🌻🌻🌻🌻🌻
Tidak butuh waktu lama Qiara akhirnya sampai di lantai 10, di mana kamar hotel yang dia tempati berada. Ruangan yang sangat luas serta di lengkapi fasilitas mewah dan tentu biayanya sudah pasti mahal.
Akan tetepi, bagi Qiara uang bukanlah masalah besar. Selagi hati dan pikirannya mampu teralih kan dari hal-hal yang membuatnya frustasi, sedikit boros tidak mengapa.
.
.
"Malam ini Abang bobo nya sama Mommy ya," ucap pelan Qiara setelah sampai di depan pintu kamar hotel yang ditempatinya.
Tidak ada siapa pun yang menyusul Qiara karena sudah berani membawa sang Tuan muda kecil beberapa waktu yang lalu membuat gadis cantik itu bernafas lega.
Ceklek!
Pintu kamar hotel perlahan di buka Qiara, ada rasa kasihan timbul di hatinya kala melihat mata indah milik putra tampan dari sahabatnya itu mulai sayu saking merasakan kantuk yang luar biasa.
Berdebat dengan sang Daddy nyatanya membuat Erzhan sampai kelelahan dan berakhir mengantuk.
"Mau kan, tidur dengan Momny?" seru Qiara kembali bertanya.
"Daddy?" tanya balik sang Tuan muda kecil.
"Mungkin pulang ke rumah," jawab Qiara asal dan tidak ingin membahas pria dingin tersebut.
"Yang jelas Mommy ngga kasih ijin Abang buat ketemu Daddy, malam ini kita menginap di hotel. OK?" tambahnya seakan meng-hak paten kan satu-satunya putra tampan milik Sandra.
Sebuah kecupan sayang di berikan Qiara, ada rasa tidak biasa timbul dalam hatinya semenjak di pertemukan dengan si kecil tampan Erzhan.
Perihal bagaimana perjalanan hidup sang sahabat yang selama lima tahun lebih di tinggalkan oleh Qiara, masih menjadi sebuah teka-teki.
...****...
"Mommy tidur sini?" tanya Erzhan polos dengan mata sulit di buka lebar.
"Iya sayang, lusa baru Mommy balik pulang ke rumah." Jawab Qiara penuh kelembutan
"Abang bobo siang ya, Mommy jagain" tambahnya seraya membenarkan selimut tebal berwarna putih yang menutupi sebagian tubuh mungil anak itu.
Qiara meraih perlahan tubuh mungil Erzhan agar masuk ke dalam pelukannya, seperti ada sesuatu yang mengganjal pikirannya sekarang.
Gambaran wajah cantik milik sang sahabat terbayang jelas di matanya, masih jelas Qiara ingat beberapa kalimat yang di lontarkan ibu kandung dari anak yang saat ini bersamanya.
Entah apa maksud dari perkataan mu waktu itu Sandra. Bathin Qiara dengan mata menerawang jauh ke masa depan
...***...
Cukup lama Qiara berada dalam posisi memeluk putra sahabatnya dengan sesekali mengusap pucuk kepala milik anak itu, di rasa tidak ada lagi pergerakan yang muncul, perlahan Qiara melepas dekapannya dengan penuh hati-hati.
"Nice Dream Baby Boy," bisik pelan Qiara tidak lupa mencium pipi sebelah kanan Erzhan penuh kasih sayang.
Ketika Qiara bangkit dari pembaringan, terdengar suara ketukan pintu lumayan keras dari arah luar kamar.
Gadis cantik itu sudah pasti tahu siapa sosok di balik pintu kamar yang masih di gedor dengan tidak sabaran.
Ceklek
Belum sempat Qiara berucap, tubuh tinggi kekar milik Faraz langsung masuk ke dalam kamar, tidak peduli sudah semasam apa wajah gadis cantik yang masih berdiri kaku di depan pintu.
"Astaga, jadi pria nggak ada sopan-sopannya sama sekali" geram Qiara menahan emosi yang siap meledak.
"Ini yang kata Sandra satu-satunya pria tampan idaman semua wanita?" tambahnya seraya berbalik ke arah tempat tidur.
Apa yang di lihat Qiara benar sangat jauh berbeda dengan semua yang pernah di ceritakan oleh sahabatnya.
"Aku rasa mata Sandra bermasalah, mana ada suami yang tidak tahu sopan santun begini main masuk begitu saja ke kamar yang di tempati seorang gadis." Gumam Qiara pelan tanpa mengalihkan tatapan matanya dari Faraz
"Teriak boleh ngga sih," cicitnya menahan kesal.
Sementara orang yang sedari tadi lupa akan perbuatan tidak sopan nya berani memasuki kamar yang di tempati gadis cantik itu, justru bersikap masa bodoh dan acuh tak acuh.
