Hai, lagi apa?
Satu pesan di terima oleh Tasya, saat dirinya baru saja sampai di rumah, setelah seharian berada di pesta pernikahan Queen. Tasya tercenung, saat membaca pesan tersebut. Ia terus membaca pesan itu berulang kali dengan wajah yang tampak tak percaya.
"Putra?" Gumam nya.
Teringat jelas di benaknya senyum Putra yang sempat membuat jantung nya berdegup kencang tadi sore. Dengan ragu, ia pun mulai membalas pesan dari lelaki itu.
Hai, aku baru saja sampai di rumah.
Tasya yang baru saja mengirim balasan pesan dari Putra, tampak terus menunggu lelaki itu membalas pesan darinya.
Memang rumahnya dimana? Bolehkah aku mampir kapan-kapan?
Tasya tersipu malu, saat membaca balasan pesan dari Putra. Lalu ia mulai tampak salah tingkah.
Rumah ku di daerah Jakarta Selatan. Balas Tasya.
Seketika Tasya terlihat gelisah, ia merasa menyesal karena memberitahukan daerah tempat tinggalnya kepada lelaki yang baru saja ia kenal itu.
"Apa tidak terlalu lebay bila aku menyebutkan alamat rumahku? Ahhhh.. aku jadi malu.." Batin nya.
Bisa di kirimkan saja lokasi nya? Mungkin besok aku mampir ke sana untuk bersilaturahmi. Itu juga bila kamu tidak keberatan.
Jantung Tasya berdegup kencang saat ia mendapat balasan seperti itu dari Putra. Wajar saja, setelah perpisahan nya dengan Antoni, Tasya tidak sama sekali dekat dengan pria manapun. Hal itu karena Tasya langsung disibukan dengan urusan perceraian yang di persulit oleh keluarga Antoni yang kini kehilangan akal sehatnya dan sedang dirawat di sebuah rumah sakit khusus penderita gangguan kejiwaan.
Setelah surat perceraian di genggaman, Tasya mulai sibuk dengan menata masa depan nya dengan Rafis. Tasya mencari pekerjaan dan sibuk dengan dunia pekerjaan, setelah dirinya di terima di perusahaan yang merekrut dirinya. Bila ia merasa kesepian, ia memiliki Queen untuk berkeluh kesah selama ini. Namun kini, tidak mungkin ia selalu mengandalkan Queen untuk menjadi pendengar nya lagi. Karena Queen sudah berumah tangga dan pasti memiliki kesibukan nya sendiri. Tasya menghela nafas panjang, lalu ia kembali menatap pesan dari Putra yang meminta dirinya untuk memberikan alamat diaplikasi chat yang ia gunakan untuk berkomunikasi dengan banyak kenalan nya.
Nanti saja ya mas, kalau memang waktu nya cocok dan kebetulan mas nya mau mampir kesini, baru saya share lokasinya. Balas Tasya.
Memang besok ada acara ya? Baik lah kalau begitu. Balas Putra.
Sebenarnya besok tidak ada acara. Hanya saja, saya mau menemani Rafis ikut lomba mewarnai. Karena besok saya libur kerja, jadi waktunya untuk dia. Balas Tasya.
Rafis? Siapa? Balas Putra.
Rafis, dia putra saya mas. Balas Tasya.
Lama tidak ada balasan dari Putra. Hal itu membuat Tasya mulai merasa tidak percaya diri. Ia hanya ingin jujur dengan siapa pun, bila dirinya sudah memiliki satu orang anak dari pernikahan nya sebelumnya. Bagi Tasya, ia harus jujur dengan orang baru atau siapa pun yang ingin dekat dengan nya. Karena sebagai seorang ibu, Rafis adalah prioritas utamanya. Bila ada lelaki yang ingin mendekati dirinya, namun tidak menerima bila dirinya mempunyai buah hati, maka Tasya bertekad untuk tidak akan memulai hubungan dengan dengan lelaki itu.
"Apa dia terkejut kalau aku sudah memiliki anak?" Batin Tasya.
.
Putra terdiam saat membaca balasan pesan dari Tasya. Ia yang sedang duduk di ruang keluarga tersentak saat tiba-tiba saja Banyu duduk di samping nya dengan memegang segelas cappucino panas di tangan nya.
"Kaget gitu?" Tanya Banyu yang menyadari bila Putra terkejut dengan kehadiran nya.
"Eh, A'." Putra tersenyum canggung dan menggeser duduk nya.
"Ada apa?" Tanya Banyu seraya menaruh gelas nya di atas meja, lalu meraih remote televisi dan mulai menyalakan televisi untuk menonton berita yang biasa ia tonton setiap ia pulang dari bekerja.
"Hmmm.. aku sedang chat dengan Tasya." Putra berusaha untuk jujur.
Banyu menatap Putra beberapa detik, lalu matanya kembali menatap layar televisi di depan nya.
"Terus, kenapa kamu kayak begitu wajahnya?" Tanya Banyu.
"Ternyata dia sudah memiliki anak A'."
Banyu kembali menatap Putra dengan kerut di kening nya.
"Oh.." Sahut nya dengan mimik wajah yang berusaha terlihat acuh.
