02. Pertemuan

Langit gelap, gemuruh terdengar bersahutan di langit. Tepat pukul lima sore, Tasya bergegas keluar dari kantornya. Wanita cantik itu menghentikan langkahnya saat berada di lobby kantor itu. Ia menatap hujan yang turun tanpa sempat gerimis sebelumya. Air hujan seakan tercurah dari langit. Tasya hanya bisa menunggu hujan sedikit mereda, karena ia memarkirkan mobil nya di depan kantor tersebut.

Tasya melirik ke arah sofa yang terdapat di lobby kantor itu. Lalu ia bergegas menghampiri sofa itu dan duduk di sana. Tasya mengeluarkan ponsel nya dan mengecek pesan-pesan yang belum sempat ia baca, setelah seharian ia sibuk bekerja untuk masa depan nya dan Rafis, putra semata wayangnya. Matanya tertuju kepada satu pesan yang tertuliskan nama mantan mertuanya, yaitu ibu dari Antoni. Dengan ragu, Tasya membuka pesan tersebut dan mencoba membacanya satu persatu. Karena mantan mertuanya itu mengirim pesan berkali-kali kepada dirinya.

Tasya, bagaimana kabar Rafis?

Mengapa kamu tidak menjawab pesan saya?

Tasya, kamu mau memutuskan silaturahmi saya dengan cucu saya ya? Mentang-mentang kamu sudah mencampakkan anak saya. Sekarang kamu mau ambil cucu saya satu-satunya!

Tasya, jawab!

Terlihat juga beberapa panggilan tak terjawab di kolom WhatsApp chat antara Tasya dan mantan mertuanya itu.

Tasya menghela nafas panjang, lalu ia menyenderkan punggungnya di senderan sofa tersebut. Matanya menatap ke langit-langit lobby tersebut.

"Kenapa sih bude tidak pernah berubah?" Gumam nya.

Ya, karena masih memiliki hubungan kerabat, Tasya memanggil mertuanya itu dengan sebutan bude. Begitulah sosok mantan mertuanya itu. Selalu berpikir negatif dan terlalu cepat menyimpulkan sesuatu tanpa tabayyun sebelumnya.

Tasya yang lelah, terlihat malas untuk membalas pesan dari mantan mertuanya itu. Lalu matanya kembali menatap keluar kantor, hujan terlihat semakin deras. Lagi-lagi Tasya menghela nafas panjang. Pikiran nya tertuju kepada Rafis, balita yang terlahir dari pernikahan antara dirinya dan Antoni. Rafis ia titipkan kepada baby sister yang bekerja di rumah nya. Sebagai seorang ibu, pikirnya tidak pernah tenang saat meninggalkan anak semata wayangnya itu untuk bekerja. Setiap hari ia hanya ingin cepat pulang, hanya untuk segera memeluk Rafis dengan erat.

"Andaikan aku bertemu dengan orang yang tepat, mungkin aku tidak perlu lagi bekerja. Aku akan melayaninya dengan baik dan mendekap Rafis sepanjang waktu." Keluh Tasya, di dalam hatinya.

Tiba-tiba, matanya tertuju kepada seorang yang baru saja keluar dari lift. Matanya terus memperhatikan orang tersebut yang sedang melangkah menuju ke luar kantor itu.

"Mas Banyu?" Gumam Tasya.

"Apa benar itu Mas Banyu? Sepertinya iya..." Tasya berusaha kembali menegaskan tatapan nya kepada lelaki yang kini menghentikan langkahnya di depan kantor tersebut. Karena penasaran, Tasya beranjak dari duduk nya dan bergegas menghampiri lelaki yang juga sedang menunggu hujan reda di luar lobby kantor itu.

"Mas Banyu," Sapa Tasya.

Lelaki itu menoleh dan menatap Tasya dengan seksama. Keningnya mengerut, tanda ia mencoba mengingat sosok wanita yang memanggil namanya itu.

"Masih ingat dengan saya?" Tanya Tasya.

Perlahan, ekspresi wajah Banyu mulai terlihat santai, tanda ia telah mengingat wanita yang berdiri di depan nya itu.

"Teman nya Queen kan?" Tanya Banyu.

"Iya Mas," Tasya tersenyum semringah, karena ia merasa di ingat oleh Banyu.

"Kok disini?" Tanya Banyu lagi.

"Ini kantor ku Mas."

