Membuat Bekal Untuk Tuan Galak

JAM MENUNJUKKAN PUKUL 04.30 PAGI

Dinda mengerjapkan matanya perlahan untuk bangun. Dinda memang sudah terbiasa bangun pagi dan segera membereskan tempat tidur nya dan meletakkan nya di tempat biasanya lalu segera masuk ke kamar mandi untuk mandi dan menjalankan ibadah subuh nya seperti biasanya .

Setelah itu Dinda segera keluar dari kamar tersebut dan segera menuruni anak tangga dan berjalan ke arah dapur .

"Mungkin jika aku memasak untuk tuan galak, sebagai tanda terima kasih, karena Aku masih di izinkan untuk sekolah mungkin tidak terlalu buruk," gumam Dinda sambil berjalan menuju dapur .

Rupanya para pelayan sudah pada sibuk di dapur, Pa Beni yang melihat Dinda ke dapur pun heran, apa lagi ini masih sangat pagi, Pa Beni pun langsung mendekati Dinda.

"Nona muda, ada apa?" tanya Pa Beni setelah menghampiri Dinda .

"Tidak ada Pa, Saya hanya ingin memasak, Pa beni bisa bantu saya menyiapkan bahan nya?" ucap Dinda sambil tersenyum penuh harap .

Dinda pun menjelaskan pada Pa Beni bahwa dia ingin memasak untuk Farel sebagai tanda terima kasih karena sudah di izinkan sekolah lagi, Pa Beni pun mengangguk setuju dan memberi tahu apa kesukaan Farel dan membiarkan Dinda memasak. Setelah memasak Dinda memasukkan makanan tersebut ke sebuah tempat makan lalu membiarkan makanan tersebut di letakkan di dapur terlebih dahulu .

Dinda hendak membersihkan bekas memasak namun di tahan oleh Pa Beni .

"Jangan Nona, biar Saya saja, Tuan Muda sebentar lagi bangun, sebaiknya Nona kembali ke atas," ucap Pa Beni menyuruh Nona nya untuk kembali'ke kamar .

Dinda pun akhirnya menyetujui dan mengucapkan terima kasih dan segera bergegas kembali ke kamar nya, benar saja saat membuka pintu rupanya pria tersebut sudah bangun .

"Selamat pagi, Tuan Muda," sapa Dinda sambil tersenyum kikuk .

"Kemana saja kau?" Tanya Farel dengan suara parau .

"Hanya jalan-jalan sebentar," jawab Dinda singkat.

"Baiklah, Saya siapkan air untuk Anda mandi," lanjut nya dan segera berlari kecil, takut-takut jika pria tersebut marah, apa lagi ini masih pagi. Sementara Farel hanya diam saja melihat punggung gadis tersebut yang sudah masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah selesai menyiapkan air, Dinda segera ke walk in closet untuk berganti pakaian sekolah nya, dan mengikat rambut nya menjulang tinggi seperti biasanya, setelah bersiap menggunakan pakaian lengkap Dinda segera menyiapkan pakaian untuk Farel, lalu segera bergegas keluar dari tempat tersebut .

Setelah beberapa saat kemudian

Dinda sudah menyelesaikan tugas nya seperti biasanya, Farel pagi ini cukup diam tak banyak bicara, sementara Dinda selalu menunjukkan keceriaan nya, membuat Farel heran sendiri dengan gadis tersebut yang selalu ceria meski Farel selalu marah-marah pada gadis tersebut .

"Saya janji Tuan, kali ini Saya akan pulang tepat waktu," janji Dinda setelah menyelesaikan tugas nya .

Farel pun hanya diam tak sedikit pun menjawab ucapan Dinda . Farel pun berdiri menyodorkan uang merah lima lembar pada Dinda .

"Gunakan ini untuk sebulan!" ucap nya datar namun singkat padat dan jelas.

Dinda pun langsung menerima uang tersebut dengan tersenyum tipis.

"Terima kasih Tuan, Saya akan menggunakan uang ini dengan hemat, ini nafkah pertama Saya," jawab Dinda sambil tersenyum senang .

Farel merasa heran, Farel pikir gadis di hadapannya bakal marah-marah atau meminta tambahan, justru gadis tersebut malah tersenyum ceria, di tambah mendengar kata 'nafkah' membuat Farel terdiam mematung .

"Tuan, Anda baik baik saja?" tanya Dinda saat melihat Farel hanya mematung .

Farel yang baru sadar sedikit salah tingkah, lalu segera membalikan badannya berjalan keluar tanpa memperdulikan Dinda yang heran. Dinda pun mengikuti Farel dengan diam tanpa sedikitpun berkata apapun .

Mereka pun akhirnya sampai di meja makan, Tuan Besar yang melihat Dinda menggunakan pakaian SMA pun hanya melihat dengan tak percaya, kalo menantunya ternyata masih SMA di tambah putranya yang hanya diam saat, Dinda dengan cekatan menaruh makanan di piring Farel, sementara kedua wanita di meja makan melihat dengan tidak suka apa lagi Stella yang duduk nya persis di samping Dinda.

Berbeda dengan Amanda yang melihat nya biasa saja, mereka pun hanya makan dengan diam tanpa ada yang berbicara sedikit pun. Hingga akhirnya Farel pun selesai makan, begitu juga dengan Dinda, Dinda pun pamit kepada semua nya, sementara Farel hanya diam tanpa kata . Farel pun keluar sementara Dinda segera bergegas menuju ke dapur sambil masih menenteng tas Farel membuat semua orang heran dengan gadis tersebut .

Farel yang merasa gadis tersebut tidak ada di belakangnya menengok kesana-kemari .

"Selamat Pagi Tuan," sapa Devit seperti biasa nya.

Farel hanya mengangguk sambil masih berdiri menunggu gadis tersebut Devit pun heran dengan tuanya yang masih berdiri dinda pun segera bergegas keluar dengan berlari kecil .

" Maaf Tuan, huuuh huu huh," ucap Dinda sambil ngos-ngosan .

"Apa yang kau lakukan? beraninya membuat ku menunggu!" hardik Farel menatap tajam gadis tersebut .

"Saya hanya ingin memberikan ini pada Tuan, sebagai tanda terima kasih Saya, karena Tuan sudah mengijinkan Saya untuk sekolah kembali, ini untuk makan siang Tuan, kali ini pasti Tuan suka," jelas Dinda panjang lebar sambil tersenyum senang.

"Cih, emang seenak apa?sampai kau percaya diri sekali, kalo Aku akan memakannya," tanya Farel sambil berdecih dan tersenyum mengejek.

"Kalo Tuan, tidak mau makan, tidak papa, Tuan bisa berikan pada orang lain, yang penting Saya memberikan nya tulus," jawab Dinda dengan santai tanpa merasa tersinggung sedikitpun, lalu meletakkan makanan tersebut ke dalam mobil di samping kemudi bersama dengan tas Farel, Devit pun segera membuka kan pintu mobil untuk Tuanya yang diam mematung menatap gadis tersebut .

Farel pun masuk tanpa memperdulikan gadis tersebut, Pria itu masih dengan pikirannya sendiri . Devit pun pamit undur diri untuk masuk ke dalam mobil dan segera melajukan mobilnya meninggalkan halaman tersebut .

Dinda hanya menghela nafas panjang, sambil berjalan menuju pintu keluar dan segera mencari angkot .

Sementara di mobil, Devit masih tak percaya dengan perubahan Tuanya yang suka berdebat, biasanya Tuanya tak banyak bicara, melihat interaksi keduanya membuat Devit sedikit senang, apa lagi Sekarang melihat Tuanya di kaca spion terus, senyum-senyum sendiri .

Hingga mobil yang di kendarai keduanya sampai di depan sebuah perusahaan, Devit pun membawa makanan tersebut sambil membawa tas Tuanya, mengikuti Tuannya dari belakang. Para karyawan pun menyambut kedatangan keduanya sambil menunduk dan menatap heran kepada Asisten Devit yang membawa tempat makan, tidak biasa nya pria tersebut membawa makanan dari rumah, itu menurut mereka adalah suatu keajaiban.

"Tuan, ini mau di letakkan di mana?" tanya Devit pada Tuanya setelah sampai di ruangan tuanya.

"Letakkan, saja di meja," jawab Farel dengan singkat dan segera duduk .

Devit pun segera meletakkan makanan tersebut di meja yang di tunjuk Farel, lalu segera permisi untuk ke ruangannya .