Kedatangan Faraz hanya ingin membawa putranya pulang dan tidak ada kaitannya dengan Qiara, lagi pula bukankah di antara mereka tidak ada hubungan apapun.
Qiara ikut menghampiri Faraz di tempat tidur, dia yakin jika pria dingin itu sudah pasti mau membawa sang Tuan muda kecil pulang ke rumah.
"Jangan coba-coba di bangunkan apalagi menyentuhnya!" seru Qiara pelan takut mengganggu tidur Erzhan.
Faraz menoleh ke arah samping di mana posisi Qiara berada tidak jauh dari tempatnya berdiri.
"Kamu siapa begitu berani melarang ku untuk membawa putra ku sendiri?" ucap Faraz sinis tidak bersahabat.
Sampai kapan pun ia tidak akan pernah melupakan kejadian hari ini, mau di taruh kemana wajah tampan nya setelah di permalukan oleh seorang gadis kecil.
Bukannya menjawab Qiara justru menahan tawa geli, dia kembali mengingat kejadian beberapa waktu lalu.
"Lebih baik anda pulang saja Tuan, biar Erzhan bersama ku sampai besok siang." Ujar Qiara mencoba merayu berharap kali ini Faraz mengijinkan
Ada rasa tidak rela timbul dalam hati Qiara andai Faraz tetap bersikeras membawa pulang putra tampan dari sahabatnya itu.
"Aku mohon, biarkan Erzhan tetap bersama ku, ya!" pinta Qiara memelas tidak lupa dengan senyum manis menghiasi wajah cantik alaminya yang sedikitpun tanpa polesan make up.
Kedua pipi Faraz sepertinya mengeluarkan semburat merah saking merasa gemas dan terpesona melihat betapa imut nya wajah Qiara saat ini, detak jantung Faraz kali ini tidak normal di buat gadis cantik itu.
Apa gadis ini tidak menyadari apa yang barusan di lakukannya? Bathin Faraz bertanya
...***...
Lama keduanya saling diam dengan pikiran masing-masing, Qiara yang berharap keinginannya terpenuhi sementara Faraz mencoba bekerja sama dengan akal sehatnya yang mulai tercemar.
Ingatkan kalau Faraz adalah pria dewasa dengan pengalaman hidup yang lebih luas terutama dalam masalah menormalkan otaknya yang sudah lama tercemar.
Menjadi seorang suami di usia terbilang muda yaitu 23 tahun sudah pasti pola pikir Faraz tidak lagi sepolos otak Qiara, baik menurut gadis cantik itu belum tentu akan sama dengan pandangan mata Faraz.
...****...
Setengah jam kemudian barulah Faraz memberikan jawaban yang tentunya tidak menguntungkan bagi pria tampan itu namun bagi Qiara sudah jelas menang banyak.
Kapan lagi bisa menyaksikan bagaimana dengan pasrah nya seorang CEO tampan namun begitu dingin dan angkuh pada akhirnya mampu ditakluk kan oleh seorang Qiara.
"Besok siang, Erzhan sudah ada di rumah! Aku tidak ingin mendengar lagi ada alasan," ucap Faraz serius tanpa ekspresi sama sekali.
Jantungnya masih dalam mode susah di ajak kerja sama, baru kali Faraz bertemu dengan sosok gadis bukan hanya cantik tetapi juga sangat manis dan menggemaskan.
"Ta,," balas Qiara seketika terhenti.
"Tidak ada alasan!" potong Faraz seakan paham jawaban apa yang akan keluar dari bibir mungil Qiara.
"Tapi,"
"Apa ucapan ku belum juga membuat mu mengerti?" Faraz sebenarnya malas bila harus berdebat dengan mahkluk yang bernama wanita.
Plakk!
Dengan tanpa perasaan Qiara memukul lumayan kuat lengan kanan milik pria tampan itu, betapa benci dirinya kalah ada yang sengaja memotong ucapannya.
"KAU," geram Faraz sangat terkejut betapa beraninya gadis itu.
"Siapa suruh memotong ucapan ku?" balas Qiara dengan nada menantang.
Hari ini benar-benar sangat menguji kesabaran Qiara, sudah di tuduh sebagai penculik sang Tuan muda kecil, di buat shok hanya karena nekat berulah di depan banyak orang, dan sekarang dia juga harus berhadapan dengan ayah kandung dari putra sahabatnya tersebut.
🍃🍃🍃🍃🍃
Sambil nunggu up bab selanjutnya, mampir juga yuk di karya Novel teman aku yang satu ini.😉
Di jamin ceritanya ngga kalah seru🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
sharvik
kok visual faras gk ad thor
2024-03-26
0