🌻🌻🌻🌻🌻
Satu minggu kemudian
#Rumah Qiara
.
.
.
"Gimana ... Jadi kan, siang ini kita pergi mengunjungi Sandra?" tanya Neta pada gadis cantik yang sedari setengah jam yang lalu belum juga beranjak dari atas tempat tidur.
Kebetulan hari ini akhir pekan, membuat Qiara enggan bangun dari tidur meski kedua mata indahnya sudah terbuka sempurna.
Sedari membuka mata yang di lakukan Qiara hanya bermalas-malasan di atas ranjang King size miliknya.
Hal itu membuat Neta sampai kehabisan kata-kata hanya untuk memaksa gadis cantik tersebut masuk ke dalam kamar mandi.
"Cepatlah bangun dan pergi mandi sana! Astaga ..." kesal Neta pada akhirnya menarik paksa kedua lengan Qiara sampai membuat gadis cantik itu langsung terduduk.
"Kamu itu sudah besar dan bukan lagi anak kecil yang tiap kali bangun tidur harus di bujuk dan di manja dulu baru pergi mandi," tambahnya mulai mengomel seperti biasanya sebab kejadian seperti ini selalu terjadi semenjak keduanya saling kenal dan tinggal dalam satu atap yang sama.
Perilaku Neta yang memang jauh lebih dewasa dan tahu bagaimana caranya menjadi sosok hangat penuh kasih sayang namun tegas bukan lagi hal baru menurut Qiara.
Selama mereka hidup bersama menjalani keseharian di kampus tanpa adanya gangguan atau masalah apapun, menjadikan kedua anak gadis itu bagai sepasang saudara kandung beda ayah dan ibu.
Si cantik Qiara dengan kepribadiannya yang sangat bar-bar, mata keranjang, pemalas, manja dan kadang kala masih bersikap kekanak-kanakan tentu sangat cocok dengan Neta yang notabenenya jauh lebih peka.
"Lima menit lagi ya?" rengek Qiara berusaha melepas diri.
Mata indah dengan lensa berwarna biru air milik Neta menatap tajam seolah tidak ingin di bantah ataupun mendengar rengekan gadis cantik itu.
"Dalam waktu kurang lebih lima belas menit aku tunggu kamu di bawah Nona bar-bar, jangan coba-coba tidur di dalam kamar mandi" ucap Neta setengah mengancam.
"Iya, iya. Aku mandi dulu, tolong buatkan segelas susu jangan pakai gula." seru Qiara sebelum tubuh mungilnya menghilang di balik pintu kamar mandi.
Melihat gadis cantik itu sudah masuk ke dalam kamar mandi tanpa menutup pintu, dengan malasnya Neta melangkah pelan keluar kamar tanpa berniat mengomentari kelakuan Qiara yang kadang kala suka mendadak aneh.
"Untung di rumah cuma ada kita berdua sama bibi, kalau ada pria bisa bahaya lihat kelakuan Qiara makin hari makin aneh."
Selama menuruni anak tangga Neta tanpa henti mengoceh saking pusing yang dia rasakan semakin menjadi hanya dalam kurun waktu baru beberapa hari sampai di Negara asal teman dekatnya itu sudah ada begitu banyak kejadian tidak terduga.
Pulangnya Qiara ke Negara yang menjadi alasannya untuk memperluas usaha yang dua tahun lalu didirikan serta ingin mencari pengalaman baru dengan bekerja di salah satu perusahaan terkemuka nyatanya bukanlah pilihan yang mudah.
Qiara kembali pulang tandanya awal kehidupannya baru saja akan di mulai, terlebih ketika sampai sini. Hal utama yang di lakukan gadis itu menemui sang sahabat setelah lebih dari tujuh tahun mereka berpisah jarak dan waktu.
Kepulangan Qiara dengan Neta ikut serta kali ini sedikit berbeda, Neta yang jelas sangat peka dan paham pada situasi yang di alami seorang wanita cantik di kediaman pengusaha ternama nomor satu di negara tersebut sudah pasti ada maksud dan tujuan terselubung.
