Laju taksi yang ditumpangi Tasya dan Banyu, berhenti di depan gedung bersejarah milik PT. KAI. Yang juga kita kenal sebagai Lawang Sewu. Gedung tua itu tampak ramai oleh pengunjung yang datang untuk sekedar ingin tahu ada apa di dalam gedung tersebut. Ikon kota Semarang tersebut mulai berdiri sejak tahun 1904, dengan masa pembangunan 3 tahun lamanya. Bangunan yang di dirikan oleh colonial Belanda ini, awalnya didirikan untuk Kantor pusat perusahan Kereta Api Swasta milik Belanda, pada masa itu. Gedung ini juga menjadi bukti awal dari perkembangan perkeretaapian di Indonesia.
Tasya menatap gedung tersebut dengan tatapan yang takjub. Ia tersenyum dengan wajah tak percaya, bila akhirnya dirinya dapat menginjakkan kaki di gedung bersejarah tersebut.
"Ternyata tidak seseram apa yang orang bilang ya mas," Ucap Tasya dengan wajah yang semringah.
"Singa hari memang tidak seram. Malam hari ya terlihat sedikit berbeda." Sahut Banyu.
"Oh ya?" Tasya menatap Banyu dengan tatapan yang polos. Sedangkan Banyu hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Mau makan apa?"
"Hmmmm... memang ada yang jual makanan disekitar sini?" Tanya Tasya.
"Ada, tuh.." Banyu menunjuk pedagang kaki lima yang menjajakan dagangan nya di sekitar pintu masuk gedung Lawang sewu.
"Itu apa mas? Hmmm, maksud ku makanan apa?"
"Ayo kita cari tahu." Banyu menyodorkan tangan nya dengan spontan. Seolah ia ingin Tasya menyambut tangan nya yang siap untuk menggandeng tangan Tasya. Tasya terdiam, ia menatap tangan Banyu yang masih berada di hadapan nya.
"A-ayo." Tasya tersenyum canggung dan berjalan mendahului Banyu. Tangan Banyu ia abaikan begitu saja. Bukan karena apa-apa, ia hanya merasa tidak pantas bila ia bergandengan tangan dengan lelaki yang merupakan kakak kandung dari lelaki yang sedang dekat dengan dirinya, yaitu Putra.
Banyu terdiam, sorot matanya mengikuti langkah Tasya yang baru saja mengabaikan dirinya.
"Astaghfirullah!" Banyu mengusap wajahnya. Tanpa ia sadari, ia menganggap seolah ia sedang berada di jaman dimana ia sedang berada di Lawang Sewu dengan Tika. Seketika ia merasa bersalah dengan sikapnya yang terkesan begitu lancang kepada Tasya. Banyu pun menyusul Tasya yang sedang asik menyusuri trotoar jalan ke arah samping gedung tersebut. Di Sana terlihat banyak sekali pedagang kaki lima dengan gerobak mereka masing-masing. Berbagai makanan ringan hingga berat di jajakan di sana. Hingga langkah kaki Tasya berhenti di sebuah gerobak yang bertuliskan 'Tahu Gimbal'. Dimana Tasya tampak serius melihat tataan sayuran, tahu dan bakwan yang ada di etalase kaca yang berada di atas gerobak tersebut.
"Mau ini?" Tanya Banyu yang baru saja menghentikan langkah kakinya disamping Tasya.
Tasya menoleh dan menatap Banyu dengan tatapan yang masih saja canggung.
"Kalau mau, saya pesankan. Saya juga mau, ini makanan khas Kota ini loh."
Mata Tasya tampak berbinar. Lantas ia menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Mau, Mau..!" Serunya.
Banyu hanya tersenyum dan lalu memesan dua piring tahu gimbal kepada pedagang kaki lima tersebut. Lalu Banyu menarik dua kursi plastik yang berada di sekitar gerobak dan meminta Tasya untuk duduk berdampingan dengan dirinya. Tasya pun menurut, ia duduk di kursi itu dan menatap penjual yang sedang mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat pesanan mereka.
"Saya dengar dari Putra, bila kamu sudah memiliki seorang anak."
Tasya menoleh dan menatap Banyu dengan seksama. Lalu ia tersenyum getir dan mengangguk dengan pelan.
"Maaf bila kamu tidak nyaman dengan pertanyaan saya."
"Tidak masalah mas, itu kenyataan yang sebenarnya." Tasya mencoba membuat Banyu tidak merasa bersalah akan pertanyaan yang telah lelaki itu lontarkan kepada dirinya.
"Terima kasih. Apakah boleh saya mengenal kamu lebih dekat?"
"Maksudnya mas?" Tasya kurang memahami apa yang baru saja Banyu katakan kepada dirinya.
"Maksud saya, kamu kan sedang dekat dengan adik saya. Jadi, sebagai keluarga dari Putra, saya juga ingin mengenal kamu."
Tasya menundukkan wajahnya, ia mulai merasa tidak percaya diri akan statusnya yang seorang janda dengan satu orang anak.
"Memangnya mas Putra cerita apa saja dengan mas Banyu?"
Banyu tersenyum dan membuang pandangan nya ke lalu lalang kendaraan yang sedang melintasi jalan itu.
