NovelToon NovelToon

Sekilas Tindakan Dan Kata Bermakna

Kupu Kupu

Namaku RIO LANDY ARYA SAPUTRA, lahir di kota metro biasa di sebut kota mati. Panggilanku Ceo berawal dari seorang penulis yang tinggal di yunani liburan ke indonesia dan mengunjungi tempatku tinggal. Dia memanggilku Ceo, seorang penulis berasal dari yunani mempunyai peliharaan kupu kupu yang di beri nama Ceo. Dalam bahasa yunani kuno kupu kupu adalah (PSYCHEE) yang artinya adalah kesembuhan.

Di tengah malam aku berada di teras rumah yang sangat sunyi dan tenang. Entah kenapa seketika aku terpikirkan dari curhatan temanku, sahabatku, orang yang baru Kenal denganku. Merasa takut dengan keadaan yang akan datang? Kenapa mereka selalu menanti-nantikan kebahagian yang akan datang? Masalah yang akan mereka jumpai? Ishhhh! Akupun mulai menghawatirkannya. Pikiran seperti ini muncul membuat perasaan diriku menjadi resah dan gelisah saja. ahhh! Malam semakin larut. Suasana semakin hening membuat mataku menjadi mengantuk dan waktunya aku memejamkan mata untuk melanjutkan hari esok.

Pagi hari pukul 06:24 aku terbangun dari tidurku. Suara kicauan burung berbunyi begitu merdu dan suara rintik hujan terdengar dengan lembut. Aku beranjak dari kasurku menuju kamar mandi, air yang turun dari shower membuat diriku segar sekali. Aku berjalan perlahan membuat kopi dan menuju ke arah ruang tamu, membuka jendela sambil menikmati kopi. Hampir 12 menit aku duduk di ruang tamu, sambil menikmati suara rintik hujan dan kicauan burung. Tidak lama kemudian ada seseorang perempuan berlari dan berhenti di depan halaman rumahku. Sambil mengucap dengan nada yang tiinggi meminta izin kepadaku untuk berteduh sebentar.

"Pagii Kakkk! Bolehkah aku berteduh sebentar, di teras kakak? (Tanya seseorang perempuan itu kepadaku dengan nada yang tinggi dan wajah pucat kedinginan)"

Isshh siapa sih pagi-pagi sudah menjerit, mengganggu kenyamanan ku saja. Aku keluar dengan wajah yang penuh dengan tanda tanya. Melihat sosok wanita yang sedang kedinginan di depan halaman rumahku. air hujan yang membasahi seluruh tubuhnya. Terlihat pucat sekali wajahnya, sampai bibirnya menjadi berwarna ungu. Aku mempersilhkannya masuk. Tidak tega melihat sosok wanita yang kehujanan dan kedinginan, membuat raut wajahnya menjadi pucat sekali.

"Iyaaa..., gak papa sini masuk, berteduh disini aja." (Ucap saya kepadanya)

"Makasih ya kak." (Ucap perempuan itu kepadaku)

"Silahkan duduk, aku ambilkan handuk dulu untuk kamu." (Ucap saya kepadanya)

"ihhh tidak usah kak, aku di kasih neduh disini aja udah alhamdulilah makasih banyak" (Ucap perempuan itu padaku)

"Ga papa, kamu itu kedinginan, sampe wajah kamu pucat gitu" (Ucapku pada perempuan itu).

Aku ambilkan sebuah handuk untuknya. Untuk mengelap air hujan yang mengenai tubuh nya dan memberikan kepadanya sambil tersenyum.

"Nihh di pakai handuknya, biar tidak terlalu dingin." (Ucap saya kepadanya)

"Terimakasih kakkkk, aduhhh maaf aku jadi ngrepotin kakak." (Ucapnya kepadaku)

"Tidak apa apa mba" (Ucapku padanya)

Aku menawarkan sebuah minuman hangat kepadanya. Tidak tega sekali melihatnya kedinginan. Melihat sosok wanita yang begitu pucat sekali seperti hantu yang berkeliaran. gemeruhku di dada.

"Mau minum teh atau kopi mba?" (Ucapku)

"Tidak usah repot repot kak" (Ucap perempuan itu)

"Tidak apa apa jangan malu malu, aku buatin teh hangat dulu ya" (Ucapku kepadanya).

Dia mengangguk. Sambil giginya bergetar.

Aku berjalan kearah dapur untuk membuatkan dia teh hangat. Sekalian mengambilkan sebuah jaket untuk menghangatkan tubuhnya yang begitu pucat dan bergemetar. Sehabis itu aku memberikan kepadanya.

"Silakan di minum, Ini ada jaket aku beli seminggu yang lalu, belum sempet aku pakai. Siilakan kamu pakai, biar hangat badan kamu." (Ucapku pada perempuan itu),

"T-tidak usah kak" (Ucap perempuan itu dengan gemetar)

"Gak papa kamu pakai aja, salin dulu sana di dalam, nanti masuk angin" (Ucapku dengan lembut)

"T-trima kasih banyak kakkkkk. Aduhhhhhhh kak. A-aku jadi tidak enak ngrepotin kakak" (Ucap seorang perempuan yang berteduh itu sambil Terbata bata)

Aku tersenyum hangat padanya "ga papa kok."

Ketika selesai mengganti pakaian di kamar mandi. Perempuan itu berjalan ke arah teras dengan wajah sedikit segar. "Di minum gih teh nya, nanti dingin malah gak enak di minumnya." (Ucapku padanya)

"Iya kak. Makasih ya." (Ucap perempuan itu)

"Kalo boleh tau nama kamu siapa? Kalo aku Rio Landy Arya Saputra, biasa dipanggil CEO." (Ucapku sambil mengulurkan tangan kepadanya)

"Nama aku Tasya Olivia Putri kak, biasa dipanggil Tasya." (Ucap seorang perempuan yang berteduh itu sambil tersenyum malu)

"Kok bisa kehujanan seperti ini Tasya. Memang kamu mau kemana?" (Ucapku kepadanya sambil tersenyum)

"A-aku mau brangkat kuliah kak, ehhhh taunya belum ada setengah perjalanan, hujaannnnn. Terpaksa aku numpang neduh disini. Maaf ya kak, aku tidak sopan, sambil memnaggil dengan nada tinggi meminta izin neduh disini. Karna takut ga kedengeran sama kakak" (Ucap Tasya kepadaku)

"iya ga papa Tasya, kamu jalan kaki berangkat kuliahnya, memang rumah kamu dimana?" (Ucapku kepada Tasya dengan wajah heran)

"Iya kak. Rumahku lumayan deket juga kok dari rumah kakak. Tadinya mau labas kerumah. Tapi ga kuat jalan karna air hujan semakin deres terpaksa neduh. Tapi Seru aja kalo pergi jalan kaki ke kuliahan, banyak pelajaran juga kadang yang di petik dari jalanan" (Ucap Tasya kepadaku)

"Owhhh gituu. Tapi apa kamu ga takut jalan sendirian. Apa lagi kamu cantik, manis, kaya gini?" (Ucapku pada Tasya sambil tersenyum)

"Alhamdulilah kak, selama ini sih ga ada apa apa" (Ucap Tasya kepadaku sambil tersenyum malu),

"Hmm, Emang pelajaran apa yang kamu dapet, dari perjalanan?" (Ucap saya kepada Tasya)

"Banyak sih kakkk. Ketika aku keluar dari rumah, aku melihat sosok seorang ibu bersama anaknya lagi makan diatas gerobak dipinggir jalan. Sambil bercanda ibu dan anak itu, disitu aku berpikir. Ternyata kebahagiaan itu bukan dari harta, tetapi dari dalam diri yang terbentuk dari rasa syukurr" (ucap Tasya kepadaku)

Aku mengangguk. Pandanganku ke lantai dan bergemuruh di dalam hati. Wanita ini cerdas sekali sepertinya. Tidak gengsi dan selalu mengambil pelajaran dalam hidup dari mana pun. Menyimpulkan sesuatu menjadi kebaikan pada dirinya. Jika di ibaratkan, dia ini seperti biji Kuaci. Jika biji kuaci di pendem di tanah, di rawat dengan baik. Maka biji tersebut akan tumbuh menjadi bunga matahari yang di sukai banyak orang, indah untuk di pandang dan beemanfaat. Aku menatap wajahnya yang indah sekali.

"Memang bener sih, tapi menurut kamu syukur itu apa sih kalo boleh tau dari cara pandang kamu?" (ucapku kepada Tasya),

"Syukur itu orang yang tidak mengeluh sih kak menurut aku." (jawab Tasya kepadaku).

"Hmm gituu, Tapi kalo menurut aku ya (Ucapku sambil memandang pohon di depan rumah yang bergerak karna tetesan hujan). Syukur itu ucapan terima kasih kepada tuhan dan kepada manusia, serta diri sendiri. Orang yang tidak akan mengalami masalah lagi dalam hidupnya. Syukur juga itu yang menilai adalah tuhan, bukan orang lain atau diri sendiri. Kalo ada masalah juga dia tidak marah kepada tuhan dan dirinya. Kalo ngeluh sih itu hal wajar, namanya juga manusia. Tapi entah kenapa, aku merasa orang yang masih hidup itu belum bisa bersyukur dari cara pandangku, terhadap tentang syukur. Semua yang masih hidup di dunia ini masih sama sepertiku. Masih belajar mengiyakan semuanya yang terjadi apapun itu bentuknya. Karna kalimat dari kata syukur itu seperti pohon tembakau. Dari pohon tembakau itu daunya bisa di buat menjadi rokok dan rokok banyak jenis mereknya. Ketika rokok itu sudah bisa aku coba semua, baru aku bisa di bilang perokok karna sudah bisa mencoba semuanya. Tapi kalo hanya satu merek saja yang aku coba, berarti aku masih belajar ngeroko. Bahasa Kias nya sih seperti itu.

Selama manusia masih hidup di dunia Ini, dia akan selalu mengalami namanya masalah sampai akhir hayatnya, musibah, ini, itu, namanya Juga masalah atau musibah apa kedepanya yang akan dihadapai. Tapi jika ada seseorang bilang dirinya udah termasuk orang bersyukur, itu menurut aku omong kosong sih. Karna manusia itu belum mengalami masalah yang akan datang kedepanya" (Ucap saya kepada Tasya),

"Hmmm bener juga sih, tapi memang bener apa kata kamu. hidup itu selalu belajar mengiyakan semuanya yang terjadi apapun bentuknya. Ternyata Kakak enak juga untuk di ajak tukar pikiran, pas banget kalo buat cari wawasan sama kakak" (Jawab Tasya sambil tersenyum),

Aku tersenyum dan memndangnya bola matanya sangat dalam. Seketika hati ini bergertar ada rasa senang yang muncul di hati, Ketika berbicara padanya. Aku merasa tertarik denganya. Ketika melihat wajahnya yang begitu adem sekali saat di pandang dan senyumnya yang membuatku ingin bersama nya. Tapi, tidak mungkin bisa secepat itu untuk memilikinya. Butuh proses yang harus di lakukan. Kulitnya yang begitu putih dan bersih sekali. Memiliki tinggi badannya hampir sama denganku 170 cm. Rasa ingin memilikinya semakin tidak tahan untuk selalu bersamanya. Tapi, sebisa mungkin akan aku lakukan untuk selalu bersamanya. Semoga saja sehabis perjumpaan ini masih bisa saling bertemu dan menemukan jalan untuk bersamanya selalu. Semoga saja dia menyayangiku dengan tulus dan bangga memiliki ku, ataukah malah menyesal. hadehhh! pikiranku semkain aneh aneh saja. Gemuruhku dalam hati.

KEHIDUPAN

"Gak juga kok Tasya. Aku juga sama masih butuh wawasan, tapi kita mumpung masih muda harus banyak shering sama orang jangan ke satu orang aja. wawasan itu bisa kita dapatkan dari lingkungan, pertemanan, orang tua dan wawasan yang hebat adalah pengalaman kita sendiri. (Ucap saya kepada Tasya)

"Kalo menurut kak Ceo kehidupan itu apa sih?" (ucap Tasya kepadaku)

"Kehidupan itu adalah sunda gurau, Permainan. Di dalam permainan itu aku tidak ingin kalah atau menang. Tapi aku ingin menikmatinya, biar seru permainan ini." (Ucapku pada Tasya),

"Berarti hidup ini tergantung kita yang menyikapinya seperti apa dan kunci nya ada didalam diri sendiri ya kak." (Ucap Tasya padaku),

"Bener banget. Karna hidup itu adalah aksi dan reaski, aksi dan konsenkuensi, aksi kamu apa, kamu harus trima konsenkuensinya." (Ucapku pada Tasya)

"Iyaaa bener banget. Ibu aku juga pernah ngomong kek gini sama aku, apapun yang kita tanam itu yang kita petik." (Ucap Tasya padaku)

Aku tersenyum mendengarnya. Benar apa kataku dia adalah wanita yang cerdas. Mempunyai jiwa yang hebat. Jarang sekali di miliki orang menggunakan sifat ke karakter dirinya.

"Tapi ngomong ngomong kamu kedinginan begini apa masih mau nglanjutin kekuliah?" (Ucapku kepada Tasya)

"Kayak nya sih ga kak. Soalnya baju aku basah kaya gini, masa aku mau make jaket kakak kekuliahan." (Ucap Tasya padaku)

"Iyaaa gak papa kamu pakai aja, buat kamu." (Ucapku kepada Tasya),

"Ihhhh ga enak lah kak, nanti kakak pake jaket apa kalau keluar rumah?" (Ucap Tasya padaku)

"Aku masih ada jaket kok tenang aja. Tapi kalau kamu hari ini ga kuliah kamu kena marah dosen kamu ga?" (Ucapku pada Tasya)

"Gak kok kak lagian juga keknya hari ini ga ada dosennya." (Ucap Tasya kepadaku)

"Kok kamu bisa tau?, kalo dosennya ga ada." (Ucapku pada Tasya)

"iyaaa soalnya kalo hujan biasanya dosennya juga ga dateng kak" (Ucap Tasya kepadaku)

"Owhhh gituu, tapi kalo dateng gimana, nanti kamu kena marah besoknya?" (Ucapku padanya)

"Ga kok kak, bilang aja aku keujanan kemaren baju aku basah" (ucap Tasya kepadaku),

Ternyata wanita ini agak keras kepala juga. Gemuruhku dalam hati.

Aku mulai merapihkan rambutku yang terurai panjang sepundak untuk di ikat. Biar terlihat lebih menawan untuknya.

"Hmmm gitu, kalo boleh tau kamu ngambil jurusan apa?" (ucapku pada Tasya),

"Aku ngambil jurusan hukum sih kak." (Ucap Tasya kepadaku)

"Kenapa kamu ngambil jurusan hukum?" (Ucapku pada Tasya),

"Karna aku ingin memberi hukuman untuk orang orang yang melakukan kejahatan. Apalagi sampai makan uang rakyat" (Ucap Taysa sambil bercanda)

"Kalo ada orang yang korupsi tuh pantes banget kalo diberikan hukuman mati" (Ucapku pada Tasya)

"chakssss iya ya sekalian. Beri hukuman tidak manusiawi, soalnya kan mereka juga ga memikirkan hak manusiawi. Padahal mereka masalah uang dari jabatanya cukup luh itu untuk kehidupanya. Tapi kenapa coba masih makan uang rakyat" (Ucap Tasya padaku),

Tegass juga nih perempuan. Jadi takut kalo jadi suaminya. ucapku dalam hati sambil tertawa. Aku tersenyum melihat wajahnya, walau curi-curi pandang 8ngin melihat wajahnya, rasa mood ini semakin semangat menjalani hidup. Ketika melihat wajahnya yang begitu sejuk sekali setelah pucat di wajahnya mulai menghilang. Bibir merah yang di milikinya mulai menjadi segar. Membuatku ingin mengkecupnya dengan penuh cinta. Tapi belum saatnya. Aku meminum kopi yang telah ku buat dengan nada yang enak dari sruputan kopi. Surrrrrrrfttttt! Ahhhhhh!

"Itulah manusia. Kadang ga sadar apa yang dilakukannya. Orang yang seperti itu orang yang paling miskin sebenernya, karna selalu merasa kurang rezeki yang diberikan oleh tuhan" (Ucapku pada Tasya),

"Menurut kak Ceo kan miskin itu orang yang selalu merasa kurang. Kalo kaya sama sederhana menurut kakak apa?, ada bedanya gak?" (Ucap Tasya padaku)

"Tentu ada bedanya. Kalo kaya menurut aku itu harus memiliki tiga hal. Kalo ke tiga hal ini di miliki semua, baru orang tersebut bisa di bilang kaya. Yang pertama FINANSIAL. Kedua hati. Ketiga PIKIRAN. Tapi kalo ada manusia hanya memiliki finansial saja, tidak memiliki hati dan pikiran, Dia bukan kaya, tapi hanya kelebihan harta saja. Karna kata kaya mencakup memliki semuanya." (Ucapku pada Tasya)

"Kalo sederhana? Orang yang pas pasan bukan dalam finansial?" (Ucap Tasya padaku)

"Tidak juga. Sebenernya sederhana itu adalah cara hidup seseorang. Misalkan kamu bertanya sama aku. Kak ceo kenapa ga makan direstoran? Terus saya jawab, buat apa? Lebih baik saya kasih uang keorang tua saya atau ke istri saya, udah bisa dapet ikan, ayam, hanya dengan uang seratus ribu. Suasana makan tidak keganggu orang lain. Bisa bercanda bersama keluarga. Coba kalo di restoran kalo mau bercanda juga sungkan dengan ketawa yang terbahak bahak. Jadi ga seru suasana makannya dan ketika ngbrol juga keganggu dengan orang lain, begitu istilah katanya. Bukanya ga mampu makan di restoran." (Ucapku pada Tasya)

"Iyaa juga sih. Berarti kesederhanaan itu adalah cara hidup seseorang." (Ucap Tasya sambil tersenyum)

"Iyaaaaa. Tapi kalo menurut kamu kesenangan sama kebahagian itu apa sih? Kalo kebahagiaan tadi kan letaknya syukur, kalo kesenangan?" (Ucapku pada Tasya)

"Kalo kesenangan itu keinginan aku terpenuhi, itu kesenangan sih menurut aku. Tapi kalo kebahagian letaknya syukur, berarti belum pernah ada dong manusia yang bahagia di dunia ini. Kan kata kamu kita belum bisa syukur karna masih hidup, Kita masih belajar mengiyakan segala sesuatu yang terjadi?" (Ucap Tasya padaku)