Sementara di sisi lain

Dinda pun sudah sampai di sekolahan nya dengan raut wajah ceria, kedua sahabatnya melihat Dinda dengan senang .

"Akhir nya hari ini tidak ke siangan," ucap Citra sambil memeluk Dinda .

Dinda pun segera mengajak Citra untuk masuk sementara Daniel mengikuti dari belakang.

Tak beberapa lama kemudian pelajaran sudah di mulai seperti biasanya Dinda belajar dengan baik .

Hingga Jam istirahat tiba

Dinda pun segera keluar sendiri menuju ke perpustakaan, Dinda yang ingin meminjam beberapa buku pun ke luar terlebih dahulu, tanpa memperdulikan ke dua sahabatnya yang masih fokus dengan tugas nya .

Hingga sampailah di perpustakaan, Dinda mengambil beberapa buku yang di inginkan nya, sambil mencari-cari buku yang lain nya, matanya tertuju pada buku yang ada di atas, Dinda berusaha mengambil dengan menjinjit kan kakinya, tiba-tiba ada seseorang yang mengambilkan buku tersebut .

"Kalo butuh bantuan jangan sungkan," ucap seorang pemuda dengan wajah tersenyum senang.

"Terima kasih," jawab Dinda saat sudah menerima buku tersebut. Dan segera melihat siapa yang sudah membantu nya, Dinda di buat kaget dengan siapa yang mengambilkan buku tersebut pemuda yang seharusnya di hindari nya .

"Juan," hanya satu nama yang Dinda sebut .

Juan adalah pemuda tampan yang cukup populer, dan di Kagumi banyak gadis .Dinda dan Citra sering menyebutnya pangeran modern, tapi tak sedikit pun Dinda ingin dekat dengan pemuda tersebut, karena pemuda tersebut memiliki hubungan dengan Angel, gadis yang di segani di sekolah tersebut. Namun lantas kenapa? pemuda tersebut akhir-akhir ini mendekati Dinda, membuat Dinda justru kena masalah, itu yang membuat Dinda selalu menghindari pemuda tersebut .

Dinda hendak menghindar, namun tangan Juan memegangi tangannya,membuat Dinda menoleh ke belakang .

"Ada apa lagi?" tanya Dinda tanpa sedikitpun menatap wajah pemuda tersebut.

"Din, kenapa kau menghindari ku?" tanyanya kepada Dinda karena merasa butuh penjelasan.

Dinda pun hanya menunduk tanpa sedikitpun menatap pemuda tersebut .

"Apa peduli mu? Aku tidak menghindari mu, Aku hanya tidak ingin terjadi kesalahpahaman," jawab Dinda sambil berusaha melepaskan tangan nya dari pemuda tersebut.

Sementara seorang gadis yang melihat hal tersebut mengepalkan tangannya geram dan segera pergi dari tempat tersebut .

"Dinda, kami mencari mu ke mana-mana, rupanya kau ada di situ!" teriak Daniel dan Citra bersamaan, saat melihat Dinda dari sedikit kejauhan .

Citra yang baru sadar dengan laki-laki di belakang Dinda segera mendekat .

"Pangeran Modern," ucap Citra sambil berbinar dan berjalan mendekati kedua nya diikuti Daniel .

Daniel yang sudah menghampiri kedua nya segera menarik Citra dan Dinda menjauh dari Juan .

Sementara Juan hanya melihat punggung ketiga nya yang semakin menjauh tanpa sedikitpun berbicara.

"Cit, kau apa-apaan sih, kau seharusnya marah pada dia, dia sumber masalah nya!" omel Daniel memperingati Citra, sementara Dinda hanya diam saja .

"Tapi aku terpesona dengan ketampanan nya," jawab Citra sambil senyum-senyum, membuat Daniel kesal dan menatap ke arah Dinda.

"Din, kenapa kau bisa sama dia?" tanya Daniel menatap Dinda penuh selidik .

"Tadi tidak sengaja bertemu di perpustakaan, Aku hanya meminjam buku, maaf membuat kalian khawatir," jawab Dinda merasa bersalah .

"Tidak papa, Ayo ke kantin," ucap Daniel mengajak ke dua nya ke kantin tanpa sedikitpun ingin membahas tentang Juan lagi karena merasa malas.Citra dan Dinda pun mengangguk setuju dan mereka bertiga pun ke kantin dengan bergandengan tangan.

