Kemarahan Clara

Plaaaak ...

Satu tamparan, mendarat di pipi Clara membuat gadis itu memegang pipinya karena panas .

"Bunda, kenapa menampar ku!" hardik Clara merasa tidak terima dengan apa yang Bunda nya lakukan.

"Clara, Bunda pikir kau kemari, karena masih peduli dengan Bunda? tapi apa yang kau katakan? kau kemari hanya karena kartu mu di bekukan!" ucap Yuni menahan amarahnya .

"Peduli? Bunda saja tidak pernah peduli pada ku, untuk apa? Aku peduli, yang Aku peduli kan sekarang hidup ku sendiri," jawab Clara sambil tersenyum sinis.

Yuni yang mendengar penuturan, putri nya menatap kecewa dengan apa yang di katakan Putri nya itu.

"Clara, selama hampir seminggu ini, Bunda selalu memikirkan mu, tapi sedikit pun kau tidak ada perasaan kasihan pada orang yang melahirkan mu ini? kau pergi begitu saja tanpa memperdulikan, bagaimana nasib orang tua mu ini harus menanggung apa yang kau perbuat.

Dan kau datang tanpa bertanya kabar Bunda atau adik mu dan apa yang terjadi setelah kau pergi. kau tahu? karena mu adik mu harus mengorbankan hidupnya di keluarga yang bahkan, mungkin sangat membencinya nya, karena ke egoisan mu. kau yang lebih dewasa tapi pikiran mu seperti anak kecil, Tapi adik mu justru malah lebih dewasa dalam berpikir, tapi dia tidak seharusnya menikah. apa lagi dia masih sekolah tidak seharusnya dia menanggung semua nya," ucap Yuni panjang lebar sambil meluapkan amarahnya, air mata nya lagi-lagi jatuh begitu saja.

"Jadi ini semua salah ku, begitu? Bunda tidak boleh menyalahkan ku, wanita mana sih yang mau menikah dengan orang tidak di kenal dan aneh!" sanggah Clara merasa tidak terima.

"Setidaknya kau yang di pilih untuk menjadi menantu Tuan Fikram, tidak jarang orang bisa menjadi menantu dari Tuan Fikram, dan tidak jarang orang bisa bebas saat berurusan dengan nya. karena dia orang yang di segani dan kau itu beruntung di pilih menikah dengan putranya, tapi dengan egois nya kau pergi begitu saja, dan karena mu adik mu harus menanggung semua akibat dari perbuatan mu!" jelas Yuni panjang lebar dengan marah.

"Cih seharusnya itu Bunda senang dong? kalau Dinda lah yang menikah dengan Anak Tuan Fikram, bukan kah selama ini Bunda tidak menyukai Dinda?" cibir Clara menatap Yuni dengan tatapan sinis.

"Bunda sangat menyayangi Dinda, Bunda selalu memperlakukan kalian dengan adil," sanggah Yuni dengan yakin.

"Omong Kosong, kau itu wanita terjahit yang pernah Aku kenal, sok polos dan tersakiti tapi kau menzolimi kedua putri mu sendiri," sindir Clara sambil memutar bola matanya malas.

"Dasar anak durhaka, selama ini Bunda melakukan semuanya demi kamu, Bunda rasa Bunda juga sudah cukup adil, meskipun adik mu selalu mengalah untuk mu. mulai sekarang Bunda ngga mau kasih uang ke kamu lagi jangan harap Bunda mau mencairkan kartu mu lagi," sanggah Yuni dengan penuh peringatan karena merasa marah dengan putrinya itu.

"Ya sudah, kalo Bunda tidak ingin, Aku memakai uang Bunda lagi, Aku bisa mencari uang sendiri!" jawab Clara dengan kesal, dan segera berjalan keluar .

"Clara, tunggu, kau mau kemana?" panggil Yuni sambil menahan tangan putri nya .

"Lepas, Aku ingin pergi, untuk apa aku tetap di sini!" ketus Clara sambil menyingkirkan tangan Yuni yang memegangnya dan segera menutup pintu dengan keras .

Braaak...

Yuni langsung terduduk lemas setelah Clara pergi dengan membanting pintu. Hati nya bener-bener sakit, memiliki putri yang sangat egois dan keras kepala.

Sebenarnya tidak masalah membiarkan putrinya tetap menggunakan kartu yang dia berikan untuk keperluan nya, tapi Yuni hanya merindukan putri nya agar dia pulang, tak di sangka, justru putri nya ternyata tidak pernah peduli pada nya?

Clara adalah putri yang selalu iya sayangi dan di manja, bahkan Dinda yang merupakan putri bungsu saja selalu mengalah untuk Clara, Dinda tidak pernah mendapatkan fasilitas mewah dari keluarga nya, semua yang di miliki Dinda selalu di ambil Clara, karena bagi Yuni Clara adalah anak tertua, yang bisa membuat namanya harum, meskipun hal itu selalu saja membuat dirinya harus bertengkar dengan suaminya dulu.

Namun dugaannya salah putri yang selalu dia bela justru malah membuat nya jadi egois, hal itu membuat wanita itu menyesal dengan apa yang di lakukan nya. Rossi yang mendengar keributan segera masuk setelah Clara keluar, lalu wanita itu segera membantu Yuni untuk duduk di sofa dan mengambil air untuk Yuni .

SETELAH KELUAR DARI GEDUNG PERUSAHAAN

Clara masuk ke dalam taxi dengan marah, tak beberapa lama kemudian taxi yang Clara tumpangi sudah sampai di gedung Apartemen di mana dia tinggal. Clara segera keluar dan membayar taxi itu lalu bergegas masuk menuju lift.

Setelah sampai di depan pintu Apartemen nya, Clara segera masuk dengan kesal, lalu melempar tasnya sembarangan, membuat seorang gadis yang sedang duduk menonton televisi, merasa heran dengan kedatangan Clara yang marah-marah.

Ya selama hampir seminggu ini Clara tinggal di Apartemen sahabatnya itu, tentu saja karena Clara masih menggunakan kartu kredit yang Yuni berikan untuk membayar keperluan nya .

"Lo Kenapa? pulang-pulang, marah-marah ngga jelas?" tanya Tania heran saat melihat Clara tidak seperti biasanya.

"Gue kesal, marah, malu, masa mau bayar belanjaan kartu kredit ku sudah di bekukan?" gerutu Clara menjelaskan panjang lebar sambil meluapkan amarahnya.

"Terus? kenapa Lo terlihat lebih marah?" Tanya Tania dengan bingung.

"Ya iya lah, karena Aku juga kesal dengan Bunda, dia malah menasihati ku yang tidak-tidak," jelas Clara panjang lebar dengan Masih kesal.

"Lo, kembali ke rumah?" tanya Tania dengan terkejut.

"Tidak, lebih tepatnya gue datang ke perusahaan, Lo tahu, dia malah menamparku? dan menasehati gue panjang lebar, membuat gue sangat kesal!" gerutu Clara dengan memegang pipinya yang masih terlihat memerah .

"Lagian Lo ini aneh? sudah pergi dan tidak peduli, datang-datang karena uang, semua orang tua pasti sangat marah, dia kan orang tua Lo!" ucap Tania merasa tidak habis pikir dengan jalan pikiran sahabatnya itu.

"Lo malah membelanya sih?" sungut Clara dengan kesal.

"Bukan membelanya, tapi apa yang Lo, lakukan emang salah," jawab Tania mencoba menjelaskan.

"Hmmm." Clara hanya menjawab dengan deheman saja karena merasa malas berdebat dengan sahabat nya itu yang sudah pasti akan ceramah panjang lebar, jika di jawab.

"Terus apa yang terjadi? setelah Lo pergi?" tanya Tania yang masih penasaran .

" Lo ini? tentu saja Dinda yang menggantikan ku," jelas Clara sambil menghela nafas panjang.

"Oh pantes sajam." Tania mengangguk mengerti merasa paham dengan penjelasan sahabatnya itu.

"Sekarang bantu gue, agar bisa dapat uang dengan mudah," pinta Clara kini sudah terlihat lebih tengah dari sebelumnya.

"Gue tau cara nya," jawab Tania sambil berpikir .

"Temani Om Toni makan malam, terus Lo akan mendapatkan uang dengan mudah," sambung nya lagi sambil tersenyum seringai.

"Apa? menemani om-om!" pekik Clara menatap tajam sahabatnya itu.

"Tenang, hanya menemani duduk-duduk, minum, ngobrol, dan ngga macem-macem ko. dan lagi, Lo juga tidak mau bekerja di restoran bersama ku, bukan?" jelas Tania panjang lebar yang mengerti sahabatnya itu tidak pernah mau bekerja keras.

Sementara Tania bekerja di sebuah restoran, sambil melanjutkan kuliah nya, sambil sesekali menemani Om Toni pria dewasa yang selalu kesepian butuh teman curhat, tapi mereka hanya mengobrol saja, karena Om Toni sudah punya istri, dan sekarang pria itu ingin Tania mengenalkan pada wanita cantik lainnya .