"Ku kira masih perawan," Ucap Putra lagi.
Banyu hanya tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya.
"Lantas, kalau dia sudah memiliki anak, menangnya kenapa? Apakah dia tidak cantik lagi di matamu itu?" Tanya Banyu tanpa menoleh sekalipun kepada Putra.
"Bukan begitu A', masa iya saya mendekati istri orang?"
Banyu kembali menatap Putra, lalu ia tertawa kecil dan tampak tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh adik kandung nya itu.
"Kamu itu dosen, tapi kok bego." Celetuk Banyu.
"Kok gitu sih A'..." Putra mengerutkan keningnya. Ia tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Banyu.
"Kalau dia memiliki suami, sudah pasti dia tidak berada di deretan para single saat memperebutkan buket bunga di pernikahan Queen."
Putra terdiam, perlahan ia mulai tersenyum malu.
"Eh, iya juga ya.." Ucap nya seraya menggaruk kepadanya yang tidak gatal.
"Tapi, dia sudah memiliki anak. Sedangkan yang naksir dengan ku para perawan. Rasanya gimana gitu ya A'."
Banyu menatap Putra dengan seksama. Lalu ia menggelengkan kepala nya, tanda ia tidak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh adik nya tersebut.
"Yang menyuruh kamu mendekati dia siapa? Kalau perawan lebih menarik bagimu, ya sudah.. kamu dekati saja para perawan itu." Ucap Banyu dengan ketus.
"Tapi dia cantik, daya tariknya itu loh A'.. Buat aku jadi memikirkan dia."
"Kalau kamu tidak terima dengan masa lalu seseorang, jangan sekali-kali mampir ke kehidupan nya dan memberikan harapan. Apalagi kamu memberikan kekecewaan. Bersikaplah seperti seorang Pria, dan berhentilah seperti ABG. Kamu sudah bukan ABG lagi. Tidak ada waktu bermain-main."
Putra terdiam saat Banyu mengatakan pendapat kakak nya itu tentang dirinya.
"Satu lagi, seorang janda juga manusia. Dia memiliki perasaan. Dia pasti mencari sosok seorang ayah untuk anak nya. Jadi, bila kamu mendekati dia, ada dua perasaan yang harus kamu jaga, yaitu perasaan dia dan anak nya. Dekati, atau tidak sama sekali," Ucap Banyu, sebelum ia menyeruput cappucino miliknya.
Putra terdiam membisu. Lalu ia kembali menatap pesan dari Tasya. Wanita cantik yang memiliki senyuman yang luar biasa menarik hatinya.
"Apa yang harus aku lakukan?" Batin Putra.
.
.
.
Tring!
Tasya yang baru saja selesai berpakaian setelah mandi, meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja rias di kamarnya. Lalu ia membaca pesan dari Putra yang sempat tidak lagi ia nantikan.
Bolehkah aku ikut serta mengantarkan Rafis ke lomba mewarnai?
Dag dig dug..!
Jantung Tasya berdebar tak terkendali.
"Hah?" Gumam nya dengan wajah tak percaya.
"Apa dia sadar dengan apa yang dia tulis?" Batin nya.
Apakah boleh? atau kita berjumpa di lokasi? Besok kan? Dimana lokasinya?
Tasya kembali tampak tak percaya dengan pesan dari Putra yang kembali ia terima.
Kali ini Tasya yang terdiam tak percaya. Ia tercenung di tepi ranjang dengan mata yang terus tertuju kepada pesan dari Putra.
"Apa dia sudah gila? Apakah dia serius dengan apa yang dia tulis?" Batin Tasya.
Sekalian aku ingin mengajak kamu dan Rafis makan siang. Apakah kamu tidak keberatan?
Satu pesan kembali Tasya terima. Jantung nya semakin berdebar tak terkendali.
"Ya Allah.. Apa yang harus aku lakukan?" Batin Tasya.
Kenapa diam saja? Apakah aku tidak boleh mengenal kamu lebih dekat?
Pesan baru dari Putra semakin membuat Tasya merasa tidak percaya.
Ya.. besok aku kabari ya... Balas Tasya dengan tangan yang gemetar.
Ok, aku akan menunggu. Balas Putra.
Perlahan pipi Tasya merona merah. Sebagai wanita, ia mulai merasa ada seseorang yang mulai ingin mendekati dirinya dengan serius. Tidak bisa di pungkiri juga, dirinya sangat membutuhkan pasangan untuk berbagi keluh kesah nya selama dirinya menjadi single parent.
"Tuhan.. apakah dia orangnya?" Gumam Tasya seraya tersenyum menatap cermin di depan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Sugiyanto Samsung
hm
2022-10-15
2
Sulaiman Efendy
HEIII PUTRA DAJJAL,, TASYA SDH PRNAH TRLUKA DGN GAGALNYA RMH TNGG DGN ANTONI IBLIS GILA, JGN U DEKATI TASYA HNY UNTUK KAU CICIPI TUBUHNYA MENTANG2 DIA JANDA...😡😡😡😡😡😡😡😡
2022-09-04
2
Banyubiru
duh .. putra jangan main2 looh
2022-04-15
3