Konferensi pers

Keesokan harinya. Lao San dengan terburu-buru menelfon Xue Fu.

"Halo... lihatlah situs media sekarang. Sepertinya kamu akan terkenal lagi." Ujarnya sambil mengatur nafasnya.

(ohhh okay.) Sahut Xue Fu santai dari sebrang sana.

Mendengar itu Lao San hanya bisa menggeleng. Bosnya ini benar-benar suka menjadi pusat perhatian. Dan sepertinya sekarang namanya akan cukup buruk karena punya anak diluar nikah.

...****************...

Dengan santai Xue Fu membuka ponselnya dan melihat tberita tranding topik pagi ini.

Isi beritanya adalah pertanyaan apakah benar Xue Fu sudah memiliki anak?. Siapakah ibunya?. Bagaimana mungkin diusia yang begitu muda ia sudah memiliki anak?. Hal ini juga membuat beberapa penggemarnya marah karena merasa di khianati.

Berita itu semakin panas dengan bukti foto-foto Xue Fu sedang menggendong bayi, membeli perlengkapan bayi, dan beberapa foto lainnya.

Selagi ia membaca beritanya, ada sebuah pesan masuk di ponselnya.

"Ting"

Dengan segera ia membukanya karena itu dari Lao San.

'Jangan datang ke kantor hari ini. Berita kali ini cukup merepotkan.' Isi pesan itu.

"Dulu mungkin aku mengikuti saranmu. Tapi sekarang tidak." Ucap Xue dengan tekad di wajahnya.

"Merin, Jagalah Xue Lan. Aku ada sedikit urusan di kantor." Ujar Xue Fu sambil berdiri di depan sofa.

"Baiklah. Cepat pulang ya." Ujar Merin sambil menggendong Xue Lan.

"Tentu." Ucapnya sambil berjalan ke arah Merin.

"Ayah pergi dulu ya." Ujarnya Lembut sambil mencium pipi putrinya.

Setelah itu ia segera berangkat.

Sesampainya di kantor. Xue Fu disambut oleh banyak reporter dan beberapa bodyguard.

Lao San yang melihat kedatangan Xue Fu dari lantai dua pun terkejut.

'ini anak kenapa nyari masalah sih.' Batinnya sambil mengerutkan alisnya.

Kembali ke Xue Fu. Dengan santainya dia berjalan melewati kerumunan reporter. Dengan para bodyguard yang membukakan jalan untuknya. Hingga akhirnya setelah didepan lobi. Ia berbalik.

"Semuanya Diam!!!..." Teriaknya membuat suasana sunyi mendadak.

"Baiklah... Aku memang memiliki anak. Untuk keterangan lebih lanjutnya... Besok aku akan mengadakan konferensi pers. Jadi silakan sekarang kalian kembali ke tempat kalian dan siapkan semua pertanyaan yang ingin kalian tanyakan. Sekarang aku hanya akan menjawab ini. Terima kasih." Ucap Xue Fu dengan santai.

Lantas ia berbalik dan masuk ke dalam kantor. Para wartawan pun tidka bisa berkutik lagi. Mereka memutuskan untuk meliput berita seadanya itu.

Didalam kantor...Para aktor, aktris, trainee, para manager dan karyawan lainnya memperhatikannya. Ada yang biasa saja. Ada yang menghidupkannya. Ada yang mencacinya. Ada yang turut bahagia dengan kehadiran putrinya Xue Fu.

Para bodyguard menunggu di depan pintu. Sedangkan Xue Fu berjalan lantai ke lantai dua dimana kantornya berada.

Tak lama sampailah ia di dalam kantornya. Didalam ruangan sudah ada Lao San yang sedang duduk sambil memakan cemilan.

"Ada apa dengan wajah cemasmu itu?." Tanya Xue Fu sambil duduk di depannya.

"Bagaimana tidak cemas. Bagaimana kamu akan menghadapi media masa nantinya. Dan pastinya orang-orang di sekitarmu juga akan menekan mu." Ucap Lao San sambil memakan cemilannya dengan kesal.

"Aku punya caraku sendiri. Jadi, bantu aku menyiapkan konferensi pers besok. Aku akan menanganinya." Ucap Xue Fu dengan santai.

"aku benar-benar tidak habis pikir dengan pemikiranmu. Kamu yang masih 18 tahun ini bagaimana bisa menghadapi tekanan yang berat ini. Yah meski semuanya karena kamu sendiri." Ucap Lao San masih memakan cemilannya.

