Alergi sinar matahari

Kini Xue Fu dan Luo San sedang makan bersama di sebuah restauran.

"Siapa yang akan kamu jadikan guru privatmu?." Tanya Luo San penasaran.

"Bao wangyan, Zhu Yizhi, dan Mao Bingzhu." Ucap Xue Fu dengan santai. Lalu ia melanjutkan makannya.

"HM... bagaimana kamu mengetahui mereka?. Apa mereka guru perguruan tinggi?." Tanya Luo San sambil mengerutkan keningnya.

"Bukan. Bao Wangyan adalah seorang guru SMP yang di pecat karena lambat dan tidak di sukai oleh para siswa dan guru. Alasan utamanya adalah karena dia sedang sakit dan mereka merasa jijik." Ujar Xue Fu sambil meletakkan sendoknya.

'Aku memilihnya karena nanti akan ada seorang pengusaha kecil yang membantunya hingga sembuh total. Pengusaha itu tidak menerima bayaran apapun dari Bao, karena merasa berhutang Budi akhirnya Bao pun menggerakkan otak cerdasnya untuk membantu pengusaha itu, hingga akhirnya perusahaan itu maju dan menjadi top di negara ini.' Batin Xue Fu sambil tersenyum licik.

"lalu... bagaimana dengan Zhu Yizhi dan Mao Bingzhu?." Sambung Luo San penasaran. Ia bingung dengan apa yang ada di benak Xue Fu sesungguhnya.

"Zhu Yizhi dan Mao Bingzhu adalah S1 yang pengangguran. Mereka adalah yatim piatu. Namun menurut informasi yang aku cari. Mereka sangat cerdas, Sejak SMP hingga tamat S1 mereka berdua selalu menggunakan beasiswa siswa berprestasi. Jadi tidak boleh di ragukan kan?." Seru Xue Fu dengan semiriknya.

'Nantinya mereka berdua akan menguasai dunia pasar gelap. Mereka pandai meretas dan mereka juga misterius. Mereka berdua juga akan di rekrut oleh PBB sebagai mata-mata dunia. ' Batin Xue Fu dengan senyum penuh niat dan nafsu.

Luo San yang melihat itu pun memukul pelan kepala Xue Fu.

"Apa kamu sudah gila." Ujarnya. Lalu ia pun menggeleng pelan.

"Kapan kamu berencana mencari mereka bertiga?." Tanya Luo San lagi.

"Hari ini kita akan mencari Bao Wangyan. Sepertinya beberapa hari yang lalu dia sudah dipecat." Ujar Xue Fu santai.

"Apa kamu tahu dimana dia?." Tanya Luo San memastikan.

"Tentu saja." Sahut Xue Fu dengan pasti.

'dulu aku sering melihatnya saat menghindari paparazi.' Batinnya.

"ohhh baguslah." Ujar Luo San sambil melanjutkan makannya.

...----------------...

Kini mereka berdua sedang berjalan santai di sebuah gang perkampungan. Pakaian mereka juga biasa saja, seperti masyarakat pada umumnya.

"Disekitar sini kah?." Tanya Luo San sambil melihat sekeliling. Ada rumah mewah, ada yang biasa saja dan ada yang sangat tidak layak. Beginilah suasana negara makmur yang di kagumi masyarakat di luar sana. Memang pada dasarnya dalam sebuah negara tidak mungkin semua penduduknya adalah orang kaya.

Tak lama kemudian mereka sampai di sebuah rumah lantai dua yang cukup mewah dan elegan.

Dengan santai Xue Fu menekan bel rumahnya.

"Ding dong, Ding dong, Ding dong," beberapa kali ber rumah berbunyi, namun pemilik rumah sama sekali tidak meresponnya.

"Mari masuk." Ujar Xue Fu dengan santainya.

"Masuk ke rumah orang tanpa ijin?." Tanya Luo San tidak enak.

"katakan saja karena tidak di respon dan kita punya urusan penting." Ujar Xue Fu lalu masuk ke dalam rumah.

Sambil menghela nafas lelah Luo San mengikuti Xue Fu.

Kini keduanya sudah memasuki ruang tamu rumah itu.

"Haloo..." panggil Xue Fu dengan keras. Suasananya sunyi, namun pintu yang tidak dikunci menyatakan kalau pemiliknya ada di rumah.

Tak lama kemudian terdengar suara barang jatuh dari dapur. Dengan cepat Xue Fu dan Luo San berlari ke sana. Mereka sangat terkejut mendapati seorang pria tengah tergeletak lemah di lantai. Nampaknya ia kesulitan bernafas dan darah keluar dari hidungnya.

"Panggilkan ambulans cepat." Seru Xue Fu dengan panik.

Kemudian Xue Fu membantu pria itu duduk dan mencondongkan tubuhnya kedepan.

"Santai kan tubuhmu pak. Tarik nafas dalam dari hidung lalu keluarkan dari mulut dengan lubang yang kecil. Lalukan beberapa kali." Ujar Xue Fu dengan panik. Pria itu pun mengikutinya begitu saja.

Sedangkan Xue Fu mengambil sapu tangannya dan membasahinya sedikit. Lalu ia pun mengelap darah yang keluar dari hidung Pria itu. Sedangkan pria itu masih menarik napas dengan antusias, mungkin ia merasakan dampaknya yang semakin membaik.

Tak lama kemudian ambulans datang. Para perawat mengangkat pria itu menggunakan tandu pasien dan segera membawanya ke rumah sakit.

Setelah ambulans pergi. Xue Fu dan Luo San berdiri dengan wajah lelah di depan rumah.

"apa yang terjadi padanya?." Tanya Luo San sambil menghela nafas lelah.

"entahlah, mungkin dia mengalami asma. Aku juga tidak tahu. Ayo kita menyusulnya." Ujar Xue Fu berjalan ke arah yang berlawanan dengan kepergian ambulannya.

...----------------...

Kini mereka sudah berada di rumah sakit. Tepatnya di depan ruang gawat darurat. Di sanalah pria itu di rawat.

"Kamu yakin ingin menjadikan orang macam dia sebagai guru privatmu?." Tanya Luo San sambil mengernyitkan alisnya.

"Dia itu jenius. Aku akan membantunya mengobati penyakitnya sebagai bayaran menjadi guruku." Ujar Xue Fu dengan senyum liciknya.

'senyum aneh itu lagi.' Batin Luo San sambil menggeleng.

Tak lama kemudian dokter keluar dari ruang perawatan.

"bagaimana keadaannya dok?." Tanya Xue Fu dengan cepat.

"Dia baik-baik saja. Syukurlah dia ditemukan tepat waktu. Karena sesak napasnya cukup berat jadi jika terlambat sedikit mungkin kita tidak bisa menyelamatkannya." Ujar dokter itu.

" kalau boleh tahu, dia mengalami penyakit asma kah?." Tanya Xue Fu lagi.

" Dia mengidap penyakit alergi matahari. Beberapa bagian kulitnya ruam. Dan sepertinya dia mengabaikannya dan membiarkan dirinya terpapar sinar matahari hingga ia mengalami sesak napas dan pendarahan dari hidung." Ujar dokter itu.

"Apa penyakitnya bisa disembuhkan?." Tanya Luo San.

" karena penyebabnya tidak diketahui maka kami masih belum menemukan obat yang tepat untuk menyembuhkannya. Kami hanya bisa membantu mengurangi dampaknya dan mengatasi gejalanya." Ujar dokter itu dengan wajah menyesal.

"ohh... baiklah. Terima kasih dok." Ujar Xue Fu dengan senyum di wajahnya.

"Saya akan meresepkan obatnya. Silakan bapak ikuti saya." Ujar dokter itu sambil menatap Luo San. Dia pun mengangguk dan mengikuti dokter itu.

Beberapa saat kemudian Pria yang masih belum sadar itu di bawa ke ruang rawat inap agar bisa di jenguk.

Setelah di pindahkan, Xue Fu pun mendatanginya.

"HM.. dulu bagaimana dia menyelamatkanmu pak." Gumam Xue Fu penasaran. Tak lama kemudian pria itu tersadar. Yang pertama dilihatnya ada Xue Fu yang menatapnya dengan wajah lugu dan mata bulan yang berbinar.

"Siapa kamu?." Tanya pria itu lemah.

"Calon muridmu." Sahut Xue Fu dengan senyum di wajahnya. Pria itu pun mengernyitkan dahinya.

"Apa itu yang kamu inginkan setelah menyelamatkan nyawaku?." Tanya pria itu lagi.

Xue Fu pun mengangguk dengan cepat.

Bao Wangyan pun merilekskan tubuhnya dan tersenyum kecil.

'balasannya mungkin terlihat kecil, namun aku akan membuatnya menjadi besar. Bocah yang tidak aku kenal memintaku menjadi gurunya. Aneh memang, tapi apalah dayaku ketika dia sudah menyelamatkan nyawaku.' batin pria itu sambil tersenyum dan menghela nafas lega.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!