13. Ancaman

"Penumpang yang terhormat, waktu lepas landas akan segera tiba. Sesaat lagi, kita akan mendarat di Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani di Kota Semarang. Harap pakai sabuk pengaman dan naikan sandaran kursi..."

Terdengar pengumuman dari pengeras suara di dalam kabin pesawat yang ditumpangi oleh Tasya dan Banyu. Hampir satu jam sepuluh menit, mereka duduk berdampingan tanpa ada sepatah katapun yang keluar dari bibir mereka. Sejak tadi, Banyu terlihat menutup kedua matanya dan bersender di sandaran kursi. Sedangkan Tasya, selama perjalanan ini dirinya terus mencuri pandang pada Banyu.

Bulu-bulu halus yang tumbuh di sekitar bibir dan dagu Banyu begitu menyita perhatian Tasya. Tidak hanya itu saja, bulu mata Banyu yang lentik, persis seperti memakai eyelashes extension, mampu membuat wanita mana saja merasa iri saat melihat nya.

"Mengapa dia begitu tampan." Gumam Tasya, seraya terus menikmati indahnya makhluk ciptaan Tuhan yang duduk di sampingnya.

Saat itu juga, Banyu membuka kedua matanya dan melirik Tasya yang sedang asik menatap wajahnya.

"Kenapa?" Pertanyaan Banyu membuat Tasya tersentak dan terlihat malu.

"Tidak mas," Sahut Tasya seraya mencoba menyibukkan diri dengan mengencangkan sabuk pengaman nya.

"Sudah mau sampai?"

"Sesaat lagi," Sahut Tasya yang masih terlihat berpura-pura sibuk.

"Maaf aku ketiduran,"

"Tidak apa-apa," Tasya menatap Banyu yang juga sedang menatap dirinya. Kedua anak manusia itu pun bertemu pandang. Terlihat jelas di pipi Tasya rona merah yang tidak dapat ia sembunyikan dari pandangan Banyu. Pun dengan Banyu yang terlihat langsung menundukkan pandangan nya, untuk mengusir rasa canggung nya kepada Tasya.

Pesawat yang mereka tumpangi akhirnya mendarat di Bandar Udara Internasional Ahmad Yani, di Kota Semarang. Setelah pesawat berhenti dengan sempurna, dan Pramugari mempersilahkan para penumpang untuk turun, Banyu dan Tasya pun ikut beranjak dari duduk mereka dan akan mengambil barang bawaan mereka.

"Bu, barang nya yang mana? biar saya ambilkan," Ucap Banyu dengan santun kepada wanita tua yang duduk di sampingnya.

"Tidak nak, barang ibu sudah di bagasi semua. Tidak ada yang di kabin."

"Oh, baiklah bu," Ucap Banyu seraya tersenyum ramah kepada wanita tua itu.

Tasya yang melihat sikap banyu Kepada orang tua, membuat dirinya terpana dan kagum kepada lelaki tampan itu. Bahkan ia terlihat tersenyum sendiri saat melihat Banyu yang sedang menurunkan koper milik Tasya.

"Terima kasih ya mas," Ucap Tasya seraya tersenyum manis kepada Banyu.

Banyu melirik Tasya dan mengangguk dengan ragu. Lalu ia kembali menuruni koper miliknya dan ikut mengantri di belakang penumpang yang hendak turun dari pesawat itu.

.

Putra menyelinap masuk kedalam mobilnya, di susul oleh Alia yang juga masuk kedalam mobil milik lelaki tampan itu. Terlihat wajah kesal Putra saat Alia ikut masuk kedalam mobil tersebut. Sedangkan Alia, tampak begitu semringah saat ia baru saja duduk di bangku penumpang, tepat di samping Putra.

"Pak.." Alia berusaha untuk memeluk Putra yang belum sempat menyalakan mesin mobilnya.

"Apa-apaan sih!" Putra mendorong tubuh Alia dengan kasar. Mendapat perlakuan seperti itu, mendadak raut wajah Alia terlihat kesal kepada Putra.

"Kok bapak begitu sih!" Bentak Alia.

"Apa mau mu? Cepat katakan!" Putra terlihat panik seraya menyapu pandangan nya ke sekeliling halaman parkir tersebut.

"Pak, kita ini sebenarnya apa?"

"Tidak ada hubungan apa-apa diantara kita Alia!" Tegas Putra.

"Tetapi kemarin....

" Alia, look! kita tidak ada hubungan apa pun! Saat itu aku hanya terbawa suasana."

"Terbawa suasana? Jadi bapak menganggap aku hanya...

"Alia, saya lelaki dewasa dan kamu wanita dewasa. Kita dalam mobil berdua di tempat sepi. Kamu selalu menempel dengan ku. Lalu salah ku dimana?"