"Kalau soal tekanan, aku sudah terbiasa bahkan dengan yang lebih parah. Lagipula putriku jauh lebih penting daripada pendapat orang diluar sana." Sahut Xue Fu dengan santai sambil memakan cemilan milik Lao San.

Mendengar itu Lao San hanya terdiam. Jujur ia tidak tahu apapun soal masa lalu Xue Fu. Ia menjadi manager Xue Fu sejak 2 tahun lalu. Selama enam tahun sebelumnya manager Xue Fu adalah Yu Meng. Yang sekarang sedang bekerja menjadi direktur di perusahaan luar negeri. Dia merupakan wanita yang sangat hebat dan rajin. Itulah yang ia ketahui. Selebihnya ia tidak tahu apapun.

...----------------...

Di ruangan para trainee perempuan.

"Apa berita ini benar." Tanya seorang gadis muda. Dia adalah Li Ning. Seorang yang menyukai Xue Fu sejak Xue Fu pertama kali menjadi trainee di disini. Usianya lebih tua 1 tahun ketimbang Xue Fu. Ia dan Xue Fu sekolah disekolah yang sama dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Hampir semua orang di kantor dan sekolah tahu kalau Li Ning menyukai Xue Fu.

Meski begitu, Xue Fu hanya mengabaikannya dan bersikap biasa saja. Bagaimanapun juga tidak hanya Li Ning yang menyukai Xue Fu disana.

"Aku tidak tahu. Besok katanya Xue Fu akan mengadakan konferensi pers. Kita akan tahu kebenarannya saat itu." Sahut gadis lainnya. Li Ning pun mengangguk setuju. Benar kata temannya. Bagaimana pun juga jika ini benar maka ibu dari anak itu sangat beruntung. Ia penasaran siapa wanita beruntung itu. Meski ia mencoba tenang tapi rasa kesal untuk menemukan wanita itu sungguh menguasai hatinya.

...----------------...

Di tempat lain. Di tepi pantai yang indah dan sepi. Dua orang sedang bersantai sambil meminum jus. Nampaknya ini adalah sebuah pantai pribadi di pulau pribadi.

"Kau dengar beritanya?." Tanya yang perempuan.

"iya, tentu saja." Sahut yang pria.

"Haruskah kita menghabisi bayi itu juga?." Tanya si wanita dengan santai.

"sabarlah, biarkan dia menikmati dunia ini sebentar. Kamu sebagai wanita harus lembut pada bayi. Jangan sembarangan main bunuh saja." Ucap si pria sambil menghela nafas.

"Baiklah. Sesuai perkataan mu. Akan ku tunggu sebentar lagi." Sahut wanita itu. Mendengar itu si pria pun mengangguk pelan.

...----------------...

Keesokan harinya... puluhan reporter dan wartawan sudah berkumpul di ruang konferensi pers. Mereka sedang menyiapkan diri, kamera dan pertanyaan mereka.

Disisi lain, Xue Fu dengan santainya masih dirumahnya.

Ia masih bermain-main dengan putrinya. Pakaiannya sudah rapi dan ia sudah nampak keren.

Tak lama kemudian Merin datang dengan pakaian yang cantik juga. Meski hanya seorang pengasuh, ia harus tampil sesuai dengan derajat bosnya.

"Kau sudah selesai?." Tanya Xue Fu menatap Merin yang berjalan hati-hati menuruni tangga.

"Sudah." Sahut Merin singkat. Ia menggunakan sebuah dress sepanjang lutut berwarna crem. Terlihat mewah dan cantik.

Ini adalah pertama kalinya ia menggunakan pakaian semewah dan semahal ini. Ia sangat beruntung.

"Baiklah, ayo berangkat." Ucap Xue Fu setelah melihat begitu banyak log panggilan tidak terjawab dari Lao San.

"Ayo." Sahut Merin sambil menggendong Xue Lan.

Lantas merekapun segera berangkat.

Sesampainya di kantor. Xue Fu langsung disambut oleh Lao San dan beberapa bodyguard.

"kenapa kamu terlambat?!." Teriaknya kesal. Sedangkan Xue Fu hanya tersenyum saja.

Didalam ruangan pers. Mereka semua menunggu dengan jenuh. Melihat jam tangan mereka dengan wajah lelah karena Xue Fu terlambat 30 menit.

"Mungkinkah dia tidak berani datang?." Kata seorang wartawan dengan senyum liciknya. Ia ingin merusak nama baik Xue Fu.

"Siapa yang tidak berani datang?.Ujar seseorang dari luar ruangan. Sontak hal itu membuat orang tersebut menjadi pusat perhatian.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!