🌻🌻🌻🌻🌻
Perginya Faraz meninggalkan sang putra bersama Qiara di kamar hotel, bukan berarti pria tampan itu bersikap tenang.
Beberapa penjaga di perintahkan Faraz untuk menjaga keamanan putra satu-satunya bersama Qiara
"Pastikan mereka tidak sembarangan keluar kamar hotel!" pesan Faraz sebelum pergi.
"Segera menghubungi ku bila ada sesuatu yang terjadi!" tambahnya.
Pulang dengan meninggalkan sang putra bersama seorang gadis yang baru dua kali bertemu dengannya, membuat Faraz harus ekstra berhati-hati jangan sampai ada pihak lain yang bisa saja musuh dari kalangan para pebisnis maupun pengusaha mengetahui keberadaan mereka.
🌿
#Mansion Sarfaraz
Di ruang tengah terdengar suara keributan, adanya perdebatan hebat sukses membuat wanita cantik yang masih berada di dalam kamar merasa terganggu dan tidak nyaman.
Tok tok tok
Suara pintu kamar yang di ketuk lumayan kuat menyadarkan Sandra dari lamunannya.
Ceklek
Pintu kamar di buka perlahan, wanita itu semakin jelas mendengar suara keributan di lantai bawah.
Seorang pelayan wanita berjalan masuk dengan membawa satu gelas susu hangat.
"Apa Nyonya terbangun?" tanya sang pelayan setelah posisinya sudah berada di samping tempat tidur.
"Tuan dan Nyonya besar datang kemari, mereka sepertinya sedang bertengkar hebat. Saya harap Nyonya muda tetaplah di dalam kamar dan jangan turun ke bawah tanpa persetujuan dari Tuan muda. OK!" tambahnya sengaja memberi tahu keadaan di luar sana sekaligus mengingatkan agar wanita itu jangan sampai keluar kamar.
Mendengar perkataan pelayan tersebut justru tanggapan Sandra hanya biasa saja, seolah apa yang terjadi sekarang bukan lagi hal baru selama dia menjadi istri dari satu-satunya pewaris kerajaan bisnis Bramantya Corp.
Sandra tahu betul bagaimana kehidupannya selama berada di kediaman besar milik sang suami.
Hampir 6 tahun menikah dengan di karunia seorang putra tampan yang tahun ini menginjak usia 5 tahun, bukan perkara mudah bagi Sandra.
Memiliki gelar Nyonya muda Bramantya namun tidak pernah sekalipun di ijinkan keluar dari rumah meski hanya sebatas keliling halaman.
"Apa tidak ada telefon dari Qiara?" tanya Sandra dengan senyum yang di paksakan.
Hanya Qiara yang wanita butuhkan saat ini, terlebih dia sendiri sempat mendengar jika suaminya beserta sang putra tidak berada di rumah.
"Nona Qiara belum menghubungi kami semenjak hari itu," jawab pelayan wanita tersebut.
Tampak raut kecewa tergambar jelas di wajah cantik alami wanita itu.
"Apa terjadi sesuatu yang tidak aku ketahui?" tanya ulang Sandra.
"Sepertinya tidak ada Nyonya, hanya saja ..." sang pelayan terdiam sejenak.
Ada raut wajah takut dan khawatir terlihat jelas di matanya.
"Ada apa Anet?" rasa penasaran Sandra mulai timbul.
Selama ini wanita itu tahu betul bagaimana sikap satu-satunya pelayan wanita yang sampai detik ini masih menghargainya dan penuh kasih sayang tersebut.
Melihat gelagat Anet seperti tidak biasanya mengundang rasa ingin tahu Sandra tentang kejadian yang tidak dia ketahui.
"Kenapa diam saja Anet? Memangnya apa yang terjadi?" lagi-lagi Sandra mengulang pertanyaan yang sebenarnya tinggal jawab saja maka semuanya beres.
"Aku tidak tahu Nyonya." Selak Anet sengaja menghindari pertanyaan
"Lebih baik Nyonya segera habiskan susunya mumpung masih dalam keadaan hangat, jika dingin rasanya akan berbeda."
Pelayan wanita itu memilih tidak mengatakan apapun pada Sandra, khawatir jangan sampai ada yang mendengar percakapan mereka.
🌿
Sepeninggal Anet lima menit yang lalu tanpa berbicara lebih pada Sandra.
Di dalam kamar wanita cantik itu kembali menangis dalam diam, tidak ada suara isakan keluar dari bibir mungilnya yang sedikit pucat.
"Kapan penderitaan ini berakhir, Tuhan?" gumamnya lirih menahan sesak dalam dada.