Sementara di sebuah perusahaan

Farel sedang menatap laptopnya, sambil sesekali melirik tempat makan yang letaknya aga jauh dari tempatnya duduk.

"Huuuuh, tempat makan itu terus mengganggu ku," gerutunya sambil menghela nafas. Tentu saja mengganggu pikiran nya? setiap melihat tempat makan tersebut selalu teringat bayang- bayang wajah Dinda yang tersenyum dengan percaya diri nya.

Kali ini Farel benar-benar tidak fokus bekerja, bahkan saat rapat tadi pagi pun di lanjutkan oleh Devit, terutama masalah perusahaan yang kemarin masih belum terselesaikan .

Akhirnya pria tersebut mendekati meja dan duduk di sofa, lalu membuka makanan apa yang gadis itu masak, sebuah nasi dengan ayam kecap bumbu cabai yang kelihatan nya cukup menggiurkan, itu adalah makanan kesukaan Farel yang sudah lama Farel tidak pernah makan, karena menurutnya semua orang memasak nya biasa saja .

Farel melihat isi surat tersebut dan membaca nya 'Semoga Tuan suka, Saya berusaha memasaknya dengan susah payah, Saya memasak nya dengan tulus. Oya, Tuan jangan takut, Saya tidak akan meracuni Tuan' isi surat yang penuh dengan celotehan panjang lebar dari Dinda, membuat Farel geleng-geleng kepala .

Farel melihat makanan tersebut sambil mengingat -ingat kebersamaan nya dengan seseorang wanita yang masih mengisi hati nya sampai sekarang .

" Sayang ayo makan, Aku sudah membawakan bekal untuk mu," ucap wanita tersebut kepada Farel.

"Iya aku makan hanya masakan kamu yang paling enak, Sayang berjanji lah, kalo kita akan selalu bersama," ucap Farel sambil memeluk kekasihnya.

Wanita tersebut hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Em, ini makanan favorit ku yang paling Aku suka," ucap Farel sambil memakan makanan nya .

"Lagi sayang Aku kurang," ucap Farel saat nasi di mulut nya habis .

"Iya-iya kau ini membuat ku gemas," jawab wanita tersebut sambil menyuapi Farel dengan geleng-geleng kepala.

Farel tersadar dari lamunannya lalu segera mencoba memakan makanan tersebut, dan ternyata masakan gadis tersebut sama persis dengan apa yang Farel ingin kan, Farel melahapnya hingga habis. Devit yang hendak masuk hanya mengintip lalu mengurungkan niatnya untuk masuk, sambil geleng-geleng kepala melihat Tuanya yang aneh jelas-jelas tadi pagi menolak makanan tersebut .

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

supri yani

supri yani

autor , penempatan tanda koma seharusnya sebelum kata aku . karena penempatan koma juga mempengaruhi makna kalimat .
semngat selalu autor

2022-10-11

1

🤗🤗

🤗🤗

dasar oon, diam2 memperhatikan tapi masih saja tak menyadari farel2 gemes deh sama kamu

