05. Sang pemilik senyuman manis

Puncak acara di suatu acara pernikahan adalah hal yang paling dinanti oleh para lajang. Yaitu, mendapatkan buket bunga yang akan dilemparkan oleh kedua pengantin. Menurut kepercayaan, siapa saja yang mendapatkan buket bunga yang baru saja di lemparkan oleh pengantin, dirinya akan segera menikah dalam waktu dekat. Queen dan Raka terlihat sudah bersiap melemparkan buket bunga yang sedang mereka pegang bersama. Mereka berdua membelakangi para lajang yang berkumpul di depan panggung pelaminan dengan wajah yang terlihat penuh harap. Saat Queen dan Raka hendak melempar buket bunga itu. Queen pun menahan tangan Raka. Ia teringat akan teman terdekatnya, yaitu Tasya dan Banyu dan adiknya, Putra.

"Sebentar," Ucapnya.

Queen pun menoleh kebelakang dan menyapukan pandangannya ke arah para lajang yang tampak tak sabar menunggu buket bunga darinya. Ia mencari sosok Tasya, Banyu dan Putra. Sosok Putra dan Tasya, Queen temui di antara para lajang yang berdiri di depan panggung. Sedangkan Banyu, tidak ada disana.

Queen terus menyapukan pandangannya. Hingga ia melihat Banyu yang sedang bersender di samping sound sistem yang tertumpuk di samping meja prasmanan.

"Masssss! Massss! Masss Banyu!" Panggil Queen seraya melambaikan tangan nya.

Banyu yang sedang menyendiri dan termenung itu pun menoleh dan menatap Queen dari kejauhan. Sadar Queen sedang memanggil dirinya, ia pun tersenyum dan membalas lambaian tangan Queen.

Melihat Banyu yang hanya membalas lambaian tangan nya, Queen pun berinisiatif untuk menghampiri Banyu.

"Sebentar ya," Ucap Queen kepada Raka, seraya bergegas turun dari panggung pelaminan dan menghampiri Banyu.

"Mas ikutan yuk," Ucap Queen, setelah ia berada di depan Banyu.

Banyu terlihat malu-malu, saat Queen menarik lengan nya.

"Malu ah, biar mereka yang belum pernah menikah yang mendapatkan buket bunganya," Ucap Banyu.

"Ih, Mas Banyu begitu... Ayo dong, daripada sendirian disini. Buat seru-seruan saja, mana tahu ada jodohnya disini," Ucap Queen seraya mengerutkan dagunya.

Banyu terlihat enggan, tetapi ia merasa tidak enak dengan Queen yang memaksa dirinya untuk ikut memperebutkan buket bunga tersebut.

"Masss..." Desak Queen lagi dengan wajah yang tampak memohon.

"Baiklah," Banyu berusaha untuk menuruti permintaan dari sahabat almarhumah istrinya tersebut. Lalu ia melangkah menuju kerumunan para lajang dan berbaur di antaranya.

Queen tersenyum semringah dan turut mengantarkan Banyu ke kerumunan para lajang. Setelah itu Queen kembali ke panggung pelaminan, dan bersiap untuk melemparkan buket bunga yang ia pegang bersama Raka.

Karena merasa tidak berminat dengan ritual itu, tetapi Banyu mencoba untuk menikmatinya dengan menatap para lajang yang mulai bersorak meminta Queen dan Raka segera melemparkan buket bunga ke arah mereka. Banyu menoleh ke sampingnya, matanya pun tertuju kepada Tasya sedang tersenyum manis kepada dirinya. Banyu terlihat salah tingkah, kepada Tasya yang entah sejak kapan berdiri di samping dirinya. Lalu mata Banyu tertuju kepada Putra, yang ternyata sedang berdiri di sebelah kanan Tasya. Banyu mulai tersenyum kecil, ia tahu betul trik dan gaya pendekatan yang sedang adiknya gencarkan untuk Tasya.

"Satu....Duaaaa.... Tiiiiiii..." Seru pembawa acara yang bertugas di acara pernikahan tersebut. Suasana mulai bising, karena hampir semua orang di sana terlihat heboh dan bersemangat.

"Ayooo! Lempar buruan!" Pekik mereka kepada Queen dan Raka. Namun Queen dan Raka berusaha menahan nya, karena mereka menunggu aba-aba dari sang pembawa acara.

"Ga!" Seru pembawa acara tersebut, di iringi dengan dilemparkan nya buket bunga milik pengantin ke arah para lajang. Buket bunga melambung tinggi, di iringi seruan dari para tamu, serta bergeraknya para lajang mengikuti arah kemana buket itu akan mendarat. Beberapa orang juga tampak melompat demi mendapatkan buket bunga tersebut. tetapi buket bunga itu terus melesat ke arah belakang, yaitu arah dimana Banyu, Putra dan Tasya berada.

Dengan cepat, Putra bergerak ke depan dan melompat untuk menggapai buket bunga itu. Tangannya sempat menyentuh tangkai buket bunga tersebut, tetapi ia tidak berhasil memegang nya dengan baik, hingga buket itu kembali melesat ke arah bawah. Melihat hal itu, cepat Tasya melompat dan meraih buket bunga itu. Karena Tasya memakai sepatu hak tinggi Ia pun tergelincir dan nyaris saja terjatuh.

"Aaaaaaaaaa!" Pekik Tasya seraya menutup rapat kedua matanya.

Entah kebetulan atau memang Tuhan sedang memberikan mereka isyarat, lagi-lagi Banyu yang berdiri di sebelah Tasya, refleks menahan tubuh Tasya yang hampir terjatuh. Pun dengan Putra yang menyadari bila Tasya akan terjatuh, ia pun mencoba menyelamatkan Tasya dengan menahan tangan Tasya yang sedang memegang buket bunga dengan erat.

Sadar dirinya tidak terjatuh karena ada seseorang yang menyangga tubuhnya dan seorang lagi yang memegangi tangannya, Tasya pun membuka kedua matanya dengan perlahan. Saat Tasya membuka kedua matanya, terlihat wajah tampan dari Banyu yang tampak cemas menatap dirinya. Lalu, Tasya berusaha untuk berdiri dan menatap Putra yang sedang memegang tangannya yang menggenggam erat buket bunga dari Queen dan Raka.

"Terima kasih ya..." ucap Tasya kepada Banyu dan Putra.

Banyu tampak diam saja, sedangkan Putra tersenyum kepada Tasya dan menatap bunga yang sedang Tasya genggam.

"Jangan-jangan kita jodoh," Ucap Putra.

Tasya mengangkat kedua alisnya dan membulatkan matanya. Perlahan, rona merah bersemu di pipinya.

"Unbelievable," Gumam Tasya.

Beberapa detik mereka saling bertatapan, hingga tepuk tangan dan sorakan para hadirin membuat Tasya dan Putra menyadari bila mereka menjadi pusat perhatian. Pipi Tasya semakin merona, kala sebagian orang berteriak mengatakan Tasya akan berjodoh dengan Putra. Karena saat Tasya hampir saja terjatuh, tangan Tasya seperti memberikan buket bunga itu untuk Putra. Disitulah, para hadirin menyangka Tasya memberikan buket tersebut kepada Putra. Ditambah, sikap malu-malu keduanya.

"Boleh aku minta nomor ponselmu?" Tanya Putra.

Tasya tersenyum dan menundukkan pandangan nya.

"Boleh ya, mana tahu kita cocok," Ucapnya lagi.

Tasya mengigit sudut bibirnya dan menatap Putra dengan perlahan. Lalu ia mengangguk dan mulai mengucapkan nomor ponselnya. Dengan bersemangat, Putra mengeluarkan ponselnya dan mencatat nomor ponsel milik Tasya.

"Aku akan segera menghubungi kamu," Ucap Putra seraya tersenyum manis kepada Tasya.

Tasya hanya diam terpaku, hingga getaran dari ponsel di genggam nya menyadarkan dirinya dari sihir senyuman manis lelaki di hadapan nya itu.

"Save nomor ku ya.. dan simpan buket nya dengan baik," Putra kembali tersenyum sebelum ia berlalu dari hadapan Tasya.

Tasya terdiam menatap deretan angka di layar ponsel nya. Lalu, ia mulai mengetik sebuah nama untuk mempermudah dirinya mengenali sang pemilik nomor ponsel tersebut.

"Siapa ya? di simpan dengan nama.. hmmm.. "Putra teman Queen." Batin nya.

Namun, sebelum ia menyimpan nomor itu, ia pun kembali menghapus nama tersebut dan mengganti nya tanpa ragu.

'Sang pemilik senyuman manis'

Terpopuler

Comments

🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn

🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn

pilih yg mn y

2023-05-27

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

KAYAKNYA DI NOVEL INI BNYK MEMAKI MAKI AKU NIHHH....
MEMAKI MAKI SI PUTRA DAJJAL..

2022-09-04

2

Muh. Yahya Adiputra

Muh. Yahya Adiputra

aku kira tasya cuma kesemsem sama banyu🤦🤦🤦

2022-04-07

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 01. Kisah
3 02. Pertemuan
4 03. Nasihat untuk Putra
5 04. Pertemuan kembali
6 05. Sang pemilik senyuman manis
7 06. Ingin tahu
8 07. Aku akan menunggu
9 08. Perkenalan
10 09. Indah, namun pilu
11 10. Cepatlah menikah
12 11. Sangat berbeda
13 12. Suami istri?
14 13. Ancaman
15 14. Perasaan apa ini?
16 15. Bayang-bayang ilusi
17 16. Ini hari pertama ku
18 17. Canggung
19 18. Mau kemana kita?
20 19. Tahu Gimbal
21 20. Rasa yang aneh
22 21. Ancaman mengintai
23 22. POV Alia
24 23. Debaran yang sama
25 24. Undangan
26 25. Lantas?
27 26. Apakah mungkin?
28 27. Memenuhi undangan
29 28. Kabar buruk
30 29. Kamu kenapa?
31 30. Pesan Banyu
32 31. Rasa iri
33 32. Pengakuan Anton
34 33. Pilih yang mana?
35 34. Untuk sementara
36 35. Apa yang aku lakukan?
37 36. Risau
38 37. Panggilan dari Solo
39 38. Permintaan Rafis
40 39. Apakah ini pertanda?
41 40. Calon istri
42 41. Jadi?
43 42. Berita baik
44 43. Jati diri Banyu
45 44. Andaikan..
46 45. Mencari Tahu
47 46. Come to mama
48 47. Terpesona
49 48. Kembali Risau
50 49. Ini Gawattt..!
51 50. Mengapa?
52 51. Pupus
53 52. Bunga-bunga yang membuat berbunga-bunga
54 53. Dilema
55 54. Video
56 55. Ekspektasi
57 56. Undangan keruangan meeting
58 57. Teror mental
59 58. Ultimatum dari Putra
60 59. Menyewa mata-mata
61 60. Pengakuan Bohong
62 61. Malam ini
63 62. Curhat Anton
64 63. Malam tersakit
65 64. Buah pikir dari banyak hati
66 65. Meninggalkan rumah Alia
67 66. Keraguan yang mulai muncul
68 67. Salah paham
69 68. Daun?
70 69. Angan-angan atau Takdir?
71 70. POV keluarga Banyu
72 71. Hentikan!
73 72. Kehadiran Banyu
74 73. Sidang Keluarga
75 74. Penyesalan
76 75. Saya Bersedia
77 76. Harapan yang pupus
78 77. Sah!
79 78. Bodohnya aku!
80 79. Roller coaster
81 80. Kebahagiaan
82 81. Kekecewaan Ambu
83 82. Lembaran baru
84 83. Selamat tinggal masa lalu
85 84. Maafkan ibu
86 85. Memaafkan masa lalu
87 86. Berakhirnya persahabatan
88 87. Kami sudah menikah..
89 88. Tasya!
90 89. Restu
91 90. Buah dari kesabaran
92 91. Malam yang indah
93 92. Sampai berjumpa lagi
94 93. Doa yang terkabul
95 94. Dua opsi
96 95. Wanita adalah Ratu
97 96. Aroma kebebasan
98 97. Nadira Samudera Banyu Biru
99 98. Rasa Syukur
100 99. Eijaz anakku
101 100. Dimana kamu sekarang?
102 101. Dua puluh sembilan Jam perjalanan
103 102. Apakah anda ayah dari Eijaz?
104 103. Saatnya meratukan istriku!
105 104. Aku berjanji..
106 105. Pertemuan
107 106. Bencilah aku, sampai rasa benci itu hilang
108 107. Kita adalah seorang ibu
109 108. Undangan makan malam
110 109. Saling memaafkan
111 111. Ungkapan Hati
112 113. Pamit
113 112. Berita buruk
114 113. Ruang operasi
115 114. Dia adalah bapak dari anakku!
116 115. Kedatangan Banyu
117 116. Kesepakatan dan perdamaian
118 117. Doa Eijaz
119 118. Keluhan Banyu
120 119. Haru membiru
121 120.Pertemuan keluarga
122 121. Pernikahan (End)
123 Epilog
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Prolog
2
01. Kisah
3
02. Pertemuan
4
03. Nasihat untuk Putra
5
04. Pertemuan kembali
6
05. Sang pemilik senyuman manis
7
06. Ingin tahu
8
07. Aku akan menunggu
9
08. Perkenalan
10
09. Indah, namun pilu
11
10. Cepatlah menikah
12
11. Sangat berbeda
13
12. Suami istri?
14
13. Ancaman
15
14. Perasaan apa ini?
16
15. Bayang-bayang ilusi
17
16. Ini hari pertama ku
18
17. Canggung
19
18. Mau kemana kita?
20
19. Tahu Gimbal
21
20. Rasa yang aneh
22
21. Ancaman mengintai
23
22. POV Alia
24
23. Debaran yang sama
25
24. Undangan
26
25. Lantas?
27
26. Apakah mungkin?
28
27. Memenuhi undangan
29
28. Kabar buruk
30
29. Kamu kenapa?
31
30. Pesan Banyu
32
31. Rasa iri
33
32. Pengakuan Anton
34
33. Pilih yang mana?
35
34. Untuk sementara
36
35. Apa yang aku lakukan?
37
36. Risau
38
37. Panggilan dari Solo
39
38. Permintaan Rafis
40
39. Apakah ini pertanda?
41
40. Calon istri
42
41. Jadi?
43
42. Berita baik
44
43. Jati diri Banyu
45
44. Andaikan..
46
45. Mencari Tahu
47
46. Come to mama
48
47. Terpesona
49
48. Kembali Risau
50
49. Ini Gawattt..!
51
50. Mengapa?
52
51. Pupus
53
52. Bunga-bunga yang membuat berbunga-bunga
54
53. Dilema
55
54. Video
56
55. Ekspektasi
57
56. Undangan keruangan meeting
58
57. Teror mental
59
58. Ultimatum dari Putra
60
59. Menyewa mata-mata
61
60. Pengakuan Bohong
62
61. Malam ini
63
62. Curhat Anton
64
63. Malam tersakit
65
64. Buah pikir dari banyak hati
66
65. Meninggalkan rumah Alia
67
66. Keraguan yang mulai muncul
68
67. Salah paham
69
68. Daun?
70
69. Angan-angan atau Takdir?
71
70. POV keluarga Banyu
72
71. Hentikan!
73
72. Kehadiran Banyu
74
73. Sidang Keluarga
75
74. Penyesalan
76
75. Saya Bersedia
77
76. Harapan yang pupus
78
77. Sah!
79
78. Bodohnya aku!
80
79. Roller coaster
81
80. Kebahagiaan
82
81. Kekecewaan Ambu
83
82. Lembaran baru
84
83. Selamat tinggal masa lalu
85
84. Maafkan ibu
86
85. Memaafkan masa lalu
87
86. Berakhirnya persahabatan
88
87. Kami sudah menikah..
89
88. Tasya!
90
89. Restu
91
90. Buah dari kesabaran
92
91. Malam yang indah
93
92. Sampai berjumpa lagi
94
93. Doa yang terkabul
95
94. Dua opsi
96
95. Wanita adalah Ratu
97
96. Aroma kebebasan
98
97. Nadira Samudera Banyu Biru
99
98. Rasa Syukur
100
99. Eijaz anakku
101
100. Dimana kamu sekarang?
102
101. Dua puluh sembilan Jam perjalanan
103
102. Apakah anda ayah dari Eijaz?
104
103. Saatnya meratukan istriku!
105
104. Aku berjanji..
106
105. Pertemuan
107
106. Bencilah aku, sampai rasa benci itu hilang
108
107. Kita adalah seorang ibu
109
108. Undangan makan malam
110
109. Saling memaafkan
111
111. Ungkapan Hati
112
113. Pamit
113
112. Berita buruk
114
113. Ruang operasi
115
114. Dia adalah bapak dari anakku!
116
115. Kedatangan Banyu
117
116. Kesepakatan dan perdamaian
118
117. Doa Eijaz
119
118. Keluhan Banyu
120
119. Haru membiru
121
120.Pertemuan keluarga
122
121. Pernikahan (End)
123
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!