Jelek Dan Kampungan

"Din, baju mu basah, jangan menghindari ku," ucap Juan masih memegang tangan Dinda, Dinda pun menoleh ke arah Juan .

"Kau melihat semuanya?" tanya Dinda sambil berbalik badan, melepaskan tangan Juan yang memegang tangan nya .

"Aku tidak sengaja melihat Angel keluar dari toilet ini saat tadi Aku kebelet, Aku tidak menyangka, kalo Angel bakal melakukan hal itu pada mu, Aku minta maaf, semua ini salah ku," jeias Juan panjang lebar, merasa sangat bersalah. Lalu pemuda itu segera melepas kan jaketnya dan memberikan kepada Dinda .

"Pakai jaket ku, setidaknya itu tidak akan membuat mu masuk angin," ujar Juan memberikan jaketnya pada Dinda .

Dinda yang merasa baju nya memang basah, menerima tanpa sedikitpun untuk menolak. Dinda segera menyuruh Juan untuk keluar dan menutup pintu toilet, lalu Dinda melepaskan pakaian nya memakai jaket Juan meskipun aga kebesaran.

Dinda melipat lengan jaket itu, lalu memasukkan pakaian nya kedalam kantong plastik dan memasukkan nya kedalam tas .

Setelah selesai Dinda pun keluar, Juan yang melihat Dinda memakai jaket nya pun tersenyum senang .

"Terima kasih, Aku akan mencucinya dengan bersih dan segera mengembalikan nya," ucap Dinda lalu segera berjalan meninggalkan Juan. Membuat Juan pun mengikuti Dinda di belakangnya.

"Kau pulang naik apa?" tanya Juan mensejajarkan kaki nya di sebelah Dinda .

"Angkot," jawab nya singkat sambil terus berjalan.

"Biar Aku antar pulang, Aku merasa bersalah jika membiarkan mu pulang sendirian naik angkot," ucap Juan penuh harap . Belum Dinda menjawab Juan, kembali berbicara.

"Setidaknya agar aku tidak merasa bersalah," ucap nya dengan penuh harap.

"Baiklah, mungkin ini yang pertama dan terakhir kali nya," jawab Dinda berjalan lebih dulu meninggalkan Juan yang masih diam .

Juan pun segera mengejar gadis itu , hingga sampailah di depan sebuah mobil bewarna hitam milik nya. Juan membuka kan pintu depan untuk Dinda. Dinda pun hanya diam tak sedikit pun berbicara, lalu segera masuk ke dalam mobil, setelah itu Juan juga masuk duduk di samping Dinda .

Juan pun segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang, sepanjang perjalanan Dinda hanya menatap ke samping tanpa sedikitpun melihat ke arah Juan, sementara Juan sesekali melirik ke arah gadis itu, canggung itu yang mereka rasakan .

"Eeeeheem!" Juan berdehem untuk mengurangi kecanggungan yang terjadi, sementara Dinda tak sedikit pun menoleh .

"Din, sedekat apa hubungan mu sama Daniel," tanya Juan basa-basi, karena merasa tenggorokan nya sudah tidak tahan untuk berbuat.

Dinda menoleh ke depan, tanpa melihat Juan di samping nya, sambil menghela nafas panjang.

"Seperti yang kau tahu, kami memang bersahabat dekat sejak masih SD," jawab nya singkat padat dan jelas. Hal itu membuat Juan mengangguk-angguk mengerti dan merasa bingung harus bertanya apa lagi .

"Oya Juan, ku harap kau balikan lagi sama Angel, Aku tidak mau karena putusnya hubungan kalian membuat Aku kena masalah" ucap Dinda panjang lebar dengan penuh harap.

"Hubungan ku dengan dia memang sudah berakhir? untuk apa? mempertahankan hubungan yang tidak bisa di perbaiki, kau jangan takut Aku pasti akan menyelesaikan semua nya," ucap Juan panjang lebar berusaha untuk meyakinkan Dinda.

"Ku harap begitu," jawab Dinda singkat tanpa sedikitpun ingin berbicara lagi.

Tak terasa rupanya mobil sudah hampir sampai ke rumah, Dinda yang sadar sudah dekat segera menghentikan Juan .

"Berhenti!" Pekik Dinda menghentikan mobil Juan, membuat Juan langsung mengerem mendadak dan merasa heran di buatnya.

"Kenapa berhenti? apa rumah mu sudah sampai?" tanya Juan dengan heran.