"Hah?" Banyu terlihat terkejut dengan jawaban Tasya. Beberapa kali ia mampir ke kantor rekanan nya ini, tetapi tidak sekalipun ia pernah melihat Tasya.

"Aku sering kesini. Tetapi, baru kali ini aku melihat kamu," Ucap Banyu dengan berterus terang.

"Ah, aku baru kerja disini Mas." Tegas Tasya.

"Ooooo... pantas saja." Banyu tersenyum kecil. Saat itu juga Tasya terpaku pada senyum manis yang dimiliki lelaki itu. Hari ini ia baru melihat bila Banyu benar-benar tersenyum dengan tulus. Saat ia bertemu dengan lelaki itu di komplek pemakaman, tidak sekalipun ia melihat Banyu benar-benar tersenyum dengan tulus. Melihat senyuman Banyu yang Tasya tahu bila Banyu masih terus berduka akan kepergian istri dan calon buah hatinya pun membuat Tasya tersenyum bahagia.

"Mas sendiri ngapain disini?" Tanya Tasya yang penasaran akan adanya Banyu di kantor tempat dirinya bekerja.

"Hmmm, ada urusan." Ucap Banyu singkat.

Tasya mengangguk paham, lalu ia berdiri tepat di samping Banyu. Mereka berdua menatap air hujan yang terus tercurah dari langit.

"Kenapa masih disini?" Banyu berusaha memecah kesunyian antara dirinya dan Tasya.

"Hujan mas," Sahut Tasya.

"Memang tidak bawa mobil?" Tanya Banyu lagi.

"Saya parkir disana mas," Tasya menunjuk lapangan parkir yang terguyur air hujan yang deras.

"Oh," Banyu mengangguk paham. Dirinya pun sama, ia menunggu hujan sedikit reda agar ia bisa berlari ke arah lapangan parkir itu.

Dan hening....

.

"Pertemuan kita sampai disini, wassalamu'alaikum warohmatulohi wabarakatuh," Ucap Putra, saat ia mengakhiri jam pertemuan nya dengan para mahasiswa dan mahasiswinya di sebuah kampus tempat dirinya bekerja.

Putra adalah seorang dosen, ia baru saja pindah ke kampus itu. Sebelumnya ia mengajar di sebuah kampus di Kota Bandung. Tetapi ia merasa dirinya harus pindah ke Jakarta, untuk menemani Banyu yang sedang patah hati karena di kehilangan Tika. Putra adalah adik yang baik, ia sangat perhatian dengan Banyu, kakak satu-satunya. Karena hanya Banyu lah saudara yang ia miliki. Ia tidak memiliki adik atau pun saudara yang lain nya.

Seorang mahasiswi menghampiri Putra, mahasiswi yang cantik itu pun tersenyum kepada Putra yang sedang membereskan buku bawaan nya yang terlihat berantakan di atas mejanya.

"Pak, saya mau tanya masalah..."

Putra menatap mahasiswi nya dengan tatapan yang terlihat begitu yang mempesona, sehingga mahasiswi nya itu tak sanggup melanjutkan kata-kata yang akan ia ucapkan kepada Putra.

"Ya?" Tanya Putra.

"Anu pak, hmmm..."

Putra tersenyum, yang membuat mahasiswi nya membeku.

"Mau tanya apa?"

"Anu.. hmmm.. materi yang tadi, saya belum paham pak,"

"Oh.. maka kamu harus lebih memperhatikan apa yang saya terangkan," Ucap Putra, sembari kembali membereskan buku-bukunya.

Mahasiswi itu terdiam, lalu ia menundukkan wajahnya dalam-dalam.

"Iya pak, maaf."

Putra kembali menatap gadis cantik itu dan mulai tersenyum.

"Mau saya antar kan pulang? Kamu bukan tidak mengerti materinya, kamu sedang berusaha mendekati saya."

Mahasiswi itu terperangah dan membalas tatapan Putra.

"Pak... saya..."

Temui saya diparkiran." Putra berlalu dari hadapan mahasiswi itu.

Mahasiswi itu terdiam, ia menatap punggung Putra yang berjalan meninggalkan ruangan tersebut. Lalu mahasiswi yang bernama Wina tersebut tersenyum penuh arti. Siapa yang tidak terpesona dengan sosok Putra, laki-laki tampan dengan tubuh yang atletis serta penampilan yang sangat menarik? Ditambah dengan gaya Putra yang terlihat sedikit cuek dan nakal, membuat saliva membanjiri rongga mulut mahasiswi yang berada di kelasnya.