Aku tersenyum kagum padanya. mempunyai pikiranya yang sangat dalam. "Benerrr itu cara berfikirku, seperti itu. Kesenangan itu apapun kebutuhan kita, apapun keinginan kita, itu terpenuhi. Mangkanya itu kebahagian juga belum pernah aku rasakan Tasya, Karna aku masih didunia. Tapi kalo aku sudah meninggal dunia, berada disurga bersama-sama, mungkin disitu letak kebahgiaan aku. Karna sudah tidak merasakan lagi adanya masalah yang akan aku alami lagi" (Ucapku pada Tasya)

"Iya iya Kak Ceo. Berarti hidup ini hanya ada kesenangan dan kesedihan. Kebahagiaan pun itu tidak akan pernah ada selama di dunia." (ucap Tasya)

"Benerrrr. Karna hidup kan sunda gurau menurut aku tadi, permainan" (Ucapku pada Tasya),

"Iya bener sih soalnya orang bahagia itu dia sudah tidak merasakan masalah lagi. Karna sudah bahagia, kok aku baru sadar ya kak." (Ucap Tasya padaku)

"Itu pemikiran aku sih. Soalnya itu yang aku rasakan. Setiap manusia itu berbeda-beda cara berfikirnya, ga mungkin semua manusia itu sama sudut pandang nya dalam kehidupan. Tapi kalo menurut kamu ga baik, ya ga papa Jangan diambil, soalnya itu yang aku rasakan." (Ucapku pada Tasya)

"Tapi yang aku rasakan kek nya sama sih kak. Kemaren berarti yang aku alami hanya kesenangan bukan kebahagian." (Ucap Tasya padaku)

Aku mentap matanya yang berkaca-kaca. Kenapa dia ingin menangis? Apakah aku salah mengatakan sesuatu? Atau menyakiti perasaannya dari ucapanku. Waduhh, aku harus memperbaikinya ucapanku sebisa mungkin. hufttt. gemuruuhku dalam hati.

"Ya itu kembali kediri kamu sendiri. Tapi inget satu hal, kita dalam hidup ini selalu berfikir positif, untuk menjalani kehidupan yang baik. Karna selama kita hidup ini selalu belajar dari kesalahan untuk menjadi diri sendiri. (Ucapku pada Tasya)

"iyaaaaa sih kak bener, soalnya yang aku rasakan kemaren juga, Jika aku terlalu berfikir negatif dalam hidup itu hasilnya akan negatif juga." (Ucap Tasya kepadaku)

Aku mendengar suara perut yang berbunyi dari Tasya. aku menyadari dari tadi hanya aku sediakan minum saja. Aku ingin memberinya makanan tetapi di rumahku benar-benar lagi tidak ada apa-apa untuk di makan. Aku harus mengajaknya makan di luar. Semoga saja hubunganku semakin dekat denganya. Untuk bisa memlilikinya. Semoga saja harapanku tidak menjadi sia-sia untuk mendapatkan nya.

Tapi aku heran dengan diriku sendiri. padahal aku baru ketemu, tapi rasanya sudah ingin memiliki seutuhnya saja. Hadehhhh!! Ceooo, Sabaarr! jangan terburu-buru.

"Nah itu dia, itu kamu tahu. Tapi ngomong ngomong kita ngbrol dari tadi kamu udah makan belum? Aku laper nih nyari makan yuk." (Ucapku penuh dengan harapan pada Tasya)

Tasya tersenyum. Aku merasakan senang sekali dalam hati. Semakin dia senyum padaku dengan tulus. Semakin menjadi aku ingin segera menikahinya. Ucapku dalam hati.

"Iyaaaa kak, aku juga laper padahal tadi udah sarapan sih. Tapi mau makan apa kaak aku traktir karna kakak udah nolong aku." (Ucap Tasya sambil tersenyum)

"Buhhhh sriusannnn mau traktir aku." (Ucap aku sambil tersenyun)

"Iyaaa kak sriussss, kakak suka makan apa?" (Ucap Tasya sambil tersenyum)

"Terserah sih, kan ditraktir kamu" (Ucapku pada Tasya sambil tersenyum)

Bolehhh juga nih. Ada rasa timbal baliknya. Walaupun aku ga berharap untuk di bayarin. Gemuruhku dalam hati.

"iyaudah gih yuk, udah reda juga hujan nya kita nyari yang makanan kuah aja biar nambah anget kan abis ujan juga." (Ucap Tasya padaku)

Aku berharap sih angetnya bukan soal makan tapi dari pelukan mu Tasya. Ucapku dalam hati dan wajahku tersenyum memandangnya.

