"Penumpang yang terhormat, waktu lepas landas akan segera tiba. Sesaat lagi, kita akan mendarat di Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani di Kota Semarang. Harap pakai sabuk pengaman dan naikan sandaran kursi..."
Terdengar pengumuman dari pengeras suara di dalam kabin pesawat yang ditumpangi oleh Tasya dan Banyu. Hampir satu jam sepuluh menit, mereka duduk berdampingan tanpa ada sepatah katapun yang keluar dari bibir mereka. Sejak tadi, Banyu terlihat menutup kedua matanya dan bersender di sandaran kursi. Sedangkan Tasya, selama perjalanan ini dirinya terus mencuri pandang pada Banyu.
Bulu-bulu halus yang tumbuh di sekitar bibir dan dagu Banyu begitu menyita perhatian Tasya. Tidak hanya itu saja, bulu mata Banyu yang lentik, persis seperti memakai eyelashes extension, mampu membuat wanita mana saja merasa iri saat melihat nya.
"Mengapa dia begitu tampan." Gumam Tasya, seraya terus menikmati indahnya makhluk ciptaan Tuhan yang duduk di sampingnya.
Saat itu juga, Banyu membuka kedua matanya dan melirik Tasya yang sedang asik menatap wajahnya.
"Kenapa?" Pertanyaan Banyu membuat Tasya tersentak dan terlihat malu.
"Tidak mas," Sahut Tasya seraya mencoba menyibukkan diri dengan mengencangkan sabuk pengaman nya.
"Sudah mau sampai?"
"Sesaat lagi," Sahut Tasya yang masih terlihat berpura-pura sibuk.
"Maaf aku ketiduran,"
"Tidak apa-apa," Tasya menatap Banyu yang juga sedang menatap dirinya. Kedua anak manusia itu pun bertemu pandang. Terlihat jelas di pipi Tasya rona merah yang tidak dapat ia sembunyikan dari pandangan Banyu. Pun dengan Banyu yang terlihat langsung menundukkan pandangan nya, untuk mengusir rasa canggung nya kepada Tasya.
Pesawat yang mereka tumpangi akhirnya mendarat di Bandar Udara Internasional Ahmad Yani, di Kota Semarang. Setelah pesawat berhenti dengan sempurna, dan Pramugari mempersilahkan para penumpang untuk turun, Banyu dan Tasya pun ikut beranjak dari duduk mereka dan akan mengambil barang bawaan mereka.
"Bu, barang nya yang mana? biar saya ambilkan," Ucap Banyu dengan santun kepada wanita tua yang duduk di sampingnya.
"Tidak nak, barang ibu sudah di bagasi semua. Tidak ada yang di kabin."
"Oh, baiklah bu," Ucap Banyu seraya tersenyum ramah kepada wanita tua itu.
Tasya yang melihat sikap banyu Kepada orang tua, membuat dirinya terpana dan kagum kepada lelaki tampan itu. Bahkan ia terlihat tersenyum sendiri saat melihat Banyu yang sedang menurunkan koper milik Tasya.
"Terima kasih ya mas," Ucap Tasya seraya tersenyum manis kepada Banyu.
Banyu melirik Tasya dan mengangguk dengan ragu. Lalu ia kembali menuruni koper miliknya dan ikut mengantri di belakang penumpang yang hendak turun dari pesawat itu.
.
Putra menyelinap masuk kedalam mobilnya, di susul oleh Alia yang juga masuk kedalam mobil milik lelaki tampan itu. Terlihat wajah kesal Putra saat Alia ikut masuk kedalam mobil tersebut. Sedangkan Alia, tampak begitu semringah saat ia baru saja duduk di bangku penumpang, tepat di samping Putra.
"Pak.." Alia berusaha untuk memeluk Putra yang belum sempat menyalakan mesin mobilnya.
"Apa-apaan sih!" Putra mendorong tubuh Alia dengan kasar. Mendapat perlakuan seperti itu, mendadak raut wajah Alia terlihat kesal kepada Putra.
"Kok bapak begitu sih!" Bentak Alia.
"Apa mau mu? Cepat katakan!" Putra terlihat panik seraya menyapu pandangan nya ke sekeliling halaman parkir tersebut.
"Pak, kita ini sebenarnya apa?"
"Tidak ada hubungan apa-apa diantara kita Alia!" Tegas Putra.
"Tetapi kemarin....
" Alia, look! kita tidak ada hubungan apa pun! Saat itu aku hanya terbawa suasana."
"Terbawa suasana? Jadi bapak menganggap aku hanya...
"Alia, saya lelaki dewasa dan kamu wanita dewasa. Kita dalam mobil berdua di tempat sepi. Kamu selalu menempel dengan ku. Lalu salah ku dimana?"
Alia mengerutkan kening nya dan membulatkan kedua matanya.
"Jadi, bapak sama sekali tidak tertarik dengan ku dan tidak berniat untuk memiliki hubungan denganku?" Tanya Alia dengan wajah yang terlihat emosi.
"Dengar Alia, aku minta maaf bila aku melukai hatimu. Hanya saja, saya tidak bisa memiliki hubungan dengan mahasiswi saya!"
