06. Ingin tahu

"Tas..." Queen membuyarkan lamunan Tasya yang sejak tadi terlihat termenung di sebuah kursi, kala para tamu undangan sudah mulai membubarkan diri satu persatu.

Tasya menoleh dan menatap Queen yang sedang menghampiri dirinya.

"Hai..," Tasya mencoba tersenyum dan menarik kursi disampingnya, agar Queen bisa duduk di sana bersama dengan dirinya.

"Mikirin apa sih?"

"Ah, enggak." Sahut Tasya seraya menundukkan wajahnya.

"Beneran?"

"Iya," Tasya berusaha tersenyum dan menganggukkan kepalanya, agar Queen mempercayai dirinya.

"Oh iya, selamat ya.. kamu mendapatkan bujet bunga dari ku," Ucap Queen dengan antusias.

"Terima kasih Queen." Tasya tersipu malu saat menatap buket bunga yang ada di genggamannya tersebut.

"Dan... hmmm.. Putra, menurut kamu dia bagaimana?"

Tasya tertegun saat Queen mempertanyakan tentang Putra kepada dirinya.

"Ah.... hmmm.."

"Kalian serasi sekali loh.. Apa lagi... tadi kalian mengambil buket bunga itu bersama-sama."

Tasya kembali tersipu malu mendengar ucapan Queen.

"Dia lajang, dan belum pernah menikah. Oh iya, dia juga seorang dosen!" Queen terus mempromosikan sosok Putra kepada Tasya.

"Jadi... gimana menurut kamu?" Sambung Queen lagi.

"Hmmmm.. dia manis, senyum nya, wajah nya, ok lah.." Tasya tertawa kecil dan menatap Queen dengan pipi yang merona merah.

"Aku juga lihat tadi, kalian saling bertukar nomor ponsel ya?" Queen terlihat begitu penasaran.

Tasya mengangguk dan terus tersenyum kecil.

"Wah wah.. gerak cepat dia.. hahahhaa!" Queen terlihat ikut berbahagia bila Tasya sudah mulai miliki kenalan lawan jenis.

"Yah.. kenalan aja dulu. Seperti yang dia bilang, mana tahu cocok,"

Queen terperangah dan membulatkan bola matanya.

"Serius? Putra bilang begitu?"

Tasya kembali tersenyum malu-malu dan mengangguk dengan cepat.

"Ya ampunnn... Aku ikut senang Tas!"

"Eh.. tapi..."

"Apa?" Tanya Queen penasaran.

"Banyu itu beneran kakak nya Putra?" Tanya Tasya dengan wajah yang terlihat penasaran.

"Iya," Sahut Queen.

"Kandung?"

"Iya.. kenapa memangnya? Berbeda ya wajahnya? Hahahaha..." Queen tertawa geli mengingat perbedaan wajah antara Banyu dan Putra.

Tasya hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Queen.

"Jadi begini, yang aku tahu dari almarhumah Tika, Mas Banyu itu mirip Ibunya. Sedangkan Putra, mirip keluarga ayah nya, katanya sih begitu." Terang Queen.

Tasya hanya mengangguk, menandakan dirinya paham dengan penjelasan dari Queen.

"Queen,"

"Ya?"

"Kan kamu sahabatan kan ya sama almarhumah Tika,"

"Iya.." Sahut Queen.

"Dari kapan Queen?" Tanya Tasya lagi.

"Dari sekolah menengah pertama, lalu kita terpisah karena berbeda sekolah di SMA. Dan bertemu lagi saat kuliah, walaupun kita berbeda jurusan, tetapi kita masih satu kampus. Memang kenapa?" Tanya Queen penasaran.

"Ah, enggak." Tasya menggelengkan kepalanya dan menundukkan wajahnya.

"Ih.. dia mah begitu.. ada apa sih Tas?" Desak Queen.

"Gak ada apa-apa, beneran deh." Tasya berusaha meyakinkan Queen.

"Oh, ya sudah. Kalau begitu, aku ke sana dulu ya.. mau menemui bunda," Ucap Queen seraya beranjak dari duduknya.

"Ah.. Queen," Tasya menahan tangan Queen yang hendak meninggalkan dirinya.

"Ya?" Queen menoleh dan menatap kedua mata Tasya lekat-lekat.

"Mas Banyu itu berapa lama pacaran dengan almarhumah Tika?"

Queen mengerutkan keningnya, bukan karena ia mencoba mengingat berapa lama Banyu dan Tika memiliki hubungan sebelum mereka berdua menginjak ke jenjang pernikahan. Melainkan, Queen agak bingung dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Tasya kepada dirinya.

"Hmmm, cukup lama. Mereka bertemu saat almarhumah Tika masih duduk di bangku SMA. Lalu, memiliki hubungan saat mulai masuk kuliah, seingat ku sih begitu."

"Selama itu?" Tanya Tasya yang terlihat surprise dengan cerita Queen.

Queen kembali beranjak duduk di depan Tasya, dan menatap Tasya lekat-lekat.

"Ya, karena Mas Banyu itu orang yang setia sekali. Pun dengan almarhumah Tika. Ya, walaupun mereka sempat putus nyambung, tapi cinta mereka tetap tidak lekang oleh waktu. Bahkan, kehilangan Tika membuat Mas Banyu kehilangan semangat hidup. Dulu, sosok mas Banyu tidak seperti yang kamu lihat saat ini Tas..."

Tasya menghela nafas dalam-dalam dan menatap Queen dengan seksama.

"Jadi, sebenarnya dia itu bagaimana?"

"Sebentar..." Queen membalas tatapan Tasya tang terlihat aneh baginya.

"Jangan bilang kalau..."

"Tidak, aku hanya prihatin." Potong Tasya.

"Oh.. ku kira kamu naksir sama mas Banyu," Celetuk Queen.

Pipi Tasya terlihat bersemu merah, lalu ia membuang pandangannya kepada beberapa orang pekerja dari catering yang sedang membereskan stand makanan tepat di tengah aula tersebut.

"Ya... Mas banyu itu orang nya ceria Tas. Dia juga orang yang jahil, menyenangkan dan sedikit bawel. Sekarang saja ia menjadi pendiam dan terlihat seperti itu." Terang Queen.

Tasya mengangguk paham dan kembali menghela nafas nya dalam-dalam.

"Aku ikut menyesal dan merasa bersedih, karena meninggalnya Tika dan juga perubahan dari mas Banyu." Sambung Queen.

"Berarti dia mempunyai cinta yang sangat besar kepada Tika, Queen.."

"Yah.. begitulah. Bahkan, aku pernah mendengar bula dia tidak akan mau mencari pengganti Tika lagi."

Tasya terhenyak dan menatap Queen dengan seksama.

"Maksudnya?"

"Ya.. dia tidak akan mau memiliki hubungan lagi dengan wanita mana pun Tas. Karena ya.. rasa cinta nya itu kepada almarhumah Tika begitu besar. Jadi terucap kata seperti itu. Yah... anggap saja itu ucapan orang yang sedang hopeless dan terpukul atas kehilangan orang yang sangat dia cintai. Aku sih berharap suatu saat, mas Banyu dapat menemukan pengganti Tika. Kasihan juga, mas Banyu itu baru menikah beberapa bulan dengan Tika. Sejujurnya, usia nya juga sudah tidak muda lagi."

"Memang berapa?"

"Tiga tahun lagi, empat puluh." Sahut Queen seraya tersenyum kecil.

Tasya ikut tersenyum dan menundukkan wajahnya untuk menyembunyikan senyuman manis nya.

"Sudah ya.. aku mau ke sana dulu. By the way, terima kasih loh Tas, kamu sudah bersedia untuk menjadi bridesmaid di hari terpenting ku ini. Aku tidak tahu bagaimana caranya untuk mengucapkan terima kasih kepadamu."

Tasya meraih tangan Queen dan menggenggam nya dengan penuh kasih.

"Tidak perlu berterima kasih Queen, aku sahabat mu, aku sangat senang bila dilibatkan saat momen-momen terpenting dalam hidup kamu. Aku yang berterima kasih, karena kamu mau bersahabat dengan aku. Kalau bukan dengan mu, mungkin hidupku akan terasa semakin sunyi."

Queen menatap Tasya, lalu mereka berdua saling berpelukan dengan penuh perasaan haru.

"Justru kehadiran kamu membuat hidupku semakin berwarna lagi Tas. Kehadiran kamu bisa menghibur aku saat aku kehilangan Tika. Terima kasih." Queen mempererat pelukan nya.

"Ya sudah, sana... suami mu sudah mencuri pandang terus ke arah kita. Mungkin dia tidak sabar untuk malam pertama," Ucap Tasya seraya melepaskan pelukan nya dari Queen.

"Ish...!" Pipi Queen merona merah saat mendengar ucapan Tasya.

"Selamat ya sayangku.. semoga kebahagiaan selalu menyelimuti rumah tangga kalian."

"Aamiin... sampai jumpa minggu depan ya Tas,"

Tasya mengangguk dan tersenyum manis kepada Queen. Lalu ia menatap punggung Queen yang mulai berjalan menghampiri Raka.

