"Silahkan duduk, aku ambilkan handuk dulu untuk kamu." (Ucap saya kepadanya)
"ihhh tidak usah kak, aku di kasih neduh disini aja udah alhamdulilah makasih banyak" (Ucap perempuan itu padaku)
"Ga papa, kamu itu kedinginan, sampe wajah kamu pucat gitu" (Ucapku pada perempuan itu).
Aku ambilkan sebuah handuk untuknya. Untuk mengelap air hujan yang mengenai tubuh nya dan memberikan kepadanya sambil tersenyum.
"Nihh di pakai handuknya, biar tidak terlalu dingin." (Ucap saya kepadanya)
"Terimakasih kakkkk, aduhhh maaf aku jadi ngrepotin kakak." (Ucapnya kepadaku)
"Tidak apa apa mba" (Ucapku padanya)
Aku menawarkan sebuah minuman hangat kepadanya. Tidak tega sekali melihatnya kedinginan. Melihat sosok wanita yang begitu pucat sekali seperti hantu yang berkeliaran. gemeruhku di dada.
"Mau minum teh atau kopi mba?" (Ucapku)
"Tidak usah repot repot kak" (Ucap perempuan itu)
"Tidak apa apa jangan malu malu, aku buatin teh hangat dulu ya" (Ucapku kepadanya).
Dia mengangguk. Sambil giginya bergetar.
Aku berjalan kearah dapur untuk membuatkan dia teh hangat. Sekalian mengambilkan sebuah jaket untuk menghangatkan tubuhnya yang begitu pucat dan bergemetar. Sehabis itu aku memberikan kepadanya.
"Silakan di minum, Ini ada jaket aku beli seminggu yang lalu, belum sempet aku pakai. Siilakan kamu pakai, biar hangat badan kamu." (Ucapku pada perempuan itu),
"T-tidak usah kak" (Ucap perempuan itu dengan gemetar)
"Gak papa kamu pakai aja, salin dulu sana di dalam, nanti masuk angin" (Ucapku dengan lembut)
"T-trima kasih banyak kakkkkk. Aduhhhhhhh kak. A-aku jadi tidak enak ngrepotin kakak" (Ucap seorang perempuan yang berteduh itu sambil Terbata bata)
Aku tersenyum hangat padanya "ga papa kok."
Ketika selesai mengganti pakaian di kamar mandi. Perempuan itu berjalan ke arah teras dengan wajah sedikit segar. "Di minum gih teh nya, nanti dingin malah gak enak di minumnya." (Ucapku padanya)
"Iya kak. Makasih ya." (Ucap perempuan itu)
"Kalo boleh tau nama kamu siapa? Kalo aku Rio Landy Arya Saputra, biasa dipanggil CEO." (Ucapku sambil mengulurkan tangan kepadanya)
"Nama aku Tasya Olivia Putri kak, biasa dipanggil Tasya." (Ucap seorang perempuan yang berteduh itu sambil tersenyum malu)
"Kok bisa kehujanan seperti ini Tasya. Memang kamu mau kemana?" (Ucapku kepadanya sambil tersenyum)
"A-aku mau brangkat kuliah kak, ehhhh taunya belum ada setengah perjalanan, hujaannnnn. Terpaksa aku numpang neduh disini. Maaf ya kak, aku tidak sopan, sambil memnaggil dengan nada tinggi meminta izin neduh disini. Karna takut ga kedengeran sama kakak" (Ucap Tasya kepadaku)
"iya ga papa Tasya, kamu jalan kaki berangkat kuliahnya, memang rumah kamu dimana?" (Ucapku kepada Tasya dengan wajah heran)
"Iya kak. Rumahku lumayan deket juga kok dari rumah kakak. Tadinya mau labas kerumah. Tapi ga kuat jalan karna air hujan semakin deres terpaksa neduh. Tapi Seru aja kalo pergi jalan kaki ke kuliahan, banyak pelajaran juga kadang yang di petik dari jalanan" (Ucap Tasya kepadaku)
"Owhhh gituu. Tapi apa kamu ga takut jalan sendirian. Apa lagi kamu cantik, manis, kaya gini?" (Ucapku pada Tasya sambil tersenyum)
"Alhamdulilah kak, selama ini sih ga ada apa apa" (Ucap Tasya kepadaku sambil tersenyum malu),
"Hmm, Emang pelajaran apa yang kamu dapet, dari perjalanan?" (Ucap saya kepada Tasya)
"Banyak sih kakkk. Ketika aku keluar dari rumah, aku melihat sosok seorang ibu bersama anaknya lagi makan diatas gerobak dipinggir jalan. Sambil bercanda ibu dan anak itu, disitu aku berpikir. Ternyata kebahagiaan itu bukan dari harta, tetapi dari dalam diri yang terbentuk dari rasa syukurr" (ucap Tasya kepadaku)
Aku mengangguk. Pandanganku ke lantai dan bergemuruh di dalam hati. Wanita ini cerdas sekali sepertinya. Tidak gengsi dan selalu mengambil pelajaran dalam hidup dari mana pun. Menyimpulkan sesuatu menjadi kebaikan pada dirinya. Jika di ibaratkan, dia ini seperti biji Kuaci. Jika biji kuaci di pendem di tanah, di rawat dengan baik. Maka biji tersebut akan tumbuh menjadi bunga matahari yang di sukai banyak orang, indah untuk di pandang dan beemanfaat. Aku menatap wajahnya yang indah sekali.
"Memang bener sih, tapi menurut kamu syukur itu apa sih kalo boleh tau dari cara pandang kamu?" (ucapku kepada Tasya),
"Syukur itu orang yang tidak mengeluh sih kak menurut aku." (jawab Tasya kepadaku).
"Hmm gituu, Tapi kalo menurut aku ya (Ucapku sambil memandang pohon di depan rumah yang bergerak karna tetesan hujan). Syukur itu ucapan terima kasih kepada tuhan dan kepada manusia, serta diri sendiri. Orang yang tidak akan mengalami masalah lagi dalam hidupnya. Syukur juga itu yang menilai adalah tuhan, bukan orang lain atau diri sendiri. Kalo ada masalah juga dia tidak marah kepada tuhan dan dirinya. Kalo ngeluh sih itu hal wajar, namanya juga manusia. Tapi entah kenapa, aku merasa orang yang masih hidup itu belum bisa bersyukur dari cara pandangku, terhadap tentang syukur. Semua yang masih hidup di dunia ini masih sama sepertiku. Masih belajar mengiyakan semuanya yang terjadi apapun itu bentuknya. Karna kalimat dari kata syukur itu seperti pohon tembakau. Dari pohon tembakau itu daunya bisa di buat menjadi rokok dan rokok banyak jenis mereknya. Ketika rokok itu sudah bisa aku coba semua, baru aku bisa di bilang perokok karna sudah bisa mencoba semuanya. Tapi kalo hanya satu merek saja yang aku coba, berarti aku masih belajar ngeroko. Bahasa Kias nya sih seperti itu.
Selama manusia masih hidup di dunia Ini, dia akan selalu mengalami namanya masalah sampai akhir hayatnya, musibah, ini, itu, namanya Juga masalah atau musibah apa kedepanya yang akan dihadapai. Tapi jika ada seseorang bilang dirinya udah termasuk orang bersyukur, itu menurut aku omong kosong sih. Karna manusia itu belum mengalami masalah yang akan datang kedepanya" (Ucap saya kepada Tasya),
"Hmmm bener juga sih, tapi memang bener apa kata kamu. hidup itu selalu belajar mengiyakan semuanya yang terjadi apapun bentuknya. Ternyata Kakak enak juga untuk di ajak tukar pikiran, pas banget kalo buat cari wawasan sama kakak" (Jawab Tasya sambil tersenyum),
Aku tersenyum dan memndangnya bola matanya sangat dalam. Seketika hati ini bergertar ada rasa senang yang muncul di hati, Ketika berbicara padanya. Aku merasa tertarik denganya. Ketika melihat wajahnya yang begitu adem sekali saat di pandang dan senyumnya yang membuatku ingin bersama nya. Tapi, tidak mungkin bisa secepat itu untuk memilikinya. Butuh proses yang harus di lakukan. Kulitnya yang begitu putih dan bersih sekali. Memiliki tinggi badannya hampir sama denganku 170 cm. Rasa ingin memilikinya semakin tidak tahan untuk selalu bersamanya. Tapi, sebisa mungkin akan aku lakukan untuk selalu bersamanya. Semoga saja sehabis perjumpaan ini masih bisa saling bertemu dan menemukan jalan untuk bersamanya selalu. Semoga saja dia menyayangiku dengan tulus dan bangga memiliki ku, ataukah malah menyesal. hadehhh! pikiranku semkain aneh aneh saja. Gemuruhku dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments