Pagi hari di rumah Xue Fu. Ia sedang menggendong Xue Lan dengan hati-hati.
"sut sut sut...anakku sayang... huh... cantiknya..." Ujar Xue Fu gemas melihat wajah imut dan gembul putri kecilnya. Tak lama kemudian ia menghela nafas lelah.
"apa kamu lelah?." Tanya Merin mendekati Xue Fu yang duduk bersandar di sofa.
"iya...kamu benar... apakah kamu juga selelah ini dulu?." Tanya Xue Fu sambil menyerahkan Xue Lan pada Merin.
"Tentu saja. Pada awalnya saya sangat penat dan frustasi. Tidak ad ayang mengajari saya cara mengurus anak yang baik. Syukurlah pada saat itu teknologi sudah semakin canggih, jadi saya bisa mencari caranya di internet." Ujar Merin sambil duduk.
"Kami sangat hebat..." Ujar Xue Fu sambil mengacungkan kedua jempol nya pada Merin dengan mata berbinar. Merin hanya menggeleng saja.
Tak lama kemudian...
"oekkk, oekkk, oekk,." Xue Lan menangis karena haus. Dengan cepat Xue Fu mengambil susu yang ad Adi atas meja dan memberikannya pada Xue Lan.
Keharmonisan yang didambakan semua orang.
...----------------...
Di tempat lain. Karena kebetulan sekarang hari Minggu. Wang Lee sedang berjalan-jalan bersama temannya.
"hei... kapan kamu berencana bergabung ke Jang Entertainment?." Tanya temannya.
"Setelah aku lulus sekolah. Aku akan langsung melamar pekerjaan di sana. Aku tidak sabar untuk bekerja dengan Xue Fu." Ujarnya antusias.
"Xue Fu adalah aktor yang terkenal. Mana mungkin dia melirikmu." Ujar teman Wang Lee sambil tersenyum mengejek.
"tidak mungkin. Aku akan menjadi teman dekat Xue Fu." Ujar Wang Lee dengan wajah yakin.
"Semoga harapanmu di kabulkan. haha..." Ujar teman Wang Lee sambil menggeleng melihat temannya yang keras kepala ini.
Saat mereka sedang asik bercanda. Tiba-tiba ada yang memanggil nama Wang Lee dari restauran di sebelah mereka.
"Wang Lee!..." Seru orang itu. Wang Lee dan temannya pun langsung menoleh..Teman Wang Lee langsung membelalakkan matanya.
"Xue Fu..." Balas Wang Lee sambil melambaikan tangannya. Xue Fu memintanya masuk dengan isyarat tangan. Wang Lee pun masuk dengan cepat. Diikuti temannya dengan gugup. Baru saja ia mengatakan itu, sekarang hal yang di ejeknya malah terjadi.
"Silakan duduk..." Ujar Xue Fu dengan sopan.
Wang Lee pun langsung duduk begitu juga temannya namun gugup. Ia sedang berhadapan dengan aktor terkenal Xue Fu.
"Kalian hendak kemana?." Tanya Xue Fu santai.
"Kami berencana makan siang bersama." Sahut Wang Lee dengan riang.
"ohh... kebetulan sekali. Mari makan bersama." Ucap Xue Fu santai. Lalu ia pun menciumi anak itu.
Wang Lee dan temannya menatap lekat Xue Lan yang sangat mungil. Xue Fu yang melihat itupun tersenyum kecil.
"Dia putriku, Xue Lan." Ujar Xue Fu bangga.
"Ohhh... HM apakah kakak ini ibunya?." Tanya Wang Lee ragu-ragu.
"haha... dia ibu asuhnya. Putriku hanya memiliki seorang ayah." Ujar Xue Fu dengan wajah agak sedih. Wang Lee pun merasa canggung di buatnya.
"haloo adik-adik semua. Saya Merin pengasuhnya nona Xue Lan." Ujar Merin dengan senyum mengembang di wajahnya.
"istrinya sudah meninggal." Bisik temannya pada Wang Lee. Dia sangat terkejut lalu meminta maaf.
"maaf kan saya..." Ujarnya sambil menundukkan kepalanya penuh sesal.
"Tidak masalah." Sahut Xue Fu dengan senyum di wajahnya. Setelah itu suasana menjadi canggung bahkan saat Wang Lee dan temannya memesan makanan.