"Dia tidak banyak cerita. Ia hanya mengatakan bila kamu sudah memiliki seorang anak laki-laki. Dia juga bilang kalau dia sangat menyukai kamu dan tidak mempermasalahkan statusmu."
Tasya tersenyum dan pipinya mulai merona merah. Ia tidak menyangka bila Putra begitu menyukai dirinya.
"Kalau saya boleh tahu, kemana bapak dari anak mu?"
Tasya menatap Banyu dan kembali tersenyum getir.
"Dia berada di rumah sakit jiwa."
Banyu tersentak dan menatap Tasya dengan tak percaya.
"Rumah sakit jiwa?"
"Ya." Tasya kembali tersenyum getir dan membuang pandangan nya ke kerumunan orang yang sedang mengantri untuk dapat masuk ke gedung Lawang Sewu.
"Maaf bila banyak bertanya. Bolehkah saya tahu mengapa ia bisa berakhir di sana?" Banyu menatap Tasya dengan tatapan yang iba. Ia tidak menyangka bila wanita yang duduk di samping nya itu memiliki kisah yang begitu dramatis.
"Dia terjebak dengan cinta masa lalunya. Mas kenal baik Queen kan?"
Banyu mengangguk dan masih menatap Tasya dengan tatapan yang penasaran.
"Cinta masa lalu mantan suami saya adalah Queen." Tasya mencoba tersenyum untuk menegarkan dirinya sendiri. Sedangkan Banyu menghela nafas panjang dan masih mencoba mempercayai cerita Tasya. Ia tidak percaya bila cinta masa lalu mantan suami Tasya adalah Queen.
Banyu mengenal Antoni, mantan tunangan Queen. Karena beberapa kali ia bertemu dengan Antoni saat Queen mengadakan pertemuan dengan Tika, Almarhumah istrinya. Mereka juga sempat mengadakan double date dan menghabiskan waktu bersama saat waktu senggang mereka. Antoni adalah lelaki baik dan setia. Hal itu juga yang membuat Banyu merasa heran, bila Queen tidak jadi menikah dengan Antoni. Pasalnya selain Antoni adalah orang yang baik, Antoni juga terlihat sangat mencintai dan menghargai Queen, sebagai kekasihnya. Terakhir pertanyaan itu terjawab, saat Tika menceritakan bila keluarga Antoni selalu mendesak untuk mempercepat pernikahan, tanpa mau peduli bila Queen dan keluarganya sedang mengalami musibah. Tetapi setelah itu Banyu tidak tahu lagi cerita tentang Antoni. Baru lah pada kesempatan ini ia mulai paham, bila Antoni menikahi wanita yang kini duduk di samping dirinya.
"Lalu, mengapa kamu bisa mengenal Queen dan bersahabat dengan nya?" Tanya Banyu, yang semakin penasaran.
"Aku tahu, yang salah adalah mantan suami ku. Aku tidak berhak membenci Queen. Karena aku tahu betul, seperti apa Queen menghindari mantan suami ku. Aku sudah terlalu berusaha dan banyak memberikan kesempatan kepadanya. Tetapi, ia tidak kunjung berusaha untuk melihat aku seperti aku ini istrinya. Aku tidak dianggap sama sekali. Pikiran nya selalu tertuju pada Queen."
Banyu tertegun mendengar penjelasan dari Tasya. Ia tidak menyangka bila Tasya memiliki hati yang begitu luar biasa. Hati seperti itu tidak banyak dimiliki oleh wanita. Rata-rata wanita akan melimpahkan rasa sakit hatinya pada wanita yang disukai suaminya. Tanpa mau melihat sisi lain dari permasalahan yang ada.
"Kamu orang baik."
Tasya menatap Banyu dengan seksama. Mereka saling melemparkan senyuman dan lalu mulai terlihat kembali canggung.
"Permisi, pesanan nya." Ucap penjual tahu gimbal, sambil menyodorkan dua piring tahu gimbal pesanan Tasya dan Banyu.
"Kita makan dulu, nanti kita lanjut cerita-cerita ya." Ucap Banyu. Lalu ia meraih pesanan nya dan Tasya dari tangan pedagang itu dan menyerahkan salah satu piring tersebut kepada Tasya.
"Terima kasih mas," Ucap Tasya seraya menerima pesanan nya dari tangan Banyu.
"Sama-sama," Sahut Banyu di iringi senyuman manis yang membuat Tasya terpaku karenanya.
"Astaga... kenapa makin kesini, ini orang semakin menarik?" Batin Tasya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
TAPI LOO TRLANJUT TRJERAT SAMA PUTRA... SHARUSNYA JGN CEPAT MRESPEK PUTRA, KLO HATI LO BLM SIAP,, INI MNGKIN EFEK LO MNJANDA, DN EFEK SLAMA MNIKAH DGN ANTONI TDK MNDAPATKN KSIH SYG. CINTA DAN PRHATIAN, BGITU PUTRA DAJJAL MASUK, LGSUNG TRGUGAH
2022-09-04
2
Kafie73
ihiiir.... mas Banyu makin tersepona eh terpesona diing 😆
2022-08-06
2
Muh. Yahya Adiputra
tasya tambah terpesona dengan kegantengan banyu😍😍😍
2022-05-12
3