"Kita bisa *b*ackstreet kok pak!"
Putra menghela nafas panjang dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Harus dengan apa saya menjelaskan nya?"
"Saya tidak butuh penjelasan! Bapak sudah mencium saya dan menyentuh tubuh saya! Walaupun kita belum pernah melakukan nya, tapi saya sudah anggap kita sudah memiliki hubungan pak!"
Putra terlihat semakin panik saat melihat air mata tergenang di kedua mata gadis di hadapan nya itu
"Alia, saya minta maaf dan saya sangat menyesal. Tetapi, saya sudah memiliki tunangan. Saya tidak bisa bersama kamu."
Kini Alia terisak karena pengakuan Putra yang sudah memiliki tunangan.
"Saya tidak bisa terima! Bapak jahat! Bapak brengsek!" Maki Alia.
"Tutup mulut mu!" Putra terlihat mengepalkan tangan nya.
"Apa! Bapak mau memukul saya? Pukul pak! Saya pikir bapak seorang lelaki sejati! Tetapi kerjaan bapak hanya mempermainkan wanita! Saya yakin, pasti sebelum saya, sudah banyak yang menjadi korban bapak!"
Putra terdiam saat Alia begitu beraninya menerka masa lalu yang sudah ia perbuat. Dan apa yang dikatakan oleh Alia benar adanya. Di Universitas yang dulu, Putra kerap mengajak jalan para mahasiswinya yang terlihat menarik di matanya. Hanya saja, tidak ada satupun mahasiswi yang menuntut dirinya seperti Alia. Mahasiswi-mahasiswi terdahulu hanya mampu diam saja bila Putra mulai mengancam mereka, tetapi tidak dengan Alia. Gadis itu begitu berani, walaupun terlihat sangat polos.
"Sialan, dikala aku mulai ingin serius dengan satu wanita saja, mengapa masalah mulai menghampiri? Gadis ini benar-benar membawa petaka. Aku tidak mungkin jalan sama dia, aku hanya ingin Tasya. Apa jadinya bila Tasya tahu apa yang telah aku lakukan pada gadis ini?" Batin Putra.
"Alia, saya tidak pernah melakukan nya sebelum dengan mu. Hanya kamu satu-satunya mahasiswi yang jalan dengan saya. Pun saat saya mengajar di Universitas sebelumnya. Kamu jangan menganggap saya buaya. Saya lelaki baik-baik dan saya pun masih perjaka hingga saat ini."
Alia terdiam dan menatap kedua bola mata Putra yang mulai berbicara dengan lembut kepada dirinya.
"Kamu jangan menuduh saya yang tidak-tidak. Saya minta maaf bila saya khilaf kemarin. Saya menyentuh bagian dada mu dan saya mengecup bibir mu. Tetapi, saya benar-benar tidak bermaksud untuk mempermainkan kamu. Saya mohon, kisah kita sampai disini saja. Yang terpenting, kamu dan saya tidak pernah melakukan nya kan? Kamu masih perawan dan saya pun tidak pernah memaksa kaku untuk melakukan hal yang tidak-tidak."
Raut wajah Alia kembali terlihat emosi. Ia menatap Putra dengan mata yang memerah.
"Tidak bisa, saya ingin bapak tanggung jawab." Tegas Alia
"Saya tidak melakukan apa-apa dengan kamu!" Putra terlihat sangat panik.
"Atau...
"Atau apa?" Sergah Putra.
"Atau saya akan mengatakan nya pada Dekan dan semua mahasiswa di Universitas ini. Bapak akan dikeluarkan dari Universitas ini." Raut wajah Alia terlihat sangat bersungguh-sungguh.
"Apa?" Tanya Putra dengan wajah yang tak percaya.
"Ya.. saya akan lakukan semuanya!"
"Apa kamu tidak malu? Ini mengangkut harga dirimu juga! Sadar Alia!"
"Aku tidak peduli! Aku sangat mencintai bapak! Aku sudah jatuh cinta sama bapak saat pandangan pertama! Saat bapak baru saja memasuki kelas!"
"Kamu gila!" Putra menggelengkan kepala nya, tanda dirinya tidak percaya dengan apa yang Alia katakan.
"Terserah bapak! Sekarang kita lihat, siapa yang bisa bertahan di kampus ini!" Ancam Alia, seraya keluar dari mobil milik Putra.
"Arrrggghhh! Perempuan brengsek!" Pekik Putra dengan raut wajah yang penuh emosi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Muh. Yahya Adiputra
akhirnya karna dibayar tunai sama kak rini.. 🤣🤣🤣
lagian juga selama ini kan susah banyak yg menjadi korban jadi kebejatan mu. jadi mungkin ini adalah akhir dari petualangan mu🤣🤣🤣
2022-04-19
2
Muh. Yahya Adiputra
sepertinya sekarang putra kena batunya nih😛😛😛😛
2022-04-19
2
💗 ChaNaZi💗
Kapoklah kena batunya, akibat sering have fun sama mahasiswi 😅😅😅😅
2022-04-18
2