"Tidak akan aku biarkan siapa pun menyakiti Qiara, meskipun itu merupakan sahabatnya sendiri." Gumam Neta yang sorot matanya tampak menatap tajam seperti benda tajam yang siap menghunus jantung sang lawan
🌿
Qiara yang kebetulan sudah selesai dengan aksi mandi di pagi hari meski harus di lalui drama omelan dari teman dekatnya, bergegas turun ke lantai bawah menuju ruang makan untuk sarapan.
Bisa di bilang bukan lagi sarapan mengingat jam sudah menujukkan pukul sepuluh lewat tiga puluh menit, bisa dipastikan sudah sekesal apa Neta hanya karena menunggu Qiara beranjak dari atas ranjang king size paling nyaman milik gadis itu.
Di ruang makan, sudah ada Neta yang duduk santai dengan segelas teh hangat di hadapannya, tidak jauh dari posisinya duduk terdapat satu gelas berukuran sedang berisi susu putih yang di minta Qiara buatkan.
"Jangan cemberut gitu napa, Taa ..." kekeh gadis cantik itu sembari memeluk Neta dari arah belakang tempat duduk.
"Maaf ... Tidak seharusnya aku membuat mu kesal di pagi hari," lanjutnya penuh sesal pada akhirnya kembali membuat Neta kembali di uji kesabarannya.
Terdengar gadis berperawakan bule itu menghela nafas panjang.
"Kamu itu sudah dewasa Qia, tidak baik menunda waktu meski hari ini weekend terus kamu malah asik bermalas-malasan di atas tempat tidur." Tegur Neta kembali mengingatkan
"Baru kali ini loh, Taa."
"Jangan banyak alasan lagi karena sebentar lagi kita harus segera berangkat menuju rumah Sandra."
"Ralat Taa, lebih tepatnya rumah itu milik Tuan beruang kutub yang angkuh." Sanggah Qiara di ikuti tawa yang membuat sang Bibi dan Neta hanya bisa menggeleng kan kepala mereka
.
.
Lain di rumah Qiara tentu lain juga di kediaman di mana Sandra berada namun tidak pernah di anggap ada.
Lima belas menit yang lalu Faraz sengaja kembali pulang ke rumah karena ada yang ingin di bicarakan dengan sang istri.
Tuan muda kecil sengaja di minta pria tampan itu untuk di bawah ke rumah milik seorang gadis cantik yang sukses merebut seluruh pusat perhatiannya akhir-akhir ini.
"Bahkan putra ku sendiri tidak kau biarkan untuk melihat ku hari ini ..." lirih Sandra berusaha menahan cairan bening yang siap keluar melalui ujung matanya.
Dalam posisi berdiri Faraz menatap datar tanpa ekspresi menanggapi perkataan istrinya.
Pria tampan itu melangkah pelan menuju sofa single yang terletak tidak jauh dari tempat Sandra duduk dengan wajah menunduk dalam.
"Kemana kau membawa putra ku pergi?" tanya wanita cantik itu seraya memberanikan diri mengangkat wajahnya agar dapat menatap penuh wajah tampan milik suaminya.
Hatinya mencelos sakit ketika tatapan mata Faraz seakan melihatnya dengan aura penuh kebencian dan rasa kecewa yang mendalam.
Untuk pertama kalinya Faraz berhadapan langsung dengan Sandra setelah kejadian di mana sebuah insiden yang terjadi di Vila beberapa tahun lalu menyebabkan nyawa seseorang paling berharga terenggut secara paksa demi menolong wanita cantik di hadapannya itu.
"Erzhan aman bersama dia yang jelas lebih dapat di percaya di bandingkan kamu yang jelas merupakan ibu kandungnya sendiri." Ucap Faraz tajam yang membuat hati Sandra mencelos sakit
"Apa bagimu sebuah permintaan kecil seperti itu begitu sulit di lakukan?" sambungnya masih dengan nada bicara mulai meninggi.
"Apa maksud dari ucapan mu itu, Faraz?"
"Jangan menyebut nama ku dengan lidah tajam mu itu SANDRA ..." pekik Faraz lumayan kuat.
Beberapa pelayan sampai di buat terkejut mendengar sang Tuan muda untuk pertama kalinya menaikkan nada bicaranya.
🍃🍃🍃🍃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
RATNA RACHMAN
ada apa sebenarnya dgn keli mereka
2022-10-14
0
Faiqa
lanjut
2022-09-16
1