"Selamat sore, nomor bangku berapa?" Sapa seorang Pramugari yang menyambut para penumpang yang baru saja menaiki badan pesawat yang akan membawa mereka ke Semarang.
"Sore, Empat B." Sahut Banyu.
"Di sebelah sana ya pak," Pramugari itu menunjuk kursi sebelah kanan yang berada di barisan nomor empat.
Banyu hanya mengangguk dan berjalan menuju ke kursinya. Sedangkan Tasya mengikuti lelaki itu dari belakang. Saat tiba di bangku barisan empat, Banyu meletakkan barang bawaan nya di dalam bagasi kabin pesawat itu. Tanpa bertanya, ia langsung meraih koper milik Tasya yang masih Tasya pegang untuk ia taruh kedalam bagasi kabin. Tasya sempat merasa surprise dengan sikap Banyu yang dingin, namun punya inisiatif sebagai seorang lelaki. Tasya tersenyum sendiri dan menundukkan wajahnya. Di kursi 4 A sudah ada seorang penumpang wanita tua yang ikut tersenyum melihat sikap manis Banyu kepada Tasya.
"Kamu mau di dalam atau di bagian luar?" Tanya Banyu yang memegang nomor kursi 4 B.
"Saya sesuai boarding pass saja mas," Sahut Tasya.
"Ok," Banyu pun beranjak duduk disamping wanita tua itu dan di susul oleh Tasya yang duduk tepat di tepi lorong pesawat tersebut.
Banyu tersenyum ramah kepada wanita tua yang tersenyum kepada dirinya saat ia beranjak duduk. Lalu dengan tenang, Banyu memasang sabuk pengaman miliknya. Pun dengan Tasya yang beranjak duduk di samping Banyu dan mulai memasang sabuk pengaman nya.
"Sudah lama menikah ya? Tetapi masih romantis saja pada istrinya." Celetuk wanita tua yang duduk disamping Banyu.
Baru saja Banyu hendak menanggapi perkataan dari wanita tua itu, wanita tua itu pun mulai berbicara lagi.
"Saya dulu juga seperti itu. Sayang nya suami saya sudah meninggal beberapa bulan yang lalu."
Banyu terdiam, pun dengan Tasya yang mulai terlihat simpanti kepada wanita tua itu.
"Suami saya itu sangat pengertian sekali. Dia selalu bersikap manis dengan saya. Tetapi, impian masa tua bersama harus terputus karena usia yang tak sampai." Wanita tua itu tersenyum kecil di akhir kata-katanya.
"Turut berdukacita ya bu.." Ucap Tasya seraya menyentuh tangan wanita tua itu.
"Terima kasih nak. Jaga suami mu dengan baik, dia lelaki baik yang sangat pengertian. Saya bisa melihat nya dari caranya memperlakukan kamu," Ucap wanita tua itu seraya menepuk nepuk punggung tangan Tasya.
Tasya melirik Banyu yang duduk di tengah, sikap Banyu yang diam saja membuat Tasya paham bila Banyu tidak ingin membantah ataupun menerangkan hubungan mereka sedikitpun ucapan wanita tua itu.
"Iya bu." Sahut Tasya.
Wanita tua itu tersenyum ramah dan membiarkan Tasya menarik tangan nya dan duduk dengan sempurna di kursi nya.
"Kalian sudah lama menikah? Sudah punya anak? Kok berdua saja? Apa sedang honeymoon?" Tampak nya wanita tua itu sangat kesepian, oleh karena itu ia menjadi lebih banyak berbicara dengan orang baru yang tidak ia kenal sebelum nya.
Tasya dan Banyu saling bertatapan. Terlihat Tasya ingin menerangkan hubungan nya dengan Banyu kepada wanita tua itu.
"Kami baru menikah bu."
Tasya terkejut dan menatap Banyu dengan tak percaya.
"Oh, ini honeymoon ya? Kok ke Semarang? Biasanya orang honeymoon itu ke Bali."
"Iya, kami suka yang berbeda," Ucap Banyu.
"Ah begitu. Tidak mengikuti kebiasaan orang banyak, kita bisa mengukir kenangan tersendiri ya."
"Iya bu." Sahut Banyu.
Wajah Tasya terlihat merona merah. Ia lebih memilih diam saja dan melihat cara Banyu yang mau menanggapi ucapan wanita tua yang kesepian itu.
"Iya, nikmati masa-masa berdua sebelum memiliki anak. Dulu ibu baru menikah langsung punya anak. Ya tidak bisa kemana-mana. Setelah anak-anak sudah menikah, baru deh bisa jalan-jalan berdua dengan almarhum bapak. Hanya saja, waktunya hanya sebentar saja. Sekarang dia sudah pergi dan saya kemana-mana harus sendirian."
Banyu terdiam, ia mengingat Tika yang selalu berdua kemana saja ia pergi. Tetapi, sekalinya Tika pergi sendirian, kekasih hatinya itu tidak lagi kembali. Ia pergi selama-lamanya meninggalkan Banyu seorang diri.
Pesawat mulai lepas landas, wanita tua itu pun berhenti berbicara. Wanita tua itu sibuk membaca doa keselamatan saat dirinya berada di ketinggian bersama pesawat yang tengah membawa ratusan penumpang itu. Sedangkan Tasya dan Banyu terlihat canggung, sesekali Tasya melirik Banyu yang tampak tenang dan tidak mengeluarkan kata-kata sedikitpun saat pesawat itu mengudara.
