Depresi dan meninggal lalu hidup lagi

Dengan tubuh gemetar Luo San menyentuh tubuh kecil itu. Dan kemudian ia menarik tangannya yang sudah terasa basah. Ia menatap Xue Fu yang sudah melamun tanpa suara. Air matanya mengalir begitu saja.

Ia kemudian melihat ke arah lubang yang nampaknya digali oleh Xue Fu. Disana ia melihat sebuah tangan yang masih terlihat cantik. Kemudian dengan tangan yang gemetaran ia memanggil ambulance.

Tak lama kemudian ada suara panggilan dari beberapa orang. Mereka membawa anjing pelacak dan juga banyak senter. Beberapa saat kemudian mereka sampai disana. Seorang polisi membantu Xue Fu berdiri sedangkan Luo San meminta polisi untuk menggali tangan yang dilihatnya.

"Pergi!!!..." Teriak Xue Fu sambil menggendong erat tubuh Xue Lan. Hal itu membuat ia menjadi pusat perhatian. Dengan segera Luo San menghampirinya. Dan meminta polisi untuk memaklumi tindakannya.

"maaf pak. Gadis ini adalah putrinya. Tolong biarkan dia tetap menggendongnya hingga di rumah sakit." Ucap Luo San penuh harap. Polisi itupun mengangguk. Lantas mereka bertiga berjalan keluar dari hutan.

Sesampainya di luar hutan, mobil ambulance sudah siap siaga. Mereka ingin mengambil Xue Lan namun Xue Fu tidak mau melepaskannya.

"Fuan... biarkan mereka menangani Xue Lan. Kamu ingin dia baik-baik saja kan?." Ujar Luo San meyakinkan Xue Fu yang sudah seperti orang tidak waras karena syok berat.

Akhirnya Xue Fu menyerahkan tubuh Xue Lan ke para perawat. Dan dengan cepat mereka menangani tubuh Xue Lan.

...----------------...

Waktu berlalu, kini dokter telah keluar dari ruang gawat darurat.

Dengan pakaian yang masih berantakan Xue Fu langsung masuk ke ruangan dan Luo San menghampiri dokternya.

"Bagaimana keadaannya dok?." Tanya Luo San dengan khawatir.

" Kami minta maaf. Peluru mengenai jantungnya. Kami tidak bisa melakukan apapun." Ucap dokter itu lemah sambil menggeleng. Luo San pun terdiam.

lidahnya kelu dan tiba-tiba nafasnya memburu. Tanpa terasa air matanya mengalir dengan deras.

Dengan langkah berat ia membuka pintu. Ia melihat Xue Fu yang terduduk di lantai sambil memeluk mayat Xue Lan.

wajahnya datar namun air matanya mengalir. Ia memeluknya erat seolah tidak ingin ada orang lain yang menyentuh putrinya itu.

Luo San kemudian duduk di samping Xue Fu dan memeluknya sambil mengusap pelan kepala Xue Fu. Luo San sudah menganggap Xue Fu sebagai putranya sendiri. Hal ini membuatnya sangat terluka. Baru kemarin ia mengatakan itu. Dan hal ini malah terjadi. Ia menyalahkan dirinya sendiri karena berkata buruk.

...----------------...

Pagi harinya ayah dan ibu Xue Fu datang. Dengan panik mereka menghampiri Xue Fu yang sedang duduk di pojok ruangan sambil memeluk lututnya. Matanya merah dan terbentuk kantung hitam di kelopak matanya. Semalaman ia menangis tanpa suara dan tidak tidur sama sekali.

"Nak... kamu baik-baik saja?..." Tanya ibu Xue Fu yang bernama Yang Xue dengan khawatir. Xue Fu sama sekali tidak menggubrisnya. Yang Xue pun menangis melihat keadaan putranya yang sangat terpuruk.

Ia kemudian menatap ayah Xue Fu yang bernama Wang Xue. Ia hanya menggeleng dan memeluk istrinya yang mulai menangis. Sedangkan Luo San hanya bisa menyaksikannya tanpa bisa berkata-kata.

...----------------...

Hari ini adalah hari pemakaman Xue Lan dan Merin.

Banyak orang datang untuk berkabung termasuk teman-teman sesama aktor. Beberapa diantaranya adalah Zee Yao, Wang Lee, Ji Yihan, dan Zuo Lin. Mereka adalah teman dekat Xue Fu yang juga merupakan sesama aktor.

Mereka sangat sedih melihat Xue Fu yang duduk bersimpuh dengan wajah datar dan air mata yang tak henti-hentinya mengalir. Mereka dapat merasakan betapa syok dan sedihnya Xue Fu sekarang.

...----------------...

Satu bulan telah berlalu. Xue Fu mengurung dirinya di mansion besarnya. Ia masih sangat menyesali perbuatannya dan selalu menyalahkan dirinya sendiri. Ia bahkan tidak makan dan minum. Terkadang ia juga tidak tertidur dan menangis semalaman.

Xue Fu mengalami depresi berat tanpa ada yang menyadarinya. Selama empat bulan ia terus mengurung dirinya. Beberapa kali orang tuanya datang namun diusirnya tanpa menampakkan wajahnya. Begitu pula saat Luo San dan teman-teman lainnya mengunjunginya.

...----------------...

Suatu hari ia hendak berjalan menuruni tangga di rumahnya. Karena merasa sangat lemah dan seluruh tubuhnya lemah, ia pun terpeleset dan akhirnya ia terjatuh menggelinding di tangga. Saat ia membuka matanya kepalanya sudah terasa berat dan wajahnya terasa basah.

Darah keluar dari kepalanya karena benturan keras. Saat itu tiba-tiba ada seorang bocah laki-laki berusia sekitar 10 tahun datang dari pintu belakang dan menghampiri Xue Fu.

"Tuan, anda kenapa?...Sadarlah... Saya ingin mengatakan siapa yang membunuh Xue Kecil." Ucap bocah itu dengan nada lemah. Xue Fu yang mendengar itu pun mengangkat kepalanya dengan sekuat tenaga.

Kemudian Ia memegang erat tangan anak itu.

"Siapa..." Ucapnya Dengan lemah.

"Ada lima orang pria besar yang membunuhnya. Yang menyuruhnya adalah...." Sahut bocah itu dengan takut.

Mendengar itu Xue Fu menangis tidak menyangka. Bagaimana bisa mereka tega menghabisi Xue Lan. Sebelum menutup matanya ia berharap.

'tolong beri aku kesempatan sekali lagi untuk memperbaiki kesalahanku kali ini. Ku mohon...'

Kemudian kesadarannya pun menghilang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Dikamar yang luas nan megah. Seorang anak berusia 18 tahun sedang tertidur dengan pulas. Hingga tiba-tiba ia terbangun dengan nafas memburu. Ia nampak kebingungan dan menoleh ke segala arah.

"Tempat ini?..." Ucapnya kebingungan. Lantas ia beranjak menuruni kasurnya dan berjalan ke arah cermin. Ia menatap lekat wajahnya.

Kemudian ia duduk bersimpuh dan mulai menangis.

Ya, dia adalah Xue Fu. Ia kembali ke usinya yang ke 18 sebelum ia bertemu dengan putrinya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!