04. Pertemuan kembali

Beberapa minggu kemudian..

"Gimana? gaun ku sudah rapi belum?" Tanya Queen kepada Tasya yang bertugas menjadi Bridesmaids di acara pernikahan dirinya dengan Raka.

Tasya mengangguk dengan wajah semringah, lalu dirinya memeluk Queen dengan erat.

"Tahu gak sih kamu, kamu terlihat sempurna sekali," Ucap Tasya dengan tulus, kepada sahabatnya itu.

Queen mengulum senyumnya dan menatap Tasya dengan seksama.

"Aku harap dalam waktu dekat kamu menemui pujaan hatimu Tas,"

Tasya tersenyum kikuk dan mengangguk dengan ragu. Bukan tidak menyukai ucapan Queen, hanya saja Tasya tidak percaya bila ia akan mendapatkan kisah cinta yang seperti impian kebanyakan wanita. Ia tidak pernah menganggap dirinya akan seberuntung Queen ataupun wanita lain di luar sana.

"Tas," Panggil Queen dengan wajah yang terlihat menyesali ucapannya.

"Ya..?"

"Maaf ya, bila kamu tersinggung.. Aku tidak bermak...

"Tidak apa, doa mu baik kok. Aku mengamini nya," Potong Tasya seraya tersenyum manis kepada Queen.

Queen mulai terlihat bernafas lega. Ia takut sekali bila kata-katanya menyinggung sahabat barunya itu.

"Beneran kamu tidak tersinggung?" Queen kembali mencoba memastikan apa yang Tasya rasakan.

"Beneran Queen... doa baik itu harus diaminkan. Kalau tidak, bagaimana bisa dikabulkan?" Ucap Tasya seraya memegangi kedua bahu Queen.

Queen tersenyum dan memeluk Tasya dengan erat.

"Tahu tidak? Aku sangat berharap dan selalu berdoa untuk kebahagiaan kamu Tas.."

"Terima kasih ya Queen."

"Sama-sama Tas.."

Tok! Tok! Tok! Tok!

Terdengar ketukan dari luar kamar Queen dan beberapa detik kemudian pintu itu terbuka. Terlihat kedua orang tua Queen memasuki kamar putrinya itu. Tanpa diminta, Tasya sudah tahu apa yang harus ia lakukan. Ia beranjak dari kamar itu dan memberikan ruang untuk keluarga tersebut sebelum mereka semua berangkat menuju ke hotel milik Raka, yang juga tempat dimana diselenggarakan nya akad dan acara pernikahan dua sejoli itu.

Tasya menuruni anak tangga menuju ke ruang keluarga. Rumah Queen terlihat begitu ramai dengan kehadiran sanak saudara Queen yang turut hadir untuk menyaksikan pernikahan Queen dan Raka. Sesampainya ia di ruangan keluarga, Tasya menyapa satu persatu saudara Queen yang berselisih jalan dengan dirinya, saat Tasya melanjutkan langkah nya menuju ke halaman belakang rumah dengan desain kolonial tersebut.

Sesampainya di belakang rumah tersebut, Tasya duduk sendirian di tepi kolam. Ia menatap kosong ke arah kolam tersebut. Perasaan lelah karena selalu sendiri dan merasa sendiri bahkan saat dirinya terikat pernikahan dengan Antoni kembali menguap. Ia mengerutkan kening nya dan menatap langit yang terlihat mendung.

"Tuhan, kali ini saja aku meminta, kirimkan lah aku seseorang yang bisa membahagiakan aku. Aku mohon Tuhan, aku merasa sangat lelah sekali. Sejak aku menikah, aku tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari seorang suami. Lalu bercerai dengan tragis, dan kini aku harus berjuang sendiri demi buah hatiku. Tuhan, kirimkan lah lelaki itu secepatnya. Siapa pun dia, aku yakin dia adalah seseorang yang telah KAU pilihkan untuk ku." Gumam Tasya.

Jegerrrrrr...!

Saat Tasya menutup doanya, disambut oleh petir yang menyambar di ujung langit Kota itu dan di iringi jatuh nya air hujan yang begitu lebat. Tasya berlari masuk kedalam rumah Queen karena ia takut gaun nya basah karena terguyur hujan yang tiba-tiba saja deras.

"Hufffff..." Tasya mengibaskan lengan kebaya nya yang sempat terguyur hujan. Lalu ia bergabung dengan para bridesmaids lain nya yang sedang menunggu pengantin untuk berangkat menuju ke lokasi acara.

.....

Lantunan lagu cinta terdengar begitu indah di aula tempat diselenggarakan nya pernikahan Queen dan Raka. Ijab Kabul baru saja selesai dilaksanakan. Sepasang pengantin baru itu pun bergegas duduk ke pelaminan. Dengan tatapan iri, Tasya terus menyaksikan kebahagiaan Queen dan Raka. Ia terus membayangkan bila saja dirinya bisa seperti Queen yang mendapatkan lelaki tulus seperti Raka. Tidak hanya Tasya yang menatap Queen dengan tatapan yang iri, bahkan bridesmaids lain nya dan para tamu undangan pun menatap mereka berdua yang sedang berbahagia itu, dengan tatapan yang iri. Senyum dan raut yang bahagia terus terpancar dari wajah Queen dan Raka. Pasangan yang serasi itu sukses membuat siapa saja bermimpi untuk bisa seperti mereka berdua.

Tasya yang sedang menatap sepasang pengantin itu pun tersadar dengan tugasnya sebagai Bridesmaids. Ia pun mulai menjalankan tugasnya untuk membantu agar lebih sempurna nya acara pernikahan itu. Ia pun berbaur dengan Bridesmaids lain nya. Berfoto dengan pengantin dan melayani segala kebutuhan sang pengantin wanita.

Waktu terus berlalu, Tasya mulai merasa kelelahan. Ia pun beranjak ke belakang panggung, dimana disana lah tempat para bridesmaids, groomsmen dan kru yang terlibat untuk beristirahat sejenak bila merasa lelah. Tasya yang merasa lapar pun mengambil makanan yang disediakan khusus untuk para kru yang terlibat di belakang panggung itu. Ia pun mulai menyantap makan siang yang terlalu telat bagi Tasya.

Setelah perutnya terisi dan merasa kenyang, Tasya pun memutuskan untuk tetap duduk di sana dengan segelas es kopyor yang disediakan untuk dirinya. Kepalanya terlihat mengangguk angguk mengikuti irama musik yang dilantunkan oleh sang penyanyi yang sedang tampil di atas panggung. Tasya benar-benar menikmati masa rehat nya dengan santai.

Setelah itu, Tasya merasa waktu istirahat nya sudah cukup. Ia pun beranjak ke keluar dari belakang panggung dan hendak kembali berbaur dengan bridesmaid lain nya. Saat itu juga, seseorang tidak sengaja menginjak ujung gaun nya saat Tasya melintasi stand makanan yang terdapat di tengah aula.

"Duh!" Pekik Tasya. Saat itu juga tubuhnya limbung dan hampir saja terjatuh, diiringi dengan bunyi dari piring yang pecah karena terbentur lantai.

Prangggggg...!

Tasya yang mengira dirinya akan terjatuh di lantai, merasa tubuhnya disambut oleh seseorang.

"Maaf!" Seru pria yang menyambut tubuh Tasya yang hampir saja terjatuh di lantai. Perlahan Tasya mencoba membuka kedua matanya yang sempat ia tutup karena merasa panik. Tasya menatap kedua mata lelaki yang sedang menopang tubuhnya dengan erat. Beberapa detik ia terpesona dengan mata indah lelaki itu.

"Mas?" Ucap Tasya beberapa detik kemudian.

