12. Suami istri?

"Selamat sore, nomor bangku berapa?" Sapa seorang Pramugari yang menyambut para penumpang yang baru saja menaiki badan pesawat yang akan membawa mereka ke Semarang.

"Sore, Empat B." Sahut Banyu.

"Di sebelah sana ya pak," Pramugari itu menunjuk kursi sebelah kanan yang berada di barisan nomor empat.

Banyu hanya mengangguk dan berjalan menuju ke kursinya. Sedangkan Tasya mengikuti lelaki itu dari belakang. Saat tiba di bangku barisan empat, Banyu meletakkan barang bawaan nya di dalam bagasi kabin pesawat itu. Tanpa bertanya, ia langsung meraih koper milik Tasya yang masih Tasya pegang untuk ia taruh kedalam bagasi kabin. Tasya sempat merasa surprise dengan sikap Banyu yang dingin, namun punya inisiatif sebagai seorang lelaki. Tasya tersenyum sendiri dan menundukkan wajahnya. Di kursi 4 A sudah ada seorang penumpang wanita tua yang ikut tersenyum melihat sikap manis Banyu kepada Tasya.

"Kamu mau di dalam atau di bagian luar?" Tanya Banyu yang memegang nomor kursi 4 B.

"Saya sesuai boarding pass saja mas," Sahut Tasya.

"Ok," Banyu pun beranjak duduk disamping wanita tua itu dan di susul oleh Tasya yang duduk tepat di tepi lorong pesawat tersebut.

Banyu tersenyum ramah kepada wanita tua yang tersenyum kepada dirinya saat ia beranjak duduk. Lalu dengan tenang, Banyu memasang sabuk pengaman miliknya. Pun dengan Tasya yang beranjak duduk di samping Banyu dan mulai memasang sabuk pengaman nya.

"Sudah lama menikah ya? Tetapi masih romantis saja pada istrinya." Celetuk wanita tua yang duduk disamping Banyu.

Baru saja Banyu hendak menanggapi perkataan dari wanita tua itu, wanita tua itu pun mulai berbicara lagi.

"Saya dulu juga seperti itu. Sayang nya suami saya sudah meninggal beberapa bulan yang lalu."

Banyu terdiam, pun dengan Tasya yang mulai terlihat simpanti kepada wanita tua itu.

"Suami saya itu sangat pengertian sekali. Dia selalu bersikap manis dengan saya. Tetapi, impian masa tua bersama harus terputus karena usia yang tak sampai." Wanita tua itu tersenyum kecil di akhir kata-katanya.

"Turut berdukacita ya bu.." Ucap Tasya seraya menyentuh tangan wanita tua itu.

"Terima kasih nak. Jaga suami mu dengan baik, dia lelaki baik yang sangat pengertian. Saya bisa melihat nya dari caranya memperlakukan kamu," Ucap wanita tua itu seraya menepuk nepuk punggung tangan Tasya.

Tasya melirik Banyu yang duduk di tengah, sikap Banyu yang diam saja membuat Tasya paham bila Banyu tidak ingin membantah ataupun menerangkan hubungan mereka sedikitpun ucapan wanita tua itu.

"Iya bu." Sahut Tasya.

Wanita tua itu tersenyum ramah dan membiarkan Tasya menarik tangan nya dan duduk dengan sempurna di kursi nya.

"Kalian sudah lama menikah? Sudah punya anak? Kok berdua saja? Apa sedang honeymoon?" Tampak nya wanita tua itu sangat kesepian, oleh karena itu ia menjadi lebih banyak berbicara dengan orang baru yang tidak ia kenal sebelum nya.

Tasya dan Banyu saling bertatapan. Terlihat Tasya ingin menerangkan hubungan nya dengan Banyu kepada wanita tua itu.

"Kami baru menikah bu."

Tasya terkejut dan menatap Banyu dengan tak percaya.

"Oh, ini honeymoon ya? Kok ke Semarang? Biasanya orang honeymoon itu ke Bali."

"Iya, kami suka yang berbeda," Ucap Banyu.

"Ah begitu. Tidak mengikuti kebiasaan orang banyak, kita bisa mengukir kenangan tersendiri ya."

"Iya bu." Sahut Banyu.

Wajah Tasya terlihat merona merah. Ia lebih memilih diam saja dan melihat cara Banyu yang mau menanggapi ucapan wanita tua yang kesepian itu.

"Iya, nikmati masa-masa berdua sebelum memiliki anak. Dulu ibu baru menikah langsung punya anak. Ya tidak bisa kemana-mana. Setelah anak-anak sudah menikah, baru deh bisa jalan-jalan berdua dengan almarhum bapak. Hanya saja, waktunya hanya sebentar saja. Sekarang dia sudah pergi dan saya kemana-mana harus sendirian."