.
Putra termenung di kursinya. Entah mengapa, ia terus mengingat tentang Rafis. Bocah laki-laki itu berhasil membuat sisi dewasanya disadari oleh dirinya sendiri. Putra merasa begitu menikmati masa-masa dirinya bermain bersama dengan Rafis.
"Ternyata menjadi seorang bapak dengan anak laki-laki itu menyenangkan juga ya." Batin nya.
"Halo pak," Sapa Alia, mahasiswi yang tempo hari sempat jalan bersama dengan Putra.
Lamunan Putra tentang Rafis pun buyar begitu saja, ia mendongak dan menatap Alia yang berdiri di depan mejanya.
"Ya?" Sahut Putra yang terlihat sedikit malas menanggapi Alia yang kini kerap mendekati dirinya, pasca mereka jalan berdua tempo hari.
"Pak Putra belum mau pulang?"
"Belum, saya masih ada tugas." Sahut Putra dengan acuh.
"Hmmm, saya kangen pak."
Putra terhenyak dan menatap mahasiswinya itu dengan seksama.
"Hah?"
"Saya kangen, ingin jalan lagi dengan bapak."
Putra terlihat canggung dan malas menanggapi ucapan Alia.
"Pak, kita kan sudah dekat... bagaimana kalau..
"A-alia.. maaf, saya sibuk. Lebih baik kamu pulang saja. Jam kuliah sudah selesai." Sergah Putra.
Perempuan muda itu pun terdiam mendengar kata-kata diplomatis yang berbau penolakan dari Putra terhadap dirinya.
"Bapak kenapa sih? Bukan nya kita..."
"Alia... saya sedang sibuk dan saya tegaskan, kita kemarin jalan itu saya tidak ada maksud apa-apa kepada kamu."
"Tapi pak.. kita kan sudah.."
"Pulang sekarang..!" Tegas Putra.
Alia terdiam dengan tatapan yang menyimpan kekecewaan terhadap Putra.
"Sorry bukan saya mau kasar. Tetapi, saya saat ini sedang sibuk." Putra merendahkan sedikit intonasi suaranya.
Air mata Alia mulai tertahan di pelupuk matanya. Ia tidak menyangka bila Putra tidak ada perasaan sedikitpun kepada dirinya. Walaupun ia telah berhasil jalan dan sempat bermesraan di mobil dengan lelaki itu.
"Saya mohon, jangan ganggu saya." Sambung Putra.
Kini air mata mulai membasahi pipi Alia. Gadis muda itu merasa sangat kecewa dengan Putra yang terlanjur ia ceritakan kepada teman-teman nya bila ia berhasil menaklukkan Dosen tampan itu.
"Saya tidak menyangka bila bapak itu Buaya!"
Putra terlihat panik saat Alia mengencangkan suaranya.
"Kamu itu ngomong apa sih!" Putra mendekati Alia dan menarik tangan gadis itu untuk mendekat.
"Aku kecewa! Aku kira, setelah bapak mencium bibir dan menyentuh ku, kita akan memiliki hubungan! Tetapi, apa? Bapak seakan lupa dengan apa yang terjadi. Seolah-olah hal itu sudah biasa bapak lakukan kepada semua perempuan!"
"Alia!" Bentak Putra yang kini semakin panik.
"Pak, aku menyukai bapak. Kenapa bapak lakukan ini padaku? Bapak memberikan harapan, lalu bapak bersikap biasa saja setelah itu?"
Putra meremas rambutnya dan menghela nafas panjang.
"Kita tidak ada hubungan apa-apa Alia. Aku menyentuh mu, kan tidak sampai meniduri kamu!"
"Tapi, bapak menyentuh ku kan? Lantas itu hanya nafsu belaka?"
Putra terdiam mendengar pertanyaan dari Alia. Seketika ia mulai berpikir dengan nama baik nya sebagai Dosen baru di Universitas itu.
"Mau mu apa?"
"Aku hanya ingin jalan sama bapak. Aku sudah menganggap kita memiliki hubungan karen malam itu...
" Ya sudah, ayo... kamu tunggu aku di parkiran!" Sergah Putra, agar Alia berhenti berbicara. Karena ia takut ada yang menguping pembicaraan nya dengan Alia di ruangan tersebut.
Alia tersenyum puas, ia menghapus air mata buata nya dan memeluk tubuh Putra dengan erat.
"Aku tunggu ya, buruan loh." Bisik Alia.
Putra hanya dapat terdiam dan membiarkan Alia meninggalkan ruangan nya dan menunggu dirinya di parkiran.
"Huffff... bedebah kecil. Aku kira ini semua hanya just for fun. Ternyata dia main perasaan!" Batin Putra dengan wajah yang terlihat begitu kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
PASTI SI RARA YG SATU PESAWAT DGN BANYU & TASYA....
SI ALIA PUTRI ATASAN BANYU DN TASYA,, JDI KORBAN NAFSU PUTRA DAJJAL, PADAHAL ALIA SERIUS...
TPI PUTRA DAJJAL HNY UNTUK MAIN2..
2022-09-04
2
💗 ChaNaZi💗
🤣 dasar Putra buaya darat
2022-04-18
2
EsterEka.
lah Putra kok begitu sama mahasiswi nya
2022-04-15
2