"Ta-tasya?" Ucap Banyu seraya memperhatikan wanita yang sedang berada di dekapan nya itu. Semua mata menatap ke arah Banyu dan Tasya. Tidak hanya itu, musik pun ikut berhenti, karena para personil band dan penyanyi nya turut memperhatikan mereka berdua.

Banyu dan Tasya terlihat salah tingkah setelah menyadari semua mata memandangi mereka berdua. Tasya pun berusaha berdiri dan melepaskan dekapan Banyu dari tubuhnya.

"Te-terima kasih mas," Ucap Tasya yang terlihat gugup. Entah karena malu karena semua mata memperhatikan dirinya dan Banyu, atau karena ia sedang salah tingkah karena mengagumi lelaki yang baru saja mendekap tubuhnya dengan erat.

Beberapa petugas kebersihan pun langsung menghampiri mereka dan membersihkan pecahan piring tersebut.

"Aku minta maaf, aku tidak sengaja menginjak rok mu," Ucap Banyu.

"Tidak apa-apa Mas, Mas mau makan? Saya ambilkan ya.." Ucap Tasya yang langsung bergerak cepat mengambilkan piring yang baru dan menyendok kan nasi ke atas piring tersebut.

"Mau lauk apa Mas?" Tanya Tasya lagi.

Banyu terlihat termenung sambil terus menatap Tasya yang terlihat salah tingkah.

"Tasya?" Sapa Putra, yang baru saja melangkah mendekati Banyu dan Tasya.

Tasya menatap Putra dan tersenyum kepada lelaki itu.

"Hai Mas, datang juga?" Tanya Tasya.

"Ya, saya sebagai teman A'a saya ini," Ucap Putra seraya merangkul Banyu yang masih terus menatap Tasya.

"Oh, adik kakak ternyata..." Tasya tersenyum manis. Wajah wanita itu begitu mempesona, hingga membuat Putra merasakan getaran yang tak biasa di hatinya.

"Mas Putra juga mau makan? Saya ambilkan ya," Ucap Tasya lagi.

"Tidak usah, biar aku ambil sendiri," Ucap Putra seraya mengambil piring yang berada tepat dibelakang Tasya. Saat mereka berdekatan, Tasya sempat mencondongkan tubuhnya agar tidak bersenggolan dengan Putra. Sedangkan Bayu terus memperhatikan Tasya yang masih memegang piring berisi nasi putih di atasnya, yang sengaja Tasya ambilkan untuk dirinya.

Seketika, terlintas wajah Tika. Saat itu, Banyu seakan merasakan bila Tasya adalah Tika.

"Mas.."

Banyu bergeming, ia masih asik dengan bayangan Tika yang tiba-tiba muncul dihadapan nya.

"Mas..." Panggil Tasya lagi.

"A'a..!" Suara Putra membuat Banyu tersadar dari lamunannya. Kini, wajah Tika menghilang dan kembali menjadi wajah Tasya.

"Ah, iya," Sahut nya.

"Itu ditanya sama Tasya. Pakai acara di ambilkan, manja... eh, modus!" Ucap Putra yang tampak iri dengan Banyu, karena mendapatkan pelayanan dari Tasya.

Banyu menatap piring di tangan Tasya, lalu ia mengulurkan tangannya.

"Biar aku saja yang mengambil lauk nya," Ucap Banyu.

Tasya menatap Banyu dengan seksama, lalu dengan ragu, ia menyerahkan piring tersebut ke tangan Banyu.

"Terima kasih," Ucap Banyu.

Lalu, dengan acuh, lelaki itu pun mengambil lauk yang ia inginkan. Sedangkan Tasya tampak masih bergeming di samping stand itu.

"Kamu sendirian?" Tanya Putra.

Tasya terperanjat saat Putra bertanya kepada dirinya.

"Ah, iya.. aku kan Bridesmaids.." Ucap Tasya seraya menunjuk gaun nya dan menunjuk gaun-gaun para Bridesmaids yang sedang melakukan tugas mereka.

"Oh... ya ampun... maaf ya.. aku tidak tahu," Ucap Putra yang berusaha akrab dengan Tasya.

Tasya hanya tersenyum menanggapi ucapan Putra. Lalu, ia kembali melirik Banyu yang baru saja selesai mengambil lauk pauk yang ia inginkan.

"Mas, duduk di meja VIP yuk," Ucap Tasya.

"Ayo," Sahut Putra.

Tasya tercengang saat ajakan nya kepada Banyu, di sahut oleh Putra. Lalu, ia tersenyum canggung dan berjalan mengantarkan Banyu dan Putra ke meja VIP.

"Silahkan..." Ucap Tasya kepada kedua lelaki tampan tersebut.

"Terima kasih ya," Ucap Putra yang terlihat begitu aktif mendekatkan diri kepada Tasya.

Lagi-lagi Tasya hanya tersenyum menanggapi Putra yang terlihat berusaha akrab dengan dirinya.

"Saya kembali ke sana dulu ya," Ucap Tasya. Seraya bergegas meninggalkan kedua kakak beradik itu.

"Eh, mau kemana? sini saja temani kita-kita," Ucap Putra.

"Maaf Mas, saya harus melakukan yang lain nya," Ucap Tasya.

"Oh begitu..."

"Iya Mas, saya tinggal dulu ya."

"Baiklah," Ucap Putra.

Tasya pun melangkah ke arah panggung pelaminan. Dari belakang, Putra terus memperhatikan langkah kaki Tasya dan ia pun mulai tersenyum.

"Cantik A'," Ucap Putra.

Banyu yang sedang menyantap makanan nya pun menatap Putra dengan malas.

"Mata keranjang," Celetuk Banyu.

"Selagi belum menikah, kan kita bisa melihat wanita mana yang sekiranya pantas untuk di dekati A'," Ucap Putra.

"Kasihan perempuan kemarin yang sudah berharap dengan kamu. Siapa itu namanya?" Tanya Banyu.

"Oh, Cinta?"

"Ya, Cinta dan siapa satu lagi?" Tanya Banyu lagi.

"Valeria," Sahut Putra.

"Ah.. iya itu. Kamu mendingan serius sama salah satu dari mereka," Ucap Banyu.

"Mereka berdua sih cantik. Hanya saja, Cinta itu adalah mahasiswi ku A',"

"Kalau Valeria?" Tanya Banyu lagi.

"Oh dia, ya masih dekat saja sih. Tetapi, yang ini, cantiknya beda A'," Ucap Putra dengan antusias, seraya terus menatap Tasya dari kejauhan.

Banyu hanya menggelengkan kepalanya, melihat tingkah adiknya yang niat ingin menikah, tetapi tidak pernah mau serius dengan satupun wanita yang sedang dekat dengan nya.

Terpopuler

Comments

🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn

🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn

wah cinta segitiga nh

2023-05-27

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

CIHHHHHH,, TASYA NAWARI BANYU, DIA YG MNJAWAB.... ASUKKKKK

2022-09-04

2

Muh. Yahya Adiputra

Muh. Yahya Adiputra

tidak usah berharap sama tasya kamu putra.
karena tasya adalah jodoh yg dikirimkan untuk menemani banyu dan menyembuhkan luka hati nya..
😉😉😉😉