2022-09-14

1

🤗🤗

🤗🤗

masak yang enk biar farel luluh ya

2022-09-14

0

lihat semua
Episodes
1 Perjanjian
2 Pengantin Pengganti
3 Tugas Di Hari Pertama
4 Di Jadikan Pelayan
5 Ternyata Tidak Seperti Yang Di Pikir Kan
6 Kembali Sekolah
7 Lupa Waktu
8 Hukuman
9 Membuat Bekal Untuk Tuan Galak
10 Selalu Di Salahkan
11 Lupa Mengerjakan Tugas
12 Jelek Dan Kampungan
13 Berubah Menjadi Cantik
14 Acara Kolega Bisnis
15 Tidak Bisa Berkutik
16 Pertengkaran Keluarga Argadinata
17 Sikap Tegas Juan
18 Keberanian Dinda
19 Ternyata Hanya Mimpi
20 Kemarahan Clara
21 Kenapa Naik Angkot?
22 Penyesalan Clara
23 Wanita Tak Tahu Malu
24 Menantu Yang Tak Di Anggap
25 Semuanya Sama Saja, Matre
26 Habis Jatuh Tertimpa Tangga Pula
27 Kekepoan Dua Sahabat
28 Demam
29 Kembali Sekolah
30 Amanda Meminta Maaf
31 Kartu Tanpa Batas
32 Sisi Lain Fikram
33 Sikap Aneh Tuan Galak
34 Obsesi Clara
35 Amanda Yang Selalu Membela
36 Napas Buatan Dan Ciuman Itu Beda
37 Pernyataan Cinta Juan
38 Rencana Licik Stella Dan Clara
39 Kemarahan Devit Dan Farel
40 Bunga Mawar Putih
41 Terlalu Berharap Lebih
42 Masa Lalu Farel
43 episode 43
44 episode 44
45 episode 45
46 episode 46
47 episode 47
48 episode 48
49 episode 49
50 episode 50
51 episode 51
52 episode 52
53 episode 53
54 episode 54
55 episode 55
56 episode 56
57 episode 57
58 episode 58
59 episode 59
60 episode 60
61 episode 61
62 episode 62
63 episode 63
64 episode 64
65 episode 65
66 episode 66
67 episode 67
68 episode 68
69 episode 69
70 episode 70
71 episode 71
72 episode 72
73 episode 73
74 episode 74
75 episode 75
76 episode 76
77 episode 77
78 episode 78
79 episode 79
80 episode 80
81 episode 81
82 episode 82
83 episode 83
84 episode 84
85 episode 85
86 episode 86
87 episode 87
88 episode 88
89 episode 89
90 episode 90
91 episode 91
92 episode 92
93 episode 93
94 episode 94
95 episode 95
96 episode 96 Visual author
97 episode 97
98 episode 98
99 episode 99
100 episode 100
101 episode 101
102 episode 102
103 episode 103
104 episode 104
105 episode 105
106 episode 106
107 episode 107
108 episode 108
109 episode 109
110 episode 110
111 episode 111
112 episode 112
113 episode 113
114 episode 114
115 episode 115
116 episode 116
117 episode 117
118 episode 118
119 episode 119
120 episode 120
121 episode 121
122 episode 122 21+
123 episode 123
124 episode 124
125 episode 125
126 episode 126
127 episode 127
128 episode 128
129 episode 129
130 episode 130
131 episode 131
132 episode 132
133 episode 133
134 episode 134
135 Tingkah aneh Dinda
136 Cerita Farel
137 Sisi lain Dinda
138 Kejadian tak terduga
139 Pulang ke Indonesia
140 Kedatangan tamu
141 Kecemburuan yang berujung malu
142 Rasa iri itu pasti ada
143 Kejutan untuk Bunda
144 Perasaan dokter Aldo
145 Sarapan pagi yang memalukan
146 Perdebatan Dinda Vs Devit
147 Perdebatan dokter kandungan vs Farel
148 Triple Date
149 Triple Date Konyol
150 Akhir dari persahabatan
151 Kegalauan Dinda
152 Menjelang Hari kelahiran
153 Persatuan Keluarga
154 Konferensi Pers
155 Gara-gara Perawan atau Janda
156 Tragedi Yang berujung kencan
157 Kisah Masa Lalu Devit
158 Extra Part Anjani Devit
159 Anjani Vs Stella
160 Kejujuran Yang Selama Ini Di Pendam
161 Izin Yang Tertunda
162 Kekhawatiran Farel
163 Menjadi Pengasuh
164 Penderitaan Kedua Ayah
165 Ayah Siaga
166 Kejadian Tak Terduga
167 Kesedihan Farel
168 Keajaiban
169 Birthday Darel
170 Lamaran Tak Terduga
171 Gara-gara Hujan
172 Pernikahan Kedua Mempelai (Happy Ending)
173 Terimakasih Author
Episodes