Alia mengerutkan kening nya dan membulatkan kedua matanya.

"Jadi, bapak sama sekali tidak tertarik dengan ku dan tidak berniat untuk memiliki hubungan denganku?" Tanya Alia dengan wajah yang terlihat emosi.

"Dengar Alia, aku minta maaf bila aku melukai hatimu. Hanya saja, saya tidak bisa memiliki hubungan dengan mahasiswi saya!"

"Kita bisa *b*ackstreet kok pak!"

Putra menghela nafas panjang dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Harus dengan apa saya menjelaskan nya?"

"Saya tidak butuh penjelasan! Bapak sudah mencium saya dan menyentuh tubuh saya! Walaupun kita belum pernah melakukan nya, tapi saya sudah anggap kita sudah memiliki hubungan pak!"

Putra terlihat semakin panik saat melihat air mata tergenang di kedua mata gadis di hadapan nya itu

"Alia, saya minta maaf dan saya sangat menyesal. Tetapi, saya sudah memiliki tunangan. Saya tidak bisa bersama kamu."

Kini Alia terisak karena pengakuan Putra yang sudah memiliki tunangan.

"Saya tidak bisa terima! Bapak jahat! Bapak brengsek!" Maki Alia.

"Tutup mulut mu!" Putra terlihat mengepalkan tangan nya.

"Apa! Bapak mau memukul saya? Pukul pak! Saya pikir bapak seorang lelaki sejati! Tetapi kerjaan bapak hanya mempermainkan wanita! Saya yakin, pasti sebelum saya, sudah banyak yang menjadi korban bapak!"

Putra terdiam saat Alia begitu beraninya menerka masa lalu yang sudah ia perbuat. Dan apa yang dikatakan oleh Alia benar adanya. Di Universitas yang dulu, Putra kerap mengajak jalan para mahasiswinya yang terlihat menarik di matanya. Hanya saja, tidak ada satupun mahasiswi yang menuntut dirinya seperti Alia. Mahasiswi-mahasiswi terdahulu hanya mampu diam saja bila Putra mulai mengancam mereka, tetapi tidak dengan Alia. Gadis itu begitu berani, walaupun terlihat sangat polos.

"Sialan, dikala aku mulai ingin serius dengan satu wanita saja, mengapa masalah mulai menghampiri? Gadis ini benar-benar membawa petaka. Aku tidak mungkin jalan sama dia, aku hanya ingin Tasya. Apa jadinya bila Tasya tahu apa yang telah aku lakukan pada gadis ini?" Batin Putra.

"Alia, saya tidak pernah melakukan nya sebelum dengan mu. Hanya kamu satu-satunya mahasiswi yang jalan dengan saya. Pun saat saya mengajar di Universitas sebelumnya. Kamu jangan menganggap saya buaya. Saya lelaki baik-baik dan saya pun masih perjaka hingga saat ini."

Alia terdiam dan menatap kedua bola mata Putra yang mulai berbicara dengan lembut kepada dirinya.

"Kamu jangan menuduh saya yang tidak-tidak. Saya minta maaf bila saya khilaf kemarin. Saya menyentuh bagian dada mu dan saya mengecup bibir mu. Tetapi, saya benar-benar tidak bermaksud untuk mempermainkan kamu. Saya mohon, kisah kita sampai disini saja. Yang terpenting, kamu dan saya tidak pernah melakukan nya kan? Kamu masih perawan dan saya pun tidak pernah memaksa kaku untuk melakukan hal yang tidak-tidak."

Raut wajah Alia kembali terlihat emosi. Ia menatap Putra dengan mata yang memerah.

"Tidak bisa, saya ingin bapak tanggung jawab." Tegas Alia

"Saya tidak melakukan apa-apa dengan kamu!" Putra terlihat sangat panik.

"Atau...

"Atau apa?" Sergah Putra.

"Atau saya akan mengatakan nya pada Dekan dan semua mahasiswa di Universitas ini. Bapak akan dikeluarkan dari Universitas ini." Raut wajah Alia terlihat sangat bersungguh-sungguh.

"Apa?" Tanya Putra dengan wajah yang tak percaya.

"Ya.. saya akan lakukan semuanya!"

"Apa kamu tidak malu? Ini mengangkut harga dirimu juga! Sadar Alia!"

"Aku tidak peduli! Aku sangat mencintai bapak! Aku sudah jatuh cinta sama bapak saat pandangan pertama! Saat bapak baru saja memasuki kelas!"

"Kamu gila!" Putra menggelengkan kepala nya, tanda dirinya tidak percaya dengan apa yang Alia katakan.

"Terserah bapak! Sekarang kita lihat, siapa yang bisa bertahan di kampus ini!" Ancam Alia, seraya keluar dari mobil milik Putra.

"Arrrggghhh! Perempuan brengsek!" Pekik Putra dengan raut wajah yang penuh emosi.

Terpopuler

Comments

Muh. Yahya Adiputra

Muh. Yahya Adiputra

akhirnya karna dibayar tunai sama kak rini.. 🤣🤣🤣

lagian juga selama ini kan susah banyak yg menjadi korban jadi kebejatan mu. jadi mungkin ini adalah akhir dari petualangan mu🤣🤣🤣

2022-04-19

2

Muh. Yahya Adiputra

Muh. Yahya Adiputra

sepertinya sekarang putra kena batunya nih😛😛😛😛

2022-04-19

2

💗 ChaNaZi💗

💗 ChaNaZi💗

Kapoklah kena batunya, akibat sering have fun sama mahasiswi 😅😅😅😅

2022-04-18

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 01. Kisah
3 02. Pertemuan
4 03. Nasihat untuk Putra
5 04. Pertemuan kembali
6 05. Sang pemilik senyuman manis
7 06. Ingin tahu
8 07. Aku akan menunggu
9 08. Perkenalan
10 09. Indah, namun pilu
11 10. Cepatlah menikah
12 11. Sangat berbeda
13 12. Suami istri?
14 13. Ancaman
15 14. Perasaan apa ini?
16 15. Bayang-bayang ilusi
17 16. Ini hari pertama ku
18 17. Canggung
19 18. Mau kemana kita?
20 19. Tahu Gimbal
21 20. Rasa yang aneh
22 21. Ancaman mengintai
23 22. POV Alia
24 23. Debaran yang sama
25 24. Undangan
26 25. Lantas?
27 26. Apakah mungkin?
28 27. Memenuhi undangan
29 28. Kabar buruk
30 29. Kamu kenapa?
31 30. Pesan Banyu
32 31. Rasa iri
33 32. Pengakuan Anton
34 33. Pilih yang mana?
35 34. Untuk sementara
36 35. Apa yang aku lakukan?
37 36. Risau
38 37. Panggilan dari Solo
39 38. Permintaan Rafis
40 39. Apakah ini pertanda?
41 40. Calon istri
42 41. Jadi?
43 42. Berita baik
44 43. Jati diri Banyu
45 44. Andaikan..
46 45. Mencari Tahu
47 46. Come to mama
48 47. Terpesona
49 48. Kembali Risau
50 49. Ini Gawattt..!
51 50. Mengapa?
52 51. Pupus
53 52. Bunga-bunga yang membuat berbunga-bunga
54 53. Dilema
55 54. Video
56 55. Ekspektasi
57 56. Undangan keruangan meeting
58 57. Teror mental
59 58. Ultimatum dari Putra
60 59. Menyewa mata-mata
61 60. Pengakuan Bohong
62 61. Malam ini
63 62. Curhat Anton
64 63. Malam tersakit
65 64. Buah pikir dari banyak hati
66 65. Meninggalkan rumah Alia
67 66. Keraguan yang mulai muncul
68 67. Salah paham
69 68. Daun?
70 69. Angan-angan atau Takdir?
71 70. POV keluarga Banyu
72 71. Hentikan!
73 72. Kehadiran Banyu
74 73. Sidang Keluarga
75 74. Penyesalan
76 75. Saya Bersedia
77 76. Harapan yang pupus
78 77. Sah!
79 78. Bodohnya aku!
80 79. Roller coaster
81 80. Kebahagiaan
82 81. Kekecewaan Ambu
83 82. Lembaran baru
84 83. Selamat tinggal masa lalu
85 84. Maafkan ibu
86 85. Memaafkan masa lalu
87 86. Berakhirnya persahabatan
88 87. Kami sudah menikah..
89 88. Tasya!
90 89. Restu
91 90. Buah dari kesabaran
92 91. Malam yang indah
93 92. Sampai berjumpa lagi
94 93. Doa yang terkabul
95 94. Dua opsi
96 95. Wanita adalah Ratu
97 96. Aroma kebebasan
98 97. Nadira Samudera Banyu Biru
99 98. Rasa Syukur
100 99. Eijaz anakku
101 100. Dimana kamu sekarang?
102 101. Dua puluh sembilan Jam perjalanan
103 102. Apakah anda ayah dari Eijaz?
104 103. Saatnya meratukan istriku!
105 104. Aku berjanji..
106 105. Pertemuan
107 106. Bencilah aku, sampai rasa benci itu hilang
108 107. Kita adalah seorang ibu
109 108. Undangan makan malam
110 109. Saling memaafkan
111 111. Ungkapan Hati
112 113. Pamit
113 112. Berita buruk
114 113. Ruang operasi
115 114. Dia adalah bapak dari anakku!
116 115. Kedatangan Banyu
117 116. Kesepakatan dan perdamaian
118 117. Doa Eijaz
119 118. Keluhan Banyu
120 119. Haru membiru
121 120.Pertemuan keluarga
122 121. Pernikahan (End)
123 Epilog
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Prolog
2
01. Kisah
3
02. Pertemuan
4
03. Nasihat untuk Putra
5
04. Pertemuan kembali
6
05. Sang pemilik senyuman manis
7
06. Ingin tahu
8
07. Aku akan menunggu
9
08. Perkenalan
10
09. Indah, namun pilu
11
10. Cepatlah menikah
12
11. Sangat berbeda
13
12. Suami istri?
14
13. Ancaman
15
14. Perasaan apa ini?
16
15. Bayang-bayang ilusi
17
16. Ini hari pertama ku
18
17. Canggung
19
18. Mau kemana kita?
20
19. Tahu Gimbal
21
20. Rasa yang aneh
22
21. Ancaman mengintai
23
22. POV Alia
24
23. Debaran yang sama
25
24. Undangan
26
25. Lantas?
27
26. Apakah mungkin?
28
27. Memenuhi undangan
29
28. Kabar buruk
30
29. Kamu kenapa?
31
30. Pesan Banyu
32
31. Rasa iri
33
32. Pengakuan Anton
34
33. Pilih yang mana?
35
34. Untuk sementara
36
35. Apa yang aku lakukan?
37
36. Risau
38
37. Panggilan dari Solo
39
38. Permintaan Rafis
40
39. Apakah ini pertanda?
41
40. Calon istri
42
41. Jadi?
43
42. Berita baik
44
43. Jati diri Banyu
45
44. Andaikan..
46
45. Mencari Tahu
47
46. Come to mama
48
47. Terpesona
49
48. Kembali Risau
50
49. Ini Gawattt..!
51
50. Mengapa?
52
51. Pupus
53
52. Bunga-bunga yang membuat berbunga-bunga
54
53. Dilema
55
54. Video
56
55. Ekspektasi
57
56. Undangan keruangan meeting
58
57. Teror mental
59
58. Ultimatum dari Putra
60
59. Menyewa mata-mata
61
60. Pengakuan Bohong
62
61. Malam ini
63
62. Curhat Anton
64
63. Malam tersakit
65
64. Buah pikir dari banyak hati
66
65. Meninggalkan rumah Alia
67
66. Keraguan yang mulai muncul
68
67. Salah paham
69
68. Daun?
70
69. Angan-angan atau Takdir?
71
70. POV keluarga Banyu
72
71. Hentikan!
73
72. Kehadiran Banyu
74
73. Sidang Keluarga
75
74. Penyesalan
76
75. Saya Bersedia
77
76. Harapan yang pupus
78
77. Sah!
79
78. Bodohnya aku!
80
79. Roller coaster
81
80. Kebahagiaan
82
81. Kekecewaan Ambu
83
82. Lembaran baru
84
83. Selamat tinggal masa lalu
85
84. Maafkan ibu
86
85. Memaafkan masa lalu
87
86. Berakhirnya persahabatan
88
87. Kami sudah menikah..
89
88. Tasya!
90
89. Restu
91
90. Buah dari kesabaran
92
91. Malam yang indah
93
92. Sampai berjumpa lagi
94
93. Doa yang terkabul
95
94. Dua opsi
96
95. Wanita adalah Ratu
97
96. Aroma kebebasan
98
97. Nadira Samudera Banyu Biru
99
98. Rasa Syukur
100
99. Eijaz anakku
101
100. Dimana kamu sekarang?
102
101. Dua puluh sembilan Jam perjalanan
103
102. Apakah anda ayah dari Eijaz?
104
103. Saatnya meratukan istriku!
105
104. Aku berjanji..
106
105. Pertemuan
107
106. Bencilah aku, sampai rasa benci itu hilang
108
107. Kita adalah seorang ibu
109
108. Undangan makan malam
110
109. Saling memaafkan
111
111. Ungkapan Hati
112
113. Pamit
113
112. Berita buruk
114
113. Ruang operasi
115
114. Dia adalah bapak dari anakku!
116
115. Kedatangan Banyu
117
116. Kesepakatan dan perdamaian
118
117. Doa Eijaz
119
118. Keluhan Banyu
120
119. Haru membiru
121
120.Pertemuan keluarga
122
121. Pernikahan (End)
123
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!