Pengantin Pengganti

SEMiNGGU BERLALU

Seorang pemuda tampan sedang berdiri merapikan jasnya, di bantu Asisten nya, dengan menampilkan wajah yang tidak bisa di artikan .

Dia adalah Farel Maherza Argadinata, pria yang bahkan membenci pernikahan, lantas kenapa sekarang justru malah menikah?

Asisten nya bernama Devit Prayoga, Asisten yang selalu setia berdiri di samping pria tersebut.

"Tuan bagaimana? apa kah anda yakin ingin menikah?" tanya Devit khawatir, melihat raut cemas tuan nya itu.

"Aku juga tidak tahu, perasaan ku juga tidak enak," jawab Farel dengan datar .

"Lalu? Saya harus apa tuan?" tanya Devit dengan bingung .

"Cukup diam, dan keluar, Aku ingin sendiri dulu!" perintah Farel menatap tajam Asistennya itu.

"Baik Tuan, kalo begitu Saya akan memastikan, apa yang terjadi di luar" Ucap Devit berlalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.

DISISI LAIN

Seorang gadis cantik sedang duduk menatap wajahnya di pantulan kaca, wajah yang sudah di rias cantik, menggunakan make up dan sudah lengkap menggunakan gaun berwarna putih .

Namun wajahnya sangat tidak bahagia, bagaimana mungkin bahagia? sementara dia harus menikah dengan pria yang bahkan tidak pernah dia temui .

Ya, gadis tersebut adalah Clara, selama seminggu setelah pertemuan nya dengan pria yang katanya calon mertuanya, Clara di kurung, dia hanya di izinkan keluar saat fitting gaun, itu saja di kawal pengawal .

"Pergi kalian, tinggalkan aku sendiri! " perintah Clara pada petugas yang merias .

"Baik Nona, kami keluar dulu," ucap semua nya berlalu pergi, meninggalkan Clara seorang diri.

BEBERAPA SAAT KEMUDIAN

Ceklek...

Pintu di buka seorang wanita paruh baya masuk.

"Clara, kau sangat cantik sekali," ucap wanita tersebut yang tak lain adalah Yuni .

"Bunda puas? melihat Aku menderita? ya kan, melihat Aku menikah dengan orang yang bahkan belum Aku temui. lebih baik Bunda keluar, Aku ingin sendiri !" ucap Clara dengan marah .

"Ko kamu ngomong begitu? orang tua mana yang senang melihat putrinya menderita? Clara, Bunda ngelakuin ini semua karena terpaksa," tanya Yuni dengan sedih.

"Bunda keluar! Clara ngga ingin melihat wajah bunda," usir Clara dengan sedikit berteriak.

"Baik, Bunda keluar, Bunda harap kamu mengerti dengan apa yang bunda lakuin. Oya bunda kesini hanya ingin memberi tahu kalo pernikahan satu jam lagi akan di mulai, jadi bersiap lah," ucap Yuni menjelaskan panjang lebar, setelah itu berlalu pergi dari kamar putri nya itu,membiarkan putri nya berfikir .

Tak lama kemudian pintu kembali di buka, membuat Clara semakin tegang.

"Aduh siapa lagi sih?" ketus Clara saat melihat pintu kembali di buka .

Dinda masuk, mengenakan dress berwarna merah muda selutut, dengan rambut di kuncir kuda dengan tampilan riasan sederhana .

"Mau apa? kau kesini?" tanya Clara menatap adiknya sinis .

"Kak, Aku hanya ingin melihat kakak, ternyata kakak cantik sekali," jawab Dinda dengan tulus .

"Halah, pasti kamu menertawakan Aku, iya kan? Melihat Aku harus terpojok begini. Harus menanggung semua nya, iya kan? mending kamu keluar, Aku nggak mau di ganggu!" ucapeClara sambil mendorong adiknya untuk keluar .

Dinda pun keluar dengan wajah sedih, air mata nya jatuh begitu saja.