"Kamu terlihat sangat bahagia. Aku harap, suatu saat aku bisa merasakan hal yang sama Queen." Tasya beranjak dari duduknya dan bergegas meninggalkan aula tersebut dengan langkah yang terlihat gontai.

Terpopuler

Comments

🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn

🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn

bkln trjd cinta segitiga nh

2023-05-28

1

EsterEka.

EsterEka.

semangat tika, semoga hadir nya kamu bisa membawa banyu mendptkan cinta dn kehidupan nya yg baru

2022-04-07

2

Muh. Yahya Adiputra

Muh. Yahya Adiputra

semangat dan up yg banyak kak rini..

aku udah kasih vote khusus untuk mu 🤗🤗🤗

2022-04-07

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 01. Kisah
3 02. Pertemuan
4 03. Nasihat untuk Putra
5 04. Pertemuan kembali
6 05. Sang pemilik senyuman manis
7 06. Ingin tahu
8 07. Aku akan menunggu
9 08. Perkenalan
10 09. Indah, namun pilu
11 10. Cepatlah menikah
12 11. Sangat berbeda
13 12. Suami istri?
14 13. Ancaman
15 14. Perasaan apa ini?
16 15. Bayang-bayang ilusi
17 16. Ini hari pertama ku
18 17. Canggung
19 18. Mau kemana kita?
20 19. Tahu Gimbal
21 20. Rasa yang aneh
22 21. Ancaman mengintai
23 22. POV Alia
24 23. Debaran yang sama
25 24. Undangan
26 25. Lantas?
27 26. Apakah mungkin?
28 27. Memenuhi undangan
29 28. Kabar buruk
30 29. Kamu kenapa?
31 30. Pesan Banyu
32 31. Rasa iri
33 32. Pengakuan Anton
34 33. Pilih yang mana?
35 34. Untuk sementara
36 35. Apa yang aku lakukan?
37 36. Risau
38 37. Panggilan dari Solo
39 38. Permintaan Rafis
40 39. Apakah ini pertanda?
41 40. Calon istri
42 41. Jadi?
43 42. Berita baik
44 43. Jati diri Banyu
45 44. Andaikan..
46 45. Mencari Tahu
47 46. Come to mama
48 47. Terpesona
49 48. Kembali Risau
50 49. Ini Gawattt..!
51 50. Mengapa?
52 51. Pupus
53 52. Bunga-bunga yang membuat berbunga-bunga
54 53. Dilema
55 54. Video
56 55. Ekspektasi
57 56. Undangan keruangan meeting
58 57. Teror mental
59 58. Ultimatum dari Putra
60 59. Menyewa mata-mata
61 60. Pengakuan Bohong
62 61. Malam ini
63 62. Curhat Anton
64 63. Malam tersakit
65 64. Buah pikir dari banyak hati
66 65. Meninggalkan rumah Alia
67 66. Keraguan yang mulai muncul
68 67. Salah paham
69 68. Daun?
70 69. Angan-angan atau Takdir?
71 70. POV keluarga Banyu
72 71. Hentikan!
73 72. Kehadiran Banyu
74 73. Sidang Keluarga
75 74. Penyesalan
76 75. Saya Bersedia
77 76. Harapan yang pupus
78 77. Sah!
79 78. Bodohnya aku!
80 79. Roller coaster
81 80. Kebahagiaan
82 81. Kekecewaan Ambu
83 82. Lembaran baru
84 83. Selamat tinggal masa lalu
85 84. Maafkan ibu
86 85. Memaafkan masa lalu
87 86. Berakhirnya persahabatan
88 87. Kami sudah menikah..
89 88. Tasya!
90 89. Restu
91 90. Buah dari kesabaran
92 91. Malam yang indah
93 92. Sampai berjumpa lagi
94 93. Doa yang terkabul
95 94. Dua opsi
96 95. Wanita adalah Ratu
97 96. Aroma kebebasan
98 97. Nadira Samudera Banyu Biru
99 98. Rasa Syukur
100 99. Eijaz anakku
101 100. Dimana kamu sekarang?
102 101. Dua puluh sembilan Jam perjalanan
103 102. Apakah anda ayah dari Eijaz?
104 103. Saatnya meratukan istriku!
105 104. Aku berjanji..
106 105. Pertemuan
107 106. Bencilah aku, sampai rasa benci itu hilang
108 107. Kita adalah seorang ibu
109 108. Undangan makan malam
110 109. Saling memaafkan
111 111. Ungkapan Hati
112 113. Pamit
113 112. Berita buruk
114 113. Ruang operasi
115 114. Dia adalah bapak dari anakku!
116 115. Kedatangan Banyu
117 116. Kesepakatan dan perdamaian
118 117. Doa Eijaz
119 118. Keluhan Banyu
120 119. Haru membiru
121 120.Pertemuan keluarga
122 121. Pernikahan (End)
123 Epilog
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Prolog
2
01. Kisah
3
02. Pertemuan
4
03. Nasihat untuk Putra
5
04. Pertemuan kembali
6
05. Sang pemilik senyuman manis
7
06. Ingin tahu
8
07. Aku akan menunggu
9
08. Perkenalan
10
09. Indah, namun pilu
11
10. Cepatlah menikah
12
11. Sangat berbeda
13
12. Suami istri?
14
13. Ancaman
15
14. Perasaan apa ini?
16
15. Bayang-bayang ilusi
17
16. Ini hari pertama ku
18
17. Canggung
19
18. Mau kemana kita?
20
19. Tahu Gimbal
21
20. Rasa yang aneh
22
21. Ancaman mengintai
23
22. POV Alia
24
23. Debaran yang sama
25
24. Undangan
26
25. Lantas?
27
26. Apakah mungkin?
28
27. Memenuhi undangan
29
28. Kabar buruk
30
29. Kamu kenapa?
31
30. Pesan Banyu
32
31. Rasa iri
33
32. Pengakuan Anton
34
33. Pilih yang mana?
35
34. Untuk sementara
36
35. Apa yang aku lakukan?
37
36. Risau
38
37. Panggilan dari Solo
39
38. Permintaan Rafis
40
39. Apakah ini pertanda?
41
40. Calon istri
42
41. Jadi?
43
42. Berita baik
44
43. Jati diri Banyu
45
44. Andaikan..
46
45. Mencari Tahu
47
46. Come to mama
48
47. Terpesona
49
48. Kembali Risau
50
49. Ini Gawattt..!
51
50. Mengapa?
52
51. Pupus
53
52. Bunga-bunga yang membuat berbunga-bunga
54
53. Dilema
55
54. Video
56
55. Ekspektasi
57
56. Undangan keruangan meeting
58
57. Teror mental
59
58. Ultimatum dari Putra
60
59. Menyewa mata-mata
61
60. Pengakuan Bohong
62
61. Malam ini
63
62. Curhat Anton
64
63. Malam tersakit
65
64. Buah pikir dari banyak hati
66
65. Meninggalkan rumah Alia
67
66. Keraguan yang mulai muncul
68
67. Salah paham
69
68. Daun?
70
69. Angan-angan atau Takdir?
71
70. POV keluarga Banyu
72
71. Hentikan!
73
72. Kehadiran Banyu
74
73. Sidang Keluarga
75
74. Penyesalan
76
75. Saya Bersedia
77
76. Harapan yang pupus
78
77. Sah!
79
78. Bodohnya aku!
80
79. Roller coaster
81
80. Kebahagiaan
82
81. Kekecewaan Ambu
83
82. Lembaran baru
84
83. Selamat tinggal masa lalu
85
84. Maafkan ibu
86
85. Memaafkan masa lalu
87
86. Berakhirnya persahabatan
88
87. Kami sudah menikah..
89
88. Tasya!
90
89. Restu
91
90. Buah dari kesabaran
92
91. Malam yang indah
93
92. Sampai berjumpa lagi
94
93. Doa yang terkabul
95
94. Dua opsi
96
95. Wanita adalah Ratu
97
96. Aroma kebebasan
98
97. Nadira Samudera Banyu Biru
99
98. Rasa Syukur
100
99. Eijaz anakku
101
100. Dimana kamu sekarang?
102
101. Dua puluh sembilan Jam perjalanan
103
102. Apakah anda ayah dari Eijaz?
104
103. Saatnya meratukan istriku!
105
104. Aku berjanji..
106
105. Pertemuan
107
106. Bencilah aku, sampai rasa benci itu hilang
108
107. Kita adalah seorang ibu
109
108. Undangan makan malam
110
109. Saling memaafkan
111
111. Ungkapan Hati
112
113. Pamit
113
112. Berita buruk
114
113. Ruang operasi
115
114. Dia adalah bapak dari anakku!
116
115. Kedatangan Banyu
117
116. Kesepakatan dan perdamaian
118
117. Doa Eijaz
119
118. Keluhan Banyu
120
119. Haru membiru
121
120.Pertemuan keluarga
122
121. Pernikahan (End)
123
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!