🌻🌻🌻🌻🌻
BRAK
Suara pintu mobil yang di tutup keras membuat seorang pria tampan di balik kursi kemudi tersentak kaget melihat kelakuan putra tampan dari sahabatnya tersebut.
"Astaga Abang ..." kesal Tara ikut turun dari dalam mobil mewahnya sebelum setan kecil itu menghilang dari balik pintu utama kediaman milik seorang gadis cantik.
"Jangan lari-lari dasar setan kecil nakal," teriaknya tanpa peduli beberapa pelayan yang membersihkan kediaman Qiara setiap seminggu sekali melihatnya dengan tatapan sulit di artikan.
Pria tampan itu tengah menjadi pusat perhatian sekarang. Mulai dari keluar mobil sampai hendak melangkah masuk ke dalam rumah tidak sedetik pun mata beberapa pelayan itu berkedip.
"Jaga mata kalian jika masih ingin di gunakan ..." seru Tara mengeluarkan aura dingin tidak bersahabat.
Ia paling benci dengan makhluk bernama perempuan, sejauh ini belum ada yang berhasil membuat hatinya tersentuh walau sedikit saja.
"Apa mereka kurang kerjaan, bahkan melihat pria tampan seperti ku bagai melihat harta karun. Ckck" gumam pria tampan itu seraya melangkah masuk ke dalam rumah berlantai dua milik seorang gadis cantik temuan Erzhan.
#Oops
.
.
.
.
"MOMMY ..."
"Where are doing, Mommy ..."
Suara teriakan Erzhan lumayan kuat menggema di ruangan tengah kediaman milik Qiara.
Putra kesayangan Faraz tersebut mencari-cari keberadaan sang Mommy di setiap ruangan. Mulai dari ruang tengah, ruang keluarga, ruang tamu, hingga berakhir di ruang makan dan akhirnya berhasil menemukan Qiara tengah duduk termangu dengan Neta yang nyaris terjungkal dari kursi.
"Anak kamu itu Qia," ucap Neta pelan menatap tidak percaya putra tunggal dari pengusaha ternama di Negara teman dekatnya itu sekarang berada di hadapan mereka.
"Anak Sandra, bukan aku" dengus Qiara tidak terima.
Neta menatap jengah dengan bibir mencibir, "nantinya juga bakal jadi anak kamu tuh ..." ejeknya tanpa rasa takut Qiara bisa saja mengamuk padanya.
"Lumayan lah jadi Istri Kedua," sambung Neta tertawa hendak berlari ke arah pintu keluar namun langkahnya terhenti ketika sosok pria tampan memiliki postur tubuh tinggi kekar dan terkesan seksi berjalan memasuki area ruang makan.
Tara belum menyadari ada seorang gadis cantik bermata biru air berdiri tidak jauh di depannya.
Kelihatan pria tampan itu tengah berbicara dengan seseorang lewat sambungan telefon.
"Kamu harus membayar ku lebih setelah pulang nanti," seru Tara dengan raut wajah kesal menahan sesuatu dalam hatinya.
"Putra mu begitu aktif dan nakal, astaga ... Mobil baruku hampir saja copot pintunya gara-gara ulah anak nakal itu," tambahnya mengadukan kelakuan Tuan muda kecil Bramantya pada sahabatnya.
"Dua kali lipat atau kamu ingin melihat aku membuang Erzhan ke kolam ikan di kediaman ku," tawanya pecah mendengar nada umpatan Faraz di sebarang sana.
Sementara di ruang makan terlihat Qiara sudah membawa Erzhan duduk ke atas pangkuannya sambil di hujami ciuman bertubi-tubi.
Hatinya mendadak tenang dan pikirannya jadi ringan setelah melihat putra tampan dari sahabatnya kini berada di hadapannya, aroma wangi buah stroberi memenuhi indra penciuman Qiara.
"Abang kok bisa kesini?" heran gadis cantik itu bertanya, sebab harusnya siang nanti dirinya lah bersama Neta yang berencana akan berkunjung ke rumah di mana Sandra berada.
Melihat kedatangan putra tampan dari Sandra itu tentunya rasa penasaran langsung timbul di hati Qiara.
"Hey, Mommy lagi nanya kok malah senyum-senyum begitu ..." kekeh Qiara merasa gemas dan kembali melayangkan ciuman di wajah tampan Erzhan yang tergelak menahan rasa geli.
"Haha, ampun Mommy ... Geli," pekik Erzhan mencoba menahan bibir mungil kemerahan Qiara agar berhenti menciumnya.
"Mulut Mommy bau susu, Abang ngga suka" pekiknya mulai protes dan tidak tahan gadis cantik itu belum juga mau berhenti dari aksi mencium wajahnya.
Mendengar Erzhan mulai mengeluarkan nada protes baru Qiara akhirnya berhenti walau sebenarnya dirinya belum merasa puas.
