🌻🌻🌻🌻🌻
Betapa tidak nyamannya perasaan Qiara melihat keadaan ruang tengah begitu mencekam dan menegangkan.
Melihat Sandra hanya diam bahkan sedikit pun tidak menoleh ke arahnya ketika duduk beberapa menit yang lalu membuat hatinya sedikit gelisah.
Entah apa yang terjadi antara pasangan suami istri tersebut, mungkinkah kehadirannya bersama Neta sudah mengganggu ketenangan mereka? Pikir gadis cantik itu
Qiara menyenggol lengan kanan Neta agar gadis bermata biru air itu menoleh ke arahnya.
Beruntung Neta langsung peka dengan cepat menoleh ke samping kanan di mana Qiara duduk.
"Apa?" tanyanya berbisik.
Qiara menggeser sedikit tubuhnya agar lebih dekat dengan Neta, tidak baik sebenarnya bila berbicara dalam keadaan saling berbisik sementara di ruangan itu masih ada dua orang lainnya.
"Taa, salah ngga sih kalau kita datang sekarang?"
"Kamu liat tuh, bagaimana mereka ketika melihat kedatangan kita. Apa mungkin sebelum kita datang mereka sedang berbicara hal serius?" bisik Qiara pelan takut jangan sampai terdengar oleh Faraz dan Sandra.
"Mana aku tahu, Qia sayang ... Tadi juga aku bilang apa, jangan datang dulu sebelum dapat kabar dari pria sok cool itu." Kesal Neta pada teman dekatnya itu sebab kedatangan mereka sekarang tidak sesuai rencana
Padahal sebelumnya paman Erzhan yang tidak lain adalah Tara sudah mengingatkan jika hari ini mungkin suami dari Sandra akan pulang ke rumah.
Sedikit yang pria itu tahu bila kepulangan Faraz karena ada hal penting yang ingin di bicarakan bersama istrinya.
Dan benar saja, apa yang di katakan Tara memang benar jika Faraz ternyata pulang ke rumah lebih awal dari biasanya.
Beruntng si Tuan muda kecil beberapa menit yang lalu sudah di bawah Bibi pelayan naik ke lantai dua.
Erzhan yang tidak mau berpisah dari Qiara sampai harus ikut bersama ke dalam kamar, setelah anak tampan itu tidur siang baru dia turun kembali lagi ke lantai bawah.
Sekarang tinggal ke empat orang dewasa yang masih duduk diam tak bersuara, terutama Faraz.
Pandangan mata pria tampan itu hanya tertuju pada satu sosok yang duduk lumayan jauh dari posisinya.
Senyum tipis terukir jelas di wajah tampan namun sangat datar dan dingin milik Faraz.
Kita bertemu lagi gadis kecil. Bathinnya menyeringai seakan baru mendapatkan barang berharga
Apa yang di lakukan Faraz tidak luput dari tatapan melalui ekor mata Qiara, tapi bukan itu masalah utamanya.
Tujuan utama mereka datang ke rumah itu karena ingin bertemu dengan Sandra, ada beberapa hal penting yang mau di bicarakan Qiara dengan sahabatnya itu.
"Bantu gue ngomong dong, Taa!" kesal Qiara meminta gadis bermata biru air tersebut buka suara.
"Idih males banget deh gue, siapa coba yang keukeh banget datang kemari. Lo kan?" tolak Neta tidak mau.
"Iya juga sih, tapi kan ..." Qiara menggigit bibir bawahnya karena gugup tanpa sengaja tatapan matanya bertemu dengan mata tajam milik Faraz.
"Tau aa, mending lo samperin sana si Sandra biar hati lo bisa tenang ngga kayak cacing masuk penggorengan." Ketus Neta memilih bangkit dari sofa menuju arah dapur tempat di mana seorang pelayan tengah sibuk menyiapkan minuman dan beberapa kue
"Lah mau kemna sih Taa, ini gue gimana?" panik Qiara salah tingkah begitu tahu tatapan mata Faraz dan Sandra secara bersamaan mengarah padanya.
Sang sahabat masih dalam posisi menatap nanar penuh kesedihan sedangkan Faraz justru tersenyum penuh arti menyaksikan tingkah konyol yang gadis cantik itu lakukan.
