"siapa yang tidak berani datang?." Sahut sebuah suara dari luar ruangan. Sontak orang itu menjadi pusat perhatian. Dengan wajah datar Xue Fu masuk ke ruangan konferensi pers. Para wartawan dan beberapa staf pembantu langsung terdiam dibuatnya.
Yang membuat semua orang terdiam adalah bayi yang ada di gendongan Xue Fu. Dengan santai Xue Fu menarik sebuah kursi dan duduk. Ia berada di atas panggung dengan beberapa microfon di depannya.
"Aku minta maaf karena terlambat. Anakku perlu lebih banyak waktu untuk bersiap." Ujar Xue Fu dengan santai. Lao San dan Merin yang menunggu di luar ruangan pun merasa gugup. Meskipun mereka dapat melihat Xue Fu duduk dengan santainya di dampingi beberapa bodyguard disampingnya.
"Tidak masalah, mari mulai konferensi nya." Sahut Ang Jao dengan wajah datarnya. Ia ikut dalam konferensi karena Xue Fu adalah salah satu artis top dalan Jang Entertainment. Dan alasan khususnya adalah Ji Yihan menyuruhnya untuk membantu Xue Fu.
"untuk pertanyaan pertama silakan." Sambung Ang Jao dengan wajah datar. Lalu seorang wartawan mengangkat tangannya.
"Saya dari stasiun televisi xx ingin bertanya. Mengapa anda yang masih dibawah umur bisa memiliki seorang anak. Apakah karena kesalahan?." Tanyanya dengan wajah serius.
Mendengar itu. Xue Fu langsung menjawabnya tanpa ragu.
"Pada Masa sekarang mempunyai anak saat berusia di bawah 18 tahun bukanlah hal yang tidak mungkin. Putriku bukanlah sebuah kesalahan. Dia adalah anugrah untukku. Dengan adanya dia aku sadar kalau hidup bukan hanya untuk mencari uang. Jujur sejak aku berusia 15 tahun aku sangat malas berurusan dengan wanita. Aku bahkan pernah berkeinginan untuk tidak menikah. Menurutku punya anak tak perlu menikah. Aku bisa menghamili mereka lalu mengambil anaknya. Semuanya bisa beres dengan uang saja. Apa kalian para wanita tersinggung? Tentu saja kan...."
Ucapnya di jeda.
"Karena kehadirannya aku sadar wanita itu sangat berharga. Aku sangat bahagia ketika tahu aku mempunyai seorang putri. Sangat tidak bisa digambarkan. Kebahagiaan yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya meski aku bergelimang harta sejak kecil. Jadi, dia adalah putriku. Anugrah untuk hidupku yang bodoh." Sambungnya sambil menciumi wajah putrinya. Ia merasa sangat bahagia bisa mengatakan isi hatinya.
Para wartawan diam sejenak saling menatap satu sama lain. Mereka pun mulai berdiskusi. Lantas ada seorang wartawan wanita yang mengangkat tangan lagi.
"Siapakah ibu dari putri mu?."
"Ibu dari anakku adalah Lan Sue. Adik kelasku di tempatku sekolah sekarang. Karena kebodohanmu akhirnya aku menyusahkannya dan membuatnya menderita. Setelah melahirkan ia meninggal karena kekurangan darah. Pihak rumah sakit sama sekali tidak bisa bertindak." Sahut Xue Fu dengan wajah sedih.
"Benarkah ia meninggal karena kekurangan darah? ataukah dia meninggal karena kamu tidak mau memiliki seorang istri yang tidak kamu inginkan. Kamu bisa melakukannya dengan mudah dengan uangmu itu kan?." Ujar seorang wartawan pria dengan wajah licik. Sontak pertanyaan itu membuat semuanya terkejut termasuk Lao San, Merin dan Ang Jao.
Xue Fu pun jadi ikut termenung mendengar itu. Mungkinkah apa yang dikatakan wartawan itu benar. Bagaimana pun juga kematian Lan Sue memang terasa janggal menurutnya. Ia menggelengkan kepalanya lalu menjawab dengan tegas.
"Untuk apa aku melakukan itu. Apa karena status Lan Sue sebagai orang biasa? atau karena dia hanya akan membuat masalah?. Dengan kamu bertanya begini, kamu seperti sengaja ingin menjelekkan namaku dan menuduhku sebagai pembunuh ibu dari ANAKKU!." Ucap Xue Fu pelan hingga akhirnya berteriak sambil memukul keras meja.
