Selalu Di Salahkan

Setelah selesai jam pelajaran

Semua murid segera berkemas untuk pulang, Dinda pun keluar lebih dulu tanpa menunggu kedua sahabatnya, namun tiba-tiba ada seseorang yang menarik tangan nya membuat Dinda kaget .

"Angel, kenapa membawa ku kemarin?" tanya Dinda dengan terkejut melihat ketiga gadis yang menarik nya ke lorong sepi.

Ketiga gadis tersebut menatap Dinda dengan tajam .

"Dasar gadis penggoda, sudah ku peringatan kan berapa kali? jauhi Juan, tapi justru kau malah mendekati nya!" ucap Angel sambil menjambak rambut Dinda .

Hal itu Membuat Dinda meringis kesakitan, ketiga gadis itu mendorong Dinda dengan kasar, membuat Dinda mengaduh berkali-kali, untung bukan kerikil jika mereka mendorong nya di bawah kerikil mungkin Dinda sudah luka-luka .

Lalu Angel dan kedua teman nya mengacak acak rambut Dinda hingga berantakan, tentu saja Dinda yang hanya satu orang dengan mereka yang lumayan aga tinggi Dinda pun kalah dan tidak bisa melawan.

"Ingat baik-baik, ini hanya peringatan, jika kau sekali lagi mendekati Juan, Aku pasti kan, akan lebih dari ini!" ucap Angel sambil menarik kedua sahabatnya untuk pergi .

Dinda hanya menangis terkulai lemah, merasa miris dengan takdir hidupnya.

"Kenapa? semua orang begitu menyalahkan ku? padahal Aku tidak merasa pernah melakukan apapun," ucap nya di sela isak tangis nya.

Dinda pun berusaha bangun dan segera merapikan rambut nya kembali, sekuat hati gadis tersebut berjalan dengan berusaha kuat.

Gadis itu berjalan dengan berusaha tidak terjadi apa-apa, menyusuri jalanan dengan badan yang sedikit ke sakitan, apa lagi dorongan yang Angel lakukan membuat nya sampai tersungkur keras, Dinda pun menunggu angkot sambil sesekali menghapus air mata nya yang terus saja jatuh, beberapa lama kemudian Dinda sudah masuk ke dalam angkot .

Setelah keluar masuk angkot, Dinda pun sudah sampai di depan gerbang rumah besar yang sudah seperti neraka baginya tapi tempat tinggal nya saat ini. Dinda berharap bisa istirahat setidaknya saat berada di rumah tersebut dan berharap tidak terjadi apa-apa .

Dinda masuk setelah satpam membuka kan pintu, lalu Dinda pun segera berlari kecil menuju ke rumah tersebut dan segera mengetuk pintu rumah tersebut, tak lama kemudian rupanya Nyonya Besar yang membukakan pintu tersebut .

"Akhirnya kau pulang juga," ucap Nyonya Besar dengan senyum jahat nya, membuat Dinda heran .

"Nyonya, ada apa?" tanya Dinda dengan heran tak biasa nya wanita paruh baya itu yang membukakan pintu.

"Kau lupa siapa kau? cepat ganti pakaian, pekerjaan mu sangat banyak, ingat kau tinggal di sini tidak gratis!" ucap Nyonya besar menatap tajam gadis di hadapannya itu, hal itu Membuat nyali Dinda menciut. Dinda hanya mengangguk tak sedikit pun membantah, membantah pun percuma karena dia memang pelayan .

Dinda segera masuk dan bergegas menaiki anak tangga, lalu segera masuk ke kamar nya dan berganti pakaian lalu bergegas untuk turun menuju dapur .

Dinda melihat dapur yang berantakan dan banyak cucian piring menumpuk, sementara para pelayan hanya melihat Dinda dengan kasihan, harus nya kan itu tugas mereka, apa lagi itu bekas makan mereka .

Ya Nyonya besar sengaja agar bekas makanan mereka Dinda yang mencuci .

"Yang bersih nyuci nya!" ucap Nyonya Besar saat melihat Dinda sedang mencuci .

Dinda pun hanya mengiyakan, sambil berusaha sabar, tentu bagi Dinda tidak masalah melakukan semua itu, menurut nya itu adalah hal biasa, tapi bagi para pelayan itu adalah hal yang keterlaluan, apa lagi Nyonya Besar yang jarang ke dapur ini malah mengawasi gadis tersebut .

Sementara di sebuah perusahaan

Farel melihat Dinda dari CCTV kamar nya, gadis tersebut sudah pulan, Farel memang sengaja meletakkan CCTV untuk mengawasi gadis tersebut, apa saja yang gadis itu lakukan selama di kamar, ternyata Farel melihat Dinda masuk lalu keluar lagi setelah itu Farel kembali meneruskan pekerjaannya.

"Tuan Muda, hari ini pekerjaan sangat banyak, apa perlu Saya menyuruh karyawan untuk lembur?" tanya Devit sambil membawa beberapa berkas .

Farel hanya mengangguk saja, tanpa sedikitpun melirik Devit. Rupanya masalah kemarin membuat pekerjaan Farel bertambah, apa lagi kekacauan yang membuat perusahaan di ambang masalah, membuat Farel sesekali menghela nafas, meskipun Diana berjanji akan membereskan semuanya, tapi tentu saja Farel dan Devit pun harus ikut turun tangan untuk meyakinkan semua nya, agar perusahaan kembali stabil, meskipun perusahaan Farel sangat besar tapi jika para investor menarik semua nya perusahaan tersebut pasti akan hancur .

Farel tidak ingin perusahaan yang di bangun dengan susah payah harus hancur begitu saja. Farel bisa saja meminta bantuan pada Papa nya, tapi Farel bukan orang yang mudah menyerah apa lagi menurut nya ini masalah yang cukup kecil .

SEMENTARA DITEMPAT LAIN

Dinda yang sudah menyelesaikan cucian nya pun di suruh menyapu ngepel lagi, padahal lantai nya terlihat masih bersih, dan sebenarnya sudah di sapu pel oleh pelayan, namun Dinda tetap melakukan nya tanpa sedikitpun membantah, Dinda seperti sedang di interograsi saat bekerja lagi-lagi di awasi, apa lagi Dinda di buat lelah, nyonya besar terus mondar-mandir menginjak lantai yang Dinda sudah pel bersih. Dinda sesekali hanya menghela nafas panjang berusaha sabar . Akhirnya Dinda pun sudah menyelesaikan pekerjaan nya .

Dinda segera naik ke atas saat Nyonya Besar sedangkan menonton televisi, namun baru beberapa langkah hendak membuka pintu, suara panggilan dari belakang membuat Dinda menoleh .

"Mau apa kau? kemari!" ucap nyonya besar membuat Dinda mengurungkan niatnya untuk masuk .

Dinda pun mengikuti Nyonya Besar meskipun dengan wajah yang cukup kesal, Dinda heran kenapa Nyonya Besar mengajak nya ke samping kamar nya? Nyonya Besar membuka sebuah pintu ruangan. Dinda pun mengikuti Nyonya Besar di belakang nya, rupanya itu adalah ruang kerja Farel .

Dinda menatap takjub ruangan yang terlihat bersih dan rapi itu, buku-buku berjejer rapi seperti perpustakaan .

"Aku rasa, jika kau menyusun buku sesuai warna, itu akan lebih baik," ucap Nyonya Besar dengan senyum jahat nya.

"Tapi nyonya ini ..."

"Berani kau membantah!" potong Nyonya besar saat Dinda hendak membantah matanya nya menatap tajam gadis di hadapannya itu.

Hal itu Membuat nyali Dinda menciut, Dinda pun akhirnya mengiyakan, membuat Nyonya Besar keluar dengan senyum jahat nya .

"Rasain kamu, Aku tidak sabar semarah apa dia," gumam Nyonya Besar didalam hatinya sambil menutup pintu .

Setelah beberapa saat kemudian

Nyonya besar sudah duduk di sofa sambil tersenyum, hal itu membuat Stella yang baru pulang dari kampus merasa heran, apa lagi jarang sekali melihat Mamanya tersenyum begitu, senyuman yang sangat jahat .

"Mama kenapa? tumben senyum-senyum seperti itu?" tanya Stella setelah duduk di samping Mamanya.

"Tentu saja Mama lagi senang, Mama habis memberi banyak kerjaan pada gadis kampung itu, apa lagi Mama menyuruh dia buat menyusun buku-buku yang ada di ruangan kerja kakak mu. lihat nanti apa yang akan terjadi dengan gadis kampung itu?" jelas Nyonya besar panjang lebar sambil Masih tersenyum.

"Benarkah Mah? hmmm rasain aja dia. Memang Mama paling bisa di andelin," ucap Stella sambil memeluk Nyonya Besar dengan tersenyum senang.

Sementara Dinda berusaha mengambil tangga untuk naik ke atas, karena rak buku yang cukup tinggi membuat Dinda kesusahan.

"Dinda kau pasti bisa," ucap nya menyemangati dirinya sendiri.

Dinda pun membereskan buku-buku tersebut sesuai warna hingga hampir 3 jam .

"Akhirnya selesai juga," ucap nya merasa lega setelah tugas nya selesai .

Setelah itu Dinda segera keluar dari ruangan tersebut, Dinda segera masuk ke kamar nya. menyenderkan tubuh nya di sofa. Dinda yang merasa sangat lelah sambil memejamkan mata nya sebentar hingga Dinda baru menyadari ke langit-langit samping ada CCTV, Dinda segera ke ruangan walk in closet .

"Kenapa Aku bisa lupa? kalo kamar ini ada CCTV nya," ucap nya setelah sampai di ruangan walk in closet .

Matanya tertuju pada berkas yang beberapa hari Dinda pelajari, lalu Dinda segera mengambil berkas tersebut dan membaca ruangan apa saja yang tidak boleh Dinda masuki .

Dinda membaca, rupanya ada sebuah ruangan yang tidak boleh dia masuki, Dinda segera keluar melihat ruangan tersebut, setelah keluar Dinda menengok ruangan mana yang di maksud, langkah nya tertuju pada ruangan yang paling ujung kiri.

"Ruangan apa ini" gumam nya setelah sampai di depan ruangan tersebut .

Dinda yang sedikit merinding akhirnya kembali ke kamarnya tidak ingin terjadi masalah .

Setelah sampai di kamar Dinda melihat jam rupanya jam menunjukkan pukul 06.00 pertanda sudah magrib.Dinda segera bergegas ke mandi untuk membersihkan tubuhnya .

Setelah beberapa saat kemudian

Setelah memakai pakaian, Dinda tidak lupa menjalankan ibadah magrib, setelah beberapa saat kemudian saat sedang berdoa.

TOK-TOK-TOK

Ketukan pintu membuat nya menoleh, lalu segera

melepas mukenah nya untuk melihat siapa yang mengetuk pintu. Rupanya nyonya besar sudah berada tepat di depan pintu membuat Dinda kaget .

"Nyonya, ada apa?" tanya nya heran.

"Cepat bantu pelayan, menyiapkan makan malam!" ucap Nyonya Besar tanpa bisa di bantah .

Dinda pun segera membereskan mukenah nya, lalu segera bergegas keluar untuk menuruni anak tangga .

Tentu saja Nyonya Besar yang tahu kalo Farel tidak pulang untuk makan malam merasa sangat senang, bebas menyuruh gadis tersebut, sesuka hati nya.

Dinda pun membantu pelayan menyiapkan makan malam, sebenarnya Pa Beni melarang nya, namun Dinda terus memaksa, akhirnya Pa Beni pun membiarkan Dinda melakukan semua nya.

Setelah beberapa saat kemudian Dinda yang sedang menyiapkan makanan, melihat Tuan Besar dan semua nya sudah kumpul di meja makan .

"Loh Dinda, kenapa kau ikut membantu pelayan? seharusnya kau tidak perlu melakukan semua nya?" tanya Tuan Besar saat melihat Dinda membantu pelayan .

"Tidak papa Tuan, Saya memang senang membantu mereka," jawab Dinda sambil tersenyum .

"Kenapa kau memanggilku Tuan? bukan kah kau menantuku ? panggil saja Papa," tanya tuan besar pada dinda membuat ke tiga wanita tersebut melihat ke arah Dinda .

"I-iya Papa," jawab Dinda sambil terbata bata.

"Terus kau mau kemana? Ayo duduk?" ucap Tuan besar lagi, membuat Dinda heran, yang Dinda ingat pria tersebut sangat begitu menyeramkan menurut nya, tapi ini sangat begitu baik dan lemah lembut.

"Saya makan di dapur saja Tuan, eh Papa," jawab Dinda sambil menuju ke dapur .

"Sudah biarkan saja Pah, dia sadar diri, tempat dia kan di dapur," ucap Nyonya Besar angkat bicara karena sedari tadi sudah menahan kekesalannya. Akhirnya Tuan Besar pun membiarkan Dinda makan di dapur, meskipun ada rasa kasihan di dalam hati nya, tapi tidak ingin terlalu memaksa.

Dinda pun makan bersama para pelayan, sementara para pelayan melihat Dinda dengan aneh, apa lagi Dinda adalah istri Tuan Muda nya.

Dinda tak peduli sorot mata para pelayan lainnya, Dinda makan bersama Lina, mereka pun makan dengan lahap, entah mengapa? gadis tersebut merasa nyaman saat bersama Lina.

Lina pun sebenarnya merasa kasihan dengan gadis tersebut . Setelah selesai makan, Nyonya Besar menyuruh Dinda mencuci piring semuanya, karena Tuan Besar yang langsung ke ruangan kerja nya, membuat Nyonya Besar menyuruh Dinda seenaknya .

Setelah beberapa jam kemudian, jam menunjukkan pukul 22.00.

Mobil Farel sudah berada di halaman rumah nya, Devit dengan sigap membuka kan pintu untuk Tuanya, Farel masuk ke dalam rumah nya, sementara Devit pamit untuk pulang, Pa Beni menyambut nya seperti biasa.

Farel memang sengaja tidak ingin Dinda menyambut nya, membiarkan Dinda tidur terlebih dahulu, Pa Beni pun mengikuti Farel dari belakang, menaiki anak tangga, Farel menghentikan langkah nya, melirik Pa Beni mengambil berkas yang Pa Beni pegang, lalu masuk ke ruangan kerja nya, Pa Beni pun langsung mengikuti dari belakang .

Farel masuk ke ruangan kerja nya, tidak biasanya pria itu masuk ke ruangan kerja nya sebelum membersihkan dirinya, namun kali ini justru pria itu malah masuk terlebih dahulu, mungkin memang ingin meletakkan sesuatu .

Farel membuka pintu ruangan kerjanya, melihat ruangan kerjanya yang sudah berubah, hal itu membuat wajah pria itu berubah menjadi marah .

"Pa Beni, siapa yang berani? merubah buku-buku itu!" tanya Farel dengan wajah memerah, menatap Pa Beni dengan tajam .

"No-nona Muda Tuan," jawab Pa Beni dengan ketakutan .

"Panggil dia kemari !" titah Farel dengan meninggi .

Dinda yang sudah menyelesaikan pekerjaan nya, segera membuka buku pelajaran nya, ingin mengerjakan tugas yang tadi siang harus di kerjakan, namun aktivitas nya terhenti saat mendengar suara ketukan pintu.

TOK-TOK-TOK

Dinda segera merapikan kembali bukunya dan meletakkan ke tempat nya, lalu segera membuka pintu, tampak lah Pa Beni berdiri tegap di depan pintu.

"Nona Muda, Tuan Muda, memanggil Anda di ruangan kerja nya," ucap Pa Beni langsung tude poin.

"Dia sudah pulang?" tanya Dinda dengan heran, Pa Beni hanya mengangguk lalu mempersilahkan Dinda untuk mengikuti nya.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Muly Yanti

Muly Yanti

kknya yg salah kok adeknya yb di siksa.. cari kknya siksa dia.. kasian dinda yg kena getahnya..

2022-10-08

0

🤗🤗

🤗🤗

namanya juga orang iri

2022-09-14

1

Wiek Soen

Wiek Soen

malang bener nasibmu Dinda

2022-07-29

1

lihat semua
Episodes
1 Perjanjian
2 Pengantin Pengganti
3 Tugas Di Hari Pertama
4 Di Jadikan Pelayan
5 Ternyata Tidak Seperti Yang Di Pikir Kan
6 Kembali Sekolah
7 Lupa Waktu
8 Hukuman
9 Membuat Bekal Untuk Tuan Galak
10 Selalu Di Salahkan
11 Lupa Mengerjakan Tugas
12 Jelek Dan Kampungan
13 Berubah Menjadi Cantik
14 Acara Kolega Bisnis
15 Tidak Bisa Berkutik
16 Pertengkaran Keluarga Argadinata
17 Sikap Tegas Juan
18 Keberanian Dinda
19 Ternyata Hanya Mimpi
20 Kemarahan Clara
21 Kenapa Naik Angkot?
22 Penyesalan Clara
23 Wanita Tak Tahu Malu
24 Menantu Yang Tak Di Anggap
25 Semuanya Sama Saja, Matre
26 Habis Jatuh Tertimpa Tangga Pula
27 Kekepoan Dua Sahabat
28 Demam
29 Kembali Sekolah
30 Amanda Meminta Maaf
31 Kartu Tanpa Batas
32 Sisi Lain Fikram
33 Sikap Aneh Tuan Galak
34 Obsesi Clara
35 Amanda Yang Selalu Membela
36 Napas Buatan Dan Ciuman Itu Beda
37 Pernyataan Cinta Juan
38 Rencana Licik Stella Dan Clara
39 Kemarahan Devit Dan Farel
40 Bunga Mawar Putih
41 Terlalu Berharap Lebih
42 Masa Lalu Farel
43 episode 43
44 episode 44
45 episode 45
46 episode 46
47 episode 47
48 episode 48
49 episode 49
50 episode 50
51 episode 51
52 episode 52
53 episode 53
54 episode 54
55 episode 55
56 episode 56
57 episode 57
58 episode 58
59 episode 59
60 episode 60
61 episode 61
62 episode 62
63 episode 63
64 episode 64
65 episode 65
66 episode 66
67 episode 67
68 episode 68
69 episode 69
70 episode 70
71 episode 71
72 episode 72
73 episode 73
74 episode 74
75 episode 75
76 episode 76
77 episode 77
78 episode 78
79 episode 79
80 episode 80
81 episode 81
82 episode 82
83 episode 83
84 episode 84
85 episode 85
86 episode 86
87 episode 87
88 episode 88
89 episode 89
90 episode 90
91 episode 91
92 episode 92
93 episode 93
94 episode 94
95 episode 95
96 episode 96 Visual author
97 episode 97
98 episode 98
99 episode 99
100 episode 100
101 episode 101
102 episode 102
103 episode 103
104 episode 104
105 episode 105
106 episode 106
107 episode 107
108 episode 108
109 episode 109
110 episode 110
111 episode 111
112 episode 112
113 episode 113
114 episode 114
115 episode 115
116 episode 116
117 episode 117
118 episode 118
119 episode 119
120 episode 120
121 episode 121
122 episode 122 21+
123 episode 123
124 episode 124
125 episode 125
126 episode 126
127 episode 127
128 episode 128
129 episode 129
130 episode 130
131 episode 131
132 episode 132
133 episode 133
134 episode 134
135 Tingkah aneh Dinda
136 Cerita Farel
137 Sisi lain Dinda
138 Kejadian tak terduga
139 Pulang ke Indonesia
140 Kedatangan tamu
141 Kecemburuan yang berujung malu
142 Rasa iri itu pasti ada
143 Kejutan untuk Bunda
144 Perasaan dokter Aldo
145 Sarapan pagi yang memalukan
146 Perdebatan Dinda Vs Devit
147 Perdebatan dokter kandungan vs Farel
148 Triple Date
149 Triple Date Konyol
150 Akhir dari persahabatan
151 Kegalauan Dinda
152 Menjelang Hari kelahiran
153 Persatuan Keluarga
154 Konferensi Pers
155 Gara-gara Perawan atau Janda
156 Tragedi Yang berujung kencan
157 Kisah Masa Lalu Devit
158 Extra Part Anjani Devit
159 Anjani Vs Stella
160 Kejujuran Yang Selama Ini Di Pendam
161 Izin Yang Tertunda
162 Kekhawatiran Farel
163 Menjadi Pengasuh
164 Penderitaan Kedua Ayah
165 Ayah Siaga
166 Kejadian Tak Terduga
167 Kesedihan Farel
168 Keajaiban
169 Birthday Darel
170 Lamaran Tak Terduga
171 Gara-gara Hujan
172 Pernikahan Kedua Mempelai (Happy Ending)
173 Terimakasih Author
Episodes

Updated 173 Episodes

1
Perjanjian
2
Pengantin Pengganti
3
Tugas Di Hari Pertama
4
Di Jadikan Pelayan
5
Ternyata Tidak Seperti Yang Di Pikir Kan
6
Kembali Sekolah
7
Lupa Waktu
8
Hukuman
9
Membuat Bekal Untuk Tuan Galak
10
Selalu Di Salahkan
11
Lupa Mengerjakan Tugas
12
Jelek Dan Kampungan
13
Berubah Menjadi Cantik
14
Acara Kolega Bisnis
15
Tidak Bisa Berkutik
16
Pertengkaran Keluarga Argadinata
17
Sikap Tegas Juan
18
Keberanian Dinda
19
Ternyata Hanya Mimpi
20
Kemarahan Clara
21
Kenapa Naik Angkot?
22
Penyesalan Clara
23
Wanita Tak Tahu Malu
24
Menantu Yang Tak Di Anggap
25
Semuanya Sama Saja, Matre
26
Habis Jatuh Tertimpa Tangga Pula
27
Kekepoan Dua Sahabat
28
Demam
29
Kembali Sekolah
30
Amanda Meminta Maaf
31
Kartu Tanpa Batas
32
Sisi Lain Fikram
33
Sikap Aneh Tuan Galak
34
Obsesi Clara
35
Amanda Yang Selalu Membela
36
Napas Buatan Dan Ciuman Itu Beda
37
Pernyataan Cinta Juan
38
Rencana Licik Stella Dan Clara
39
Kemarahan Devit Dan Farel
40
Bunga Mawar Putih
41
Terlalu Berharap Lebih
42
Masa Lalu Farel
43
episode 43
44
episode 44
45
episode 45
46
episode 46
47
episode 47
48
episode 48
49
episode 49
50
episode 50
51
episode 51
52
episode 52
53
episode 53
54
episode 54
55
episode 55
56
episode 56
57
episode 57
58
episode 58
59
episode 59
60
episode 60
61
episode 61
62
episode 62
63
episode 63
64
episode 64
65
episode 65
66
episode 66
67
episode 67
68
episode 68
69
episode 69
70
episode 70
71
episode 71
72
episode 72
73
episode 73
74
episode 74
75
episode 75
76
episode 76
77
episode 77
78
episode 78
79
episode 79
80
episode 80
81
episode 81
82
episode 82
83
episode 83
84
episode 84
85
episode 85
86
episode 86
87
episode 87
88
episode 88
89
episode 89
90
episode 90
91
episode 91
92
episode 92
93
episode 93
94
episode 94
95
episode 95
96
episode 96 Visual author
97
episode 97
98
episode 98
99
episode 99
100
episode 100
101
episode 101
102
episode 102
103
episode 103
104
episode 104
105
episode 105
106
episode 106
107
episode 107
108
episode 108
109
episode 109
110
episode 110
111
episode 111
112
episode 112
113
episode 113
114
episode 114
115
episode 115
116
episode 116
117
episode 117
118
episode 118
119
episode 119
120
episode 120
121
episode 121
122
episode 122 21+
123
episode 123
124
episode 124
125
episode 125
126
episode 126
127
episode 127
128
episode 128
129
episode 129
130
episode 130
131
episode 131
132
episode 132
133
episode 133
134
episode 134
135
Tingkah aneh Dinda
136
Cerita Farel
137
Sisi lain Dinda
138
Kejadian tak terduga
139
Pulang ke Indonesia
140
Kedatangan tamu
141
Kecemburuan yang berujung malu
142
Rasa iri itu pasti ada
143
Kejutan untuk Bunda
144
Perasaan dokter Aldo
145
Sarapan pagi yang memalukan
146
Perdebatan Dinda Vs Devit
147
Perdebatan dokter kandungan vs Farel
148
Triple Date
149
Triple Date Konyol
150
Akhir dari persahabatan
151
Kegalauan Dinda
152
Menjelang Hari kelahiran
153
Persatuan Keluarga
154
Konferensi Pers
155
Gara-gara Perawan atau Janda
156
Tragedi Yang berujung kencan
157
Kisah Masa Lalu Devit
158
Extra Part Anjani Devit
159
Anjani Vs Stella
160
Kejujuran Yang Selama Ini Di Pendam
161
Izin Yang Tertunda
162
Kekhawatiran Farel
163
Menjadi Pengasuh
164
Penderitaan Kedua Ayah
165
Ayah Siaga
166
Kejadian Tak Terduga
167
Kesedihan Farel
168
Keajaiban
169
Birthday Darel
170
Lamaran Tak Terduga
171
Gara-gara Hujan
172
Pernikahan Kedua Mempelai (Happy Ending)
173
Terimakasih Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!