"Akhirnya..." Gumam mahasiswi tersebut.

Terpopuler

Comments

novita setya

novita setya

putra nackal iq

2022-06-25

2

Muh. Yahya Adiputra

Muh. Yahya Adiputra

ternyata putra mendapatkan mahasiswi yg centil juga.. sangat cocok dengan dirimu yg jugA plaboy😂😂😂

2022-04-07

1

Muh. Yahya Adiputra

Muh. Yahya Adiputra

mantan ibu mertua mu sama saja seperti antoni yg tdk punya hati😒😒😒

2022-04-07

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 01. Kisah
3 02. Pertemuan
4 03. Nasihat untuk Putra
5 04. Pertemuan kembali
6 05. Sang pemilik senyuman manis
7 06. Ingin tahu
8 07. Aku akan menunggu
9 08. Perkenalan
10 09. Indah, namun pilu
11 10. Cepatlah menikah
12 11. Sangat berbeda
13 12. Suami istri?
14 13. Ancaman
15 14. Perasaan apa ini?
16 15. Bayang-bayang ilusi
17 16. Ini hari pertama ku
18 17. Canggung
19 18. Mau kemana kita?
20 19. Tahu Gimbal
21 20. Rasa yang aneh
22 21. Ancaman mengintai
23 22. POV Alia
24 23. Debaran yang sama
25 24. Undangan
26 25. Lantas?
27 26. Apakah mungkin?
28 27. Memenuhi undangan
29 28. Kabar buruk
30 29. Kamu kenapa?
31 30. Pesan Banyu
32 31. Rasa iri
33 32. Pengakuan Anton
34 33. Pilih yang mana?
35 34. Untuk sementara
36 35. Apa yang aku lakukan?
37 36. Risau
38 37. Panggilan dari Solo
39 38. Permintaan Rafis
40 39. Apakah ini pertanda?
41 40. Calon istri
42 41. Jadi?
43 42. Berita baik
44 43. Jati diri Banyu
45 44. Andaikan..
46 45. Mencari Tahu
47 46. Come to mama
48 47. Terpesona
49 48. Kembali Risau
50 49. Ini Gawattt..!
51 50. Mengapa?
52 51. Pupus
53 52. Bunga-bunga yang membuat berbunga-bunga
54 53. Dilema
55 54. Video
56 55. Ekspektasi
57 56. Undangan keruangan meeting
58 57. Teror mental
59 58. Ultimatum dari Putra
60 59. Menyewa mata-mata
61 60. Pengakuan Bohong
62 61. Malam ini
63 62. Curhat Anton
64 63. Malam tersakit
65 64. Buah pikir dari banyak hati
66 65. Meninggalkan rumah Alia
67 66. Keraguan yang mulai muncul
68 67. Salah paham
69 68. Daun?
70 69. Angan-angan atau Takdir?
71 70. POV keluarga Banyu
72 71. Hentikan!
73 72. Kehadiran Banyu
74 73. Sidang Keluarga
75 74. Penyesalan
76 75. Saya Bersedia
77 76. Harapan yang pupus
78 77. Sah!
79 78. Bodohnya aku!
80 79. Roller coaster
81 80. Kebahagiaan
82 81. Kekecewaan Ambu
83 82. Lembaran baru
84 83. Selamat tinggal masa lalu
85 84. Maafkan ibu
86 85. Memaafkan masa lalu
87 86. Berakhirnya persahabatan
88 87. Kami sudah menikah..
89 88. Tasya!
90 89. Restu
91 90. Buah dari kesabaran
92 91. Malam yang indah
93 92. Sampai berjumpa lagi
94 93. Doa yang terkabul
95 94. Dua opsi
96 95. Wanita adalah Ratu
97 96. Aroma kebebasan
98 97. Nadira Samudera Banyu Biru
99 98. Rasa Syukur
100 99. Eijaz anakku
101 100. Dimana kamu sekarang?
102 101. Dua puluh sembilan Jam perjalanan
103 102. Apakah anda ayah dari Eijaz?
104 103. Saatnya meratukan istriku!
105 104. Aku berjanji..
106 105. Pertemuan
107 106. Bencilah aku, sampai rasa benci itu hilang
108 107. Kita adalah seorang ibu
109 108. Undangan makan malam
110 109. Saling memaafkan
111 111. Ungkapan Hati
112 113. Pamit
113 112. Berita buruk
114 113. Ruang operasi
115 114. Dia adalah bapak dari anakku!
116 115. Kedatangan Banyu
