"Aku mau menikah..."

"eh... bukankah itu Lan Sue?!." Seru Zao Lin sambil menunjuk ke arah itu. Mereka melihat Lan Sue di ganggu oleh beberapa orang gadis.

Disisi Lan Sue.

"haha... lihatlah teman kita ini. Punya anak diluar nikah. Bahkan tidak mengetahui siapa ayahnya.. haha sangat memalukan sekali. Mengapa kau tidak mati saja atau pergilah dari sini!." Seru gadis itu menghina Lan Sue.

Sedangkan Lan Sue hanya diam saja dengan wajah datarnya.

"Kenapa diam saja?... haha... apa kau takut?!. Dasar menjijikkan." Ucap gadis itu lagi sambil mendorong tubuh Lan Sue ke dinding. Saat ini Lan Sue sedang di ganggu oleh beberapa teman kelasnya.

Karena kesabarannya sudah tidak bisa di lanjutkan. Dengan tanpa aba-aba ia menampar wajah temannya itu.

gadis itu memegangi pipinya yang memerah dan segera menatap tajam Lan Sue. Teman- teman gadis itu pun marah dan terkejut.

Ketika gadis itu hendak menampar Lan Sue. Ia sudah pasrah untuk menerima tamparan balik itu. Ia memejamkan matanya sambil menunduk dengan gemetar. Namun setelah sekian lama menunggu ia tidak ditampar. Dengan perlahan ia mendongakkan kepalanya dan ia melihat tubuh seseorang yang tinggi dengan bahu yang lebar.

"Siapa kamu... Jangan ikut campur." Ujar gadis itu marah karena Xue Fu menghentikan tamparannya.

"dasar gadis menjijikkan. Kamu mengganggu seorang gadis yang sedang hamil. Dasar gila!!." Ketua Xue Fu dengan wajah mengejek sekaligus marah. Sontak Lan Sue, Zao Lin Dan para gadis terkejut mendengar umpatan Xue Fu.

"Kau!!..." Ucap gadis itu dihentikan oleh temannya.

"hentikan... dia adalah Xue Fu. kita tidak bisa menyinggungnya." Bisik salah satunya. Gadis itupun terkejut dan segera menjauh.

"Tunggu saja kalian." Ujarnya sambil berjalan menjauh dari mereka.

Setelah beberapa saat berlalu. Xue Fu dan Zao Lin berbalik menghadap Lan Sue yang sudah menunduk.

"Apa kamu baik-baik saja?." Tanya Xue Fu dengan wajah khawatir. Lan Sue pun mengangguk dengan perlahan.

"hm... jangan bilang anak dalam perutnya Lan Sue adalah milikmu Xue Fu?!." Kejut Zao Lin dengan tepat. Lan Xue dan Xue pun terkejut mendengarnya. Mengapa Zao Lin menebaknya dengan benar.

"fyuhhh.... Iya." Sahut Xue Fu sambil menghela nafas. Lan Sue cukup terkejut mendengar itu. Ia tidak menyangka kalau Xue Fu akan mengakuinya begitu saja.

"te terima kasih. Sa saya permisi dulu." Ucap Lan Sue gugup. Lalu ia pun beranjak dengan cepat meninggalkan keduanya.

"Lan Sue tunggu aku..." Ucap Xue Fu berlari kecil mengejar Lan Xue. Mau tak mau Zao Lin mengikuti keduanya.

"mengapa kamu tidak mengatakan padaku kalau kamu hamil. Apa kamu pikir aku tidak akan mempertanggung jawabkan?..." Tanya Xue Fu yang hanya dibalas anggukan kecil oleh Lan Xue. Melihat itu, Xue Fu hanya bisa menghela nafas frustasi.

"Maukah kamu dan nenekmu tinggal di rumahku?." Tanya Xue Fu mendadak membuat Lan Xue dan Zao Lin terkejut.

"Tidak, tidak apa-apa. Saya masih bisa tinggal di rumah nenek saya..." Sahut Lan Xue dengan lemah dan gugup.

"Aku memaksa." Ucap Xue Fu dengan dengan semirik di wajahnya.

Kembali itu membuat Lan Xue tersentak dan Zao Lin menggeleng. Temannya ini benar-benar gila.

Tidak terasa kini mereka tiba didepan rumah Lan Sue.

ketiganya terdiam dan itu membuat suasana jadi canggung.