Rasa rindu gadis cantik itu melebihi dari apapun, bahkan Neta sendiri tidak dapat melakukan apa-apa jika sudah menyangkut soal perasaan Qiara.
🌿
Tara yang hendak menyimpan ponsel di saku celananya tersentak kaget menyadari ada seseorang tengah berdiri tegak dengan mulut yang menganga hanya berjarak satu meter di hadapannya.
"Mingkem Nona!" seru pria tampan itu berusaha menahan tawanya melihat Neta begitu lucu dan menggemaskan.
Baru kali ini Tara bertemu dengan makhluk bernama perempuan namun tubuhnya seakan tidak menolak kehadiran Neta yang kini jarak di antara mereka hanya tinggal satu jengkal.
Menarik ... Siapa gadis bermata biru air ini? gumam Tara bertanya dalam hati
Neta yang sadar langsung membalikkan tubuhnya hendak kembali ke meja makan tetapi dengan cepat Tara mencegatnya menggunakan satu tangan memegang erat pergelangan tangan gadis manis itu.
"Nona mata biru, siapa namamu?" tanya pria tampan itu begitu nekat.
Jantung Neta mendadak berdetak kencang mendengar suara serak dan berat Tara.
"Maaf, bisa lepaskan tangan saya?" tanpa menatap ke arah pria tampan itu dengan sekuat tenaga Neta berusaha melepaskan diri.
Gadis bermata biru air tersebut paling benci dengan pria yang berani menyentuhnya walau setitik saja, terlebih pria tampan di hadapannya itu merupakan orang pertama yang menyentuhnya.
"Paman Tara lepaskan!" titah Erzhan datar seakan ia pun tidak suka melihat ada seorang gadis baik-baik dengan beraninya di sentuh sang Paman.
"Abang baru tahu kalau Paman ternyata bisa menyentuh kulit seorang gadis, bukannya selama ini Paman akan mendadak sesak nafas ketika melihat makhluk bernama perempuan?" tambahnya setengah memberi sindiran halus membuat Tara mati kutu.
Dasar keponakan laknat. Umpat Tara dalam hati
...****...
Sandra tersentak kaget tidak percaya untuk pertama kalinya mendapati pria tampan yang selama dua tahun ini belum pernah di lihatnya karena sebuah alasan begitu berani meneriakinya dengan nada tinggi.
Air mata yang sebelumnya berusaha di tahan wanita cantik itu agar tidak keluar mendadak jatuh mengalir begitu derasnya.
Sebagai seorang istri hatinya begitu sakit melihat suaminya berbicara tanpa peduli bagaimana perasaanya saat ini.
"Apa di matamu hanya ada keburukan tentang ku? Bahkan hanya sekedar menyebut namamu pun tidak boleh ..." suara tangisan begitu lirih seperti ada ribuan benda tajam menusuk jantungnya semakin pecah.
Sandra tidak pernah menyangka akan ada hari di mana harapannya beranggapan mungkin saja pertemuan kembali di antara mereka setelah adanya perang dingin tanpa mau bertemu satu sama lain walau tinggal dalam satu atap yang sama akan berbuah kebaikan sepertinya hanya khayalan semata.
Bertemunya mereka bukan untuk memperbaiki keadaan dalam menjalin kehidupan rumah tangga layaknya seperti pasangan suami istri pada umumnya.
Sandra tahu semua berawal karena kesalahannya yang lalai dan ceroboh waktu itu, terlalu percaya akan permintaan dari kedua orang tuanya membuat Sandra bagai korban yang sengaja di jadikan kambing hitam atas insiden beberapa tahun yang lalu.
Sebagai seorang anak tunggal yang terlahir dari keluarga berada namun di butakan oleh kekayaan dunia hanya karena rasa ingin terlihat lebih dan menjadi satu-satunya pihak yang berhasil bersanding dengan Bramantya Corp nyatanya tidak semulus yang di harapkan.
"Apa penjelasan ku masih belum cukup membuat mu percaya walau sedikit?" Sandra tidak tahu lagi harus bagaimana mengatakan jika tidak semuanya merupakan salahnya.
"Nyatanya kamu penyebab dia meninggal SANDRA ..." jawab Faraz penuh penekanan.
"Andai waktu itu kamu bisa bersabar dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan, mungkin kejadian itu tidak akan pernah ada." Rasa kecewa dan sakit teramat dalam terlihat jelas dari sorot mata tajam penuh intimidasi milik pria tampan itu
Apa yang membuatnya dan keluarganya begitu terluka merasa kehilangan akan sosok paling berharga menjadi patokan utama mengapa selama ini posisi Sandra di keluarga Bramantya tidak ada artinya sama sekali.
"Kamu mau bagaimana? Berpisah atau tetap bertahan walau hanya ada rasa sakit yang akan kamu terima."
🍃🍃🍃🍃🍃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Faiqa
lanjut 💪
2022-09-17
11
Hello Kitty♌️🪻💜
Lanjut thor🤗
2022-09-17
2