Updated 173 Episodes

1
Perjanjian
2
Pengantin Pengganti
3
Tugas Di Hari Pertama
4
Di Jadikan Pelayan
5
Ternyata Tidak Seperti Yang Di Pikir Kan
6
Kembali Sekolah
7
Lupa Waktu
8
Hukuman
9
Membuat Bekal Untuk Tuan Galak
10
Selalu Di Salahkan
11
Lupa Mengerjakan Tugas
12
Jelek Dan Kampungan
13
Berubah Menjadi Cantik
14
Acara Kolega Bisnis
15
Tidak Bisa Berkutik
16
Pertengkaran Keluarga Argadinata
17
Sikap Tegas Juan
18
Keberanian Dinda
19
Ternyata Hanya Mimpi
20
Kemarahan Clara
21
Kenapa Naik Angkot?
22
Penyesalan Clara
23
Wanita Tak Tahu Malu
24
Menantu Yang Tak Di Anggap
25
Semuanya Sama Saja, Matre
26
Habis Jatuh Tertimpa Tangga Pula
27
Kekepoan Dua Sahabat
28
Demam
29
Kembali Sekolah
30
Amanda Meminta Maaf
31
Kartu Tanpa Batas
32
Sisi Lain Fikram
33
Sikap Aneh Tuan Galak
34
Obsesi Clara
35
Amanda Yang Selalu Membela
36
Napas Buatan Dan Ciuman Itu Beda
37
Pernyataan Cinta Juan
38
Rencana Licik Stella Dan Clara
39
Kemarahan Devit Dan Farel
40
Bunga Mawar Putih
41
Terlalu Berharap Lebih
42
Masa Lalu Farel
43
episode 43
44
episode 44
45
episode 45
46
episode 46
47
episode 47
48
episode 48
49
episode 49
50
episode 50
51
episode 51
52
episode 52
53
episode 53
54
episode 54
55
episode 55
56
episode 56
57
episode 57
58
episode 58
59
episode 59
60
episode 60
61
episode 61
62
episode 62
63
episode 63
64
episode 64
65
episode 65
66
episode 66
67
episode 67
68
episode 68
69
episode 69
70
episode 70
71
episode 71
72
episode 72
73
episode 73
74
episode 74
75
episode 75
76
episode 76
77
episode 77
78
episode 78
79
episode 79
80
episode 80
81
episode 81
82
episode 82
83
episode 83
84
episode 84
85
episode 85
86
episode 86
87
episode 87
88
episode 88
89
episode 89
90
episode 90
91
episode 91
92
episode 92
93
episode 93
94
episode 94
95
episode 95
96
episode 96 Visual author
97
episode 97
98
episode 98
99
episode 99
100
episode 100
101
episode 101
102
episode 102
103
episode 103
104
episode 104
105
episode 105
106
episode 106
107
episode 107
108
episode 108
109
episode 109
110
episode 110
111
episode 111
112
episode 112
113
episode 113
114
episode 114
115
episode 115
116
episode 116
117
episode 117
118
episode 118
119
episode 119
120
episode 120
121
episode 121
122
episode 122 21+
123
episode 123
124
episode 124
125
episode 125
126
episode 126
127
episode 127
128
episode 128
129
episode 129
130
episode 130
131
episode 131
132
episode 132
133
episode 133
134
episode 134
135
Tingkah aneh Dinda
136
Cerita Farel
137
Sisi lain Dinda
138
Kejadian tak terduga
139
Pulang ke Indonesia
140
Kedatangan tamu
141
Kecemburuan yang berujung malu
142
Rasa iri itu pasti ada
143
Kejutan untuk Bunda
144
Perasaan dokter Aldo
145
Sarapan pagi yang memalukan
146
Perdebatan Dinda Vs Devit
147
Perdebatan dokter kandungan vs Farel
148
Triple Date
149
Triple Date Konyol
150
Akhir dari persahabatan
151
Kegalauan Dinda
152
Menjelang Hari kelahiran
153
Persatuan Keluarga
154
Konferensi Pers
155
Gara-gara Perawan atau Janda
156
Tragedi Yang berujung kencan
157
Kisah Masa Lalu Devit
158
Extra Part Anjani Devit
159
Anjani Vs Stella
160
Kejujuran Yang Selama Ini Di Pendam
161
Izin Yang Tertunda
162
Kekhawatiran Farel
163
Menjadi Pengasuh
164
Penderitaan Kedua Ayah
165
Ayah Siaga
166
Kejadian Tak Terduga
167
Kesedihan Farel
168
Keajaiban
169
Birthday Darel
170
Lamaran Tak Terduga
171
Gara-gara Hujan
172
Pernikahan Kedua Mempelai (Happy Ending)
173
Terimakasih Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!