Selama menikah belum pernah sekalipun Sandra mendengar kabar dari kedua orang tuanya, jangankan berbicara lewat sambungan telefon, hanya sekedar datang untuk melihat keadaan sang putri pun rasanya begitu mustahil.
"Apa sisa hidup ku hanya di habiskan dengan menahan sakit dan air mata?"
Sadar diri karena posisinya sebagai seorang istri hanyalah sebuah formalitas semata, di paksa menandatangani surat perjanjian pernikahan yang hanya diperbolehkan menempati posisi sebagai Nyonya muda yang tersembunyi dari dunia luar.
Sandra di tuntut harus melahirkan seorang pewaris kerajaan bisnis Bramantya tidak peduli bagaimana perasaannya, dan sampai detik ini pun jangankan memeluk tubuh mungil sang putra, sekedar ingin melihat wajah buah hatinya saja tidak diperbolehkan sama sekali.
.
.
#Kamar Hotel
Qiara tersenyum manis ketika pandangan matanya tertuju pada sosok kecil tampan yang masih tertidur pulas di atas ranjang.
Namun senyumnya langsung hilang tidak sengaja teringat akan sesuatu.
"Apa benar kalau pernikahan Sandra dengan pria itu hanya sebuah status semata?" gumam Qiara dengan pikiran berkecamuk.
"Bodoh amat, ngapain juga aku memikirkan masalah di antara mereka yang jelas-jelas tidak ada sangkut pautnya dengan ku."
Suara Erzhan seperti ingin menangis mengalihkan fokus Qiara.
"Mommy ..." panggilnya lirih hendak menangis.
"Iya sayang, Mommy di sini." Sahut Qiara segera berlari pelan menuju arah tempat tidur
Gadis itu merangkak naik ke atas ranjang menenangkan putra sahabatnya yang hampir saja menangis.
"Ini Mommy, sayang" bisik pelan Qiara sembari mengusap pelan punggung kecil anak tampan perebut hatinya itu.
"Abang ngga mau bobo lagi, sayang?" Erzhan menggelengkan kepalanya tidak.
"Takut di tinggal Mommy lagi," jawabnya dengan nada lirih.
Hati Qiara mencelos seperti ada ribuan jarum menusuk jantungnya.
"Buktinya Mommy tetap di sini sayang." Ucap Qiara sedikit merasakan sesak di dadanya
"Mana ada ninggalin Abang sendirian di si sini, hmm."
Anak tampan kesayangan Tuan muda Faraz itu hanya diam tidak bersuara, mungkin ia kembali tertidur karena pelukan Qiara yang hangat dan menenangkan.
Sepuluh menit kemudian Qiara melepas pelukannya dari tubuh mungil putra sahabatnya itu, setelah memastikan si Tuan muda kecil kembali tertidur.
Mata Qiara beralih menoleh ke arah nakas di samping tempat tidur.
"Telefon Neta dulu kali ya ... siapa tahu dia mau kesini biar aku ada teman cerita."
Jemari lentik milik gadis itu mencari nomor Neta untuk di hubungi.
Tiga kali berdering masih belum juga di angkat, hingga dering ke lima baru terdengar suara khas orang bangun tidur Neta di seberang sana.
...[Hallo, ada apa Qia?]...
"Hallo, Taa. Lagi di mana?" tanya balik Qiara.
...[Rumah lah, emang kamu pikir aku bisa kemana lagi coba?]...
"Biasa ajah napa sih jawabnya kok ketus banget," kekeh Qiara merasa bersalah sudah meninggalkan gadis berparas bule tersebut.
...[Tau aaa, kamu kebiasaan. Tiap kabur aku nya ngga di ajak]....
"Ini baru juga mau ngajak kamu ikut kabur, Taa."
...[Kirim lokasi! Lima menit lagi aku siap-siap kesana]....
"OK, sayang."
🌿
Selesai menghubungi Neta yang katanya akan menyusul ke hotel.
Qiara kembali lagi ke tempat tidur untuk melihat putra tampan sahabatnya yang belum sempat dia kasih kabar jika sekarang dirinya sedang bersama dengan Erzhan.
🍃🍃🍃🍃
Semoga kalian suka🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Eemlaspanohan Ohan
kasian sandra
2024-05-15
0
Nani Mardiani
Hanya karena ulah buruk ortunya, kenapa anak yang jadi penebusnya?? Faraz klo gak suka dan gak cinta sama Sandra harusnya ceraikan aja jangan disiksa hati dan perasaannya. Apa hanya karena kewajiban seorang istri/ suami qt harus berhubungan suami istri dan punya anak?? Klo aku pikir lebih baik gak jd nikah deh klo hanya untuk balas dendam.
2023-10-08
9
𝐈𝐬𝐭𝐲
kasihan juga sandra...
2022-12-01
0