"Lettssss gooo baso berarti nih ya, bentar aku ngeluarin motor dulu Tasya." (Ucapku sambil tersenyum)

"Okeee kak" (Ucap Tasya padaku),

Aku perlahan menuju garasi motor untuk di keluarkan. Ketika Tasya sedang naik di motorku. Aku merasakan kedekatanku dengannya semakin bertambah. Apakah ini pertanda bisa menjadi lebih lagi dari ini, ataukah tidak? Apakah malah terjadi perpisahan untuk selamanya?

Ahhhhh! masa bodo lah! yang penting saat ini aku denganya. Sebisa mungkin aku bersikap baik padanya dan membuat hari ini menjadi momen yang indah. Momen yang sulit untuk di lupakan. Pertemuan yang baru di mulai dari sebuah gerimis di pagi hari. Menumbuhkan cinta yang bersemi-semi di hatiku.

Kadang lucu dengan diriku ini. Baru bertemu tapi sudah punya harapan besar untuk memilikinya. Tapi ya namanya perasaan mau bagaimana lagi, Tidak bisa di bohongi. Ucapku dalam hati.

Cinta Dan Kasih Sayang

"Yukk naek, brangkat kita buruan udah bunyi nih perut." Ucapku pada Tasya sambil menepuk nepuk perut.

"Iyaaaa sabar kak." Ucap Tasya padaku. Tasya perlahan menaiki motor dan sambil memegang pinggangku.

Seandainya dia memelukku, hmmm. Gemuruhku.

"Udah kak hayukkk mluncurrrrr." Ucap Tasya kepadaku. Aku dan Tasya keluar mencari tempat makan baso. Di dalam perjalanan Tasya bicara pada ku.

"Kak ...?" Ucap Tasya dengan nada pelan di kupingku.

"Hah, iya apa?" (Ucapku kepada Tasya sambil menoleh kekiri sebentar)

"Padahal aku sama kakak baru kenal. Tapi entah kenapa, kok aku ga takut ya sama kakak, kaya ngerasa udah kenal lama sama kak Ceo. Aku ngerasa kaya di jagain sama kak Ceo, di perhatiin, kayak aku memiliki kakak kandung laki-laki." (Ucap Tasya Kepadaku)

Mendengar ucapan Tasya, Hatiku lega sekali. Akhirnyaa dia merasakan sesuatu yang aku inginkan. Sesuatu perasaan yang mungkin tidak bisa jauh dariku.Semoga saja ke depanya bisa lebih dari sekedar kakak. Mungkin pasangan hidup sampai tua.

Tasya mulai memelukku dengan erat. Kepalanya mulai bersandar di bahu kananku. Tapi rasanya pegel sekali ketika dia bersender di sebelah kananku sambil mengendarai motor ini. Ahhh masaaa bodo! Demi buat dia nyaman, aku rela menahan rasa pegal ini. Pelukan hangat yang di berikan membuat ku semakin ingin memanjakannya dan mencium keningnya secara berkali-kali. Gumamku dalam hati.

Aku tersenyum mendengarnya.

"Mungkin ini takdir dari tuhan sih supaya kita selalu bersama." Ucapku pada Tasya sambil merayu nya.

"ihhhh mulai dehhh, kakak goda godain aku." Ucap Tasya sambil tersenyum malu.

"Bukanya ngegodain luh cuman kan kamu bertanya tadi, mangkanya aku jawab kaya gitu." Ucapku pada Tasya sambil tersenyum.

"Tapi kek nya bisa jadi sihhh kak." Ucap Tasya padaku sambil tertawa malu.

Aku meliriknya dari spion motorku. Perlahan matanya mulai sayup ingin tidur di pundakku. Matanya mulai memejam. Tanganya yang memelukku semakin perlahan melonggar tidak mengencang lagi.

Aku berhenti sejenak di pinggir jalan, Jika aku lanjutkan perjalanan aku takut dia terjatuh saat aku bonceng. Lebih baik berhenti sejenak di pinggir jalan, sampai dia terbangun dengan sendirinya.

Aku menengok ke sebelah kanan melihat Tasya yang sedang aku bonceng tertidur. wajahnya yang begitu lugu, adem sekali jika di pandang dengan mata kepala ini. indah sekali wajahmu Syaa. Perlahan aku mengelus bagian dahi nya menggunakan jari jempol kiriku. Tanpa di sadari bibir ini perlahan mendekat. Aku mencium nya dengan kecupan kasih sayang di pipi kirinya. Ketika aku menciumnya dia malah merasa nyaman dengan kecupan ku malah semakin nyenyak.