Ini namanya sengaja masuk perangkap singa. Jerit histeris Qiara dalam hati
Betapa kesalnya gadis cantik itu melihat Neta dari arah dapur menatapnya dengan senyum jahil penuh kemenangan pada akhirnya berhasil juga mengerjai satu-satunya teman terdekat gadis bermata biru air tersebut.
Tidak berselang lama, Sandra bangkit dari posisi duduknya dan berpindah tempat dimana Qiara duduk.
Wanita cantik bermata sayu dan sembab itu berusaha tersenyum manis meski jauh di dasar hatinya sangat tersiksa berada di antara orang-orang yang hanya melihatnya dengan sebelah mata.
Ingin sekali wanita itu mengatakan semuanya pada Qiara selaku orang yang paling dia percayakan mampu menjaga rahasianya.
Apa yang dia pendam selama ini harus di keluarkan semuanya tanpa tersisa sedikit pun.
"Kemari kok ngga kasih kabar sih," ucap Sandra memulai percakapan.
"Aku pikir kamu lupa dengan janji kita," tambahnya menatap sendu wajah cantik sahabatnya itu.
Dari apa yang Qiara lihat seakan mata itu tengah meminta tolong padanya, bawa aku pergi dari sini.
Apa yang terjadi padamu sebenarnya Raa. Bathin gadis itu bertanya
Tanpa sadar satu tangannya mengepal kuat menahan amarah yang siap meluap, melihat dari arah dekat betapa sembab dan bengkak kedua mata Sandra.
Pandangan Qiara beralih menatap ke arah Faraz tanpa senyuman atau sapaan meski dirinya nekat datang bertamu tanpa ijin.
"Bisakah anda memberinya ijin keluar dengan ku?" tanya gadis itu datar tanda permusuhan.
Sebelah alis Faraz terangkat keatas dengan seringai tipis menghiasi wajahnya yang tampan.
"Apa hak mu membawa istri ku keluar dari rumah ini, hmm?" tanya pria itu balik.
Qiara mengeram pelan menatap sinis dan tajam suami sahabatnya itu.
"Jangan lupa Tuan, dalam pernikahan kebebasan seorang istri juga di perlukan agar tidak mudah stres atau mungkin saja berakhir dengan bunuh diri, mungkin." Lidah gadis itu terasa sangat gatal bila tidak mengeluarkan kalimat pedas
Suara gelak tawa Faraz menggema di ruang tengah, beberapa pelayan rumah ikut di buat tercengang melihat sang majikan bagai orang tengah kesurupan.
"Alamak, itu Tuan muda kenapa lagi?" seru pelayan wanita berambut panjang sepinggang yang di ikat ekor kuda.
"Kemasukan jin kodok kali," sambung pelayan berbadan gemuk tertawa.
Plak
"Aww, sakit bego." Kesalnya menatap tajam pada pelaku yang berani memukulnya
"Sembarangan kalau ngomong. Mana ada kodok punya suara berat dan seksi kayak Tuan muda," protes pelayan berkaca mata membela sang majikan.
Sorakan penuh permusuhan di terimanya kala dua pelayan yang barusan membicarakan Faraz tidak suka kesenangan mereka di ganggu.
🌿
Faraz menghentikan tawanya setelah puas mengeluarkan rasa kesalnya pada sang istri beberapa waktu lalu.
Sampai kapan pun ia tidak akan pernah memberikan ijin pada orang lain yang mencoba membawa Sandra keluar dari rumah.
Qiara semakin geram rasanya ingin sekali mencakar habis wajah tampan milik suami Sandra tersebut.
"Bangun Raa!!" titah gadis itu bersiap pergi dari rumah bak neraka yang di tinggali sahabatnya.
Sandra menatap bingung tidak mengerti arah bicara Qiara.
"Mau ngapain, Qia?" tanyanya bingung.
"Ngga usah banyak tanya, lo mau ikut gue keluar sekarang juga atau mau lihat gue lakuin hal gila kaya di kampus dulu?" tatapan mata Qiara tidak biasanya menurut Sandra.
"Tapi ..." wanita cantik itu melirik ke arah suaminya takut.
"Ngapain lo liatin pria angkuh itu, cepetan!" Qiara semakin geram berusaha menahan emosinya.
Permintaan konyol pada Faraz beberapa menit yang lalu tidak lagi di pedulikannya, lebih baik segera pergi tanpa harus ada ijin terlebih dahulu.
🍃🍃🍃🍃🍃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
RATNA RACHMAN
bara-bar juga si qiara.🤣
2022-10-17
9