"Dasar gila!" gerutu Clara langsung masuk ke masuk ke kamar nya karena merasa tawaran sahabatnya itu tidak masuk akal.

SEMENTARA DI SISI LAIN

Dinda yang sudah masuk angkot, merasa curiga dengan ke dua orang preman yang dari tadi terus memperhatikan nya, karena takut Dinda memilih untuk turun dari angkot itu namun sayangnya justru Dinda turun di tempat sepi dan sialnya kedua preman itu mengikuti Dinda turun.

"Mau apa kalian?" tanya Dinda saat kedua preman itu mendekati nya.

"Serahkan barang-barang mu? termasuk cincin berlian, HP dan uang mu!" ucap preman itu dengan tatapan mata yang tajam .

"Enak saja, jadi kalian mau malak? Aku juga tidak mau kali, memberikan cincin ini pada kalian!" tolak Dinda yang baru sadar kalo cincinnya adalah berlian .

"Jika kau ingin selamat, serahkan semua nya!" ucap preman itu lagi yang masih menatap tajam Dinda.

"Kalian tidak malu? memalak anak kecil seperti ku, lihat kalian punya tubuh besar, otot kuat, tapi malas bekerja!" sindir Dinda menunjuk tubuh kedua preman itu.

"Berisiiik! cepat serahkan, jika kau ingin selamat!" kedua preman itu yang sudah tidak sabaran menarik tas Dinda, begitu juga Dinda yang masih kekeh mempertahankan tasnya, akhirnya terjadilah tarik menarik tas.

Sementara seseorang yang berada di dalam mobil, yang tidak sengaja melihat kejadian itu berhenti mendadak .

"Ada apa? kenapa berhenti?" tanya pria di jok belakang kemudir.

"Lihat itu Tuan, kasihan gadis itu, sepertinya sedang di palak, tapi tetep mempertahankan apa yang di miliki nya," jelas pria di jok kemudi sambil menunjuk ke arah depan.

"Lalu? apa hubungannya?" tanya pria di jok belakang dengan datar.

"Bolehkah? Saya menolong nya Tuan?" tanya pria itu meminta izin pada Tuannya.

"Terserah," jawab Pria itu singkat dan acuh. Pria itu yang mendapatkan izin dari Tuan nya langsung keluar dan mendekati preman dan gadis itu.

"Hai kalian! tidak malu apa? mengganggu gadis kecil!" teriak pria itu dengan lantang. Preman itu segera melepas kan tas yang di pegang nya, membuat Dinda segera mengambil tasnya tanpa melihat wajah pria yang tadi berteriak dan langsung bersembunyi di balik punggung pria itu.

"Kau siapa? mau jadi pahlawan kesiangan," tanya kedua preman itu dengan tersenyum mengejek.

Keduanya langsung mendekati pria tersebut dan kedua preman itu langsung menyerang pria itu. Dinda hanya melihat pria itu dari punggung nya saja, karena Dinda yang bersembunyi di belakang punggung pria itu .

Pria itu langsung melawan kedua preman tersebut dan menendang keduanya dengan sangat begitu lihay nya, serangan demi serangan keduanya berhasil di hindari pria itu.

"Terus hajar dia!" teriak Dinda sambil mengangkat kedua tangan nya seperti gerakan menonjok .

Tindakan Dinda tak luput dari pria yang ada di belakang kemudi.

"Gadis itu? seperti tidak asing buat ku?" gumam pria itu yang melihat Dinda dari samping.

Setelah selesai menghajar kedua preman itu dan membuat kedua preman itu lari terbirit-birit, pria itu segera merapikan jas nya dan segera berbalik badan menghampiri gadis itu.

"Terima kasih," ucap Dinda sambil menunduk, karena merasa takut bersitatap dengan pria asing itu. Pria itu menatap Dinda dari atas sampai bawah sambil tersenyum tipis.

"Sudah seharusnya, Saya menolong Anda, Nona," Jawab pria itu dengan datar, membuat Dinda kaget dengan suara yang tidak asing baginya .

