Beberapa minggu kemudian..
"Gimana? gaun ku sudah rapi belum?" Tanya Queen kepada Tasya yang bertugas menjadi Bridesmaids di acara pernikahan dirinya dengan Raka.
Tasya mengangguk dengan wajah semringah, lalu dirinya memeluk Queen dengan erat.
"Tahu gak sih kamu, kamu terlihat sempurna sekali," Ucap Tasya dengan tulus, kepada sahabatnya itu.
Queen mengulum senyumnya dan menatap Tasya dengan seksama.
"Aku harap dalam waktu dekat kamu menemui pujaan hatimu Tas,"
Tasya tersenyum kikuk dan mengangguk dengan ragu. Bukan tidak menyukai ucapan Queen, hanya saja Tasya tidak percaya bila ia akan mendapatkan kisah cinta yang seperti impian kebanyakan wanita. Ia tidak pernah menganggap dirinya akan seberuntung Queen ataupun wanita lain di luar sana.
"Tas," Panggil Queen dengan wajah yang terlihat menyesali ucapannya.
"Ya..?"
"Maaf ya, bila kamu tersinggung.. Aku tidak bermak...
"Tidak apa, doa mu baik kok. Aku mengamini nya," Potong Tasya seraya tersenyum manis kepada Queen.
Queen mulai terlihat bernafas lega. Ia takut sekali bila kata-katanya menyinggung sahabat barunya itu.
"Beneran kamu tidak tersinggung?" Queen kembali mencoba memastikan apa yang Tasya rasakan.
"Beneran Queen... doa baik itu harus diaminkan. Kalau tidak, bagaimana bisa dikabulkan?" Ucap Tasya seraya memegangi kedua bahu Queen.
Queen tersenyum dan memeluk Tasya dengan erat.
"Tahu tidak? Aku sangat berharap dan selalu berdoa untuk kebahagiaan kamu Tas.."
"Terima kasih ya Queen."
"Sama-sama Tas.."
Tok! Tok! Tok! Tok!
Terdengar ketukan dari luar kamar Queen dan beberapa detik kemudian pintu itu terbuka. Terlihat kedua orang tua Queen memasuki kamar putrinya itu. Tanpa diminta, Tasya sudah tahu apa yang harus ia lakukan. Ia beranjak dari kamar itu dan memberikan ruang untuk keluarga tersebut sebelum mereka semua berangkat menuju ke hotel milik Raka, yang juga tempat dimana diselenggarakan nya akad dan acara pernikahan dua sejoli itu.
Tasya menuruni anak tangga menuju ke ruang keluarga. Rumah Queen terlihat begitu ramai dengan kehadiran sanak saudara Queen yang turut hadir untuk menyaksikan pernikahan Queen dan Raka. Sesampainya ia di ruangan keluarga, Tasya menyapa satu persatu saudara Queen yang berselisih jalan dengan dirinya, saat Tasya melanjutkan langkah nya menuju ke halaman belakang rumah dengan desain kolonial tersebut.
Sesampainya di belakang rumah tersebut, Tasya duduk sendirian di tepi kolam. Ia menatap kosong ke arah kolam tersebut. Perasaan lelah karena selalu sendiri dan merasa sendiri bahkan saat dirinya terikat pernikahan dengan Antoni kembali menguap. Ia mengerutkan kening nya dan menatap langit yang terlihat mendung.
"Tuhan, kali ini saja aku meminta, kirimkan lah aku seseorang yang bisa membahagiakan aku. Aku mohon Tuhan, aku merasa sangat lelah sekali. Sejak aku menikah, aku tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari seorang suami. Lalu bercerai dengan tragis, dan kini aku harus berjuang sendiri demi buah hatiku. Tuhan, kirimkan lah lelaki itu secepatnya. Siapa pun dia, aku yakin dia adalah seseorang yang telah KAU pilihkan untuk ku." Gumam Tasya.
Jegerrrrrr...!
Saat Tasya menutup doanya, disambut oleh petir yang menyambar di ujung langit Kota itu dan di iringi jatuh nya air hujan yang begitu lebat. Tasya berlari masuk kedalam rumah Queen karena ia takut gaun nya basah karena terguyur hujan yang tiba-tiba saja deras.
"Hufffff..." Tasya mengibaskan lengan kebaya nya yang sempat terguyur hujan. Lalu ia bergabung dengan para bridesmaids lain nya yang sedang menunggu pengantin untuk berangkat menuju ke lokasi acara.
.....
Lantunan lagu cinta terdengar begitu indah di aula tempat diselenggarakan nya pernikahan Queen dan Raka. Ijab Kabul baru saja selesai dilaksanakan. Sepasang pengantin baru itu pun bergegas duduk ke pelaminan. Dengan tatapan iri, Tasya terus menyaksikan kebahagiaan Queen dan Raka. Ia terus membayangkan bila saja dirinya bisa seperti Queen yang mendapatkan lelaki tulus seperti Raka. Tidak hanya Tasya yang menatap Queen dengan tatapan yang iri, bahkan bridesmaids lain nya dan para tamu undangan pun menatap mereka berdua yang sedang berbahagia itu, dengan tatapan yang iri. Senyum dan raut yang bahagia terus terpancar dari wajah Queen dan Raka. Pasangan yang serasi itu sukses membuat siapa saja bermimpi untuk bisa seperti mereka berdua.
Tasya yang sedang menatap sepasang pengantin itu pun tersadar dengan tugasnya sebagai Bridesmaids. Ia pun mulai menjalankan tugasnya untuk membantu agar lebih sempurna nya acara pernikahan itu. Ia pun berbaur dengan Bridesmaids lain nya. Berfoto dengan pengantin dan melayani segala kebutuhan sang pengantin wanita.
Waktu terus berlalu, Tasya mulai merasa kelelahan. Ia pun beranjak ke belakang panggung, dimana disana lah tempat para bridesmaids, groomsmen dan kru yang terlibat untuk beristirahat sejenak bila merasa lelah. Tasya yang merasa lapar pun mengambil makanan yang disediakan khusus untuk para kru yang terlibat di belakang panggung itu. Ia pun mulai menyantap makan siang yang terlalu telat bagi Tasya.
Setelah perutnya terisi dan merasa kenyang, Tasya pun memutuskan untuk tetap duduk di sana dengan segelas es kopyor yang disediakan untuk dirinya. Kepalanya terlihat mengangguk angguk mengikuti irama musik yang dilantunkan oleh sang penyanyi yang sedang tampil di atas panggung. Tasya benar-benar menikmati masa rehat nya dengan santai.
Setelah itu, Tasya merasa waktu istirahat nya sudah cukup. Ia pun beranjak ke keluar dari belakang panggung dan hendak kembali berbaur dengan bridesmaid lain nya. Saat itu juga, seseorang tidak sengaja menginjak ujung gaun nya saat Tasya melintasi stand makanan yang terdapat di tengah aula.
"Duh!" Pekik Tasya. Saat itu juga tubuhnya limbung dan hampir saja terjatuh, diiringi dengan bunyi dari piring yang pecah karena terbentur lantai.
Prangggggg...!
Tasya yang mengira dirinya akan terjatuh di lantai, merasa tubuhnya disambut oleh seseorang.
"Maaf!" Seru pria yang menyambut tubuh Tasya yang hampir saja terjatuh di lantai. Perlahan Tasya mencoba membuka kedua matanya yang sempat ia tutup karena merasa panik. Tasya menatap kedua mata lelaki yang sedang menopang tubuhnya dengan erat. Beberapa detik ia terpesona dengan mata indah lelaki itu.
"Mas?" Ucap Tasya beberapa detik kemudian.
"Ta-tasya?" Ucap Banyu seraya memperhatikan wanita yang sedang berada di dekapan nya itu. Semua mata menatap ke arah Banyu dan Tasya. Tidak hanya itu, musik pun ikut berhenti, karena para personil band dan penyanyi nya turut memperhatikan mereka berdua.
Banyu dan Tasya terlihat salah tingkah setelah menyadari semua mata memandangi mereka berdua. Tasya pun berusaha berdiri dan melepaskan dekapan Banyu dari tubuhnya.
"Te-terima kasih mas," Ucap Tasya yang terlihat gugup. Entah karena malu karena semua mata memperhatikan dirinya dan Banyu, atau karena ia sedang salah tingkah karena mengagumi lelaki yang baru saja mendekap tubuhnya dengan erat.
Beberapa petugas kebersihan pun langsung menghampiri mereka dan membersihkan pecahan piring tersebut.
"Aku minta maaf, aku tidak sengaja menginjak rok mu," Ucap Banyu.
"Tidak apa-apa Mas, Mas mau makan? Saya ambilkan ya.." Ucap Tasya yang langsung bergerak cepat mengambilkan piring yang baru dan menyendok kan nasi ke atas piring tersebut.
"Mau lauk apa Mas?" Tanya Tasya lagi.
Banyu terlihat termenung sambil terus menatap Tasya yang terlihat salah tingkah.
"Tasya?" Sapa Putra, yang baru saja melangkah mendekati Banyu dan Tasya.
Tasya menatap Putra dan tersenyum kepada lelaki itu.
"Hai Mas, datang juga?" Tanya Tasya.
"Ya, saya sebagai teman A'a saya ini," Ucap Putra seraya merangkul Banyu yang masih terus menatap Tasya.
"Oh, adik kakak ternyata..." Tasya tersenyum manis. Wajah wanita itu begitu mempesona, hingga membuat Putra merasakan getaran yang tak biasa di hatinya.
"Mas Putra juga mau makan? Saya ambilkan ya," Ucap Tasya lagi.
"Tidak usah, biar aku ambil sendiri," Ucap Putra seraya mengambil piring yang berada tepat dibelakang Tasya. Saat mereka berdekatan, Tasya sempat mencondongkan tubuhnya agar tidak bersenggolan dengan Putra. Sedangkan Bayu terus memperhatikan Tasya yang masih memegang piring berisi nasi putih di atasnya, yang sengaja Tasya ambilkan untuk dirinya.