117 116. Kesepakatan dan perdamaian
118 117. Doa Eijaz
119 118. Keluhan Banyu
120 119. Haru membiru
121 120.Pertemuan keluarga
122 121. Pernikahan (End)
123 Epilog
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Prolog
2
01. Kisah
3
02. Pertemuan
4
03. Nasihat untuk Putra
5
04. Pertemuan kembali
6
05. Sang pemilik senyuman manis
7
06. Ingin tahu
8
07. Aku akan menunggu
9
08. Perkenalan
10
09. Indah, namun pilu
11
10. Cepatlah menikah
12
11. Sangat berbeda
13
12. Suami istri?
14
13. Ancaman
15
14. Perasaan apa ini?
16
15. Bayang-bayang ilusi
17
16. Ini hari pertama ku
18
17. Canggung
19
18. Mau kemana kita?
20
19. Tahu Gimbal
21
20. Rasa yang aneh
22
21. Ancaman mengintai
23
22. POV Alia
24
23. Debaran yang sama
25
24. Undangan
26
25. Lantas?
27
26. Apakah mungkin?
28
27. Memenuhi undangan
29
28. Kabar buruk
30
29. Kamu kenapa?
31
30. Pesan Banyu
32
31. Rasa iri
33
32. Pengakuan Anton
34
33. Pilih yang mana?
35
34. Untuk sementara
36
35. Apa yang aku lakukan?
37
36. Risau
38
37. Panggilan dari Solo
39
38. Permintaan Rafis
40
39. Apakah ini pertanda?
41
40. Calon istri
42
41. Jadi?
43
42. Berita baik
44
43. Jati diri Banyu
45
44. Andaikan..
46
45. Mencari Tahu
47
46. Come to mama
48
47. Terpesona
49
48. Kembali Risau
50
49. Ini Gawattt..!
51
50. Mengapa?
52
51. Pupus
53
52. Bunga-bunga yang membuat berbunga-bunga
54
53. Dilema
55
54. Video
56
55. Ekspektasi
57
56. Undangan keruangan meeting
58
57. Teror mental
59
58. Ultimatum dari Putra
60
59. Menyewa mata-mata
61
60. Pengakuan Bohong
62
61. Malam ini
63
62. Curhat Anton
64
63. Malam tersakit
65
64. Buah pikir dari banyak hati
66
65. Meninggalkan rumah Alia
67
66. Keraguan yang mulai muncul
68
67. Salah paham
69
68. Daun?
70
69. Angan-angan atau Takdir?
71
70. POV keluarga Banyu
72
71. Hentikan!
73
72. Kehadiran Banyu
74
73. Sidang Keluarga
75
74. Penyesalan
76
75. Saya Bersedia
77
76. Harapan yang pupus
78
77. Sah!
79
78. Bodohnya aku!
80
79. Roller coaster
81
80. Kebahagiaan
82
81. Kekecewaan Ambu
83
82. Lembaran baru
84
83. Selamat tinggal masa lalu
85
84. Maafkan ibu
86
85. Memaafkan masa lalu
87
86. Berakhirnya persahabatan
88
87. Kami sudah menikah..
89
88. Tasya!
90
89. Restu
91
90. Buah dari kesabaran
92
91. Malam yang indah
93
92. Sampai berjumpa lagi
94
93. Doa yang terkabul
95
94. Dua opsi
96
95. Wanita adalah Ratu
97
96. Aroma kebebasan
98
97. Nadira Samudera Banyu Biru
99
98. Rasa Syukur
100
99. Eijaz anakku
101
100. Dimana kamu sekarang?
102
101. Dua puluh sembilan Jam perjalanan
103
102. Apakah anda ayah dari Eijaz?
104
103. Saatnya meratukan istriku!
105
104. Aku berjanji..
106
105. Pertemuan
107
106. Bencilah aku, sampai rasa benci itu hilang
108
107. Kita adalah seorang ibu
109
108. Undangan makan malam
110
109. Saling memaafkan
111
111. Ungkapan Hati
112
113. Pamit
113
112. Berita buruk
114
113. Ruang operasi
115
114. Dia adalah bapak dari anakku!
116
115. Kedatangan Banyu
117
116. Kesepakatan dan perdamaian
118
117. Doa Eijaz
119
118. Keluhan Banyu
120
119. Haru membiru
121
120.Pertemuan keluarga
122
121. Pernikahan (End)
123
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!