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Ima Rosella

Ima Rosella

mampir yuuk kak Thor, di " Balas dendam" 🤗😘

2022-09-10

0

🎤🎶 Erick Erlangga 🎶🎧

🎤🎶 Erick Erlangga 🎶🎧

daviet🥰🥰

2022-06-07

2

Rice Btamban

Rice Btamban

lanjut

2022-05-31

1

lihat semua
Episodes
1 Perjanjian
2 Pengantin Pengganti
3 Tugas Di Hari Pertama
4 Di Jadikan Pelayan
5 Ternyata Tidak Seperti Yang Di Pikir Kan
6 Kembali Sekolah
7 Lupa Waktu
8 Hukuman
9 Membuat Bekal Untuk Tuan Galak
10 Selalu Di Salahkan
11 Lupa Mengerjakan Tugas
12 Jelek Dan Kampungan
13 Berubah Menjadi Cantik
14 Acara Kolega Bisnis
15 Tidak Bisa Berkutik
16 Pertengkaran Keluarga Argadinata
17 Sikap Tegas Juan
18 Keberanian Dinda
19 Ternyata Hanya Mimpi
20 Kemarahan Clara
21 Kenapa Naik Angkot?
22 Penyesalan Clara
23 Wanita Tak Tahu Malu
24 Menantu Yang Tak Di Anggap
25 Semuanya Sama Saja, Matre
26 Habis Jatuh Tertimpa Tangga Pula
27 Kekepoan Dua Sahabat
28 Demam
29 Kembali Sekolah
30 Amanda Meminta Maaf
31 Kartu Tanpa Batas
32 Sisi Lain Fikram
33 Sikap Aneh Tuan Galak
34 Obsesi Clara
35 Amanda Yang Selalu Membela
36 Napas Buatan Dan Ciuman Itu Beda
37 Pernyataan Cinta Juan
38 Rencana Licik Stella Dan Clara
39 Kemarahan Devit Dan Farel
40 Bunga Mawar Putih
41 Terlalu Berharap Lebih
42 Masa Lalu Farel
43 episode 43
44 episode 44
45 episode 45
46 episode 46
47 episode 47
48 episode 48
49 episode 49
50 episode 50
51 episode 51
52 episode 52
53 episode 53
54 episode 54
55 episode 55
56 episode 56
57 episode 57
58 episode 58
59 episode 59
60 episode 60
61 episode 61
62 episode 62
63 episode 63
64 episode 64
65 episode 65
66 episode 66
67 episode 67
68 episode 68
69 episode 69
70 episode 70
71 episode 71
72 episode 72
73 episode 73
74 episode 74
75 episode 75
76 episode 76
77 episode 77
78 episode 78
79 episode 79
80 episode 80
81 episode 81
82 episode 82
83 episode 83
84 episode 84
85 episode 85
86 episode 86
87 episode 87
88 episode 88
89 episode 89
90 episode 90
91 episode 91
92 episode 92
93 episode 93
94 episode 94
95 episode 95
96 episode 96 Visual author
97 episode 97
98 episode 98
99 episode 99
100 episode 100
101 episode 101
102 episode 102
103 episode 103
104 episode 104
105 episode 105
106 episode 106
107 episode 107
108 episode 108
109 episode 109
110 episode 110
111 episode 111
112 episode 112
113 episode 113
114 episode 114
115 episode 115
116 episode 116
117 episode 117
118 episode 118
119 episode 119
120 episode 120
121 episode 121
122 episode 122 21+
123 episode 123
124 episode 124
125 episode 125
126 episode 126
127 episode 127
128 episode 128
129 episode 129
130 episode 130
131 episode 131
132 episode 132
133 episode 133
134 episode 134
135 Tingkah aneh Dinda
136 Cerita Farel
137 Sisi lain Dinda
138 Kejadian tak terduga
139 Pulang ke Indonesia
140 Kedatangan tamu
141 Kecemburuan yang berujung malu
142 Rasa iri itu pasti ada
143 Kejutan untuk Bunda
144 Perasaan dokter Aldo
145 Sarapan pagi yang memalukan
146 Perdebatan Dinda Vs Devit
147 Perdebatan dokter kandungan vs Farel
148 Triple Date
149 Triple Date Konyol
150 Akhir dari persahabatan
151 Kegalauan Dinda
152 Menjelang Hari kelahiran
153 Persatuan Keluarga
154 Konferensi Pers
155 Gara-gara Perawan atau Janda
156 Tragedi Yang berujung kencan
157 Kisah Masa Lalu Devit
158 Extra Part Anjani Devit
159 Anjani Vs Stella
160 Kejujuran Yang Selama Ini Di Pendam
161 Izin Yang Tertunda
162 Kekhawatiran Farel
163 Menjadi Pengasuh
164 Penderitaan Kedua Ayah
165 Ayah Siaga
166 Kejadian Tak Terduga
167 Kesedihan Farel
168 Keajaiban
169 Birthday Darel
170 Lamaran Tak Terduga
171 Gara-gara Hujan
172 Pernikahan Kedua Mempelai (Happy Ending)
173 Terimakasih Author
Episodes