"Aku kan, hanya ingin menghibur, tapi Ka Clara, selalu saja bersikap begitu pada ku. Dinda, kamu harus sabar, mungkin ka Clara, memang ngga ingin di ganggu," gumam Dinda menenangkan dirinya di balik pintu .

Setelah kepergian Dinda Clara mondar-mandir kebingungan .

"Bagaimana ini? Aku nggak bisa menikah, bagaimana mungkin? Aku harus terjebak dengan orang aneh. Ngga, ini ngga bisa di biarkan." gumam Clara pada diri sendiri, membayangkan kemungkinan buruk terjadi pada hidup nya nanti. Sejenak gadis itu berpikir keras lalu segera mencari Hpnya mencari kontak seseorang untuk di hubungi.

Tak lama kemudian

"Hallo, ada apa Ra? ini gue lagi otw, Lo Kenapa? tumben nelpon," suara seseorang dari seberang telepon.

"Tan tolong gue, gue nggak bisa menikah, Tan," jawab Clara memohon pada sahabat nya .

"Maksudnya, lo mau kabur? bukan nya, Lo setuju untuk menikah?" tanya wanita itu yang sudah tau maksud sahabatnya, wanita itu tidak lain adalah Tania sahabat Clara.

"Iya Tan, bantu gue kabur, gue nggak ada waktu lagi, tinggal sebentar lagi, gue nggak mau menikah. gue akan bayar berapa pun, asal Lo mau bantu gue. Please, hanya Lo yang bisa bantuin gue, ini masalah masa depan gue," ucap Clara penuh harap.

"Tapi Ra, gue takut ketahuan, bagaimana? apa kamu yakin? ingin pergi dari pernikahan tersebut, dari yang gue liat, seperti nya pernikahan nya cukup mewah, pasti orang kaya," jelas Tania panjang lebar, yang sudah berada di depan gedung .

"Please Tan, Aku mohon, lima kali lipat, bagaimana?" tawar Clara meyakinkan sahabat nya .

"Baik, tapi kalo gue gagal, jangan salah kan gue, ya?" jawab Tania sambil berpikir .

Tania memang punya sedikit kemampuan bela diri, dan pandai mengibuli menggunakan semprotan penidur, sekali semprot orang pasti tertidur .

"Baik, cepetan sekarang ya, kamar gue ada di tangga sebelah kiri, kamar xx. okeh, ku tunggu, jangan lupa bawa topi kaca mata, andalan Lo," ucap Clara panjang lebar dengan penuh harap.

Setelah mematikan panggilan, Tania berjalan masuk ke gedung, dan menunjukkan kartu undangan kepada petugas yang berjaga, lalu segera masuk ke dalam untuk menyusun strategi.

"Rupanya ada pintu belakang juga," gumamnya, lalu bergegas mencari arah yang di katakan Clara, setelah melihat tangga yang di katakan Clara, Tania segera berjalan menuju anak tangga. Gadis itu berpapasan dengan banyaknya para tamu berdatangan .

"Sumpah, pernikahannya cukup mewah, tapi kenapa? Clara bodoh sekali, Seperti nya bukan orang sembarangan," gumam Tania yang lagi-lagi merasa takjub dengan apa yang di lihat nya, langsung berjalan menaiki anak tangga.

Tania terus menelusuri seluruh ruangan, masih merasa takjub dengan seluruh ruangan, gadis itu mencari di mana ruangan yang Clara maksud, namun baru beberapa langkah ada seseorang yang menghentikan langkahnya .

"Tunggu, siapa kau?" ucap seorang pria, membuat jantung Tania berdetak lebih cepat .

Tania menoleh, lalu menyemprot sesuatu pada pria tersebut, lalu menendang kaki pria tersebut, tak beberapa lama pria tersebut sudah pingsan .

"Aku harus berhati-hati, banyak para penjaga," gumamnya .

Tania berjalan terus sampai melihat sebuah ruangan yang di jaga oleh kedua penjaga, Tania berjalan dengan santai mendekati kedua penjaga tersebut lalu menyemprot sesuatu kepada kedua penjaga tersebut setelah itu menendang kaki keduanya .

Tak beberapa lama keduanya sudah tidak sadar kan diri, Tania pun mengetuk pintu .

tok- tok -tok

"Ra ini gue Tania," ucap nya dari balik pintu, tak lama pintu terbuka, Tania segera masuk membantu Clara berganti pakaian .

"Tan, lo memang sahabat terbaik gue," ucap Clara tersenyum senang .

"Dan gue ngelakuin ini ngga gratis, karena ini perlu perjuangan. Jadi cepetan, bersiap pakai ini!" ucap Tania membatu Clara ganti pakaian.

"Tenang gue, akan nepatin janji " janji Clara langsung mengikuti Tania, setelah selesai berganti pakaian.

Mereka berdua menyusuri lorong ruangan, pintu belakang. sepanjang perjalanan, banyak pengawal yang kalah karena kemampuan Tania, hingga mereka berhasil keluar dari gedung tersebut. Clara merasa lega sudah keluar dari gedung tersebut .

"Tan, terima kasih, berkat Lo, gue bisa terbebas dari pernikahan terkutuk itu," ucap Clara sambil menghembuskan nafas nya, merasa lega karena berhasil keluar dari gedung tersebut.

"Ra, Lo yakin? bagaimana nasib keluarga Lo? Bunda Lo, apa Lo ngga peduli sedikit pun? apa Lo ngga nyesel, bagaimana kalo calon suami mu sangat tampan?" tanya Tania dengan beruntun memastikan sahabatnya.

"Gue nggak peduli, Bunda aja nggak peduli, dengan nasib gue, dan gue nggak bakal nyesel," jawab Clara dengan yakin .

"Benarkah?" tanya Tania memastikan lagi .

Clara mengangguk mengiyakan, membuat Tania akhirnya menjalankan mobil nya meninggalkan tempat tersebut.

DISISI LAIN.

Yuni kaget melihat para pengawal sudah pada pingsan, lebih tepatnya kamar putri nya sudah kosong .Yuni menjadi panik dan tegang, dan saat masuk melihat surat yang ada di meja. Yuni merasa syok membaca surat tersebut, isi surat 'Bunda maaf, Clara ngga bisa menikah, Clara ngga mungkin menghancurkan hidup Clara sendiri, semoga Bunda mengerti' begitulah surat yang ditulis Clara, membuat Yuni menjadi lemas.

"Clara, apa yang sudah kamu lakukan?" ucap Yuni dengan lemas.

"Bunda, apa yang terjadi? " tanya Dinda yang baru masuk .

"Kakak mu, dia kabur, Bunda ngga bisa berbuat apa-apa, apa yang harus bunda katakan pada tuan Fikram?" jelas Yuni panjang lebar dengan sangat begitu tegang dan panik.

Baru saja Yuni berbicara Tuan Fikram datang, hal itu membuat Yuni kaget bukan main .

"Apa yang terjadi? katakan!" tanya Tuan Fikram, menatap tajam pada Yuni .

Yuni mendekati pria tersebut, berdiri tepat di hadapan pria tersebut .

"Tuan, maaf kan saya Tuan, Putri saya kabur," jelas Yuni sambil menetes kan air mata nya.

"Apa? berani nya kau? setelah apa yang sudah aku lakukan terhadap mu, dengan seenaknya kau bilang putri mu kabur? kau pikir aku bakal melepaskan mu begitu saja, haaah! berani nya kau mempermainkan ku!" bentar Tuan Fikram sambil menatap tajam kepada Yuni.

"Maaf Tuan, ini di luar dugaan saya Tuan," jelas Yuni menunduk sambil memohon, meskipun tangan nya sudah gemetar, dia berusaha untuk membujuk karena tidak mungkin menanggung resiko apa yang harus di bayangkan nya.

"Lalu? apa yang harus Aku katakan pada putra ku?

Semua tamu undangan sudah pada berdatangan, kau harus bertanggung jawab, dan ingat kau harus menanggung akibat nya, karena sudah berani macam-macam dengan ku!" bentak Tuan Fikram menjelaskan panjang lebar sambil menatap wanita di hadapannya itu dengan tatapan marah.

"Jadi dia? orang yang akan menjadi mertua ka Clara? pantas saja ka Clara tidak mau, ternyata orang tua nya aja seseram itu, apa lagi anaknya, tapi aku nggak boleh tinggal diam, Bunda ngga boleh di penjara," gumam Dinda di dalam hatinya sambil mengamati wajah Fikram.

Sambil menghela nafas panjang gadis itu mendekati pria tersebut, tanpa di diduga Dinda berlutut.

"Tuan, Saya mohon, jangan penjarakan Bunda Saya. Saya janji akan menggantikan kakak Saya menikah, dengan anak tuan, asalkan Tuan jangan penjarakan Bunda Saya, dia sangat berarti bagi hidup Saya Tuan," ucap Dinda panjang lebar sambil menangis, hal itu membuat Yuni kaget dan semua orang yang berada di ruangan tersebut merasa tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.

"Dinda, apa yang kau lakukan?" pekik Yuni dengan panik, merasa tidak habis pikir dengan putri bungsunya. ketegangan mulai terjadi, Fikram justru malah semakin marah dan kesal dengan gadis tersebut.

"Tidak bisa, putra ku hanya ingin Clara, bukan kau!" Tegas Fikram menatap tajam gadis yang sedang memohon, sambil berusaha untuk menyingkirkan tubuh gadis tersebut yang memeluk kaki nya.

Seorang pemuda yang melihat kejadian tersebut segera pergi menuju kamar seseorang, lalu membisikkan sesuatu kepada pemuda tersebut .

"Apa? berani sekali dia? antar kan aku ke sana!" ucap pemuda tersebut, sambil mengepalkan tangannya menahan amarah.

"Baik tuan," jawab pemuda itu menganggu patuh, dan segera berjalan keluar di ikuti Tuan nya.

Pemuda itu tidak lain adalah, Devit. Devit yang melihat kejadian tersebut, segera melaporkan pada tuannya .

Beberapa saat kemudian, mereka sudah sampai di tempat tujuan .

Farel melihat seorang gadis yang sedang berlutut, sambil menangis, Farel berfikir sejenak dan memperhatikan semuanya lalu detik berikutnya .

"Baik lah, Aku akan menikahi gadis itu," Tunjuk Farel membuat semua orang kaget begitu juga dengan Fikram langsung menoleh ke arah sumber suara.

"Cepat, berganti pakaian, waktu tinggal 10 menit lagi. Pelayan tolong bantu dia bersiap!" sambung nya, lalu pergi dari tempat tersebut dengan wajah yang tidak bisa di artikan .

Dinda langsung bangun, tanpa memperdulikan keterkejutan Tuan Fikram, gadis itu bergegas ke kamar, untuk berganti pakaian, di bantu pelayan. Dinda tidak sempat ber mak'up, Dinda hanya berganti pakaian yang tadi di kenakan Clara, lalu memakai veil di kepalanya membiarkan rambutnya tergerai.

Beberapa saat kemudian Yuni masuk ke dalam kamar.

"Dinda, Bunda ngga nyangka, pengorbanan mu sangat besar, Bunda minta maaf, tidak bisa melakukan apapun," ucap Yuni dengan sendu merasa sangat begitu bersalah.

"Bunda, jangan merasa bersalah, Dinda pasti bisa. Apa pun akan Dinda lakukan, asalkan Bunda baik-baik saja," jawab Dinda sambil memeluk Bunda nya, air mata nya tidak bisa di bendung lagi.

"Kau memang anak Bunda yang paling pengertian, sejak kecil kau selalu mengalah untuk kakak mu," ucap Yuni sambil mengingat sifat putri bungsunya yang selalu mengalah untuk kakak nya .

Beberapa saat kemudian seseorang datang, membuat mereka melepaskan pelukannya.

"Nyonya, acaranya akan segera di mulai," jelas seseorang itu ramah .

Yuni segera menggandeng Dinda untuk keluar, mereka berjalan beriringan menuruni tangga dari kiri, tempat acara akan di mulai .

Dari kanan juga, seorang pemuda berjalan di gandeng bersama Asisten nya, mereka berjalan berhadapan namun Dinda hanya menunduk .

Sampailah Dinda tepat di hadapan pemuda tersebut, pemuda itu langsung menggandeng Dinda menuju ke penghulu .

Ada hawa dingin di sekitarnya, sekuat hati Dinda berusaha tenang meski hatinya merasa tidak karuan .

Sampai lah tepat di depan penghulu. Semua orang bertanya-tanya, Kenapa nama mempelai wanita nya ganti? ada yang merasa iri juga, kenapa bukan dia yang menjadi pengantin nya? suara bisik-bisik para tamu undangan mulai terdengar, namun keduanya hanya diam seribu bahasa tanpa memperdulikan omongan orang-orang.

Penghulu mempersilahkan mereka untuk duduk, Devit sudah memberitahu penghulu tersebut bahwa mempelai wanitanya ganti, penghulu juga menjelaskan bahwa buku nikah mereka untuk sementara masih berada di KUA dulu, karena calon mempelai wanita masih di bawah umur, Devit pun menyetujui hal tersebut .

SETELAH BEBERAPA SAAT KEMUDIAN

Ijab kabul sudah selesai, kini Dinda sudah sah menjadi seorang istri, jatuh sudah air matanya .

"Istri? seumur hidup Aku nggak pernah membayangkan bakal menikah secepat ini? bahkan menikah dengan orang yang seharusnya menjadi kakak ipar ku, orang asing yang tidak Aku kenal sama sekali, melihat wajah nya saja enggan. Walaupun pernikahan ini karena terpaksa, tapi ini sah menurut agama dan hukum, bagaimana hidup ku nanti nya?" gumam Dinda di dalam hatinya sambil menahan air mata yang hendak jatuh.

Setelah itu mereka tanda tangan, Farel memakaikan cincin di jari Dinda, begitu pun juga Dinda memakaikan cincin di jari Farel.

Kemudian Dinda menyalami tangan Farel, Farel pun mengecup kening Dinda, sambil mencengkram dan berbisik di telinga Dinda.

"Lihat, apa yang akan terjadi pada diri mu? walaupun kau sudah menikah dengan ku, kau hanya lah pelayan berkedok istri, ingat itu baik-baik!" Bisik Farel di telinga Dinda.

Dinda hanya menunduk tanpa melihat pria yang berstatus suaminya tersebut, air matanya jatuh begitu saja, apa lagi mendengar apa yang di katakan pria tersebut sangat menyohok hatinya .

Setelah acara tersebut selesai, Dinda dan Farel berdiri di pelaminan .

Semua orang mengucapkan selamat, terkecuali keluarga pria tersebut, entah dimana keluarga dari pria tersebut? bahkan Dinda saja tidak tahu siapa ibunya .

Hanya orang yang Dinda ketahui adalah Ayah pria tersebut. Sepanjang acara, Dinda terus menunjukkan senyum tanpa melihat pria di samping nya.

Acara demi acara, mereka lakukan seperti pernikahan bahagia dan saling mencintai. Hingga bahkan acara pelemparan bunga pun mereka lakukan.

Tak sedikit pun Dinda melihat wajah pria tersebut, meskipun sepanjang acara mereka terus bergandengan tangan, sampai acara selesai .

Setelah beberapa jam kemudian, acara sudah selesai semua tamu sudah hilir mudik pergi. Ya acara sekalian resepsi, sesuai permintaan Farel bahkan media pun tidak boleh mengambil gambar sedikit pun .

"Sudah sana, lelah akting!" ucap Farel melepaskan tangan Dinda dari tangan nya dan bergegas keluar tanpa sedikitpun memperdulikan kebingungan Dinda.

Dinda yang baru sadar rupanya semua tamu sudah pada pulang pun berusaha menghentikan langkah pria tersebut .

"Tuan, Anda mau kemana?" tanya Dinda menghentikan langkah Farel .

Farel yang merasa di panggil menghentikan langkahnya, tanpa menoleh ke belakang .

"Pa antar, Dia pulang !" perintah Farel melihat supir yang tidak terlalu jauh .

setelah mengatakan hal itu Farel, bergegas keluar tanpa memperdulikan Dinda.

"Ayo,Nona," ajak supir tersebut dengan ramah .

Yuni yang melihat putrinya di campakan, merasa sedih lalu segera menghampiri putri nya itu .

"Dinda, maaf kan Bunda Na,"" ucap Yuni sambil menangis .

Dinda tersenyum berusaha menahan kesedihannya.

"Dinda, ngga papa Bunda, Dinda ikhlas melakukan semua ini, Bunda," ucap Dinda berusaha menutupi kesedihannya .

"Pak, bisakah? Putri Saya mengambil barang-barang nya terlebih dahulu? dan berganti pakaian?" tanya Yuni kepada sang supir, karena merasa kasian dengan putrinya yang kewalahan memakai gaun tersebut .

"Maaf, Nyonya, Saya hanya menjalankan tugas untuk mengantarkan Nona sekarang, saya tidak berani membantah. Ayo, Nona Saya antar pulang," jawab supir itu sambil menunduk .

"Tidak papa Bunda, Dinda bisa ko berjalan, Bunda jaga diri baik-baik ya, jaga kesehatan, jangan terlalu memikirkan Dinda, Dinda anak yang kuat, Bunda," ucap Dinda menjelaskan panjang lebar, langsung memeluk Bundanya itu.

Setelah mereka berpelukan cukup lama, gadis itu berjalan mengikuti supir, Yuni hanya menatap punggung putri nya dengan penuh kesedihan .

BERSAMBUNG.

maaf masih acak acakan semoga suka, ini karya pertama ku jadi jangan di hujat ya

Terpopuler

Comments

@Kristin

@Kristin

kasihan banget Dinda yang sabar ya...

2023-01-02

0

@Kristin

@Kristin

Aku mampir dari FB tdi. udh ku favorit kan ya Thor 🤗

2022-11-06

0

Shopia Asmodeus

Shopia Asmodeus

kak pasti ini 2k perbab

2022-10-11

0

lihat semua
Episodes
1 Perjanjian
2 Pengantin Pengganti
3 Tugas Di Hari Pertama
4 Di Jadikan Pelayan
5 Ternyata Tidak Seperti Yang Di Pikir Kan
6 Kembali Sekolah
7 Lupa Waktu
8 Hukuman
9 Membuat Bekal Untuk Tuan Galak
10 Selalu Di Salahkan
11 Lupa Mengerjakan Tugas
12 Jelek Dan Kampungan
13 Berubah Menjadi Cantik
14 Acara Kolega Bisnis
15 Tidak Bisa Berkutik
16 Pertengkaran Keluarga Argadinata
17 Sikap Tegas Juan
18 Keberanian Dinda
19 Ternyata Hanya Mimpi
20 Kemarahan Clara
21 Kenapa Naik Angkot?
22 Penyesalan Clara
23 Wanita Tak Tahu Malu
24 Menantu Yang Tak Di Anggap
25 Semuanya Sama Saja, Matre
26 Habis Jatuh Tertimpa Tangga Pula
27 Kekepoan Dua Sahabat
28 Demam
29 Kembali Sekolah
30 Amanda Meminta Maaf
31 Kartu Tanpa Batas
32 Sisi Lain Fikram
33 Sikap Aneh Tuan Galak
34 Obsesi Clara
35 Amanda Yang Selalu Membela
36 Napas Buatan Dan Ciuman Itu Beda
37 Pernyataan Cinta Juan
38 Rencana Licik Stella Dan Clara
39 Kemarahan Devit Dan Farel
40 Bunga Mawar Putih
41 Terlalu Berharap Lebih
42 Masa Lalu Farel
43 episode 43
44 episode 44
45 episode 45
46 episode 46
47 episode 47
48 episode 48
49 episode 49
50 episode 50
51 episode 51
52 episode 52
53 episode 53
54 episode 54
55 episode 55
56 episode 56
57 episode 57
58 episode 58
59 episode 59
60 episode 60
61 episode 61
62 episode 62
63 episode 63
64 episode 64
65 episode 65
66 episode 66
67 episode 67
68 episode 68
69 episode 69
70 episode 70
71 episode 71
72 episode 72
73 episode 73
74 episode 74
75 episode 75
76 episode 76
77 episode 77
78 episode 78
79 episode 79
80 episode 80
81 episode 81
82 episode 82
83 episode 83
84 episode 84
85 episode 85
86 episode 86
87 episode 87
88 episode 88
89 episode 89
90 episode 90
91 episode 91
92 episode 92
93 episode 93
94 episode 94
95 episode 95
96 episode 96 Visual author
97 episode 97
98 episode 98
99 episode 99
100 episode 100
101 episode 101
102 episode 102
103 episode 103
104 episode 104
105 episode 105
106 episode 106
107 episode 107
108 episode 108
109 episode 109
110 episode 110
111 episode 111
112 episode 112
113 episode 113
114 episode 114
115 episode 115
116 episode 116
117 episode 117
118 episode 118
119 episode 119
120 episode 120
121 episode 121
122 episode 122 21+
123 episode 123
124 episode 124
125 episode 125
126 episode 126
127 episode 127
128 episode 128
129 episode 129
130 episode 130
131 episode 131
132 episode 132
133 episode 133
134 episode 134
135 Tingkah aneh Dinda
136 Cerita Farel
137 Sisi lain Dinda
138 Kejadian tak terduga
139 Pulang ke Indonesia
140 Kedatangan tamu
141 Kecemburuan yang berujung malu
142 Rasa iri itu pasti ada
143 Kejutan untuk Bunda
144 Perasaan dokter Aldo
145 Sarapan pagi yang memalukan
146 Perdebatan Dinda Vs Devit
147 Perdebatan dokter kandungan vs Farel
148 Triple Date
149 Triple Date Konyol
150 Akhir dari persahabatan
151 Kegalauan Dinda
152 Menjelang Hari kelahiran
153 Persatuan Keluarga
154 Konferensi Pers
155 Gara-gara Perawan atau Janda
156 Tragedi Yang berujung kencan
157 Kisah Masa Lalu Devit
158 Extra Part Anjani Devit
159 Anjani Vs Stella
160 Kejujuran Yang Selama Ini Di Pendam
161 Izin Yang Tertunda
162 Kekhawatiran Farel
163 Menjadi Pengasuh
164 Penderitaan Kedua Ayah
165 Ayah Siaga
166 Kejadian Tak Terduga
167 Kesedihan Farel
168 Keajaiban
169 Birthday Darel
170 Lamaran Tak Terduga
171 Gara-gara Hujan
172 Pernikahan Kedua Mempelai (Happy Ending)
173 Terimakasih Author
Episodes

Updated 173 Episodes

1
Perjanjian
2
Pengantin Pengganti
3
Tugas Di Hari Pertama
4
Di Jadikan Pelayan
5
Ternyata Tidak Seperti Yang Di Pikir Kan
6
Kembali Sekolah
7
Lupa Waktu
8
Hukuman
9
Membuat Bekal Untuk Tuan Galak
10
Selalu Di Salahkan
11
Lupa Mengerjakan Tugas
12
Jelek Dan Kampungan
13
Berubah Menjadi Cantik
14
Acara Kolega Bisnis
15
Tidak Bisa Berkutik
16
Pertengkaran Keluarga Argadinata
17
Sikap Tegas Juan
18
Keberanian Dinda
19
Ternyata Hanya Mimpi
20
Kemarahan Clara
21
Kenapa Naik Angkot?
22
Penyesalan Clara
23
Wanita Tak Tahu Malu
24
Menantu Yang Tak Di Anggap
25
Semuanya Sama Saja, Matre
26
Habis Jatuh Tertimpa Tangga Pula
27
Kekepoan Dua Sahabat
28
Demam
29
Kembali Sekolah
30
Amanda Meminta Maaf
31
Kartu Tanpa Batas
32
Sisi Lain Fikram
33
Sikap Aneh Tuan Galak
34
Obsesi Clara
35
Amanda Yang Selalu Membela
36
Napas Buatan Dan Ciuman Itu Beda
37
Pernyataan Cinta Juan
38
Rencana Licik Stella Dan Clara
39
Kemarahan Devit Dan Farel
40
Bunga Mawar Putih
41
Terlalu Berharap Lebih
42
Masa Lalu Farel
43
episode 43
44
episode 44
45
episode 45
46
episode 46
47
episode 47
48
episode 48
49
episode 49
50
episode 50
51
episode 51
52
episode 52
53
episode 53
54
episode 54
55
episode 55
56
episode 56
57
episode 57
58
episode 58
59
episode 59
60
episode 60
61
episode 61
62
episode 62
63
episode 63
64
episode 64
65
episode 65
66
episode 66
67
episode 67
68
episode 68
69
episode 69
70
episode 70
71
episode 71
72
episode 72
73
episode 73
74
episode 74
75
episode 75
76
episode 76
77
episode 77
78
episode 78
79
episode 79
80
episode 80
81
episode 81
82
episode 82
83
episode 83
84
episode 84
85
episode 85
86
episode 86
87
episode 87
88
episode 88
89
episode 89
90
episode 90
91
episode 91
92
episode 92
93
episode 93
94
episode 94
95
episode 95
96
episode 96 Visual author
97
episode 97
98
episode 98
99
episode 99
100
episode 100
101
episode 101
102
episode 102
103
episode 103
104
episode 104
105
episode 105
106
episode 106
107
episode 107
108
episode 108
109
episode 109
110
episode 110
111
episode 111
112
episode 112
113
episode 113
114
episode 114
115
episode 115
116
episode 116
117
episode 117
118
episode 118
119
episode 119
120
episode 120
121
episode 121
122
episode 122 21+
123
episode 123
124
episode 124
125
episode 125
126
episode 126
127
episode 127
128
episode 128
129
episode 129
130
episode 130
131
episode 131
132
episode 132
133
episode 133
134
episode 134
135
Tingkah aneh Dinda
136
Cerita Farel
137
Sisi lain Dinda
138
Kejadian tak terduga
139
Pulang ke Indonesia
140
Kedatangan tamu
141
Kecemburuan yang berujung malu
142
Rasa iri itu pasti ada
143
Kejutan untuk Bunda
144
Perasaan dokter Aldo
145
Sarapan pagi yang memalukan
146
Perdebatan Dinda Vs Devit
147
Perdebatan dokter kandungan vs Farel
148
Triple Date
149
Triple Date Konyol
150
Akhir dari persahabatan
151
Kegalauan Dinda
152
Menjelang Hari kelahiran
153
Persatuan Keluarga
154
Konferensi Pers
155
Gara-gara Perawan atau Janda
156
Tragedi Yang berujung kencan
157
Kisah Masa Lalu Devit
158
Extra Part Anjani Devit
159
Anjani Vs Stella
160
Kejujuran Yang Selama Ini Di Pendam
161
Izin Yang Tertunda
162
Kekhawatiran Farel
163
Menjadi Pengasuh
164
Penderitaan Kedua Ayah
165
Ayah Siaga
166
Kejadian Tak Terduga
167
Kesedihan Farel
168
Keajaiban
169
Birthday Darel
170
Lamaran Tak Terduga
171
Gara-gara Hujan
172
Pernikahan Kedua Mempelai (Happy Ending)
173
Terimakasih Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!