03. Nasihat untuk Putra

Tasya termenung di tepi ranjang nya. Ia menatap Rafis yang sudah tertidur lelap di atas ranjang itu. Sedangkan dirinya belum juga dapat tertidur karena ia harus menyelesaikan sedikit lagi pekerjaannya yang sempat tertunda. Tasya beranjak menuju ke dapur, lalu ia membuat segelas cokelat panas untuk menemani dirinya duduk di depan laptop. Setelah cokelat panas itu selesai ia buat, ia membawanya ke ruang keluarga dan mulai membuka laptop nya.

Tiba-tiba saja, ponselnya berdering. Tertera nama mantan mertuanya di layar ponsel itu. Dengan ragu, Tasya meraih ponselnya dan menghela nafas panjang. Bukan tidak ingin mengangkat panggilan telepon tersebut, melainkan dirinya merasa jera dengan segala caci maki yang pernah dikeluarkan mantan mertuanya itu kepada dirinya.

"Mentang-mentang anak saya sudah gila, terus kamu dengan gampang nya mencampakkan dia. Membawa serta cucu saya! Dimana hati nurani mu! Saya pikir menikahkan anak saya dengan saudara sendiri akan bagus, ternyata kalau saudara nya seperti kamu itu, sama saja busuk nya dengan perempuan diluar sana! Dasar tidak tahu diri! masih lebih baik Queen dari pada kamu! kamu tahu itu Tasya!" Maki Ibunya Antoni, kala mereka tersambung dalam sebuah panggilan telepon di suatu senja.

Tasya bukan tidak berani melawan bude nya itu. Tetapi ia merasa benar-benar malas untuk berdebat dengan budenya. Karena sedikit saja bila dirinya salah berbicara, ia akan lebih banyak lagi mendapatkan caci dan maki dari wanita paruh baya itu. Tasya mematikan ponselnya, lalu ia menyandarkan punggung nya di sandaran sofa.

"Entah mengapa, aku benar-benar merasa sangat menyesal pernah menikah dengan Antoni!" Batin nya sebagai manusia membuat ia bergumam seperti itu.

Tiba-tiba saja, wajah Banyu terlintas di benak nya. Entah mengapa lelaki dingin nan tampan itu datang begitu saja, tanpa di undang kedalam pikiran nya. Tasya tersenyum sendiri, kala mengingat senyuman Banyu yang sempat ia lihat kala berbincang dengan dirinya.

"Mas Banyu.." Gumam nya.

Entah mengapa, kala mengingat Banyu ada sedikit kebahagiaan yang muncul di raut wajah Tasya. Entah mengapa juga, pikiran Tasya mulai di serang berbagai hal tentang Banyu. Tasya sendiri pun merasa heran, setelah ia lepas dari mantan suami nya, banyak lelaki yang berniat dekat dengan dirinya. Namun Tasya acuh saja, baru kali ini pikiran nya teralihkan karena seorang lelaki. Yaitu, lelaki dingin nan sedang patah hati.

Tasya menggelengkan kepalanya, dan kembali tersenyum. Lalu ia menyalakan laptopnya dan mencoba asik mengerjakan pekerjaan nya yang tertunda. Tetapi, ia tidak dapat berkonsentrasi sedikitpun. Angan nya selalu berusaha membawa ia berpikir tentang Banyu.

"Duh... ada apa sih!" Keluhnya seraya mengusap wajah nya yang cantik.

...

"Dari mana kamu?" Tanya Banyu saat melihat Putra yang baru saja pulang pada pukul sebelas malam.

Putra yang tidak menyadari ada Banyu di ruang tamu, membuat dirinya terkejut saat kakak nya itu menyapa dirinya.

"Astaga! Aa! Kaget aku!" Putra menepuk dadanya.

"Kamu tuh dari mana? Kenapa baru pulang hampir tengah malam?"

Putra tersenyum dan beranjak duduk menghampiri Banyu.

"Ada deh A'..."

"Cewek?" Tanya Banyu dengan wajah yang datar.

Putra tersenyum misterius. Lalu ia mengeluarkan sebungkus rokok dari dalam saku celana nya dan membakar sebatang rokok yang baru saja ia keluarkan dari bungkus rokok tersebut.

"Aa tidak mau mengatur-ngatur hidup mu Put, tetapi mempermainkan wanita sama saja merendahkan dirimu sendiri."

Putra terdiam, ia menatap Banyu dalam-dalam.

"Maksud Aa'?"

"Put, bagaimana kamu akan di terima dengan tulus kalau kamu saja tidak tulus dengan wanita? Cari satu yang benar-benar mau kamu nikahi, menikah dan memiliki anak. Jalani hidup dengan baik dan bahagia dalam rumah tangga. Karena tujuan akhir kita adalah keluarga. Usia mu sudah lebih dari usia pernikahan pada umumnya. Cobalah sekali saja serius dengan wanita. Bukan hanya sekedar suka, tidur, dan selesai."

Putra kembali terdiam, dirinya bagaikan tertampar dengan ucapan kakak kandung nya itu. Meskipun dirinya tidak pernah bisa di atur oleh kedua orang tuanya, tetapi ia selalu mendengarkan ucapan Banyu, hanya Banyu lah yang bisa ia segani selama ini. Karena sosok Banyu benar-benar bisa untuk di hormati. Banyu juga memiliki cara untuk mendekati dan berbicara secara pribadi dengan Putra. Maka Putra pun merasa hanya Banyu lah yang dapat di dengar. Karena segala hal yang Banyu katakan memang dapat di cerna oleh dirinya.

"Iya Aa," Ucap Putra.

"Usiamu sudah tiga puluh lima tahun. Kamu tahu, lima belas tahun ke depan, kamu sudah lima puluh tahun. Lima belas tahun itu sebentar saja. Tidak ada yang bisa mencegah waktu berjalan, mereka terus berjalan tanpa bisa bertoleransi dengan penyesalan."

Putra menundukkan wajahnya dalam-dalam.

"Apa yang kamu tunggu? Temukan bidadari mu, berkeluarga lah. Akhiri segala kenakalan kamu."

Putra menatap Banyu yang terlihat santai saat menasihati dirinya.

"Iya A'..."

"Ya sudah, Aa' mau tidur dulu." Banyu beranjak dari duduknya dan bergegas melangkah menuju ke kamarnya.

"A'," Panggil Putra.

Banyu menghentikan langkahnya dan menoleh menatap Putra.

"Ya?"

"Apa Aa' nanti akan menikah lagi?"

Banyu terdiam karena pertanyaan dari Putra. Ia menghela nafas panjang dan mencoba tersenyum.

"Hidup harus berjalan, aku akan berusaha menemui orang yang mampu membuka hatiku." Tegas nya. Lalu ia kembali melangkah menuju ke kamarnya.

Putra terdiam, jari jemari nya memainkan batang rokok yang terselip di jarinya. Asap rokok itu melayang memenuhi ruang tamu tersebut. Sesekali Putra menghisap rokok itu dan mencoba berpikir tentang masa depan. Selama ini ia terus bermain-main, hanya Queen yang mampu membuat dirinya memikirkan masa depan. Namun cinta nya di tolak mentah-mentah oleh Queen. Saat ini, belum ada wanita yang bisa membuat dirinya berpikir untuk menikah. Sebenarnya jauh di lubuk hatinya yang terdalam, ia masih merasa kecewa karena Queen lebih memilih Raka. Namun ia mencoba menepis semuanya hanya karena ia tidak mau terus merasakan sakit hatinya kepada Queen.

Putra menyenderkan punggung nya di senderan sofa. Lalu ia menatap langit-langit ruang tamu itu. Mencoba meresapi setiap kata dari apa yang di ucapkan oleh Banyu. Ya, Putra mulai merasa dirinya harus segera serius dalam suatu hubungan. Menikah, membangun keluarga dan memiliki anak. Dirinya harus mampu move on dari Queen, ini semua demi masa depan nya.

"Ok, aku akan mencari seseorang yang pantas untuk aku jadikan istri, mencintainya dan menikahinya dengan sungguh-sungguh. Aku harus berubah, tiga puluh lima tahun sudah tidak ada waktu untuk bermain-main lagi." Batin nya.

Terpopuler

Comments

Muh. Yahya Adiputra

Muh. Yahya Adiputra

jangan sampai disini putra dan banyu yg kembali bersaing demi mendapatkan tasya😪😪😪

karena tasya pada dasarnya sudah jatuh cinta pada banyu melihat senyum dari duren itu 😍😍😍

2022-04-07

3

Muh. Yahya Adiputra

Muh. Yahya Adiputra

bagusss banget donk kalau Queen memilih raka, karena kamu tdk lebih baik darinya. meskipun pada dasarnya raka juga tdklah sempurna 😪😪😪

tapi setidaknya dia bertanggungjawab dan tdk seperti dirimu yg plAboy🙄🙄🙄

2022-04-07

1

Muh. Yahya Adiputra

Muh. Yahya Adiputra

ternyata putra sangat bejat dengan mengandalkan parasnyA😏😏😏

ingat donk kalau apa yg kau lakukan bisa menjadi karma buatmu😤😤😤

2022-04-07

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 01. Kisah
3 02. Pertemuan
4 03. Nasihat untuk Putra
5 04. Pertemuan kembali
6 05. Sang pemilik senyuman manis
7 06. Ingin tahu
8 07. Aku akan menunggu
9 08. Perkenalan
10 09. Indah, namun pilu
11 10. Cepatlah menikah
12 11. Sangat berbeda
13 12. Suami istri?
14 13. Ancaman
15 14. Perasaan apa ini?
16 15. Bayang-bayang ilusi
17 16. Ini hari pertama ku
18 17. Canggung
19 18. Mau kemana kita?
20 19. Tahu Gimbal
21 20. Rasa yang aneh
22 21. Ancaman mengintai
23 22. POV Alia
24 23. Debaran yang sama
25 24. Undangan
26 25. Lantas?
27 26. Apakah mungkin?
28 27. Memenuhi undangan
29 28. Kabar buruk
30 29. Kamu kenapa?
31 30. Pesan Banyu
32 31. Rasa iri
33 32. Pengakuan Anton
34 33. Pilih yang mana?
35 34. Untuk sementara
36 35. Apa yang aku lakukan?
37 36. Risau
38 37. Panggilan dari Solo
39 38. Permintaan Rafis
40 39. Apakah ini pertanda?
41 40. Calon istri
42 41. Jadi?
43 42. Berita baik
44 43. Jati diri Banyu
45 44. Andaikan..
46 45. Mencari Tahu
47 46. Come to mama
48 47. Terpesona
49 48. Kembali Risau
50 49. Ini Gawattt..!
51 50. Mengapa?
52 51. Pupus
53 52. Bunga-bunga yang membuat berbunga-bunga
54 53. Dilema
55 54. Video
56 55. Ekspektasi
57 56. Undangan keruangan meeting
58 57. Teror mental
59 58. Ultimatum dari Putra
60 59. Menyewa mata-mata
61 60. Pengakuan Bohong
62 61. Malam ini
63 62. Curhat Anton
64 63. Malam tersakit
65 64. Buah pikir dari banyak hati
66 65. Meninggalkan rumah Alia
67 66. Keraguan yang mulai muncul
68 67. Salah paham
69 68. Daun?
70 69. Angan-angan atau Takdir?
71 70. POV keluarga Banyu
72 71. Hentikan!
73 72. Kehadiran Banyu
74 73. Sidang Keluarga
75 74. Penyesalan
76 75. Saya Bersedia
77 76. Harapan yang pupus
78 77. Sah!
79 78. Bodohnya aku!
80 79. Roller coaster
81 80. Kebahagiaan
82 81. Kekecewaan Ambu
83 82. Lembaran baru
84 83. Selamat tinggal masa lalu
85 84. Maafkan ibu
86 85. Memaafkan masa lalu
87 86. Berakhirnya persahabatan
88 87. Kami sudah menikah..
89 88. Tasya!
90 89. Restu
91 90. Buah dari kesabaran
92 91. Malam yang indah
93 92. Sampai berjumpa lagi
94 93. Doa yang terkabul
95 94. Dua opsi
96 95. Wanita adalah Ratu
97 96. Aroma kebebasan
98 97. Nadira Samudera Banyu Biru
99 98. Rasa Syukur
100 99. Eijaz anakku
101 100. Dimana kamu sekarang?
102 101. Dua puluh sembilan Jam perjalanan
103 102. Apakah anda ayah dari Eijaz?
104 103. Saatnya meratukan istriku!
105 104. Aku berjanji..
106 105. Pertemuan
107 106. Bencilah aku, sampai rasa benci itu hilang
108 107. Kita adalah seorang ibu
109 108. Undangan makan malam
110 109. Saling memaafkan
111 111. Ungkapan Hati
112 113. Pamit
113 112. Berita buruk
114 113. Ruang operasi
115 114. Dia adalah bapak dari anakku!
116 115. Kedatangan Banyu
117 116. Kesepakatan dan perdamaian
118 117. Doa Eijaz
119 118. Keluhan Banyu
120 119. Haru membiru
121 120.Pertemuan keluarga
122 121. Pernikahan (End)
123 Epilog
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Prolog
2
01. Kisah
3
02. Pertemuan
4
03. Nasihat untuk Putra
5
04. Pertemuan kembali
6
05. Sang pemilik senyuman manis
7
06. Ingin tahu
8
07. Aku akan menunggu
9
08. Perkenalan
10
09. Indah, namun pilu
11
10. Cepatlah menikah
12
11. Sangat berbeda
13
12. Suami istri?
14
13. Ancaman
15
14. Perasaan apa ini?
16
15. Bayang-bayang ilusi
17
16. Ini hari pertama ku
18
17. Canggung
19
18. Mau kemana kita?
20
19. Tahu Gimbal
21
20. Rasa yang aneh
22
21. Ancaman mengintai
23
22. POV Alia
24
23. Debaran yang sama
25
24. Undangan
26
25. Lantas?
27
26. Apakah mungkin?
28
27. Memenuhi undangan
29
28. Kabar buruk
30
29. Kamu kenapa?
31
30. Pesan Banyu
32
31. Rasa iri
33
32. Pengakuan Anton
34
33. Pilih yang mana?
35
34. Untuk sementara
36
35. Apa yang aku lakukan?
37
36. Risau
38
37. Panggilan dari Solo
39
38. Permintaan Rafis
40
39. Apakah ini pertanda?
41
40. Calon istri
42
41. Jadi?
43
42. Berita baik
44
43. Jati diri Banyu
45
44. Andaikan..
46
45. Mencari Tahu
47
46. Come to mama
48
47. Terpesona
49
48. Kembali Risau
50
49. Ini Gawattt..!
51
50. Mengapa?
52
51. Pupus
53
52. Bunga-bunga yang membuat berbunga-bunga
54
53. Dilema
55
54. Video
56
55. Ekspektasi
57
56. Undangan keruangan meeting
58
57. Teror mental
59
58. Ultimatum dari Putra
60
59. Menyewa mata-mata
61
60. Pengakuan Bohong
62
61. Malam ini
63
62. Curhat Anton
64
63. Malam tersakit
65
64. Buah pikir dari banyak hati
66
65. Meninggalkan rumah Alia
67
66. Keraguan yang mulai muncul
68
67. Salah paham
69
68. Daun?
70
69. Angan-angan atau Takdir?
71
70. POV keluarga Banyu
72
71. Hentikan!
73
72. Kehadiran Banyu
74
73. Sidang Keluarga
75
74. Penyesalan
76
75. Saya Bersedia
77
76. Harapan yang pupus
78
77. Sah!
79
78. Bodohnya aku!
80
79. Roller coaster
81
80. Kebahagiaan
82
81. Kekecewaan Ambu
83
82. Lembaran baru
84
83. Selamat tinggal masa lalu
85
84. Maafkan ibu
86
85. Memaafkan masa lalu
87
86. Berakhirnya persahabatan
88
87. Kami sudah menikah..
89
88. Tasya!
90
89. Restu
91
90. Buah dari kesabaran
92
91. Malam yang indah
93
92. Sampai berjumpa lagi
94
93. Doa yang terkabul
95
94. Dua opsi
96
95. Wanita adalah Ratu
97
96. Aroma kebebasan
98
97. Nadira Samudera Banyu Biru
99
98. Rasa Syukur
100
99. Eijaz anakku
101
100. Dimana kamu sekarang?
102
101. Dua puluh sembilan Jam perjalanan
103
102. Apakah anda ayah dari Eijaz?
104
103. Saatnya meratukan istriku!
105
104. Aku berjanji..
106
105. Pertemuan
107
106. Bencilah aku, sampai rasa benci itu hilang
108
107. Kita adalah seorang ibu
109
108. Undangan makan malam
110
109. Saling memaafkan
111
111. Ungkapan Hati
112
113. Pamit
113
112. Berita buruk
114
113. Ruang operasi
115
114. Dia adalah bapak dari anakku!
116
115. Kedatangan Banyu
117
116. Kesepakatan dan perdamaian
118
117. Doa Eijaz
119
118. Keluhan Banyu
120
119. Haru membiru
121
120.Pertemuan keluarga
122
121. Pernikahan (End)
123
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!