Perutku mulai mengeluarkan suara menandakan perut sedang lapar. ihhh sabar peruttt! gak bisa ngerti apa! ini lagi ada kesempatan di dekatnya jadi jangan buat kacau, dia lagi nyaman di dekatku. Perutku tak tertahan karna lapar yang aku rasakan. Mau tidak Mau aku harus Membangunkannya. Tapi Aku tidak tega ingin membangunkanya. Jika lama-lama seperti ini, pundak serta leherku bisa-bisa kecetit juga. hadehhh ampun dah keadaan begini, ada aja hufhhhh!

Tapi Lebih baik aku bangunkan karna dia juga belum makan. Jika di tahan-tahan yang ada malah sakit karna perut kosong. Malah menyebar sakitnya kemana mana, Tau sendiri kalo udah masalah lambung. Sakit yang di derita bisa nyebar kemana mana. Ucapku dalam hati.

"Syaaa." Ucapku dengan lembut sekali mememanggilnya. Tetapi tidak ada respon.

"Syaaa." Ucapku kedua kali dengan menepuk nepuk pipinya dengan pelan.

Tidak bangun juga.

Pingsan apa gimana dia ini. "Syaaaa, bangunnn."

Akhirnya dia terbangun. Alhamdulilah di kira pingsan. Ucapku dalam hati.

"Aduhh! Udah sampe ya?" Ucapnya dengan santai.

"Sampai dari mana kamu tidur. Aku takut kamu jatuh. Jadi berhenti sebentar di sini." Ucapku dengan tersenyum.

"Ehhh iyaaa maaf kak." Ucapnya dengan malu sambil menutupi wajahnya.

"Iyaaa ga papa, tapi kamu manis juga kalo di pandang-pandang saat tidur." Ucapku mulai merayunya.

"Ihhh apa sih kak." Ucapnya sambil tersenyum. Yaudah ayuk, lanjutin perjalanannya.

"Iyaaa deh." Aku mulai melanjutkan perjalanan. Di saat perjalanan aku perlahan curi-curi pandang untuk melihat wajahnya yang adem sekali jika di pandang. spionku bermanfaat juga untuk melihat wajahnya.gumamku dalam hati.

"ihhh kak jangan ngliatin aku gitu di spion, udah fokus cari tempat makan baso nya." Ucap Tasya kepadaku.

"Iyaaaa." Ucapku pada Tasya.

"Itu kak! sebelah kiri tempat basonya kelewatan." Ucap Tasya padaku sambil nepuk pundakku.

"Ehhh iya sorry, kaga ngeliat aku, bentar muter balik dulu. " Ucapku kepada Tasya.

"Iyaaaa mangkanya fokusss kak." Sambil tersenyum ucap Tasya padaku.

Ketika sudah sampai di tempat baso. Entah kenapa tangan ini, ingin sekali menggenggam tanganya nya sambil berjalan. Aku berjalan perlahan dengan Tasya. Aku mencoba mengenggam tanganya. Ketika aku menyentuh tanganya dan menggenggamnya. lembut sekali telapak tanganya, halusss. Tasya tersenyum di saat aku menggenggam tanganya. Aku pun tersenyum. Tapi kenapa jadi kaya alay gini! ahhh! mau bagaimana lagi, Aku suka padanya. Tidak peduli apa komentar orang nantinya, jika melihatku seperti ini.

***

"Permisi pak masih ada tempat kosong untuk Kami berdua?" Ucapku pada penjual baso.

"Masih mas. Di pojok belakang. Mau pesen mie ayam, apa baso? Ucap si penjual baso padaku.

"Aku baso mas, tapi kaga pakai mie ya. Kalo kamu Tasya?" Ucapku pada penjual baso dan Taysa.

"Aku baso juga, tapi lengkap kak, pake mie" Ucap Tasya Padaku.

"Okeeyyyy jadi baso nya aja satu. Baso lengkapnya 1 ya pak." Ucapku pada penjual baso.

"Minumnya apa mas? Ada s/hot jeruk, teh botol, air putih." Ucap sih penjual baso.

"Saya jeruk hangat mas. Kamu apa Tasya?" Ucapku pada Tasya.

"Aku teh manis hangat aja kak." Ucap Tasya Padaku.

"Minumnya jeruk hangat satu.Teh manis hangat satu mas." Ucapku pada penjual baso.

"Okee mas silahkan ditunggu. Nanti pesananya kalo sudah siap, saya antar ke meja mas." Ucap si penjual baso.

"Baik mas. Saya tunggu Secepatnya sudah laper nih." Ucapku kepedagang baso sambil tersenyum.

Lalu saya berjalan kearah meja yang di tunjukan untuk saya dan Tasya. Aku duduk berhadapan dengan Tasya. Perlahan mulai memandangi wajahnya yang begitu manis sekali. Merasa dama saja hidup ini jika di dekatnya. Apakah ini yang di namakan jatuh cinta? Gumamku dalam hati.

"Kak kok kepala aku pusing banget ya?" (Ucap Tasya Padaku)

"Hmm. Mungkin itu tadi kamu kehujanan, lupa di bilas kepalanya pakai air. Aku mintain air putih hangat dulu ya untuk kamu." Ucapku pada Tasya.

Tasya menganggukkan kepalanya.

"Mas... Minta air putih hangat satu dulu mas, buat dia." Ucapku kepada pegawai baso.

"Baik mas bentar." Ucap pegawai baso padaku.

"Nih mas air putih hangat nya." Ucap pegawai baso padaku.

"Baik mas. Terima kasih banyak." Ucapku pada penjual baso.

"Tasya minum dulu nih, air hangat nya. Nanti selesai makan baso, kita mampir dulu ke apotik." Ucapku pada Tasya.

"Iyaaa kak. Tapi ga usah ke apotik, nanti mampir aja kak, beli obat di warung " Ucap Tasya Padaku.

"Yaudah basing kamu Tasya. Nanti aku anter pulang langsung istirahat ya." Ucapkku Pada Tasya.

"Hmm iya kak. makasih ya perhatiannya." Ucap Tasya sambil tersenyum dan menggenggam tanganku.

"Iya sama sama Tasya" Ucapku pada Tasya.

"Permisiiiiii massss. Ini baso ga pake mie, yang ini lengkap mas." Kata si pegawai baso.

"Sini mas yg ga pake mie saya. Yang lengkap nang entu masss." Ucapku pada pegawai baso.

"Ini minum nya jeruk hangat mas, sama teh manis hangat." Kata pegawai baso.

"Iyaaaa masss, taro aja di meja." Ucap Tasya ke pegawai baso.

Lalu kami langsung makan menikmati baso yang sudah di sajikan.

"Gimana kak enak basonya?" Ucap Tasya kepadaku.

"Enak bangettt. Soalnya baso ini masuk makanan favorit aku. Selain soto betawi." Ucapku ketasya sambil tersenyum.

"Kakak suka soto betawi juga. Berarti sama dong. Soto betawi tuh khas banget sama kuah rasanya, yang enak banget kalo di sruput. Di tambah lagi dengan emping nya dan daging nya yang empuk." Ucap Tasya kepadaku dengan wajah senang.

"Iya pless pake nasi. Bisa nambah dua kali makanya. " Ucapku pada Tasya sambil tersenyum gembira.

"Iyaa ya. Kak menurut kakak bedanya cinta dan kasih sayang itu apa sih. Soalnya kan banyak banget anak muda, termasuk aku belum tau banget apa itu cinta dan kasih sayang?" Ucap Tasya kepadaku sambil naekin alis.

"Kok nanya itu? kan lagi bahas soto betawi. Hmm jangan jangan ada benih cinta ini." Ucapku pada Tasya sambil tersenyum.

"Ihhh kakak! Soalnya banyak banget gitu anak muda jaman sekarang, Mudah banget ngucapin cinta, ngucapin Sayang." Ucap Tasya kepadaku sambil cemberut.

"Keknya kamu pernah ngalamin ini ya." Ucapku pada Tasya sambil senyum tipis.

"Iyaaa kak. Ada orang waktu itu ngedeketin aku, keknya mudah banget gitu ngungkapinnya. Padahal aku sama dia baru kenal itu pun dari sosial media." Ucap Tasya padaku dengan wajah murung.

Hmm, ini kesempatan buatku untuk terlihat lebih menarik di depanya.

"Tasyaaa. Cinta itu tidak bisa di ungkapkan dengan kata kata. Menggunakan logika pun ga akan ketemu. Tapi cinta hanya bisa di rasakan oleh hati dan sebuah tindakan. Cinta juga hanya untuk orang orang tertentu." Ucapku pada Tasya sambil Tersenyum.

" Hmm gituu... Kalo Kasih Sayang?" Ucap Tasya padaku sambil mau minum teh hangat.

"Kalo kasih sayang itu menyeluruh kepada siapapun. Mau itu manusia, hewan, tumbuhan, harus kita sayangi. Itu lah arti kasih sayang" Ucapku pada Tasya sambil melahap basoku.

"iyaaaa ya" Ucap Tasya padaku sambil tangan nya di wajah dagunya dengan memegang sendok.

"Yaudah buruan basonya di abisin sisa dua biji lagi itu. Nanti pulang langsung minum obat. Langsung tidur biar ga pusingg lagi kepala kamu." Ucapku pada Tasya.

"Iyaaa kak." Ucapnya sambil meminum teh hangatnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!