"Sampai sini saja, rumah ku sudah dekat, Aku cuma nggak mau Bunda ku marah-marah, apa lagi pulang sama laki-laki," jawab nya menjelaskan panjang lebar.

Juan pun mengangguk-angguk mengerti, membiarkan gadis itu keluar dari mobilnya.

"Terima kasih," ucap Dinda tersenyum sebelum keluar dari mobil Juan.

Setelah itu langsung keluar sambil berjalan cepat, Juan pun hanya diam saja sambil menatap punggung gadis itu yang semakin menjauh .

"Senyum nya, membuat ku tidak bisa berkutik, Aku tidak akan menyerah," gumam Juan sambil masih menatap punggung gadis itu dan setelah merasa Dinda sudah cukup jauh, pemuda itu langsung menjalankan mobilnya .

Sementara Dinda berjalan sedikit terburu-buru, akhirnya sampai lah di gerbang rumah nya, Dinda langsung memencet bel rumah seperti biasanya.

Tak lama kemudian Pa satpam membuka kan gerbang tersebut. Dinda mengucapkan terima kasih setelah Pa satpam membuka kan gerbang dan segera berjalan masuk sambil berdoa semoga hari ini lebih baik .

Dinda mengetuk pintu rumah tersebut tak lama pintu itu di buka menampakan dua orang wanita, rupanya Stella sudah pulang .

"Jam segini baru pulang? kemana saja kau!" ucap nyonya besar sambil berkacak pinggang .

Sementara Stella menelisik Dinda dari atas sampai bawah, rambut yang kelihatan berantakan, serta memakai jaket yang kelihatan kebesaran.

"Dasar kampungan, jelek dan nora," cibir Stella dengan tatapan sinis.

Dinda hanya diam dan menunduk tak sedikit pun berbicara .

"Hay gadis kampung,kau itu bukan selera kakak ku, lihat dirimu jelek," ucap Stella lagi sambil melipat tangan di dada nya.

"Dia itu memang jelek, mana mungkin? anak ku mau dengan mu," ucap Nyonya Besar menambahi .

"Jadi kakak ku apa sudah menyentuh mu?" tanya Stella tiba-tiba, membuat Nyonya Besar membulat kan matanya tak percaya dengan pertanyaan putri bungsunya itu .

"Jawab, katakan!" ucap Stella menatap Dinda dengan menyelidik, menunggu Jawaban gadis itu.

Dinda mencoba memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan yang menurut nya aneh itu .

"Kalo kaka anda menyentuh saya kenapa? bukan kah Saya ini istrinya Kakak anda, Dia berhak semuanya, termasuk tubuh Saya," jawab nya dengan santai, hal itu membuat Nyonya Besar dan Stella saling pandang, mendengar penuturan gadis di hadapannya, memang benar dia istrinya? tapi tidak menyangka gadis kecil ini bakal bicara seberani itu .

"Permisi, kalo tidak ada yang di bicarakan lagi, Saya banyak kerjaan," ucap Dinda melewati ke dua orang itu yang masih saling pandang .

"Mah, apa yang di katakan gadis itu tidak benar kan? kakak tidak mungkin tertarik dengan dia kan?" tanya Stella merasa tidak percaya .

Nyonya besar hanya mengangkat bahunya tak mengerti, lalu segera meninggalkan putri bungsunya yang masih tak percaya. Nyonya Besar duduk sambil menonton televisi, sementara Stella duduk di samping Nyonya Besar sambil masih tak percaya .

"Sudah jangan di pikirkan," ucap Nyonya Besar berusaha untuk mengalihkan pikiran putri nya.

Sementara Dinda yang masuk ke kamar segera berganti pakaian dan membuka ikatan rambutnya, membiarkan rambut nya tergerai lalu bergegas keluar untuk mengerjakan tugas nya seperti biasanya .

Dinda menghela nafas panjang saat melihat dapur yang masih berantakan seperti yang sudah-sudah, lalu dengan sigap gadis itu segera membereskan semua nya dan segera mencuci piring dan perabotan lain nya. Setelah beberapa waktu kemudian Dinda sudah menyelesaikan pekerjaan nya, Dinda di buat kaget melihat ke dua wanita sudah berada di belakang nya, membuat Dinda mengelus dada nya karena kaget .

"Seperti nya gudang sangat kotor, kau perlu membersihkan nya," ucap Nyonya Besar sambil melipat tangan di dada nya. Sementara Stella hanya mengikuti apa yang Mamanya katakan. Dinda mengikuti Nyonya Besar ke rumah belakang. Dinda yang baru melihat seluruh bagian rumah itu membuat nya tidak menyangka ternyata rupanya rumah itu sangat luas, bahkan ada kolam renang juga di sana. Dinda berjalan sambil menatap takjub rumah tersebut .

Langkahnya terhenti di sebuah pintu ruangan, lalu Nyonya Besar membuka pintu tersebut .

"Bersihkan gudang ini sampai bersih, ingat jangan harap bisa istirahat, sebelum gudang ini bersih," ucap Nyonya Besar sambil menunjuk ke arah gudang. Dinda hanya melihat gudang yang kotor penuh debu, mana mungkin Dinda mampu pikir nya.

"Ayo cepat, jangan di lihat saja!" hardik Nyonya Besar saat melihat Dinda hanya diam saja .

"Baik Nyonya," jawab Dinda sambil menunduk.

"Iya bersihkan yang bersih," ucap Stella menambahi .

Setelah itu mereka bergegas pergi. Dinda hanya menghela nafas panjang .

"Huuuh orang kaya memang aneh suka seenaknya," gumam Dinda di dalam hati nya. Dinda pun sesekali berusaha menguatkan dirinya .

Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore namun, pekerjaan itu sangat memalaskan bagi Dinda. Dinda lagi-lagi berusaha menyemangati diri nya, matanya sesekali mengantuk, apa lagi semalam kurang tidur, di tambah tadi di sekolah juga di hukum, hidup nya bener-bener malang itulah yang Dinda terus pikirkan .

SEMENTARA DI SEBUAH PERUSAHAAN

Farel masih fokus pada berkasnya, hari ini adalah hari paling menyibukkan baginya. Pria itu sesekali mondar-mandir, menemui rekan bisnisnya hingga sekarang sedang duduk fokus pada berkasnya .

"Tuan Muda, nanti malam ada acara kolega bisnis, semua orang bakal datang di acara itu, apa Anda akan datang?" ucap Devit membuat Farel menghentikan aktivitasnya.

"Kenapa mendadak?" Tanyanya heran .

"Sebenarnya bukan mendadak Tuan, tapi karena Tuan sibuk dari kemarin Saya baru ingat," jelas Devit panjang lebar.

"Kau tinggal siapkan saja seperti biasanya," jawab Farel dengan datar .

"Tapi, apakah Anda akan mengajak Nona Muda?" tanya Devit memastikan.

"Untuk apa? Aku mengajak nya?" tanya Farel menatap tajam ke arah Devit .

"Tuan, sebagian orang sudah ada yang tahu kalo Anda sudah menikah, di sana pasti semua orang bertanya-tanya, di mana istri Tuan?" ucap Devit berusaha menjelaskan .

"Dia pasti bakal membuat ku malu? apa lagi dia itu jelek dan kampungan," jawab Farel sambil mengejek, membayangkan wajah Dinda yang tidak pernah ber mak'up.

Devit menghela nafas panjang sebisa mungkin pria itu ingin membujuk Tuanya .

"Tapi Tuan, apakah tidak akan jauh lebih malu? jika tidak membawa istri Tuan, apa lagi nanti akan ada banyak lawan bisnis Anda? nanti mereka akan lebih mengguncingkan Anda," jelas Devit berusaha untuk membujuk dengan cara halus.

"Terserah," jawab Farel dengan datar, karena merasa kalah telak.

"Baik Tuan, Saya jamin Tuan tidak akan menyesal, membawa Nona Muda," ucap Devit sedikit lega .

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

🤗🤗

🤗🤗

hooh , ucapnmu betul.

2022-09-19

0

🤗🤗

🤗🤗

aih mulutmu pedes banget sih

2022-09-19

0

Bunda'a Gilang

Bunda'a Gilang

aq berharap Juan sepupuan sma farel.

2022-08-28

0

lihat semua
Episodes
1 Perjanjian
2 Pengantin Pengganti
3 Tugas Di Hari Pertama
4 Di Jadikan Pelayan
5 Ternyata Tidak Seperti Yang Di Pikir Kan
6 Kembali Sekolah
7 Lupa Waktu
8 Hukuman
9 Membuat Bekal Untuk Tuan Galak
10 Selalu Di Salahkan
11 Lupa Mengerjakan Tugas
12 Jelek Dan Kampungan
13 Berubah Menjadi Cantik
14 Acara Kolega Bisnis
15 Tidak Bisa Berkutik
16 Pertengkaran Keluarga Argadinata
17 Sikap Tegas Juan
18 Keberanian Dinda
19 Ternyata Hanya Mimpi
20 Kemarahan Clara
21 Kenapa Naik Angkot?
22 Penyesalan Clara
23 Wanita Tak Tahu Malu
24 Menantu Yang Tak Di Anggap
25 Semuanya Sama Saja, Matre
26 Habis Jatuh Tertimpa Tangga Pula
27 Kekepoan Dua Sahabat
28 Demam
29 Kembali Sekolah
30 Amanda Meminta Maaf
31 Kartu Tanpa Batas
32 Sisi Lain Fikram
33 Sikap Aneh Tuan Galak
34 Obsesi Clara
35 Amanda Yang Selalu Membela
36 Napas Buatan Dan Ciuman Itu Beda
37 Pernyataan Cinta Juan
38 Rencana Licik Stella Dan Clara
39 Kemarahan Devit Dan Farel
40 Bunga Mawar Putih
41 Terlalu Berharap Lebih
42 Masa Lalu Farel
43 episode 43
44 episode 44
45 episode 45
46 episode 46
47 episode 47
48 episode 48
49 episode 49
50 episode 50
51 episode 51
52 episode 52
53 episode 53
54 episode 54
55 episode 55
56 episode 56
57 episode 57
58 episode 58
59 episode 59
60 episode 60
61 episode 61
62 episode 62
63 episode 63
64 episode 64
65 episode 65
66 episode 66
67 episode 67
68 episode 68
69 episode 69
70 episode 70
71 episode 71
72 episode 72
73 episode 73
74 episode 74
75 episode 75
76 episode 76
77 episode 77
78 episode 78
79 episode 79
80 episode 80
81 episode 81
82 episode 82
83 episode 83
84 episode 84
85 episode 85
86 episode 86
87 episode 87
88 episode 88
89 episode 89
90 episode 90
91 episode 91
92 episode 92
93 episode 93
94 episode 94
95 episode 95
96 episode 96 Visual author
97 episode 97
98 episode 98
99 episode 99
100 episode 100
101 episode 101
102 episode 102
103 episode 103
104 episode 104
105 episode 105
106 episode 106
107 episode 107
108 episode 108
109 episode 109
110 episode 110
111 episode 111
112 episode 112
113 episode 113
114 episode 114
115 episode 115
116 episode 116
117 episode 117
118 episode 118
119 episode 119
120 episode 120
121 episode 121
122 episode 122 21+
123 episode 123
124 episode 124
125 episode 125
126 episode 126
127 episode 127
128 episode 128
129 episode 129
130 episode 130
131 episode 131
132 episode 132
133 episode 133
134 episode 134
135 Tingkah aneh Dinda
136 Cerita Farel
137 Sisi lain Dinda
138 Kejadian tak terduga
139 Pulang ke Indonesia
140 Kedatangan tamu
141 Kecemburuan yang berujung malu
142 Rasa iri itu pasti ada
143 Kejutan untuk Bunda
144 Perasaan dokter Aldo
145 Sarapan pagi yang memalukan
146 Perdebatan Dinda Vs Devit
147 Perdebatan dokter kandungan vs Farel
148 Triple Date
149 Triple Date Konyol
150 Akhir dari persahabatan
151 Kegalauan Dinda
152 Menjelang Hari kelahiran
153 Persatuan Keluarga
154 Konferensi Pers
155 Gara-gara Perawan atau Janda
156 Tragedi Yang berujung kencan
157 Kisah Masa Lalu Devit
158 Extra Part Anjani Devit
159 Anjani Vs Stella
160 Kejujuran Yang Selama Ini Di Pendam
161 Izin Yang Tertunda
162 Kekhawatiran Farel
163 Menjadi Pengasuh
164 Penderitaan Kedua Ayah
165 Ayah Siaga
166 Kejadian Tak Terduga
167 Kesedihan Farel
168 Keajaiban
169 Birthday Darel
170 Lamaran Tak Terduga
171 Gara-gara Hujan
172 Pernikahan Kedua Mempelai (Happy Ending)
173 Terimakasih Author
Episodes