2022-04-07

3

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 01. Kisah
3 02. Pertemuan
4 03. Nasihat untuk Putra
5 04. Pertemuan kembali
6 05. Sang pemilik senyuman manis
7 06. Ingin tahu
8 07. Aku akan menunggu
9 08. Perkenalan
10 09. Indah, namun pilu
11 10. Cepatlah menikah
12 11. Sangat berbeda
13 12. Suami istri?
14 13. Ancaman
15 14. Perasaan apa ini?
16 15. Bayang-bayang ilusi
17 16. Ini hari pertama ku
18 17. Canggung
19 18. Mau kemana kita?
20 19. Tahu Gimbal
21 20. Rasa yang aneh
22 21. Ancaman mengintai
23 22. POV Alia
24 23. Debaran yang sama
25 24. Undangan
26 25. Lantas?
27 26. Apakah mungkin?
28 27. Memenuhi undangan
29 28. Kabar buruk
30 29. Kamu kenapa?
31 30. Pesan Banyu
32 31. Rasa iri
33 32. Pengakuan Anton
34 33. Pilih yang mana?
35 34. Untuk sementara
36 35. Apa yang aku lakukan?
37 36. Risau
38 37. Panggilan dari Solo
39 38. Permintaan Rafis
40 39. Apakah ini pertanda?
41 40. Calon istri
42 41. Jadi?
43 42. Berita baik
44 43. Jati diri Banyu
45 44. Andaikan..
46 45. Mencari Tahu
47 46. Come to mama
48 47. Terpesona
49 48. Kembali Risau
50 49. Ini Gawattt..!
51 50. Mengapa?
52 51. Pupus
53 52. Bunga-bunga yang membuat berbunga-bunga
54 53. Dilema
55 54. Video
56 55. Ekspektasi
57 56. Undangan keruangan meeting
58 57. Teror mental
59 58. Ultimatum dari Putra
60 59. Menyewa mata-mata
61 60. Pengakuan Bohong
62 61. Malam ini
63 62. Curhat Anton
64 63. Malam tersakit
65 64. Buah pikir dari banyak hati
66 65. Meninggalkan rumah Alia
67 66. Keraguan yang mulai muncul
68 67. Salah paham
69 68. Daun?
70 69. Angan-angan atau Takdir?
71 70. POV keluarga Banyu
72 71. Hentikan!
73 72. Kehadiran Banyu
74 73. Sidang Keluarga
75 74. Penyesalan
76 75. Saya Bersedia
77 76. Harapan yang pupus
78 77. Sah!
79 78. Bodohnya aku!
80 79. Roller coaster
81 80. Kebahagiaan
82 81. Kekecewaan Ambu
83 82. Lembaran baru
84 83. Selamat tinggal masa lalu
85 84. Maafkan ibu
86 85. Memaafkan masa lalu
87 86. Berakhirnya persahabatan
88 87. Kami sudah menikah..
89 88. Tasya!
90 89. Restu
91 90. Buah dari kesabaran
92 91. Malam yang indah
93 92. Sampai berjumpa lagi
94 93. Doa yang terkabul
95 94. Dua opsi
96 95. Wanita adalah Ratu
97 96. Aroma kebebasan
98 97. Nadira Samudera Banyu Biru
99 98. Rasa Syukur
100 99. Eijaz anakku
101 100. Dimana kamu sekarang?
102 101. Dua puluh sembilan Jam perjalanan
103 102. Apakah anda ayah dari Eijaz?
104 103. Saatnya meratukan istriku!
105 104. Aku berjanji..
106 105. Pertemuan
107 106. Bencilah aku, sampai rasa benci itu hilang
108 107. Kita adalah seorang ibu
109 108. Undangan makan malam
110 109. Saling memaafkan
111 111. Ungkapan Hati
112 113. Pamit
113 112. Berita buruk
114 113. Ruang operasi
115 114. Dia adalah bapak dari anakku!
116 115. Kedatangan Banyu
117 116. Kesepakatan dan perdamaian
118 117. Doa Eijaz
119 118. Keluhan Banyu
120 119. Haru membiru
121 120.Pertemuan keluarga
122 121. Pernikahan (End)
123 Epilog
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Prolog
2
01. Kisah
3
02. Pertemuan
4
03. Nasihat untuk Putra
5
04. Pertemuan kembali
6
05. Sang pemilik senyuman manis
7
06. Ingin tahu
8
07. Aku akan menunggu
9
08. Perkenalan
10
09. Indah, namun pilu
11
10. Cepatlah menikah
12
11. Sangat berbeda
13
12. Suami istri?
14
13. Ancaman
15
14. Perasaan apa ini?
16
15. Bayang-bayang ilusi
17
16. Ini hari pertama ku
18
17. Canggung
19
18. Mau kemana kita?
20
19. Tahu Gimbal
21
20. Rasa yang aneh
22
21. Ancaman mengintai
23
22. POV Alia
24
23. Debaran yang sama
25
24. Undangan
26
25. Lantas?
27
26. Apakah mungkin?
28
27. Memenuhi undangan
29
28. Kabar buruk
30
29. Kamu kenapa?
31
30. Pesan Banyu
32
31. Rasa iri
33
32. Pengakuan Anton
34
33. Pilih yang mana?
35
34. Untuk sementara
36
35. Apa yang aku lakukan?
37
36. Risau
38
37. Panggilan dari Solo
39
38. Permintaan Rafis
40
39. Apakah ini pertanda?
41
40. Calon istri
42
41. Jadi?
43
42. Berita baik
44
43. Jati diri Banyu
45
44. Andaikan..
46
45. Mencari Tahu
47
46. Come to mama
48
47. Terpesona
49
48. Kembali Risau
50
49. Ini Gawattt..!
51
50. Mengapa?
52
51. Pupus
53
52. Bunga-bunga yang membuat berbunga-bunga
54
53. Dilema
55
54. Video
56
55. Ekspektasi
57
56. Undangan keruangan meeting
58
57. Teror mental
59
58. Ultimatum dari Putra
60
59. Menyewa mata-mata
61
60. Pengakuan Bohong
62
61. Malam ini
63
62. Curhat Anton
64
63. Malam tersakit
65
64. Buah pikir dari banyak hati
66
65. Meninggalkan rumah Alia
67
66. Keraguan yang mulai muncul
68
67. Salah paham
69
68. Daun?
70
69. Angan-angan atau Takdir?
71
70. POV keluarga Banyu
72
71. Hentikan!
73
72. Kehadiran Banyu
74
73. Sidang Keluarga
75
74. Penyesalan
76
75. Saya Bersedia
77
76. Harapan yang pupus
78
77. Sah!
79
78. Bodohnya aku!
80
79. Roller coaster
81
80. Kebahagiaan
82
81. Kekecewaan Ambu
83
82. Lembaran baru
84
83. Selamat tinggal masa lalu
85
84. Maafkan ibu
86
85. Memaafkan masa lalu
87
86. Berakhirnya persahabatan
88
87. Kami sudah menikah..
89
88. Tasya!
90
89. Restu
91
90. Buah dari kesabaran
92
91. Malam yang indah
93
92. Sampai berjumpa lagi
94
93. Doa yang terkabul
95
94. Dua opsi
96
95. Wanita adalah Ratu
97
96. Aroma kebebasan
98
97. Nadira Samudera Banyu Biru
99
98. Rasa Syukur
100
99. Eijaz anakku
101
100. Dimana kamu sekarang?
102
101. Dua puluh sembilan Jam perjalanan
103
102. Apakah anda ayah dari Eijaz?
104
103. Saatnya meratukan istriku!
105
104. Aku berjanji..
106
105. Pertemuan
107
106. Bencilah aku, sampai rasa benci itu hilang
108
107. Kita adalah seorang ibu
109
108. Undangan makan malam
110
109. Saling memaafkan
111
111. Ungkapan Hati
112
113. Pamit
113
112. Berita buruk
114
113. Ruang operasi
115
114. Dia adalah bapak dari anakku!
116
115. Kedatangan Banyu
117
116. Kesepakatan dan perdamaian
118
117. Doa Eijaz
119
118. Keluhan Banyu
120
119. Haru membiru
121
120.Pertemuan keluarga
122
121. Pernikahan (End)
123
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!