Reaksi Xue Fu membuat semuanya terkejut. Termasuk yang bertanya. Jika terus begini maka ia akan kesulitan untuk menjatuhkan Xue Fu.
" Iya. Mungkin saja anda melakukan itu." Jawab wartawan itu dengan tanpa tahu malu.
"Jaga bicaramu!..." Teriak Ang Jao dengan marah. Ini sudah kelewatan. Sekarang bukan wawancara biasa lagi tapi seperti tuduhan sepihak yang menyudutkan Xue Fu.
"Aku tidak melakukan apapun pada istriku." Ucap Xue Fu pelan. Namun semua orang mendengarnya.
"istri?." Semua wartawan bertanya-tanya. Apa mereka sudah menikah?. Kenapa tidak ada beritanya.
"Sejak kapan kalian menjadi suami istri?" Tanya wartawan lainnya.
"Aku menikahinya sejak kandungannya mencapai 3 bulan. Pernikahan kami sudah sah secara hukum. Kami berencana untuk mengadakan pesta pernikahan resmi setelah putri kami lahir. Terapi..." Ucap Xue Fu sedih kemudian terhenti dengan nada sedih.
"Apakah and apinya buktinya kalau kalian sudah menikah?." Tanya wartawan lainnya. Lantas Lao San masuk keruangan dan menunjukkan sesuatu.
Itu adalah akta perkawinan milik Xue Fu dan Lan Sue yang resmi dan sah. Melihat itu tak ad ayang Bernai berkomentar lagi.
Beberapa saat kemudian Lao San berdiri di belakang Xue Fu.
"Siapa nama putri anda?." Tanya seorang wartawan dari pojok belakang. Sontak wartawan itupun menjadi pusat perhatian. Sebab dikala suasana panas ini ia malah menanyakan hal sepele itu.
Mendengar itu Xue Fu tersenyum.
"Nama putriku adalah Xue Lan. Diambil dari nama depanku dan nama depan listrik Lan Xue." Sahut Xue Fu dengan bangga. Melihat wajah muda Xue Fu yang terlihat sumringah. Para wartawan lainnya pun saling menatap.
"Kapan tanggal lahirnya?." Tanya yang lainnya memberanikan diri.
"Putriku lahir tanggal 8 bulan Agustus tahun 2017." Ujar Xue Fu dengan senang.
Hingga ada seorang wartawan yang menanyakan pertanyaan berat lagi.
"Bagaimanapun juga pernikahan dibawah umur itu sudah melanggar aturan. Mengapa anda melakukan pelanggaran ini yang dapat mempengaruhi karir anda?." Tanya seorang pria lainnya.
"Aku tahu ini melanggar aturan. Akan tetapi, lebih baik aku melakukan pelanggaran ketimbang membiarkan isitriku menderita seorang diri. Lagi pula aku sudah membayar denda karena melanggar hukum. Setelah itu semuanya aman-aman saja. Untuk karir dan nama baikku aku tidak peduli. Kalau soal uang aku punya banyak. Kalau soal nama baik aku tidak perlu jika kalian tidak mau memberikannya. Semua orang punya pendapatnya masing-masing. Mau baik ataupun buruk...." Ucap Xue Fu jeda sebentar.
"Demi anakku... Aku akan melanggar peraturan dan membiarkan namaku terjatuh. Itu hanya sebuah nama baik. Bahkan dengan nama yang buruk pun aku masih bisa memberi kasih sayang pada putriku. Jika kalian tidka menerimaku disini maka dengan senang hati aku akan meninggalkan negara ini. Itu bukan hal yang sulit. Bila perlu aku akan membeli pulau pribadi untukku seorang...." Kata Xue Fu yang kembali terjeda.
" Namun aku tahu. Aku masih punya keluarga dan teman-teman ku. Aku tidak takut dengan opini publik. Asal aku bisa ada untuk putriku dan menghidupinya dengan baik. Maka tidak ada yang perlu aku cemaskan lagi." Sambungnya dengan bangga.
pada awlanya semuanya Diam saja. Hingga Lao San dan Merin bertepuk tangan dengan riang. Lantas diikuti semua orang. Sungguh, jika semua orang seperti ini maka dunia ini akan sangat damai. Namun apalah guna jika hanya di mulut saja. Oleh karena itu seorang wartawan berkata.
"Tunjukan bukti nyatanya pada kami. Kami akan selalu mengintai Anda. Jika anda tidak memberikan apa yang anda katakan sekarang pada putri anda. Maka, kami tidka akan pernah memaafkan anda. Dan dunia akan mengucilkan anda."
Para wartawan lainnya pun mengangguk setuju dengan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments