Puncak acara di suatu acara pernikahan adalah hal yang paling dinanti oleh para lajang. Yaitu, mendapatkan buket bunga yang akan dilemparkan oleh kedua pengantin. Menurut kepercayaan, siapa saja yang mendapatkan buket bunga yang baru saja di lemparkan oleh pengantin, dirinya akan segera menikah dalam waktu dekat. Queen dan Raka terlihat sudah bersiap melemparkan buket bunga yang sedang mereka pegang bersama. Mereka berdua membelakangi para lajang yang berkumpul di depan panggung pelaminan dengan wajah yang terlihat penuh harap. Saat Queen dan Raka hendak melempar buket bunga itu. Queen pun menahan tangan Raka. Ia teringat akan teman terdekatnya, yaitu Tasya dan Banyu dan adiknya, Putra.
"Sebentar," Ucapnya.
Queen pun menoleh kebelakang dan menyapukan pandangannya ke arah para lajang yang tampak tak sabar menunggu buket bunga darinya. Ia mencari sosok Tasya, Banyu dan Putra. Sosok Putra dan Tasya, Queen temui di antara para lajang yang berdiri di depan panggung. Sedangkan Banyu, tidak ada disana.
Queen terus menyapukan pandangannya. Hingga ia melihat Banyu yang sedang bersender di samping sound sistem yang tertumpuk di samping meja prasmanan.
"Masssss! Massss! Masss Banyu!" Panggil Queen seraya melambaikan tangan nya.
Banyu yang sedang menyendiri dan termenung itu pun menoleh dan menatap Queen dari kejauhan. Sadar Queen sedang memanggil dirinya, ia pun tersenyum dan membalas lambaian tangan Queen.
Melihat Banyu yang hanya membalas lambaian tangan nya, Queen pun berinisiatif untuk menghampiri Banyu.
"Sebentar ya," Ucap Queen kepada Raka, seraya bergegas turun dari panggung pelaminan dan menghampiri Banyu.
"Mas ikutan yuk," Ucap Queen, setelah ia berada di depan Banyu.
Banyu terlihat malu-malu, saat Queen menarik lengan nya.
"Malu ah, biar mereka yang belum pernah menikah yang mendapatkan buket bunganya," Ucap Banyu.
"Ih, Mas Banyu begitu... Ayo dong, daripada sendirian disini. Buat seru-seruan saja, mana tahu ada jodohnya disini," Ucap Queen seraya mengerutkan dagunya.
Banyu terlihat enggan, tetapi ia merasa tidak enak dengan Queen yang memaksa dirinya untuk ikut memperebutkan buket bunga tersebut.
"Masss..." Desak Queen lagi dengan wajah yang tampak memohon.
"Baiklah," Banyu berusaha untuk menuruti permintaan dari sahabat almarhumah istrinya tersebut. Lalu ia melangkah menuju kerumunan para lajang dan berbaur di antaranya.
Queen tersenyum semringah dan turut mengantarkan Banyu ke kerumunan para lajang. Setelah itu Queen kembali ke panggung pelaminan, dan bersiap untuk melemparkan buket bunga yang ia pegang bersama Raka.
Karena merasa tidak berminat dengan ritual itu, tetapi Banyu mencoba untuk menikmatinya dengan menatap para lajang yang mulai bersorak meminta Queen dan Raka segera melemparkan buket bunga ke arah mereka. Banyu menoleh ke sampingnya, matanya pun tertuju kepada Tasya sedang tersenyum manis kepada dirinya. Banyu terlihat salah tingkah, kepada Tasya yang entah sejak kapan berdiri di samping dirinya. Lalu mata Banyu tertuju kepada Putra, yang ternyata sedang berdiri di sebelah kanan Tasya. Banyu mulai tersenyum kecil, ia tahu betul trik dan gaya pendekatan yang sedang adiknya gencarkan untuk Tasya.
"Satu....Duaaaa.... Tiiiiiii..." Seru pembawa acara yang bertugas di acara pernikahan tersebut. Suasana mulai bising, karena hampir semua orang di sana terlihat heboh dan bersemangat.
"Ayooo! Lempar buruan!" Pekik mereka kepada Queen dan Raka. Namun Queen dan Raka berusaha menahan nya, karena mereka menunggu aba-aba dari sang pembawa acara.
"Ga!" Seru pembawa acara tersebut, di iringi dengan dilemparkan nya buket bunga milik pengantin ke arah para lajang. Buket bunga melambung tinggi, di iringi seruan dari para tamu, serta bergeraknya para lajang mengikuti arah kemana buket itu akan mendarat. Beberapa orang juga tampak melompat demi mendapatkan buket bunga tersebut. tetapi buket bunga itu terus melesat ke arah belakang, yaitu arah dimana Banyu, Putra dan Tasya berada.
Dengan cepat, Putra bergerak ke depan dan melompat untuk menggapai buket bunga itu. Tangannya sempat menyentuh tangkai buket bunga tersebut, tetapi ia tidak berhasil memegang nya dengan baik, hingga buket itu kembali melesat ke arah bawah. Melihat hal itu, cepat Tasya melompat dan meraih buket bunga itu. Karena Tasya memakai sepatu hak tinggi Ia pun tergelincir dan nyaris saja terjatuh.
"Aaaaaaaaaa!" Pekik Tasya seraya menutup rapat kedua matanya.
Entah kebetulan atau memang Tuhan sedang memberikan mereka isyarat, lagi-lagi Banyu yang berdiri di sebelah Tasya, refleks menahan tubuh Tasya yang hampir terjatuh. Pun dengan Putra yang menyadari bila Tasya akan terjatuh, ia pun mencoba menyelamatkan Tasya dengan menahan tangan Tasya yang sedang memegang buket bunga dengan erat.
Sadar dirinya tidak terjatuh karena ada seseorang yang menyangga tubuhnya dan seorang lagi yang memegangi tangannya, Tasya pun membuka kedua matanya dengan perlahan. Saat Tasya membuka kedua matanya, terlihat wajah tampan dari Banyu yang tampak cemas menatap dirinya. Lalu, Tasya berusaha untuk berdiri dan menatap Putra yang sedang memegang tangannya yang menggenggam erat buket bunga dari Queen dan Raka.
"Terima kasih ya..." ucap Tasya kepada Banyu dan Putra.
Banyu tampak diam saja, sedangkan Putra tersenyum kepada Tasya dan menatap bunga yang sedang Tasya genggam.
"Jangan-jangan kita jodoh," Ucap Putra.
Tasya mengangkat kedua alisnya dan membulatkan matanya. Perlahan, rona merah bersemu di pipinya.
"Unbelievable," Gumam Tasya.
Beberapa detik mereka saling bertatapan, hingga tepuk tangan dan sorakan para hadirin membuat Tasya dan Putra menyadari bila mereka menjadi pusat perhatian. Pipi Tasya semakin merona, kala sebagian orang berteriak mengatakan Tasya akan berjodoh dengan Putra. Karena saat Tasya hampir saja terjatuh, tangan Tasya seperti memberikan buket bunga itu untuk Putra. Disitulah, para hadirin menyangka Tasya memberikan buket tersebut kepada Putra. Ditambah, sikap malu-malu keduanya.
"Boleh aku minta nomor ponselmu?" Tanya Putra.
Tasya tersenyum dan menundukkan pandangan nya.
"Boleh ya, mana tahu kita cocok," Ucapnya lagi.
Tasya mengigit sudut bibirnya dan menatap Putra dengan perlahan. Lalu ia mengangguk dan mulai mengucapkan nomor ponselnya. Dengan bersemangat, Putra mengeluarkan ponselnya dan mencatat nomor ponsel milik Tasya.
"Aku akan segera menghubungi kamu," Ucap Putra seraya tersenyum manis kepada Tasya.
Tasya hanya diam terpaku, hingga getaran dari ponsel di genggam nya menyadarkan dirinya dari sihir senyuman manis lelaki di hadapan nya itu.
"Save nomor ku ya.. dan simpan buket nya dengan baik," Putra kembali tersenyum sebelum ia berlalu dari hadapan Tasya.
Tasya terdiam menatap deretan angka di layar ponsel nya. Lalu, ia mulai mengetik sebuah nama untuk mempermudah dirinya mengenali sang pemilik nomor ponsel tersebut.
"Siapa ya? di simpan dengan nama.. hmmm.. "Putra teman Queen." Batin nya.
Namun, sebelum ia menyimpan nomor itu, ia pun kembali menghapus nama tersebut dan mengganti nya tanpa ragu.
'Sang pemilik senyuman manis'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn
pilih yg mn y
2023-05-27
1
Sulaiman Efendy
KAYAKNYA DI NOVEL INI BNYK MEMAKI MAKI AKU NIHHH....
MEMAKI MAKI SI PUTRA DAJJAL..
2022-09-04
2
Muh. Yahya Adiputra
aku kira tasya cuma kesemsem sama banyu🤦🤦🤦
2022-04-07
2