Suara lantunan ayat suci alquran di lantukan dengan begitu merdu mengema di dalam ballroom. Suasana pagi yang begitu sakral dan khidmat. Kanya bisa melihat dari tirai tipis yang menghiasi ruangan yang terhalang tirai dari tempat berlangsungnya akad nikah. Setelah acara lamaran di rumahnya lima hari lalu, acara akad nikad dan resepsi di gelar hari ini. Acara persiapan pernikahan mereka memang sudah di urus oleh kedua orangtua Kanya dan Bian.
Mungkin untuk sebagian orang, hari ini merupakan hari paling bersejarah untuk dikenang sepanjang hidup, seorang calon imam akan mengucapkan ikrar yang terdengar hingga langit dan disaksikan ribuan malaikat. Keduanya akan disatukan dalam ikatan sakral yang dinamakan pernikahan.
Tapi rasanya itu sungguh ganjal dengan perasaan Kanya. Pernikahanya kali ini tidak seperti pernikahan pada umumnya. Ia tak tahu harus senang atau sedih. Masih banyak benang kusut dikepala Kanya yang harus diluruskan satu persatu dengan Bian.
“SAH!”
“SAH! Alhamdulillah,” suara yang terdengar dari ruangan sebelah.
Kanya terbangun dari lamunannya, sudah dipastikan dirinya sekarang sudah sah menjadi istri Abian. Dua wanita matang mengandeng lengan kanya dengan senyum merekah menuju ballroom untuk menemui seseorang yang menjadi suaminya itu. Dua wanita yang berbahagia itu tak lain adalah bu Farida dan Bu Dita ibu dari Kanya dan Bian.
Jantung kanya kembali berzumba ketika memasuki area ballroom hotel. Lelaki tampan dengan baju basofi warna putih nampak dari jarak beberapa meter didepannya. Seorang yang sekarang menjadi suaminya itu menunggu berdiri menghadap ke arahnya dengan senyum yang tipis setipis harapan Kanya yang akan bahagia dengan pernikahannya.
Jangan senang dulu Kanya! Mungkin Bian tak sabar untuk menunggu foto buku nikah dan segera melempar perjanjian kontraknya ke kamu.
Jarak keduanya kini sudah tidak bisa ditepis. Ketika netra mereka saling bertemu, Kanya bisa melihat Bian memalingkan wajahnya dengan raut wajah yang sulit di tebaknya.
Apa baru menyesal sekarang, setelah resmi menikahiku. Kanya hanya bisa membatin tanpa berani mengungkapkan. Jika biasanya pasangan yang selesai melalui acara ijab qobul akan bertukar cincin kemudian pengantin pria akan mencium kening pengantin wanitanya penuh cinta. Apa Kanya akan merasakan hal demikian mengingat ia bukan perempuan yang dicintai? Bahkan sekedar melihat saja Bian sepertinya enggan.
“Kanya, pakaikan cincinku,” suara berat yang membangunkan Kanya dari presepsinya sendiri.
Kanya ngelagapan, “Maaf,” buru-buru ia meraih cincin perak di dalam kota kaca di nampan yang dibawa adik Bian Kinan.
Kanya meraih tangan Bian untuk menyematkan di jari manis suaminya.
Dingin! Basah! Besar!
Itu Kanya rasakan setelah memegang tangan Lelaki yang menjadi suaminya. Ia hanya tak menyangka Bian bisa juga gugup dengan acara ijab qobul ini.
Kanya mencium punggung tangan pria yang sekarang menjadi suaminya itu. Terselip bahagia bercampur perasaan tak menentu.
“Sekarang cium kening istrinya ya Mas, jaraknya tolong lebih dekat lagi,” arahan fotografer yang membuat mata Kanya membulat.
Kanya mencoba meredam debaran jantungnya, Apakah Bian akan melakukannya. Kanya memejamkan mata, ia merasakan sesuatu yang menyentuh keningnya yang tertutup kain kerundung. Jika di novel karangannya si tokoh pria akan mencium lama kening pengantinnya. Makan Kanya hanya merasakan tak kurang dari setengah detik kecupan di keningnya, Sungguh jepretan kamera mungkin lebih lama dari kecupan yang dirasakan Kanya. Meskipun hanya tak kasat tapi cukup membuat hati Kanya sedikit teduh.
Kanya juga bisa mendengar suara-suara bahagia yang bersorak di dalam ballroom.
.
.
.
.
.
.
Bersambung .......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Ika Sriwulandari
👏👏👏
2022-03-30
1
Aryani Disa
hemmb...Mash penasaran....
2022-03-28
1