Banyu terdiam, ia mengingat Tika yang selalu berdua kemana saja ia pergi. Tetapi, sekalinya Tika pergi sendirian, kekasih hatinya itu tidak lagi kembali. Ia pergi selama-lamanya meninggalkan Banyu seorang diri.

Pesawat mulai lepas landas, wanita tua itu pun berhenti berbicara. Wanita tua itu sibuk membaca doa keselamatan saat dirinya berada di ketinggian bersama pesawat yang tengah membawa ratusan penumpang itu. Sedangkan Tasya dan Banyu terlihat canggung, sesekali Tasya melirik Banyu yang tampak tenang dan tidak mengeluarkan kata-kata sedikitpun saat pesawat itu mengudara.

.

Putra termenung di kursinya. Entah mengapa, ia terus mengingat tentang Rafis. Bocah laki-laki itu berhasil membuat sisi dewasanya disadari oleh dirinya sendiri. Putra merasa begitu menikmati masa-masa dirinya bermain bersama dengan Rafis.

"Ternyata menjadi seorang bapak dengan anak laki-laki itu menyenangkan juga ya." Batin nya.

"Halo pak," Sapa Alia, mahasiswi yang tempo hari sempat jalan bersama dengan Putra.

Lamunan Putra tentang Rafis pun buyar begitu saja, ia mendongak dan menatap Alia yang berdiri di depan mejanya.

"Ya?" Sahut Putra yang terlihat sedikit malas menanggapi Alia yang kini kerap mendekati dirinya, pasca mereka jalan berdua tempo hari.

"Pak Putra belum mau pulang?"

"Belum, saya masih ada tugas." Sahut Putra dengan acuh.

"Hmmm, saya kangen pak."

Putra terhenyak dan menatap mahasiswinya itu dengan seksama.

"Hah?"

"Saya kangen, ingin jalan lagi dengan bapak."

Putra terlihat canggung dan malas menanggapi ucapan Alia.

"Pak, kita kan sudah dekat... bagaimana kalau..

"A-alia.. maaf, saya sibuk. Lebih baik kamu pulang saja. Jam kuliah sudah selesai." Sergah Putra.

Perempuan muda itu pun terdiam mendengar kata-kata diplomatis yang berbau penolakan dari Putra terhadap dirinya.

"Bapak kenapa sih? Bukan nya kita..."

"Alia... saya sedang sibuk dan saya tegaskan, kita kemarin jalan itu saya tidak ada maksud apa-apa kepada kamu."

"Tapi pak.. kita kan sudah.."

"Pulang sekarang..!" Tegas Putra.

Alia terdiam dengan tatapan yang menyimpan kekecewaan terhadap Putra.

"Sorry bukan saya mau kasar. Tetapi, saya saat ini sedang sibuk." Putra merendahkan sedikit intonasi suaranya.

Air mata Alia mulai tertahan di pelupuk matanya. Ia tidak menyangka bila Putra tidak ada perasaan sedikitpun kepada dirinya. Walaupun ia telah berhasil jalan dan sempat bermesraan di mobil dengan lelaki itu.

"Saya mohon, jangan ganggu saya." Sambung Putra.

Kini air mata mulai membasahi pipi Alia. Gadis muda itu merasa sangat kecewa dengan Putra yang terlanjur ia ceritakan kepada teman-teman nya bila ia berhasil menaklukkan Dosen tampan itu.

"Saya tidak menyangka bila bapak itu Buaya!"

Putra terlihat panik saat Alia mengencangkan suaranya.

"Kamu itu ngomong apa sih!" Putra mendekati Alia dan menarik tangan gadis itu untuk mendekat.

"Aku kecewa! Aku kira, setelah bapak mencium bibir dan menyentuh ku, kita akan memiliki hubungan! Tetapi, apa? Bapak seakan lupa dengan apa yang terjadi. Seolah-olah hal itu sudah biasa bapak lakukan kepada semua perempuan!"

"Alia!" Bentak Putra yang kini semakin panik.

"Pak, aku menyukai bapak. Kenapa bapak lakukan ini padaku? Bapak memberikan harapan, lalu bapak bersikap biasa saja setelah itu?"

Putra meremas rambutnya dan menghela nafas panjang.

"Kita tidak ada hubungan apa-apa Alia. Aku menyentuh mu, kan tidak sampai meniduri kamu!"

"Tapi, bapak menyentuh ku kan? Lantas itu hanya nafsu belaka?"

Putra terdiam mendengar pertanyaan dari Alia. Seketika ia mulai berpikir dengan nama baik nya sebagai Dosen baru di Universitas itu.

"Mau mu apa?"

"Aku hanya ingin jalan sama bapak. Aku sudah menganggap kita memiliki hubungan karen malam itu...

" Ya sudah, ayo... kamu tunggu aku di parkiran!" Sergah Putra, agar Alia berhenti berbicara. Karena ia takut ada yang menguping pembicaraan nya dengan Alia di ruangan tersebut.

Alia tersenyum puas, ia menghapus air mata buata nya dan memeluk tubuh Putra dengan erat.

"Aku tunggu ya, buruan loh." Bisik Alia.

Putra hanya dapat terdiam dan membiarkan Alia meninggalkan ruangan nya dan menunggu dirinya di parkiran.

"Huffff... bedebah kecil. Aku kira ini semua hanya just for fun. Ternyata dia main perasaan!" Batin Putra dengan wajah yang terlihat begitu kesal.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

PASTI SI RARA YG SATU PESAWAT DGN BANYU & TASYA....
SI ALIA PUTRI ATASAN BANYU DN TASYA,, JDI KORBAN NAFSU PUTRA DAJJAL, PADAHAL ALIA SERIUS...
TPI PUTRA DAJJAL HNY UNTUK MAIN2..

2022-09-04

2

💗 ChaNaZi💗

💗 ChaNaZi💗

🤣 dasar Putra buaya darat

2022-04-18

2

EsterEka.

EsterEka.

lah Putra kok begitu sama mahasiswi nya

2022-04-15

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 01. Kisah
3 02. Pertemuan
4 03. Nasihat untuk Putra
5 04. Pertemuan kembali
6 05. Sang pemilik senyuman manis
7 06. Ingin tahu
8 07. Aku akan menunggu
9 08. Perkenalan
10 09. Indah, namun pilu
11 10. Cepatlah menikah
12 11. Sangat berbeda
13 12. Suami istri?
14 13. Ancaman
15 14. Perasaan apa ini?
16 15. Bayang-bayang ilusi
17 16. Ini hari pertama ku
18 17. Canggung
19 18. Mau kemana kita?
20 19. Tahu Gimbal
21 20. Rasa yang aneh
22 21. Ancaman mengintai
23 22. POV Alia
24 23. Debaran yang sama
25 24. Undangan
26 25. Lantas?
27 26. Apakah mungkin?
28 27. Memenuhi undangan
29 28. Kabar buruk
30 29. Kamu kenapa?
31 30. Pesan Banyu
32 31. Rasa iri
33 32. Pengakuan Anton
34 33. Pilih yang mana?
35 34. Untuk sementara
36 35. Apa yang aku lakukan?
37 36. Risau
38 37. Panggilan dari Solo
39 38. Permintaan Rafis
40 39. Apakah ini pertanda?
41 40. Calon istri
42 41. Jadi?
43 42. Berita baik
44 43. Jati diri Banyu
45 44. Andaikan..
46 45. Mencari Tahu
47 46. Come to mama
48 47. Terpesona
49 48. Kembali Risau
50 49. Ini Gawattt..!
51 50. Mengapa?
52 51. Pupus
53 52. Bunga-bunga yang membuat berbunga-bunga
54 53. Dilema
55 54. Video
56 55. Ekspektasi
57 56. Undangan keruangan meeting
58 57. Teror mental
59 58. Ultimatum dari Putra
60 59. Menyewa mata-mata
61 60. Pengakuan Bohong
62 61. Malam ini
63 62. Curhat Anton
64 63. Malam tersakit
65 64. Buah pikir dari banyak hati
66 65. Meninggalkan rumah Alia
67 66. Keraguan yang mulai muncul
68 67. Salah paham
69 68. Daun?
70 69. Angan-angan atau Takdir?
71 70. POV keluarga Banyu
72 71. Hentikan!
73 72. Kehadiran Banyu
74 73. Sidang Keluarga
75 74. Penyesalan
76 75. Saya Bersedia
77 76. Harapan yang pupus
78 77. Sah!
79 78. Bodohnya aku!
80 79. Roller coaster
81 80. Kebahagiaan
82 81. Kekecewaan Ambu
83 82. Lembaran baru
84 83. Selamat tinggal masa lalu
85 84. Maafkan ibu
86 85. Memaafkan masa lalu
87 86. Berakhirnya persahabatan
88 87. Kami sudah menikah..
89 88. Tasya!
90 89. Restu
91 90. Buah dari kesabaran
92 91. Malam yang indah
93 92. Sampai berjumpa lagi
94 93. Doa yang terkabul
95 94. Dua opsi
96 95. Wanita adalah Ratu
97 96. Aroma kebebasan
98 97. Nadira Samudera Banyu Biru
99 98. Rasa Syukur
100 99. Eijaz anakku
101 100. Dimana kamu sekarang?
102 101. Dua puluh sembilan Jam perjalanan
103 102. Apakah anda ayah dari Eijaz?
104 103. Saatnya meratukan istriku!
105 104. Aku berjanji..
106 105. Pertemuan