Updated 173 Episodes

1
Perjanjian
2
Pengantin Pengganti
3
Tugas Di Hari Pertama
4
Di Jadikan Pelayan
5
Ternyata Tidak Seperti Yang Di Pikir Kan
6
Kembali Sekolah
7
Lupa Waktu
8
Hukuman
9
Membuat Bekal Untuk Tuan Galak
10
Selalu Di Salahkan
11
Lupa Mengerjakan Tugas
12
Jelek Dan Kampungan
13
Berubah Menjadi Cantik
14
Acara Kolega Bisnis
15
Tidak Bisa Berkutik
16
Pertengkaran Keluarga Argadinata
17
Sikap Tegas Juan
18
Keberanian Dinda
19
Ternyata Hanya Mimpi
20
Kemarahan Clara
21
Kenapa Naik Angkot?
22
Penyesalan Clara
23
Wanita Tak Tahu Malu
24
Menantu Yang Tak Di Anggap
25
Semuanya Sama Saja, Matre
26
Habis Jatuh Tertimpa Tangga Pula
27
Kekepoan Dua Sahabat
28
Demam
29
Kembali Sekolah
30
Amanda Meminta Maaf
31
Kartu Tanpa Batas
32
Sisi Lain Fikram
33
Sikap Aneh Tuan Galak
34
Obsesi Clara
35
Amanda Yang Selalu Membela
36
Napas Buatan Dan Ciuman Itu Beda
37
Pernyataan Cinta Juan
38
Rencana Licik Stella Dan Clara
39
Kemarahan Devit Dan Farel
40
Bunga Mawar Putih
41
Terlalu Berharap Lebih
42
Masa Lalu Farel
43
episode 43
44
episode 44
45
episode 45
46
episode 46
47
episode 47
48
episode 48
49
episode 49
50
episode 50
51
episode 51
52
episode 52
53
episode 53
54
episode 54
55
episode 55
56
episode 56
57
episode 57
58
episode 58
59
episode 59
60
episode 60
61
episode 61
62
episode 62
63
episode 63
64
episode 64
65
episode 65
66
episode 66
67
episode 67
68
episode 68
69
episode 69
70
episode 70
71
episode 71
72
episode 72
73
episode 73
74
episode 74
75
episode 75
76
episode 76
77
episode 77
78
episode 78
79
episode 79
80
episode 80
81
episode 81
82
episode 82
83
episode 83
84
episode 84
85
episode 85
86
episode 86
87
episode 87
88
episode 88
89
episode 89
90
episode 90
91
episode 91
92
episode 92
93
episode 93
94
episode 94
95
episode 95
96
episode 96 Visual author
97
episode 97
98
episode 98
99
episode 99
100
episode 100
101
episode 101
102
episode 102
103
episode 103
104
episode 104
105
episode 105
106
episode 106
107
episode 107
108
episode 108
109
episode 109
110
episode 110
111
episode 111
112
episode 112
113
episode 113
114
episode 114
115
episode 115
116
episode 116
117
episode 117
118
episode 118
119
episode 119
120
episode 120
121
episode 121
122
episode 122 21+
123
episode 123
124
episode 124
125
episode 125
126
episode 126
127
episode 127
128
episode 128
129
episode 129
130
episode 130
131
episode 131
132
episode 132
133
episode 133
134
episode 134
135
Tingkah aneh Dinda
136
Cerita Farel
137
Sisi lain Dinda
138
Kejadian tak terduga
139
Pulang ke Indonesia
140
Kedatangan tamu
141
Kecemburuan yang berujung malu
142
Rasa iri itu pasti ada
143
Kejutan untuk Bunda
144
Perasaan dokter Aldo
145
Sarapan pagi yang memalukan
146
Perdebatan Dinda Vs Devit
147
Perdebatan dokter kandungan vs Farel
148
Triple Date
149
Triple Date Konyol
150
Akhir dari persahabatan
151
Kegalauan Dinda
152
Menjelang Hari kelahiran
153
Persatuan Keluarga
154
Konferensi Pers
155
Gara-gara Perawan atau Janda
156
Tragedi Yang berujung kencan
157
Kisah Masa Lalu Devit
158
Extra Part Anjani Devit
159
Anjani Vs Stella
160
Kejujuran Yang Selama Ini Di Pendam
161
Izin Yang Tertunda
162
Kekhawatiran Farel
163
Menjadi Pengasuh
164
Penderitaan Kedua Ayah
165
Ayah Siaga
166
Kejadian Tak Terduga
167
Kesedihan Farel
168
Keajaiban
169
Birthday Darel
170
Lamaran Tak Terduga
171
Gara-gara Hujan
172
Pernikahan Kedua Mempelai (Happy Ending)
173
Terimakasih Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!