Seketika, terlintas wajah Tika. Saat itu, Banyu seakan merasakan bila Tasya adalah Tika.
"Mas.."
Banyu bergeming, ia masih asik dengan bayangan Tika yang tiba-tiba muncul dihadapan nya.
"Mas..." Panggil Tasya lagi.
"A'a..!" Suara Putra membuat Banyu tersadar dari lamunannya. Kini, wajah Tika menghilang dan kembali menjadi wajah Tasya.
"Ah, iya," Sahut nya.
"Itu ditanya sama Tasya. Pakai acara di ambilkan, manja... eh, modus!" Ucap Putra yang tampak iri dengan Banyu, karena mendapatkan pelayanan dari Tasya.
Banyu menatap piring di tangan Tasya, lalu ia mengulurkan tangannya.
"Biar aku saja yang mengambil lauk nya," Ucap Banyu.
Tasya menatap Banyu dengan seksama, lalu dengan ragu, ia menyerahkan piring tersebut ke tangan Banyu.
"Terima kasih," Ucap Banyu.
Lalu, dengan acuh, lelaki itu pun mengambil lauk yang ia inginkan. Sedangkan Tasya tampak masih bergeming di samping stand itu.
"Kamu sendirian?" Tanya Putra.
Tasya terperanjat saat Putra bertanya kepada dirinya.
"Ah, iya.. aku kan Bridesmaids.." Ucap Tasya seraya menunjuk gaun nya dan menunjuk gaun-gaun para Bridesmaids yang sedang melakukan tugas mereka.
"Oh... ya ampun... maaf ya.. aku tidak tahu," Ucap Putra yang berusaha akrab dengan Tasya.
Tasya hanya tersenyum menanggapi ucapan Putra. Lalu, ia kembali melirik Banyu yang baru saja selesai mengambil lauk pauk yang ia inginkan.
"Mas, duduk di meja VIP yuk," Ucap Tasya.
"Ayo," Sahut Putra.
Tasya tercengang saat ajakan nya kepada Banyu, di sahut oleh Putra. Lalu, ia tersenyum canggung dan berjalan mengantarkan Banyu dan Putra ke meja VIP.
"Silahkan..." Ucap Tasya kepada kedua lelaki tampan tersebut.
"Terima kasih ya," Ucap Putra yang terlihat begitu aktif mendekatkan diri kepada Tasya.
Lagi-lagi Tasya hanya tersenyum menanggapi Putra yang terlihat berusaha akrab dengan dirinya.
"Saya kembali ke sana dulu ya," Ucap Tasya. Seraya bergegas meninggalkan kedua kakak beradik itu.
"Eh, mau kemana? sini saja temani kita-kita," Ucap Putra.
"Maaf Mas, saya harus melakukan yang lain nya," Ucap Tasya.
"Oh begitu..."
"Iya Mas, saya tinggal dulu ya."
"Baiklah," Ucap Putra.
Tasya pun melangkah ke arah panggung pelaminan. Dari belakang, Putra terus memperhatikan langkah kaki Tasya dan ia pun mulai tersenyum.
"Cantik A'," Ucap Putra.
Banyu yang sedang menyantap makanan nya pun menatap Putra dengan malas.
"Mata keranjang," Celetuk Banyu.
"Selagi belum menikah, kan kita bisa melihat wanita mana yang sekiranya pantas untuk di dekati A'," Ucap Putra.
"Kasihan perempuan kemarin yang sudah berharap dengan kamu. Siapa itu namanya?" Tanya Banyu.
"Oh, Cinta?"
"Ya, Cinta dan siapa satu lagi?" Tanya Banyu lagi.
"Valeria," Sahut Putra.
"Ah.. iya itu. Kamu mendingan serius sama salah satu dari mereka," Ucap Banyu.
"Mereka berdua sih cantik. Hanya saja, Cinta itu adalah mahasiswi ku A',"
"Kalau Valeria?" Tanya Banyu lagi.
"Oh dia, ya masih dekat saja sih. Tetapi, yang ini, cantiknya beda A'," Ucap Putra dengan antusias, seraya terus menatap Tasya dari kejauhan.
Banyu hanya menggelengkan kepalanya, melihat tingkah adiknya yang niat ingin menikah, tetapi tidak pernah mau serius dengan satupun wanita yang sedang dekat dengan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn
wah cinta segitiga nh
2023-05-27
1
Sulaiman Efendy
CIHHHHHH,, TASYA NAWARI BANYU, DIA YG MNJAWAB.... ASUKKKKK
2022-09-04
2
Muh. Yahya Adiputra
tidak usah berharap sama tasya kamu putra.
karena tasya adalah jodoh yg dikirimkan untuk menemani banyu dan menyembuhkan luka hati nya..
😉😉😉😉
2022-04-07
3