🌻🌻🌻🌻🌻
Tidak ada yang menyangka seorang Qiara dengan sikap bar-barnya nekat membawa kabur istri dari CEO Bramantya keluar rumah menuju tempat rahasia yang biasa di kunjunginya kala jenuh dan bosan.
Sungguh keberanian gadis itu membuat Neta memekik histeris di tinggalkan sebagai sandra.
...[Gue bunuh lo samapai rumah Qia ...]...
Kalimat ancaman Neta diperuntukkan pada Qiara sebelum meninggalkan kediaman Faraz satu jam yang lalu.
Tidak ada yang berani menghentikan aksi gila Qiara sebab dalam genggamannya bukan hanya Sandra melainkan gadis cantik itu nekat membawa ikut serta sang Tuan muda kecil.
Betapa malang nasib Erzhan karena menjadi tameng Mommy nya demi membawa keluar mama Sandra.
"Mommy benar-benar hebat ..." seru anak tampan itu memuji keberanian Qiara.
Putra tampan Sandra dan Faraz itu menatap takjub pada gadis cantik yang berani menantang sang Daddy.
"Ssht, jangan banyak komentar sayang. Ini semua demi kesejahteraan para istri yang teraniaya," Qiara tertawa geli mendapat tatapan tajam dari sahabatnya.
"Kamu ngga takut Faraz nekat kemari?" tanya Sandra kesal.
Pasalnya wanita cantik itu baru pertama kalinya nekat keluar dari rumah yang menjadi penjara selama dirinya menikah ke keluarga tersebut.
Tidak menyangka akan ada hari dimana sahabat gilanya itu membawa kabur dirinya beserta Erzhan yang menjadi tameng.
Tampak Qiara tersenyum manis sembari memainkan sebuah benda paling berbahaya yang ada di tangan mungilnya.
Sebuah alat mematikan yang gadis cantik itu curi dari saku celana Faraz ketika melihat pria tampan itu lengah.
"Kamu lupa siapa aku?" cebik Qiara tidak terima kemampuannya di ragukan wanita cantik dengan baju rumahan tersebut.
"Tenang saja! Tidak ada yang bisa menemukan tempat ini kalau bukan membutuhkan kata kunci yang aku buat." Imbuhnya
"Tapi kan ..." Sandra tampak ragu masih kurang yakin akan kemampuan sahabatnya itu.
"Sudahlah, lebih baik kamu duduk diam jangan banyak protes. OK" potong Qiara berlalu pergi menuju lift yang berada di dekat ruang tengah.
Erzhan yang sedari masuk tempat persembunyian sang Mommy tidak sekalipun menjauh dari sisi Qiara melangkah cepat ikut mengekor di belakang gadis cantik itu tanpa menghiraukan panggilan Sandra sudah beberapa kali.
Tidak pernah dekat atau akrab dengan orang rumah kecuali sang Daddy membuat anak tampan itu sebisa mungkin menjaga jarak meski itu pada ibu kandungnya sendiri.
Namun yang lebih aneh mengapa Tuan muda kecil Bramantya tersebut justru sangat lengket pada Qiara yang jelas bukan siapa-siapa kecuali memiliki hubungan sebagai sahabat dari mama Sandra.
"Loh, Abang kenapa ikut kemari?" kaget Qiara baru menyadari anak tampan itu berada di dalam lift bersamanya.
Ketika masuk ke dalam lift, Qiara memang tidak memperhatikan area sekitar dan begitu fokus mengecek beberapa email yang masuk di kirim orang kepercayaannya.
"Hey, kok diam? Mommy tanya loh," heran Qiara dengan perlahan mengangkat tubuh mungil anak tampan itu.
Kedua bola mata indah yang sangat mirip Faraz itu nampak berair siap menangis.
"Takut Mommy ..." jawab Erzhan lirih dengan tangan bergetar pelan.
Qiara yang tidak paham memilih diam tanpa banyak bertanya lagi, akan lebih panjang ceritanya bila dirinya mencari tahu lebih banyak.
Cara satu-satunya menenangkan Erzhan .
"Tenang sayang, jangan takut ... mama Sandra bukan orang jahat." Bisik Qiara pelan sembari mengusap sayang punggung kecil anak tampan itu
Jujur saja, jauh di dalam hatinya bertanya ada apa dengan putra sahabatnya tersebut? Mengapa Erzhan sangat takut berada di dekat ibu kandungnya sendiri.
