Pagi buta saat matahari belum terbit. Xue Lan menangis tersedu-sedu di samping Xue Fu yang sedang tidur pulas.
Hingga akhirnya ia terbangun. Dengan segera ia duduk dan mengangkat tubuh kecil Xue Lan.
lalu ia pun berdiri dan menenangkan Xue Fu ke sana kemari didalam kamarnya.
"tenanglah sayang, ayah ada disini..." Ujarnya sambil menciumi wajah Xue Lan yang kecil dan mungil.
Hingga setelah Xue Lan tenang, Xue Fu bisa duduk di kursi dekat jendelanya sambil menyandarkan tubuhnya yang lelah. Meski tidak se melelahkan saat syuting.
Dengan hati-hati ia menyelimuti putri kecilnya. Hingga tubuhnya tertutup rapat dan nampak lebih gemuk. Kemudian ia menyesuaikan posisi tubuhnya lalu menutup matanya untuk tidur.
Diluar kamar Xue Fu.
Merin sedang berdiri mengintip kedalam kamar. Merin diajak untuk tinggal bersama Xue Fu untuk mengurus Xue Lan 24/7. Merin cukup terkejut saat Xue Fu menyuruhnya membawa anaknya tinggal disini juga.
Bahkan Xue Fu memaksa Merin agar dirinya lah yang menanggung biaya hidup Merin termasuk biaya sekolah anaknya. Dan kebetulan ia memerlukan biaya sekolah untuk putranya sekarang.
Dia sungguh bersyukur. Lowongan pekerjaan dari Xue Fu sudah seperti hujan berlian dalam hidupnya. Siapa sangka seorang pemuda 18 tahunan yang akan membantunya dalam menjalani hidupnya yang sukar belakangan ini.
Kembali lagi, Saat itu ia mendengar suara tangisan bayi dari kamar sebelahnya. Dengan sigap ia bangun menyadari tanggung jawabnya sebagai pengasuh 24 jam.
Saat ia hendak membuka pintu kamar Xue Fu, ia mendengar sesuatu yang menarik.
"tenanglah sayang, ayah ada di disini."
Ia langsung terdiam di luar pintu penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Xue Fu.
Siapa sangka Xue Fu cukup bijak dan sangat pengertian. Setahu Merin, orang tua baru akan merasa sangat terganggu dengan tangisan bayi dimalam hari saat mereka lelah dan mengantuk.
Ia sering sekali melihat kejadian itu. Dulu ia pernah melihat tetangganya yang baru berusia 20 tahun mempunyai bayi karena hubungan nafsu belakang. Sering kali bayinya menangis dimalam hari, dan bukannya menenangkan bayinya, orang tuanya malah bertengkar saling tuding dan akhirnya membiarkan bayinya menangis begitu saja.
Tidak berlaku dimalam hari saja, siang, pagi, sore juga begitu. Ia sangat geram namun apalah dayanya. Tidak ada yang menyukainya di perkampungan itu. Sebagai orang yang dibenci apalah dayanya membantu seorang bayi.
kembali ke merin.
Ia tersenyum bahagia melihat Xue Fu yang tidur sambil duduk dengan Xue Lan di gendongannya. Dengan perlahan ia memasuki kamar Xue Fu dan mematikan lampu ruangan lalu menyalakan lampu tidur di samping kasur.
Kemudian ia mengambil selimut tebal di kasur Xue Fu dan memakaikannya dengan perlahan hingga Xue Fu dan Xue Lan nampak seperti kepompong.
Setelah merasa posisi kedua majikannya ini aman. Merin duduk lantai dan menyandarkan dirinya di samping tempat duduk Xue Fu. Mereka bertiga pun tidur dengan lelap.
...----...
Pagi harinya.
Merin masih tidur di lantai dengan kepalanya menyandar di sofa. Hingga saat tangannya menyentuh sofa depannya. Ia merasa ad ayang hilang, akhirnya dengan segera ia terbangun dengan panik.
Ia melihat ke berbagai arah dan melihat tempat tidur sudah rapi. Bahkan ia yang sekarang menggunakan selimut yang ia pakaikan ke Xue Fu kemarin.
Dengan senyum kecil ia melipat selimut itu lalu keluar dari kamar Xue Fu. Dari lantai dua Merin dapat melihat Xue Fu sedang memasak. Sedangkan Xue Lan sedang berbaring di kursi bayi sambil bermain bersama putranya.
"Xue Fu... Kenapa kamu tidak membangunkan ku..." Seru Merin dari lantai dua. Mendengar suara Merin. An Cao putra kecilnya itu menoleh dan berlari kearahnya lalu memeluknya.
"Ibu..." Serunya riang.
" Anak baik. Kamu bermainlah dengan Adik Lan Lan ya... ibu akan membantu menyiapkan makanan yang enak untukmu." Ujar Merin sambil mengusap lembut kepala anaknya dan menatapnya dengan pandangan lembut.
Lantas An Cao mengangguk dan bermain kembali dengan Xue Lan.
" Kakak tidur sangat lelap, tidak tega aku membangunkan mu." Sahut Xue Fu setelah melihat An Cao kembali bermain dengan putrinya.
"Kamu terlalu segan. Aku lah yang seharusnya mengurusku bukan malah sebaliknya." Ucap Merin sambil membantu Xue Fu memotong wortel.
" Aku sudah menganggapmu sebagai bagian dari keluarga kecilku. Jadi, siapapun bisa mengurus satu sama lain. Aku hanya ingin kamu menjaga putriku saat aku tidak ada. Selebihnya aku akan meluangkan waktu untuk bersama putriku." Ujar Xue Fu dengan senyum cerah diwajahnya sambil memotong bawang.
"Ayah yang baik." Ucap Merin dengan pelan.
" Aku tidak mau menyesal lagi." Sahut Xue Fu spontan.
'lagi?.' batin Merin merasa aneh. Kemudian ia terpikirkan almarhum Lan Sue ibu Xue Lan. Mungkin Xue Fu menyesal karena terlambat menyadarinya dan membiarkan Lan Sue mati begitu saja.
Padahal alasan Xue Fu menyesal bukan itu.
Beberapa waktu kemudian, Lao San datang. Ia masuk begitu saja dan duduk seolah itu adalah rumahnya.
"Wah wah paman... Abis pulang kerja yah." Ujar Xue Fu menatap Lao San sambil menyilang kan tangannya.
" Aih... Kamu sudah ijin selama beberapa hari. Sebenarnya apa yang kamu lakukan?..." Tanyanya langsung terdiam saat melihat Merin di samping Xue Fu dan dua anak kecil di sampingnya yang menatapnya dengan mata berbinar.
"anak...anak... gadis..." Ucapnya lalu menghampiri Xue Lan.
Dengan wajah berbinar Lao San mencubit pelan pipi Xue Fu. Merasakan kelembutan dalam tangannya membuat hatinya berdebar kencang.
"Perasaan yang indah..." Racaunya sambil tenggelam dalam hayalannya.
"Siapa dia?." Tanya Merin penasaran.
"ah iya kak. Aku lupa. Dia adalah managerku yang paling baik, tampan, pengertian, dan bodoh juga." Ucap Xue Fu dengan senyum licik diwajahnya.
Mendengar itu Merin pun menahan tawanya. Sungguh hangat suasana di rumah ini.
Selain itu, Lao San yang mendengar itupun langsung berdiri dan berbalik.
"Dan anda adalah bos saya yang sangat tampan, terkenal, baik hati, gila, bodoh, brengsek pula, CK... Menyedihkan." Ujar Lao San tak mau kalah.
Akhirnya keduanya saling tatap dengan tajam.
...----------------...
Setelah pertengkaran batin yang cukup menegangkan. Kini mereka sedang duduk bersama dimeja makan.
"Jadi ada apa kamu datang kemari tiba-tiba?." tanya Xue Fu penasaran.
"Perusahaan xx mengirimkan surat kontrak untukmu. Kontrak untuk menjadi Pemeran utama yang didampingi langsung oleh artis Mu Ruyu. Artis cantik yang masih muda." Ucap Lao San dengan santai.
Sedangkan Xue Fu sedang memikirkan nama Mu Ruyu. Siapakah dia?.. Hingga akhirnya terbesitlah sebuah gambaran masa lalu saat ia sedang berfoya-foya dan Lao San datang menjemputnya.
Saat itu lah ia bertemu mu Ruyu. Gadis cantik, putih, dan body sexy menambah kesan wao nya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments