🌻🌻🌻🌻🌻
Qiara sangat syok dengan semua yang terjadi barusan, diamnya sang sahabat mampu menguji sisi kesabaran Qiara.
"Jika kamu hanya diam saja bagai orang bisu, bagaimana aku bisa tahu apa yang terjadi padamu." Sentak Qiara mulai tersulut emosi
"Apa yang ada dalam otakmu itu, Sandra? Dengan begitu tega menjauhi anak kandung mu sendiri, ha?" lanjutnya tanpa peduli wajah Sandra kini di penuhi air mata.
Neta yang tidak tahu masalah antara temannya dan Sandra, memilih diam mendengarkan tanpa berniat ikut campur.
"Bicara Sandra! Jangan hanya diam tanpa mengatakan apapun, tangisan mu tidak berarti sekarang. Yang aku ingin adalah sebuah jawaban, aku butuh penjelasan dari mulutmu itu." Sosor Qiara lagi berharap kali ini sahabatnya mau berbicara
Beruntung anak kecil yang sempat memanggil Mommy pada Qiara tadi, sudah dibawa pergi oleh pengasuh, sehingga apa yang terjadi dalam kamar tidak dapat dilihat anak itu.
...***...
Masih dengan posisi yang sama, di mana Sandra masih belum berani bicara apapun.
Dia hanya menangis dan terus menangis tanpa henti, membuat dada Qiara bergemuruh hebat ingin rasanya berteriak.
Qiara terbilang bukan gadis yang mudah sabar terus menerus bila mengatasi orang seperti Sandra, apapun yang terjadi Qiara akan mudah marah dan berkata kasar.
"Baiklah, jika kamu tidak mau bicara juga lebih baik aku pergi." Ancam Qiara tidak main-main
"Ayo, Neta. Kita pulang sekarang!" tambahnya segera bangkit dari tempat duduk.
Baru saja kedua gadis itu ingin keluar dari kamar, Sandra justru memanggil Qiara dan memohon agar sahabatnya dan Neta tidak pergi.
"Jangan membuat ku berada dalam pilihan yang sulit Qia," tangis Sandra kembali pecah seolah menahan rasa sakit di dalam hatinya.
Bukan Qiara namanya jika tidak bisa mengatasi sikap sang sahabat, apalagi ini bukan kali pertama terjadi.
Neta sampai menggelengkan kepalanya tidak percaya, ternyata beginilah sikap Qiara yang sesungguhnya.
"Kamu benar-benar gila, Qia." Gumam Neta sebenarnya masih bisa di dengar oleh Qiara
"Dan kamu baru tahu itu, sayang." Kekeh Qiara mengedipkan satu matanya
.
.
Sandra akhirnya mulai bicara, dia menceritakan bagaimana awal mula terjadi pernikahan sampai sekarang mempunyai satu orang putra kecil sangat tampan.
Semua berawal dari kegilaan kedua orangtua Sandra, yang menjodohkan satu-satunya putri mereka pada keluarga ternama di Negara tersebut.
Sandra yang di paksa menikah hanya demi mendapatkan posisi terbaik di kalangan para pengusaha, sikap serakah yang dimiliki oleh kedua orangtua Sandra mampu menjerumuskannya ke lubang yang gelap tanpa adanya cahaya.
"Aku terpaksa, Qia. Semua yang terjadi berjalan sesuai keinginan orang tuaku, tidak ada yang tahu bagaimana aku menjalani hari-hariku selama disini."
"Aku kesepian, aku bagaikan istri yang tidak di anggap keberadaannya, bahkan anakku sendiri tidak di izinkan mendekati ku, setiap malam aku menangis meratapi nasib yang begitu tega padaku, Qia."
"Aku capek, Qia. Jika boleh memilih aku ingin mati saja daripada harus bertahan hidup dengan orang yang tidak sama sekali menganggap aku ada."
Sandra terus mengeluarkan semua isi hatinya yang di pendam selama ini.
Adapun Qiara sangat terpukul mendengar cerita yang keluar dari mulut sahabatnya tersebut.
Hati sahabat mana yang tidak akan merasakan sakit bila selama ini yang ada dalam pikiran Qiara semua baik-baik saja, nyatanya kenyataan pahitlah yang harus di dengarnya.
Selama ini keluarga suami dari Sandra, memperlakukan Sandra bagaikan orang asing. Menjadi bagian dari keluarga tersebut rupanya tidak merubah apapun, kedua mertuanya menganggap Sandra hanyalah wanita yang menginginkan kekuasaan dan kedudukan yang layak.
Itu sebabnya selama menikah Sandra tidak di perlakukan dengan baik, entah itu dari suaminya maupun kedua mertuanya.
...***...
Sedang asik-asiknya bicara, tiba-tiba Qiara kembali mendengar suara anak kecil memanggilnya dengan sebutan Mommy.
Sandra memang sengaja mengatakan jika Qiara adalah Mommy dari anaknya sendiri, apapun tujuannya yang pasti semua demi kebaikan anaknya.
"Mommy ..."
Suara kecil dan lembut itu kembali di dengar Qiara, tidak tega melihat wajah murung anak dari sahabatnya dengan cepat Qiara menghampiri anak itu.
"Ada apa, sayang? Kok tidak tidur siang?" tanya Qiara seraya duduk berjongkok di depan anak itu.
"Mau Mommy!" jawabnya lantang dengan mata berkaca-kaca.
Ingin rasanya Qiara berteriak sekuat-kuatnya, apa masih ada orang dengan tidak berperasaan memisahkan seorang anak dari ibunya sendiri.
Kehidupan macam apa ini, kenapa masih ada orang yang tidak memiliki hati nurani. Jerit Qiara dalam hati
Sebelum membawa anak itu dalam gendongannya, Qiara masih sempat menoleh ke arah Sandra yang hanya bisa menangis dalam diam.
Dalam hati Qiara bersumpah, apapun yang terjadi dia akan mencari keadilan untuk sahabat dan anak itu.
.
.
Beberapa pasang mata melihat Qiara berjalan pelan menuju kamar yang sudah di beri tahu Bibi pelayan, mereka berbisik pelan entah apa yang di bicarakan.
"Ini kamar Tuan muda kecil," ucap Bibi pelayan mempersilahkan gadis cantik itu masuk dengan anak kecil dalam gendongannya.
Qiara hanya mengangguk paham, dia meminta agar wanita itu segera pergi meninggalkan mereka.
"Mommy bantu Erzhan mandi ya, bau Mommy ngga kuat." Kekeh Qiara pura-pura menutup hidungnya
Beberapa menit yang lalu Qiara mengetahui siapa nama anak kecil nan tampan milik sahabatnya itu, nama yang menurutnya sangat bagus.
"Iyakah?" sahut sang Tuan muda kecil sedikit bingung.
Tatapan matanya seolah memancarkan binar kebahagiaan yang baru saja di dapat, tentunya itu berasal dari seorang gadis yang baru saja anak itu temui.
"Iya sayang, jadi harus mandi biar baunya hilang. Ok, handsome?" kekeh Qiara begitu gemas pada putra satu-satunya milik Sandra tersebut.
"Ok, Mommy." Teriak Erzhan kegirangan
Dengan langkah kaki pelan keduanya memasuki area kamar mandi yang serba lengkap.
Qiara begitu telaten mengurus anak dari sahabatnya itu sampai wangi dan rapih, semua dilakukannya dengan sepenuh hati tanpa adanya paksaan.
Seperti ada ikatan bathin antara dirinya dengan anak itu.
Usai memandikan Erzhan, memotong rapih rambutnya, membersihkan jari kuku bagian kaki sampai tangan, serta membersihkan lainnya.
Qiara bersiap keluar dari dalam kamar milik putra Sandra tersebut, setelah dilihat Erzhan sudah terlelap dengan tenang di atas tempat tidur.
"Mommy keluar dulu ya sayang," bisik pelan Qiara tidak lupa memberikan ciuman penuh kasih sayang di kedua bagian pipi anak tampan itu.
Di rasa aman barulah Qiara melangkah pelan menuju arah pintu kamar, dia harus segera kembali lagi ke kamar milik sahabatnya.
Ceklek!
"Kemana pelayan itu?" gumamnya pelan bertanya pada diri sendiri.
Sebelumnya di depan kamar masih ada dua orang pelayan yang setia menunggu gadis cantik itu selesai mengurus sang Tuan muda.
Baru saja ingin melangkah keluar dari kamar milik si kecil, tanpa sengaja netra indah Qiara justru bertemu dengan mata elang milik seorang pria tampan.
"Sedang apa kamu di dalam kamar putra ku?"
...🍃🍃🍃🍃🍃...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Ainala_¹⁰💜🪻♌️
Nah loh, siapa itu?🤣
2023-06-28
1
Ainala_¹⁰💜🪻♌️
Qiara emang suka bikin orang nangis ya Neta🤣
2023-06-28
1
Alnda
aku suka ceritanya kak, aku kasih bunga🌹
2022-12-30
4