"Bagaimana keadaan di sekolah?." Tanya Xue Fu mencairkan suasana.
"Semuanya berjalan biasa saja. Tidak ada perubahan." Jawab Wang Lee dengan wajah tak suka.
"hehe... tidak masalah lah, yang penting kita lulus saja sudah cukup." Ujar Xue Fu bijak.
"ohh ya.. Xue Fu... boleh aku bertanya?." Ujar Wang Lee agak gugup. Xue Fu pun mengangguk dengan perlahan.
"HM... apa kamu benar akan sekolah dari rumah?." Tanya Wang Lee dengan nada gemetar.
"iya... aku ingin terus melihat putri kecilku. Aku tidak mau meninggalkannya untuk sekolah. Kalau bisa dari rumah kenapa enggak. Bila perlu kalau aku gak boleh sekolah keluar maka aku akan keluar dari sekolah." Sahut Xue Fu dengan mata ceria.
"ohhh... begitu rupanya. Ee... apa boleh saya datang berkunjung ke rumahmu?." tanya Wang Lee membuat temannya menepuk jidat. Bisa-bisanya ia memiliki teman macam ini.
"ohh... datanglah. Aku akan sangat senang. Bagaimanapun juga belum ada yang memasuki rumahku dulu." Ujar Xue Fu dengan serius.
Wang Lee dan temannya hanya bisa diam saja menyaksikan itu.
Tak lama kemudian makanannya tiba dan keempatnya makan bersama.
...----------------...
Sore harinya...
Xue Fu dan Luo San sedang berjalan di depan sebuah warnet yang cukup ramai. Mereka berdua kini mengenakan pakaian biasa sehingga tidak di kenali oleh paparazi.
"Mengapa kita ke warnet?." Tanya Luo San dengan penasaran.
"Aku ingin mencari Zhu Yizhi. Sepertinya dia ada di sekitar sini." Ujar Xue Fu sambil berjalan menyusuri lorong dan ruangan dengan komputer.
"Tak lama kemudian mereka duduk di sebuah meja. Di sebelah mereka ada seorang gadis yang tertidur dengan nyenyak.
"Dimana dia?." Bisik Luo San penasaran.
"Kita lihat saja nanti." ujar ke Xue Fu santai.
Dengan sengaja Xue Fu memukul mejanya membuat gadis itu terbangun.
"mengapa sulit sekali mencari seorang guru untukku. Padahal ku kasi gaji mahal. Huh... Ayolah... CK." Ujar Xue Fu dengan wajah marah. Luo San pun terkejut dengan tingkah aneh. Melihat kode mata yang diberikan Xue Fu, Luo San pun paham dan mengikuti permainan temannya.
"kau benar... mungkinkah kita harus mencari ke kota lain?." Ujar Luo San dengan wajah marah juga.
"kami benar... Aku sudah lelah..." Ujar Xue Fu menghela nafas lelah.
Hingga tiba-tiba ada yang menyeruduk begitu saja.
"apa kalian memerlukan seorang guru privat?." Tanyanya dengan cepat. Luo San dan Xue Fu pun menatap aneh gadis itu.
"ah... perkenalkan saya Zhu Yizhi... Saya S1 komunikasi... saya bisa menjadi guru privat anda..." Ujarnya dengan antusias.
"ohh... saya Xue Fu... kls XII SMA. salam kenal." Ujar Xue Fu sopan.
"kamu yakin ingin menjadi guru privat saya?." Ujar Xue Fu memastikan.
"Iya... saya jamin bisa mengajari anda pengetahuan yang luar biasa." Ujar Yizhi dengan mata berbinar.
"Kalau begitu, ini kartu nama saya. Silakan kirimkan data dirimu ke alamat email yang tertera disini. Kapan kamu mulai mengajar akan saya informasikan segera." Ujar Xue Fu sangat profesional.
Yizhi merasa sangat senang. Ia termasuk orang yang perfeksionis dan menyukai orang-orang yang profesional. Melihat Xue Fu yang masih muda namun sudah profesional dan anggun serta elegan membuat hatinya berdebar karena sangat senang.
Yizhi juga tidak tahu siapa Xue Fu sebenarnya. Hanya karena ketergantungan belajar membuatnya tidak terlalu peduli dengan dunia hiburan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
FIONA HEILON
akting mu sungguh bagus mas bro
2022-05-01
1