Updated 173 Episodes

1
Perjanjian
2
Pengantin Pengganti
3
Tugas Di Hari Pertama
4
Di Jadikan Pelayan
5
Ternyata Tidak Seperti Yang Di Pikir Kan
6
Kembali Sekolah
7
Lupa Waktu
8
Hukuman
9
Membuat Bekal Untuk Tuan Galak
10
Selalu Di Salahkan
11
Lupa Mengerjakan Tugas
12
Jelek Dan Kampungan
13
Berubah Menjadi Cantik
14
Acara Kolega Bisnis
15
Tidak Bisa Berkutik
16
Pertengkaran Keluarga Argadinata
17
Sikap Tegas Juan
18
Keberanian Dinda
19
Ternyata Hanya Mimpi
20
Kemarahan Clara
21
Kenapa Naik Angkot?
22
Penyesalan Clara
23
Wanita Tak Tahu Malu
24
Menantu Yang Tak Di Anggap
25
Semuanya Sama Saja, Matre
26
Habis Jatuh Tertimpa Tangga Pula
27
Kekepoan Dua Sahabat
28
Demam
29
Kembali Sekolah
30
Amanda Meminta Maaf
31
Kartu Tanpa Batas
32
Sisi Lain Fikram
33
Sikap Aneh Tuan Galak
34
Obsesi Clara
35
Amanda Yang Selalu Membela
36
Napas Buatan Dan Ciuman Itu Beda
37
Pernyataan Cinta Juan
38
Rencana Licik Stella Dan Clara
39
Kemarahan Devit Dan Farel
40
Bunga Mawar Putih
41
Terlalu Berharap Lebih
42
Masa Lalu Farel
43
episode 43
44
episode 44
45
episode 45
46
episode 46
47
episode 47
48
episode 48
49
episode 49
50
episode 50
51
episode 51
52
episode 52
53
episode 53
54
episode 54
55
episode 55
56
episode 56
57
episode 57
58
episode 58
59
episode 59
60
episode 60
61
episode 61
62
episode 62
63
episode 63
64
episode 64
65
episode 65
66
episode 66
67
episode 67
68
episode 68
69
episode 69
70
episode 70
71
episode 71
72
episode 72
73
episode 73
74
episode 74
75
episode 75
76
episode 76
77
episode 77
78
episode 78
79
episode 79
80
episode 80
81
episode 81
82
episode 82
83
episode 83
84
episode 84
85
episode 85
86
episode 86
87
episode 87
88
episode 88
89
episode 89
90
episode 90
91
episode 91
92
episode 92
93
episode 93
94
episode 94
95
episode 95
96
episode 96 Visual author
97
episode 97
98
episode 98
99
episode 99
100
episode 100
101
episode 101
102
episode 102
103
episode 103
104
episode 104
105
episode 105
106
episode 106
107
episode 107
108
episode 108
109
episode 109
110
episode 110
111
episode 111
112
episode 112
113
episode 113
114
episode 114
115
episode 115
116
episode 116
117
episode 117
118
episode 118
119
episode 119
120
episode 120
121
episode 121
122
episode 122 21+
123
episode 123
124
episode 124
125
episode 125
126
episode 126
127
episode 127
128
episode 128
129
episode 129
130
episode 130
131
episode 131
132
episode 132
133
episode 133
134
episode 134
135
Tingkah aneh Dinda
136
Cerita Farel
137
Sisi lain Dinda
138
Kejadian tak terduga
139
Pulang ke Indonesia
140
Kedatangan tamu
141
Kecemburuan yang berujung malu
142
Rasa iri itu pasti ada
143
Kejutan untuk Bunda
144
Perasaan dokter Aldo
145
Sarapan pagi yang memalukan
146
Perdebatan Dinda Vs Devit
147
Perdebatan dokter kandungan vs Farel
148
Triple Date
149
Triple Date Konyol
150
Akhir dari persahabatan
151
Kegalauan Dinda
152
Menjelang Hari kelahiran
153
Persatuan Keluarga
154
Konferensi Pers
155
Gara-gara Perawan atau Janda
156
Tragedi Yang berujung kencan
157
Kisah Masa Lalu Devit
158
Extra Part Anjani Devit
159
Anjani Vs Stella
160
Kejujuran Yang Selama Ini Di Pendam
161
Izin Yang Tertunda
162
Kekhawatiran Farel
163
Menjadi Pengasuh
164
Penderitaan Kedua Ayah
165
Ayah Siaga
166
Kejadian Tak Terduga
167
Kesedihan Farel
168
Keajaiban
169
Birthday Darel
170
Lamaran Tak Terduga
171
Gara-gara Hujan
172
Pernikahan Kedua Mempelai (Happy Ending)
173
Terimakasih Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!