107 106. Bencilah aku, sampai rasa benci itu hilang
108 107. Kita adalah seorang ibu
109 108. Undangan makan malam
110 109. Saling memaafkan
111 111. Ungkapan Hati
112 113. Pamit
113 112. Berita buruk
114 113. Ruang operasi
115 114. Dia adalah bapak dari anakku!
116 115. Kedatangan Banyu
117 116. Kesepakatan dan perdamaian
118 117. Doa Eijaz
119 118. Keluhan Banyu
120 119. Haru membiru
121 120.Pertemuan keluarga
122 121. Pernikahan (End)
123 Epilog
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Prolog
2
01. Kisah
3
02. Pertemuan
4
03. Nasihat untuk Putra
5
04. Pertemuan kembali
6
05. Sang pemilik senyuman manis
7
06. Ingin tahu
8
07. Aku akan menunggu
9
08. Perkenalan
10
09. Indah, namun pilu
11
10. Cepatlah menikah
12
11. Sangat berbeda
13
12. Suami istri?
14
13. Ancaman
15
14. Perasaan apa ini?
16
15. Bayang-bayang ilusi
17
16. Ini hari pertama ku
18
17. Canggung
19
18. Mau kemana kita?
20
19. Tahu Gimbal
21
20. Rasa yang aneh
22
21. Ancaman mengintai
23
22. POV Alia
24
23. Debaran yang sama
25
24. Undangan
26
25. Lantas?
27
26. Apakah mungkin?
28
27. Memenuhi undangan
29
28. Kabar buruk
30
29. Kamu kenapa?
31
30. Pesan Banyu
32
31. Rasa iri
33
32. Pengakuan Anton
34
33. Pilih yang mana?
35
34. Untuk sementara
36
35. Apa yang aku lakukan?
37
36. Risau
38
37. Panggilan dari Solo
39
38. Permintaan Rafis
40
39. Apakah ini pertanda?
41
40. Calon istri
42
41. Jadi?
43
42. Berita baik
44
43. Jati diri Banyu
45
44. Andaikan..
46
45. Mencari Tahu
47
46. Come to mama
48
47. Terpesona
49
48. Kembali Risau
50
49. Ini Gawattt..!
51
50. Mengapa?
52
51. Pupus
53
52. Bunga-bunga yang membuat berbunga-bunga
54
53. Dilema
55
54. Video
56
55. Ekspektasi
57
56. Undangan keruangan meeting
58
57. Teror mental
59
58. Ultimatum dari Putra
60
59. Menyewa mata-mata
61
60. Pengakuan Bohong
62
61. Malam ini
63
62. Curhat Anton
64
63. Malam tersakit
65
64. Buah pikir dari banyak hati
66
65. Meninggalkan rumah Alia
67
66. Keraguan yang mulai muncul
68
67. Salah paham
69
68. Daun?
70
69. Angan-angan atau Takdir?
71
70. POV keluarga Banyu
72
71. Hentikan!
73
72. Kehadiran Banyu
74
73. Sidang Keluarga
75
74. Penyesalan
76
75. Saya Bersedia
77
76. Harapan yang pupus
78
77. Sah!
79
78. Bodohnya aku!
80
79. Roller coaster
81
80. Kebahagiaan
82
81. Kekecewaan Ambu
83
82. Lembaran baru
84
83. Selamat tinggal masa lalu
85
84. Maafkan ibu
86
85. Memaafkan masa lalu
87
86. Berakhirnya persahabatan
88
87. Kami sudah menikah..
89
88. Tasya!
90
89. Restu
91
90. Buah dari kesabaran
92
91. Malam yang indah
93
92. Sampai berjumpa lagi
94
93. Doa yang terkabul
95
94. Dua opsi
96
95. Wanita adalah Ratu
97
96. Aroma kebebasan
98
97. Nadira Samudera Banyu Biru
99
98. Rasa Syukur
100
99. Eijaz anakku
101
100. Dimana kamu sekarang?
102
101. Dua puluh sembilan Jam perjalanan
103
102. Apakah anda ayah dari Eijaz?
104
103. Saatnya meratukan istriku!
105
104. Aku berjanji..
106
105. Pertemuan
107
106. Bencilah aku, sampai rasa benci itu hilang
108
107. Kita adalah seorang ibu
109
108. Undangan makan malam
110
109. Saling memaafkan
111
111. Ungkapan Hati
112
113. Pamit
113
112. Berita buruk
114
113. Ruang operasi
115
114. Dia adalah bapak dari anakku!
116
115. Kedatangan Banyu
117
116. Kesepakatan dan perdamaian
118
117. Doa Eijaz
119
118. Keluhan Banyu
120
119. Haru membiru
121
120.Pertemuan keluarga
122
121. Pernikahan (End)
123
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!