"Emm... Tadi aku sudah memberikan form pernyataan mengikuti ujian pada nenekmu. Aku akan mengambilnya besok. Kamu bersiaplah juga untuk pindah ke rumahku. Ini bukan rumah orang tuaku. Ini adalah rumah pribadiku. Intinya mau tidak mau kamu harus pindah. Anak itu juga adalah anakku. Aku juga ingin menjaganya. Kamu tidak perlu khawatir soal pakaian dan makanan." Ucap Xue Fu dengan panjang lebar.

"Ta tapi..." Ucap Lan Xue di potong oleh Xue Fu.

"Tidak ada tapi-tapian. Mau tidak mau aku akan memaksamu." Ucap Xue Fu dengan tegas.

akhirnya Lan Xue pun mengangguk pelan.

"Bagus... sampai jumpa besok. Beristirahatlah dengan baik." Ucap Xue Fu sambil melambaikan tangannya. Lalu ia pun menyeret Zao Lin yang masih terpaku ke luar dari gang. Dengan ragu-ragu Lan Xue mengangkat tangannya.

Melihat itu Xue Fu tersenyum kecil. Ia akan mempunyai istri yang manis dan cantik. Lalu dengan perasaan bahagia ia berkendara kerumahnya.

...****************...

"Ayah ibu, aku mau menikah." Ucap Xue Fu dengan tegas. Sontak hal itu membuat mereka semua terkejut. ayahnya menyemburkan kopi yang diminumnya, Ibunya menjatuhkan garpu dan sendok yang dipegangnya, sedangkan kedua adiknya hanya membeku tak percaya.

"Kamu bercanda nak?." Tanya ayahnya sambil mengelap mulutnya dengan tisu.

"Tidak ayah... Aku serius. Calon istriku sudah hamil. Aku harus menikahinya." Ujar Xue Fu lagi sambil berdiri dengan wajah tegas.

"Nak... Kamu masih sekolah. Kamu juga seorang aktor. Pernikahanmu ini akan mencoreng nama baikmu. Lebih baik kamu mengambil anaknya saja. Tidak perlu menikahi ibunya." Sahut ibunya dengan khawatir.

"Bagaimana perasaan ibu jika ayah hanya mengambilku dan tidak menikahimu." Tanya Xue Fu balik. Hal itu sontak membuat ibunya terdiam. Sedangkan ayahnya mengangguk membenarkan perkataan Xue Fu.

"Jika kamu siap menerima semua konsekuensinya maka lakukanlah. Ayah akan selalu mendukungmu. Jangan pedulikan perkataan orang diluar sana." Ucap ayahnya dengan mata berbinar.

"Lagipula siapa sangka ayah akan menggendong cucu secepat ini." sambungnya lagi.

"Kalau begitu ibu juga setuju. Kapan kamu menikah?." Tanya ibunya lagi.

"dua hari lagi." Ucap Xue Fu membuat mereka terkejut lagi.

"Apa??!!..apa kamu serius nak?!." Sahut ayahnya terkejut.

"Dua hari lagi Fuan akan membuat akta pernikahannya...Dengan begitu kami sudah resmi menikah secara hukum. Untuk pestanya akan diadakan setelah anak Fuan lahir." Ujar Xue Fu dengan mata berbinar. Ia yakin ia bisa menyelamatkan keduanya kali ini.

"Baiklah. Sesuai keinginanmu. Berapa usia kandungan calon istrimu?." Tanya ibunya.

"mungkin sudah 9 bulan Bu." Jawabnya santai dengan wajah polos.

"Apa?!!.." Kejut keduanya lagi.

"Kamu baru akan menikahinya setelah ia hendak melahirkan?!." Seru ayahnya dengan mata tak percaya.

"Sebab Xue Fu baru menyadarinya." Sahut Xue Fu dengan senyum cengengesan.

"apa?... apa kau yakin dia anakmu?." Tanya ibunya mulai tidak percaya.

"Yakin tak yakin Fuan akan menikahinya. Sebab Fuan ingat pernah berbuat padanya." Sahut Xue Fu dengan wajah tegas

"Baiklah...Terserah padamu." Ucap ibunya dengan pasrah.

"Terima kasih ibu, ayah..." Seru Xue Fu dengan riang.

Melihat itu ayah dan ibunya pun tersenyum riang. Lantas keduanya saling menatap dengan padangan penuh isyarat.

...****************...

"Apa kamu yakin akan pindah nak..." Tanya neneknya pada Lan Xue.

"Demi anak ini nek. Kita tidak tahu apa yang akan dilakukan keluarga Xue Fu pada kita kedepannya. Meski kita tidak selamat setidaknya anak ini aman bersama Xue Fu " Ucap Lan Xue dengan tatapan sendu.

Sang nenek hanya mengangguk setuju saja.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!