"Mommy janji ngga akan biarin Abang dekat mama Sandra, hmm?" anak tampan itu mengangguk pelan dalam pelukan Qiara.
Biarlah sementara waktu gadis itu mengikuti keinginan putra Sahabatnya tersebut.
🍀
Saking lelahnya membuat Erzhan kembali terlelap dalam pelukan hangat sang Mommy kesayangan.
Tidak ada yang lebih nyaman dan membuat Tuan muda kecil itu merasa aman selain berada di dekat Qiara.
Perlahan tubuh mungil Erzhan di pindahkan Qiara ke atas ranjang king size dalam kamar yang biasa ditempatinya ketika datang ke tempat tersebut.
Di rasa sudah aman baru Qiara melangkah perlahan keluar kamar menuju lantai bawah kembali untuk menemui Sandra.
.
.
Tring
Pintu lift terbuka dengan cepat Qiara berjalan keluar menuju ruang tengah.
Sandra menoleh ke arah samping melihat sahabatnya datang dari arah lift.
"Erzhan?" tanya wanita cantik itu menyadari putranya tidak bersama sahabatnya.
"Tidur ... mungkin di rumah belum puas jadi sampai sini langsung tidur lagi." Jawab Qiara terkekeh
Sandra mengangguk paham tidak lagi menanyakan keadaan sang putra.
"Jujur saja, sebenarnya aku kaget pas tahu Erzhan semakin dekat dan lengket padamu," ucap Sandra yang hatinya masih terasa sakit menyaksikan bagaimana dekatnya Erzhan pada sahabatnya itu.
Dalam hatinya bertanya, entah apa tanggapan Qiara nanti bila mendengar permintaannya.
Qiara tersenyum manis seraya ikut duduk di samping wanita cantik itu.
"Biasa ajah, Raa. Mungkin karena aku suka anak kecil, jadi Erzhan Juga mudah dekat dengan aku sama kayak anak kecil yang lain" sanggah Qiara tidak ingin menyakiti perasaan Sandra.
"Oh iya. Kamu udah makan?" tanyanya sengaja mengalihkan topik pembicaraan.
Sandra menggeleng pelan hendak bangkit dari duduk.
"Eeh, mau kemana?" heran Qiara melihat wanita itu berjalan keluar.
Pikiran Sandra melayang jauh entah kemana, berusaha keras menahan sakit hatinya ternyata sulit.
"Qia ..." panggil wanita itu tanpa menoleh ke arah Qiara yang berdiri tidak jauh dari posisinya.
"Hmm, ada apa?" gadis cantik itu tidak bergeming siap mendengar apa yang ingin Sandra katakan.
Sandra diam sejenak, mungkin sedang memikirkan kalimat apa lagi yang akan dia katakan.
"Kamu sakit? Atau ada yang mau kamu bicarakan?" tebak Qiara asal yang lagi-lagi hanya di jawab gelengan kepala oleh Sandra.
"Bukan, Qia"
"Lalu apa?" tanya gadis cantik itu kembali.
Kini Sandra memberanikan dirinya menatap wajah cantik dan penasaran Qiara sembari tersenyum manis.
"Bagaimana kalau ..." wanita itu menggantung ucapannya.
"Kalau apa?" Qiara sungguh bingung dengan gelagat sahabatnya saat ini.
Tetapi pertanyaan terakhir Sandra mampu membungkam mulut Qiara rapat-rapat seolah dunia berhenti berputar.
Jantung gadis itu berdetak kencang seolah ingin keluar dari tempatnya.
"Bagaimana kalau kamu jadi ibu kedua Erzhan?" tawar Sandra.
"Kamu gila?" hardik Qiara tidak senang.
"Jangan marah dulu," Sandra melangkah pelan ke arah sahabatnya yang masih berdiri kaku di depan pintu masuk utama.
"Gantikan aku menjaga dan merawat Erzhan tanpa kurang apapun, hanya kamu yang bisa aku percaya mampu melakukannya, Qia .." sambungnya.
Baru saja Qiara hendak menjawab tiba-tiba ponsel di atas nakas miliknya berdering.
Cepat-cepat gadis cantik itu mengambil benda pipih tersebut.
"Faraz menghubungi ku," katanya menatap Sandra yang gelisah.
🍃🍃🍃🍃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments